Hari ini adalah hari sabtu, seperti yang telah dijanjikan oleh Papa Faris, dia mengirim pesan untuk Ayu, di tempat yang akan mereka tuju dan pukul berapa mereka akan bertemu.
dikediaman Papa Faris.
" Bi... bi...., tolong panggil Adrian sekarang bi,suruh dia bersiap, kita akan bertemu orang penting malam ini. " Titah Papa Faris kepada pembantu rumahnya.
" Baik, Tuan. " Saut bi Romlah.
Diujung ruangan lantai dua adalah kamar Adrian. Adrian sengaja memilih kamar yang paling ujung karena dia sangat suka mendengarkan musik dengan kebisingan tingkat tinggi, tujuannya tentu karena Papa Faris tidak suka suara berisik.
"Den, Aden? " Panggil bi Romlah sambil menggoyangkan tubuh Adrian, karena yang di panggil tidak mendengar. Kalah dengan suara musik yang lantang di ruangan itu.
" Apaan sih lo! megang-megang gue?! " Bentak Adrian.
Adrian yang setengah tertidur tidak mendengar ucapan bi Romlah sama sekali, maka dia bergegas untuk mematikan speaker yang suaranya memenuhi isi kamar.
" Apaan lo manggil manggil gue? " Bertanya dengan nada mengancam dan membentak adalah kebiasaan Adrian yang sulit untuk di hilangkan. Sembari mengusap wajahnya yang mengantuk, Adrian mencoba menyadarkan dirinya lebih cepat.
" Maaf Den, Tuan suruh Aden bersiap, karena mau menemui orang penting Den " Ucap bi Romlah.
" Ah! apaan si Papa? biasanya juga enggak pernah ngajakin, bilang aja gue lagi sibuk gitu! " Jawab Adrian penuh dengan wajah kesal dan malasnya.
" Maaf den, kata Tuan kalau Aden tidak ikut, harta warisan untuk Aden, akan disumbangkan ke " Belum selesai bi Romlah berbicara, Adrian terbangun dan berlari menarik handuknya bergegas untuk mandi dan bersiap.
" Dasar si Aden, harus diancam terus. " Gumam bi Romlah sembari memandangi pintu kamar mandi yang sudah tertutup itu.
Sementara dirumah Ayu.
Ayu memutar ke kanan dan ke kiri tubuhnya mengayunkan gaun yang tengah dipakainya.
" Wah, Papa Faris tau aja ukuran badan aku nih, pas banget di badan aku enggak tau kenapa aku ngerasa cantik ya hari ini, hahaha " Ayu tertawa lepas sendirian mengagumi dirinya sendiri.
Drrrrrrt.... Drrrrrt ...
Getar ponsel Ayu.
Papa Faris : Yu, Papa udah mau jalan ya ,sampai jumpa di sana.
A****yu : Siap Pah, Ayu OTW.
Papa Faris : Ok Yu.
Dan sampailah Ayu ditempat tujuan, Asisten Papa Faris telah menyiapkan semuanya, Ayu langsung menunggu ditempat yang sudah disediakan khusus untuk mereka.
selang lima belas menit, Papa Faris dan Adrian sampai di meja yang sudah disiapkan untuk mereka. Ayu yang tertunduk tidak menyadari kedatangan Papa Faris dan Adrian.
" Ayu? " Panggil Papa Faris lembut sembari mengusap bahu Ayu. Terkejut, Ayu spontan berdiri dan tersenyum ramah.
" Eh iya Pah, maaf, Ayu lagi ngelamun. " Sambil tersenyum menampakan giginya yang putih.
" Kamu udah lama sampainya? " Tanya Papa Faris.
" Belum lama Pah, sekitar lima belas menit yang lalu. " Masih dengan senyum secerah mentari pagi.
Hah? Papa mau ngenalin Mama baru maksudnya? tapi dia cantik banget. Bisa aja nih si Papa.
Adrian memandangi Ayu dari ujung kaki sampai ke ujung kepala.
Cantik banget, tapi enggak montok. Kurang asik ah!
" Ehem! " Suara keluar dari bibir Adrian karena kehadirannya seperti dilupakan oleh mereka berdua.
" Oh ya, hampir lupa Yu, kenalin ini anak Papa. "
" Adrian" Ucap Adrian sambil tersenyum dan menyodorkan tangan kanannya.
" Aku Ayu. Senang berkenalan sama kamu. " Ucap Ayu, masih dengan senyum diwajahnya.
Senang apanya? selera makan ku ngilang enggak tau kemana! sial ketemu sama kamu, bahkan mau nikah lagi!
" Ayo kita duduk dan pesan makanan, terserah kalian mau makan apa. " Ucap Papa Faris mempersilahkan Ayu dan Adrian untuk duduk dan memesan makanan.
Setelah selesai memesan makanan, dan makanan juga sudah siap dimeja makan, mereka mulai menikmati makan malam mereka.
Sambil menikmati hidanganya, Adrian menyoroti wajah Ayu dengan tajam dan keluar senyum kecil sinis dibibirnya.
Cih dasar Papa, cuma mau kenalin calon istri aja ngapain sih pakek ngajakin gue segala? huh! mendingan gue ke club kan bisa ketemu mangsa gue.
Ayu yang merasa sedang di awasi oleh Adrian dengan tatapan tidak sukanya, seketika menghentikan kegiatanya.
" Pah, Adrian ada perlu nih Pah. Adrian duluan ya? "Pinta Adrian.
sontak membuat selera makan Papa Faris menghilang. Dengan wajah yang merah penuh amarah itu, Papa Faris meletakan sendok dan garpu nya, lalu menatap adrian dengan tajam.
" Kamu pikir, Papa enggak tau kamu mau pergi kemana? kamu pikir Papa bawa kamu kesini enggak ada tujuan lain selain makan malam? " Tanya Papa Faris dengan nada mengintimidasi dan terdengar kelas bahwa dia sangat kesal sekarang ini.
" Papa cuma mau kenalin Mama baru buat Adrian kan? "
Plakkkkk...
Tamparan mendarat di pipi kanan Adrian. Adrian terkejut dengan apa yang Papa Faris lakukan, begitu juga dengan Ayu yang nembulatkan matanya kaget, dia tidak menyangka kalau Papa Faris akan menampar Adrian di depan matanya. Beberapa orang juga jadi memperhatikan Papa Faris dan Adrian sekarang.
" Gadis cantik didepan kamu ini adalah calon istri kamu! " Tegas Papa Faris, jari telunjuknya terarah kepada Ayu.
Adrian dibuat lebih terkejut lagi dengan ucapan sang Papa. Tentu saja dia tidak mengira kalau tujuannya adalah untuk dijodohkan. Kalau tahu begini, dia pasti sudah kabur dari awal.
" Pah sejak kapan Papa punya hak untuk menentukan istri Adrian. Adrian kan punya Sandra Pah. " Jawab Adrian dengan tatapan memohon.
" Kamu pikir, Papah tidak tau menau tentang pergaulan kamu? jangan menganggap Papa bodoh dan tidak mengawasi kamu ya dri! " Bentak Papa Faris.
" Tapi Pah, Adrian masih mampu cari istri sendiri. "
" Menantu macam apa yang mau kamu kasih untuk Papa?! apa yang sama berandal nya seperti kamu? "
" Tapi Pah, kalo Sandra tau nanti dia marah sama aku Pah. "
" Kamu pikir, Papa tidak tau kalau kamu hanya menganggap Sandra itu cuma .., "
" Cukup Pah. Kasih aku waktu untuk berpikir Pa. " Pinta Adrian dengan wajah yang mulai melunak.
" Silahkan saja berpikir, hartamu ada ditangan Ayu. Semakin cepat kamu menikahi Ayu, semakin cepat kamu mendapatkan hartamu. "
Wah... Sialan nih Papa, pake acara ngancem-ngancem segala lagi. Mana dari tadi orang orang ngeliatin gue, ni perempuan cantik si, tapi gue belum siap punya istri. Ya udahla, demi harta gue yang berharga itu, gue gak punya pilihan lain.
" Gimana? perlu berapa bulan untuk memikirkan ini? " Tanya Papa Faris.
" Ah,..Papa kayanya lebih cepat lebih baik Pah. Lagian pacaran lama-lama kan enggak baik juga Pah. " Sambil melempar senyum yang manisnya tidak tertandingi, Adrian bermonolog sok polos.
" Ok minggu depan. "
Ayu hanya terdiam dan tidak memiliki keinginan untuk ikut berargumen.
Cih!! lihat laki-laki ini. Mata duitan sekali! nyebelin! tapi sepertinya hatinya baik, ini kalau aku liat liat aja sih. Yah walaupun dari tadi mulutnya agak kasar.
" Pah, tapi Papa dapet dari mana yang beginian Pah? nggak ada yang montokkan dikit apa? " Tanya Adrian yang masih mengharap.
Papa Faris membulatkan matanya. Ayu berdecih tak suka.
" Jangan mulai gila kamu Dri! apa kamu tidak tau? gadis ini banyak diminati pria. Kamu harus banyak bersyukur. Paham?!!! "
" Ah,.. iya iya Pah. Tadi Adrian cuma bercanda Pah, tidak ada niat dan tujuan lain. "
Wuah, sialan banget nih. Aku bakal nikah sama cowok beginian, baru aku bilang, seperrtinya dia baik. Banyak banget maunya. Dasar cowok sinting ,gila harta, najis cuih!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Aska
banyak yang montok tapi emak 2 mau 😁
2023-01-28
0
Eka ELissa
bikin dia brtekuk lutut di kaki mu ayu
bikin dia klepek"....
2022-02-08
1
putri Sahila
👍👍
2021-12-18
0