Menikah Dalam Perjodohan
Sebelum membaca.
Karangka cerita ini dari pihak noveltoon ya, kalau ada kesamaan mohon tanya kan ke sana.
_________________________________
Dengan perasaan yang kesal Alfi turun dari kereta. Ia sudah tiba di ibu kota Jakarta, tempat ia akan menjalani kehidupan baru nya. Alfi berasal dari sebuah Desa yang ada di Bandung, ia bukan lah berasal dari keluarga biasa, kakek nya mempunyai perusahaan besar dan ayah Alfi pebisnis batu bara. Meskipun begitu Alfi tetap memakai pakaian yang sederhana, kaus pendek dan celana jeans melengkapi penampilan nya hari ini. Kaus nya hanya ia tutupi jaket seperti layaknya seorang gadis desa biasa.
Alfi membawa koper nya keluar stasiun, sebelum ia mencari supir yang sudah menjemput nya Alfi memilih membeli air mineral terlebih dahulu, setelah itu baru lah Alfi berjalan mencari supir yang sudah menjemput nya. Alfi terkejut saat ada seseorang pria cukup tua mendekati nya, dari pakaian nya Alfi curiga jika pria itu adalah supir yang menjemput nya.
"Nona Alfi," tanya pria itu.
"Iya saya sendiri, hmmm bapak supir yang akan menjemput saya," tanya Alfi.
"Iya nona, nama saya Supri saya supir yang di perintahkan untuk menjemput nona," jawab Supri.
"Oh iya pak Supri tolong bantu saya," ucap Alfi.
Supri membantu Alfi memasukan koper nya ke dalam mobil, kemudian mereka langsung pergi meninggalkan Stasiun. Di perjalanan Alfi sudah membayangkan bagaimana kehidupan nya setelah ini, jika bisa ia menghilang Alfi memilih menghilang dari muka bumi ini.
"Dia sangat kampungan, apa benar dia wanita yang di jodohkan oleh tuan muda, sangat berbanding kembali dengan tuan muda," batin Supri.
"Dari wajah nya dia seperti nya tidak suka pada ku, hey supir jangan memandang seseorang dari penampilan nya." Alfi hanya bisa berkata dalam hati nya.
Tak butuh waktu lama mereka sudah sampai dia kompleks perumahan mewah. Alfi menurunkan jendela mobil nya agar ia bisa lebih jelas melihat semuanya. Mobil masuk ke dalam gerbang rumah yang sangat besar, Alfi rasa rumah terbesar yang ia lihat sepanjang kompleks ini.
"Sudah sampai nona," ucap Supri.
"Oh iya pak," Alfi membuka pintu mobil itu dan keluar dari dalam mobil.
Di depan pintu sudah ada seorang wanita yang sedang menunggu Alfi, siapa lagi jika bukan Sarah nyonya besar di rumah ini. Dari jauh saja Sarah sudah bisa melihat penampilan Alfi seperti gadis desa pada umumnya. Ia sangat tidak suka dengan penampilan Alfi, menurut Sarah Alfi tidak layak menjadi menantu di keluarga ini, seorang wanita Desa menikah dengan anak sulung nya, sungguh hal yang tidak pernah ia bayangkan.
Alfi berjalan naik ke atas tangga rumah itu, untung saja koper nya di bawa oleh Supri supir tadi kalau tidak ia pasti sudah kesulitan membawa koper nya. Alfi melihat sekilas Sarah yang memberikan tatapan aneh pada nya, karena tidak berani langsung menatap wanita itu Alfi hanya menundukkan kepala nya.
"Biarkan dia yang membawa koper itu," ucap Sarah.
"Ba..baik nyonya." Supri memberikan koper itu pada Alfi.
"Cih.. Wanita kampung, sudah miskin malas, terlihat sangat kampungan." Sarah mengatakan nya dengan keras agat Alfi bisa mendengar semua ucap nya.
"Apa-apaan ini, baru saja aku sampai, sudah di sambut dengan seperti ini, apa dia sama sekali supir tadi melihat seseorang dari penampilan nya saja. Mau supir atau majikan sama saja," batin Alfi.
"Kau mendekat," ucap Sarah.
"Ada apa buk," tanya Alfi yang berusaha terus tersenyum, ia sama sekali tidak mau berurusan dengan wanita di depan nya.
"Ibu-ibu saya bukan ibu mu, kau wanita kampungan berani nya memanggil ku ibu," kata Sarah.
"Maaf nyonya, izinkan saya masuk ke dalam," ucap Alfi.
"Aku bingung kenapa ayah memilih mu untuk menikah dengan anak ku, anak ku tidak akan mungkin mau menikah dengan wanita seperti mu," kata Sarah.
"Maaf nyonya kalau bukan karena kakek saya yang memaksa saya untuk menerima perjodohan ini, saya juga tidak mungkin mau menerima perjodohan ini." Alfi sedikit terbawah emosi karena memang tingkah Sarah sangat menyebalkan.
"Berani kau pada ku ya, aku akan membuat perjodohan ini batal." Sarah pergi meninggalkan Alfi begitu saja.
Alfi membuang nafas nya secara perlahan, sebelum masuk ke dalam rumah Alfi terlebih dahulu menetralkan perasaan nya, ia tidak mau perasaan nya yang sedang buruk malah membuat masalah baru. Setelah semua nya lebih baik Alfi langsung masuk ke dalam rumah.
"Dimana kamar ku, aku harus kemana," batin Alfi.
Dari kejauhan Alfi melihat seorang wanita cantik dam seksi turun dari lantai atas. Wanita itu memang terlihat seperti gadis sosialita bukan seperti nya wanita kampung. Alfi memilih mendekati wanita itu untuk bertanya, ia berharap wanita itu tidak seperti Sarah tadi.
"Itu wanita nya," batin Selena saat melihat Alfi mendekati nya.
"Maaf saya boleh bertanya, kamu tau kamar saya dimana," tanya Alfi dengan sangat sopan.
"Kamu wanita yang di jodohkan untuk kakak sepupu ku?"
"Iya, bisa di katakan seperti itu." Alfi sedikit bersyukur karena wanita di depan nya seperti nya gadis baik.
Selena langsung memiliki pikiran jelek. Ia sangat tau jika kakak sepupu nya tidak suka jika ada orang yang menyentuh barang-barangnya, jika kakak nya tahu ada wanita masuk ke kamarnya, kakak sepupu nya pasti akan sangat marah.
"Aku aku, ayo aku antar," ucap Selana.
Agar lebih cepat Selena membawa Alfi ke lift rumah, kamar kakak nya juga berada di lantai atas yang jika naik tangga akan terasa sangat lelah. Alfi dan Selena sampai di depan kamar itu, Selena tersenyum sambil meninggalkan Alfi.
"Rasakan akibat nya," batin Selena.
Alfi masuk ke dalam kamar itu, baru saja ia melangkah kan kaki nya ke dalam kamar hidung Alfi sudah termanjakan dengan aroma wangi. Kamar itu di dominasi dengan warna gelap seperti kamar seorang pria. Alfi berjalan mengelilingi kamar yang luas itu, mata nya sedari tadi melihat hanya barang-barang seorang pria, hal itu membuat Alfi sedikit kebingungan.
"Mungkin bekas kamar seorang pria dan belum di rapihkan kembali," kata Alfi.
Alfi mengambil pakaian nya dari dalam koper, sebelum istirahat Alfi memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Lagi dan lagi Alfi hanya mengeluarkan pakaian biasa, hanya ada beberapa pakaian bagus di koper nya, itu pun ia bawa karena kakek nya yang memberikan pakaian itu. Alfi memang berasal dari keluarga berada, tetapi ia tidak suka menunjukan nya pada siapapun.
Setelah selesai mandi Alfi memakai pakaian nya, karena tubuh nya cukup lelah Alfi memutuskan untuk istirahat di atas kasur. Tetapi sebelum itu ia mematikan beberapa lampu karena ia tidak terbiasa tidur dengan lampu yang menyalah.
"Ah nyaman nya, Selamat malam Alfi, semoga saja hari-hari mu lebih baik dari hari ini," ucap Alfi sambil memejamkan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
Diah Shipudden
kok kisahnya sama kayak "istri rahasia CEO"
2022-09-10
1
Neneng nadya
.
2022-07-17
0
Tiah Sutiah
seru juga kaya nya nih
2022-01-12
0