Hantu Bolong?

"Gue pamit dulu ya, mau nyari Soto Padang," pamit Vandra.

"Malam gini ya udah abis lah," respon Aldi sambil menggelengkan kepala.

Emang masih ada yang beli, kecuali hiiii....

Aldi jadi bergidik sendiri. Ingat yang pesan sate dua ratus tusuk sama makan soto larut malam gini.

"Gue temani Lo," kata Aldi jadi ngga tega kalo Vandra ketemu mbak bolong sendirian.

"Aku juga, males aku pulang ke rumah," ucap Toni sambil mendekati Vandra.

"Adik gue udah pulang dari Singapura," kata Fino dengan senyum miringnya.

"Lo restuin dia sama adik Lo, Fin?" tanya Eri ngga percaya.

"Lo udah tau track recordnya. Apalagi sekarang jadi dokter kandungan. Udah sangat nakal dia," tawa Eri mengejek Toni.

Fino balas tertawa saja. Begitu juga yang lain. Sama ngakak seperti Eri.

Bisa bisanya Fino mengijinkan Toni mendekati adiknya. Padahal mereka sudah sama tau keburukan masing masing.

Tapi pendapat Fino lain lagi. Baginya lebih aman adikknya dekat dengan orang yang udah dia kenal luar dalam. Gampang di kick kalo macam macam.

Toni hanya tertawa menanggapinya. Sama sekali ngga marah. Toni mengakui, kalo dirinya memang nakal.

"Ajib memang Lo. Milihnya jadi dokter kandungan. Dokter yang lain ngapa?" omel Irfan .

Ngga bakal istri gue melahirkan sama Lo.

"Baguslah. Kan niat gue nolong ibu ibu muda yang cantik cantik," gelak Toni membuat teman temannya menatapnya jadi kesal.

"Keenakan Lo," umpat Aldi antara kesal sama iri juga. Kenapa dia ngga kepikir jadi dokter kandungan juga. Memikirkan hal konyol itu membuatnya nyengir sendiri.

"Kita pamit ya. Kak Luvi, Bang Il, Er," kata Vandra sambil melambaikan tangannya.

"Buat Mia ya, sotonya?" tanya Luvi sambil menggelengkan kepalanya.

Kenapa dari tadi ngga beli sih, kesalmya dalam hati.

"Iya Kak."

"Harusnya tadi beliin dulu. Trus ke sini lagi setelah diantar sotonya. Kasian yang ngidam nunggu nunggu," omelnya memarahi Vandra.

Vandra hanya nyengir aja. Ilham pun tersenyum miring. Ingat dulu waktu Luvi ngidam sate tegal bikin dia pusing tujuh keliling.

Gimana engga, tiap jam tiga pagi selama sebulan minta itu terus pas hamil anak pertama mereka. Sampai sampai Emir membantu mem booking sate tegal itu khusus jam tiga pagi selama sebulan.

Pas banget, setelah bookingan berakhir, Luvi pun berhenti ngidam satenya.

"Udah Luv, mau pulang malah diceramahin, ntar beneran abis sotonya," potong Eri ketika melihat Luvi mau membuka mulut.

"Iya, tau. Gue cuma mau bilang hati hati," kata Luvi sewot.

Ilham langsung merengkuh Luvi dalam pelukannya untuk meredakan kekesalan Luvi yang selalu tinggi tiap bertemu Eri.

"Er, Lo ngapa sih, banyak bacot," omel Aldi melihat Eri yang ternyata belum dewasa juga. Selalu mengajak sepupunya perang urat saraf.

Sementara Fino dan Igo ngikik, membelakangi dua sepupu yang ngga pernah bisa akur itu.

"Kita pamit, ya. Ayo kita pergi," kata Aldi sambil meraih tangan Vandra.

Toni mengikuti dari belakang sambil mengangguk pada Ilham.

"Kira kira dapat ngga ya soto padangnya," kekeh Irfan.

"Tapi Mia mah sabar. Dia ngga bakalan marah kalo Vandra ngga dapat," sindir Eri sambil melirik Luvi yang hampir saja menerkam Eri kalo saja Ilham ngga menahannya sambil mengembangkan senyum gelinya.

"Sudah Er," kata Igo sambil menarik Eri menjauh. Menghindari negara api menyerang.

"Bang, kita ke depan. Yuk, kak Luvi," pamit Fino sambil melambaikan tangannya pada Ilham yang sedang menenangkan Luvi yang terlihat begitu emosi.

Dia berusaha menahan tawanya agar sepupu Eri ngga mengomeli dirinya juga.

"Mi, Pi, Mel sama Om Eri yaaa," pamit Melia sambil melambaikan tangannya. Saat ini dia masih berada dalam gendongan Omnya.

Padahal Melia udah tujuh tahun, tapi dia manja banget sama Eri sampai buat Luvi sangat sangat kesal.

"Tanganku udah gatal mau jewer si Eri. Lihat anak kita nurut banget sama dia," omel Luvi pada Ilham yang tetap cool.

"Udah, biarin aja. Kamu malah repot ntar kalo Melia ikut kamu," kekeh Ilham membuat Luvi mencubit pinggangnya gemas. Tapi Ilham malah tambah tergelak.

Istri pemarahnya, batin Ilham gemas.

"Mel, mami kamu udah lama ngga ketemu Om, tapi Om dimarahin mulu," katanya mengadu pada ponakan cantiknya.

"Habis Om, sih, buat mami marah terus," kata Melia balas mengomeli Omnya membuat Fono, igo dan Irfan tergelak.

"Kok kamu malah marahin Om, sih," protes Eri ngga terima.

Melia malah tertawa membuat wajahnya terlihat makin menggemaskan.

Ponakannya inilah yang selalu dia rindukan. Bukan sepupunya yang nyebelin itu.

Eri ingat betapa sengsaranya dia waktu kuliah seni dibiayai Luvi. Kirain bantu bantu biasa di perusahaan papi. Ternyata dia benaran kerja. Bahkan sampai larut malam. Padahal selain kuliah seni, Eri juga kuliah bisnis sesuai permintaan papinya. Untung dia berhasil nyelesaikan dua kuliahnya. Malahan lebih cepat setahun.

Eri pun akhirnya tertawa bersama ketiga teman jinnya.

"Kita nyari kemana lagi ya, Van," tanya Aldi sambil melihat aplikasi onlinenya.

Vandra terdiam. Ini tempat soto padang ketiga yang mereka cari, tapi udah abis. Jam pun sudah hampir menunjukkan pukul dua belas malam.

"Ada satu alternatif terakhir nih, katanya buka dua puluh empat jam. Tapi agak jauh dikit, tetap mau ikut?"tanya Vandra kasian juga sama Aldi dan Toni.

"Ikut Bro. Kita ngga ada yang nunggu di rumah. Mau pulang pagi juga ngga apa," jawab Toni santai.

"Iya, betul," timpal Aldi.

"Ayo, ngebut yah. Kamu duluan," lanjut Aldi.

"Oke," kata Vandra dengan pandangan berterimakasih. Dia pun ngebut di ikuti dua temannya.

Akhirnya ngga lama kemudian mereka nyanpe di sebuah warung tenda yang cukup besar dan agak sepi. Hanya ada dua pembeli yang sepertinya sedang menunggu.

"Gue pesan dulu," kata Vandra bergegas masuk duluan. Ini alternatif terakhirnya.

Semoga masih ada, do'a Vandra dalam hati dengan khusyu'.

Aldi yang akan ikut masuk mengikuti Toni jadi merinding melihat sosok perempuan berambut panjang yang berjalan sambil menunduk mendekati warung tenda.

"Ada apa?" tanya Toni heran karena Aldi menarik lengan jaketnya tiba tiba.

"Ituuuh," bisik Aldi takut takut.

Toni mengikuti arah yang ditunjuk Aldi. Toni memperhatikan dengan teliti gadis berambut panjang yang memakai dres putih panjang..Soalnya dia ngga percaya segala macam hantu kecuali di di film Apalgi ini di tengah kota yang masih rane

Bibir Toni tersenyum ketika sudah memastikan sosok itu manusia. Hampir dia meledek wajah pias Aldi yang memang paling takut soal horror.

Aldi kaget melihat Toni malah menghampiri sosok horor itu.

"Hai, malam malam sendirian?" sapa Toni ramah membuat Aldi makin mengkeret.

"Gila, setan Lo sapa," umpat Aldi berbisik. Kuduknya semakin merinding.

Gadis itu mengangkat wajahnya. Rambutnya yang tadi menutupi wajahnya mulai tersibak karena tangannya menyantelkannya ke tellinganya.

Aldi sampai bengong melihatnya.

Setan kok cantik, batinnya terpesona. Tanpa sadar bibirnya mengembangkan senyumnya.

Gadis itu menatap Toni dam Aldi takut takut. Dia melengos dan langsung memasuki warung tenda itu.

"Tadi takut, sekarang ngelihatin terus," sarkas Toni kemudian tertawa.

"Toni, kakinya jejak tanah, kan?" tanya Aldi masih terus menatap punggung gadis itu.

"Lihat punggungnya sekalian, bolong atau nggak," kata Toni di sela tawanya.

Aldi tersenyum.

Jantung aneh. Tadi Lo berdebar keras karena kirain hantu bolong, tapi sekarang masih berdebar keras lagi karena hantunya cantik, racau Aldi dalam hati.

BUGH

Aldi hampir jatuh karena kaget akan tepukan Toni di punggungnya.

"Samperin sana, nanya namanya siapa," kata Toni sambil mendorong punggung Aldi agar masuk ke dalam.

Aldi yang didorong dorong hampir saja menabrak Vandra.

"Kalian apa apaan sih," marah Vandra sambil mengangkat tinggi tinggi kantong plastik soto padangnya yang sangat berharga. Hampir saja tumpah akibat tabrakan dua sahabat tengilnya.

"Sorry Van, nih si Aldi mau kenalan sama hantu tapi grogi," tawa Toni ngakak.

Aldi jadi salah tingkah.

"Hantu?"

Vandra mengerutkan keningnya.

"Kamu ada ada aja," lanjut Vandra sambil menghembuskan nafasnya.

"Kirain cewe itu hantu Van," kata Aldi sambil menunjuk cewe dress putih panjang yang sedang mengantri soto.

"Pastiin bolong apa enggak," ledek Vandra kemudian tertawa bersama Toni. Mengetawakan temannya yang sampai sekarang masih penakut.

"Pulang ajalah," kata Aldi sambil berbalik pergi.

"Yei, dia malu," tawa Toni sambil mengikuti langkah cepat Aldi. Baru kali ini Toni melihat Aldi malu malu gitu soal perempuan.

Perempuan yang dia kira hantu lagi, kembali Toni tertawa.

"Kita tunggu bentar. Lo kenalan sana," titah Vandra sambil duduk di motornya.

"Tunggu aja, yang tenang. Nanti kan si hantu bolong lewat," tawa Toni kembali ngga bisa dia tahan.

Terpopuler

Comments

Saadah Rangkuti

Saadah Rangkuti

dasar trio soblak 😆😆😆

2024-08-24

0

pensi

pensi

wah banyak banget tuh. bagi2 lah 😅😅

2022-05-09

1

pensi

pensi

enak tuh dibuat sarapan

2022-05-09

1

lihat semua
Episodes
1 Perubahan Eri
2 Secret Admirer
3 Hantu Bolong?
4 Cerita hamil Elka
5 Yang Sebenarnya
6 Target
7 Dendam
8 Sabotase
9 Kesenangan Luvi
10 Masih Kangen
11 Informasi Toni
12 Rencana
13 Ulang Tahun Iqbal
14 Tetap Belum Move On
15 My Fatty Girl
16 Rahasia yang dibuka
17 Kemarahan Eri
18 Kulit Kacang dan Kaleng Soda
19 Jadi Pintar
20 Melamar
21 I Got You
22 Mengerjai Eri
23 Perasaan Eri
24 Eri love Angel
25 Kebaikan Eri
26 Rencana di kafe
27 Obrolan Pria Sukses
28 Fitting Baju Pengantin
29 Resah
30 Akhirnya cerita
31 Tujuan Aldi Tercapai
32 Tentang Melia
33 Keinginan Aldi yang tercapai
34 Yang dirasakan Aldi
35 Nasib Junior yang berbeda
36 Menemani Abhi Audisi
37 Hari Bahagia Eri
38 Tuduhan Menyakitkan Hati Eri
39 Aurelia takut hamil
40 Bidadari Eri
41 Ternyata Eri Tau
42 Perjaka Eri yang akhirnya Hilng
43 Halunya Anastasia
44 Firasat Buruk Erika
45 Tragedi Keluarga Danutirta
46 Harapan yang Tipis
47 SHOCK
48 Kisah awal Doni dan Mikaela
49 Hari Berkabung
50 Ilham Tertipu
51 Ulah Aldi
52 Doni Pedofil?
53 Mikaela dan Aurelia
54 Bobby Pablo atau Bobby Gentho
55 Valen Yang Aneh
56 Jiwa Yang Hampa
57 Masih Kecil
58 Persiapan Misi
59 Perdebatan di Ruang Meeting
60 MELEDAK?
61 Cemas
62 Target
63 Berharap baik baik saja
64 Perasaan Aldi
65 Sweet
66 Calon Pengantin
67 Hati Dua Wanita
68 Irfan Yang Menikah
69 Kejadian yang Mengejutkan
70 Masih di Bandara
71 TERBUKA?
72 Bertemu Sepupu dan Sahabat
73 Ungkapan Cinta
74 BERAKSI
75 Menyelamatkan Abhi
76 Sampai Tuntas
77 Galau
78 Abhi Mantu Idaman
79 Hati Fino
80 Permintaan Clara
81 Obrolan tentang Perjodohan
82 Laki laki yang Mencintai
83 Perasaan yang ngga nyambung
84 Membantu teman
85 Salah Pasangan
86 Rasanya Sakit
87 Cinta yang Sebenarnya
88 Hatinya Vandra
89 Keberutungan Reksa
90 Saling berkaitan
91 Cerita Dua Sepupu
92 Alan atau Lano?
93 Rencana Nesa
94 Reksa yang Penasaran
95 Memutuskan Target
96 Misi Mulia
97 Cukup Menegangkan
98 Hati Reksa
99 Hari yang Bahagia
100 Bayi Al
101 Masalah Irfan
102 Pamit
103 Angel Hamil
104 Curhat
105 Toni, Dokter Kandungan yang laris
106 Zaki dan Misela
107 Yang Harus Berakhir
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Perubahan Eri
2
Secret Admirer
3
Hantu Bolong?
4
Cerita hamil Elka
5
Yang Sebenarnya
6
Target
7
Dendam
8
Sabotase
9
Kesenangan Luvi
10
Masih Kangen
11
Informasi Toni
12
Rencana
13
Ulang Tahun Iqbal
14
Tetap Belum Move On
15
My Fatty Girl
16
Rahasia yang dibuka
17
Kemarahan Eri
18
Kulit Kacang dan Kaleng Soda
19
Jadi Pintar
20
Melamar
21
I Got You
22
Mengerjai Eri
23
Perasaan Eri
24
Eri love Angel
25
Kebaikan Eri
26
Rencana di kafe
27
Obrolan Pria Sukses
28
Fitting Baju Pengantin
29
Resah
30
Akhirnya cerita
31
Tujuan Aldi Tercapai
32
Tentang Melia
33
Keinginan Aldi yang tercapai
34
Yang dirasakan Aldi
35
Nasib Junior yang berbeda
36
Menemani Abhi Audisi
37
Hari Bahagia Eri
38
Tuduhan Menyakitkan Hati Eri
39
Aurelia takut hamil
40
Bidadari Eri
41
Ternyata Eri Tau
42
Perjaka Eri yang akhirnya Hilng
43
Halunya Anastasia
44
Firasat Buruk Erika
45
Tragedi Keluarga Danutirta
46
Harapan yang Tipis
47
SHOCK
48
Kisah awal Doni dan Mikaela
49
Hari Berkabung
50
Ilham Tertipu
51
Ulah Aldi
52
Doni Pedofil?
53
Mikaela dan Aurelia
54
Bobby Pablo atau Bobby Gentho
55
Valen Yang Aneh
56
Jiwa Yang Hampa
57
Masih Kecil
58
Persiapan Misi
59
Perdebatan di Ruang Meeting
60
MELEDAK?
61
Cemas
62
Target
63
Berharap baik baik saja
64
Perasaan Aldi
65
Sweet
66
Calon Pengantin
67
Hati Dua Wanita
68
Irfan Yang Menikah
69
Kejadian yang Mengejutkan
70
Masih di Bandara
71
TERBUKA?
72
Bertemu Sepupu dan Sahabat
73
Ungkapan Cinta
74
BERAKSI
75
Menyelamatkan Abhi
76
Sampai Tuntas
77
Galau
78
Abhi Mantu Idaman
79
Hati Fino
80
Permintaan Clara
81
Obrolan tentang Perjodohan
82
Laki laki yang Mencintai
83
Perasaan yang ngga nyambung
84
Membantu teman
85
Salah Pasangan
86
Rasanya Sakit
87
Cinta yang Sebenarnya
88
Hatinya Vandra
89
Keberutungan Reksa
90
Saling berkaitan
91
Cerita Dua Sepupu
92
Alan atau Lano?
93
Rencana Nesa
94
Reksa yang Penasaran
95
Memutuskan Target
96
Misi Mulia
97
Cukup Menegangkan
98
Hati Reksa
99
Hari yang Bahagia
100
Bayi Al
101
Masalah Irfan
102
Pamit
103
Angel Hamil
104
Curhat
105
Toni, Dokter Kandungan yang laris
106
Zaki dan Misela
107
Yang Harus Berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!