Setelah berhasil berbohong pada Aruna, Arya segera pergi menuju apartemen Shella. Sesampainya disana, Shella sudah menyambut Arya dengan pakaian seksinya.
“Wow, you are so sexy.” Puji Arya seraya mengecup bibir Shella.
“Ayo masuk, honey. Aku sudah lama menunggu kamu.”
“Kan aku harus mencari alasan dulu. Tapi sebelum jam 12 aku harus pulang. Aku tidak mau istriku curiga.”
“Iya tidak masalah. Sekarang juga masih jam 8. Sepertinya sudah cukup untuk kita saling memuaskan.” Shella lalu mengajak Arya untuk masuk lebih dalam ke apartemennya. Shella lalu mendorong Arya ke sofa sampai Arya terduduk diatas sofa. Shella lalu naik keatas pangkuan Arya dan mengalungkan tangannya pada leher Arya.
“Shella, apa yang kamu inginkan?”
“Kamu Arya.” Kata Shella sambil membuka satu persatu kancing baju Arya.
“Shella, aku tidak mau melakukan hal ini padamu.”
Shella lalu menangkupkan kedua tangannya pada wajah Arya. Ditatapnya wajah pria yang begitu ia cintai itu. “Arya, aku rela memberikan apapun padamu untuk menebus semua kesalahanku. Kita sudah dewasa dan sudah sangat cukup umur untuk melakukannya. Aku ingin memberikan hadiah untukmu, Arya. Aku merindukanmu dan menginginkanmu. Aku bahkan tidak pernah melupakanmu. Kamu tahu kan aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain dirimu. Aku hilang tanpa kabar karena orang tuaku mengalami kecelakaan saat kami di New York. Aku sengaja tidak memberimu kabar karena aku tidak ingin menganggumu untuk meriah impianmu. Setelah itu aku fokus untuk berkarir mewujudkan mimpiku. Maafkan aku, Arya. Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi, Arya.” Kata Shella dengan deraian air mata yang membasahi pipinya. Arya lalu menenggelamkan kepala Shella dalam dekapannya.
“Shella, kenapa tidak dari awal kamu mengatakannya? Kalau saja kamu cerita, aku tidak akan pernah meninggalkanmu, Shella.” Arya memutuskan membuka hati Shella kembali karena rasa cintanya yang begitu besar pada Shella. Namun tentang alasan sebenarnya Shella pergi, Shella baru mengatakannya sekarang.
“Aku akan selalu bersamamu, Shel. Tapi kamu tahu kalau aku juga mencintai istriku.”
“Aku tidak masalah, Arya. Aku juga tidak memintamu untuk meninggalkan istrimu. Ada kamu disisiku saat ini sudah cukup bagiku.” Kata Shella.
“Jangan sedih lagi ya. Tidak seharusnya kamu menahan perih ini sendiri, Shel. Seharusnya kamu membagi sakitmu denganku.” Arya lalu melepaskan pelukannya pada Shella. Arya kemudian menyeka air mata Shella lalu dikecupnya kening Shella. Arya lalu mengecup bibir Shella, keduanya saling berpagut dan membalas. Ciuman keduanya semakin panas dan semakin menuntut. Shella melanjutkan melepas kancing baju milik Arya dan Arya membuka lingerie milik Shella. Keduanya pun berkumul, bersenggama tanpa sehelai benangpun. Gairah dan hasrat keduanya sudah menyatu menguasai diri Shella dan Arya. Arya lalu menggendong Shella dan mengajaknya ke tempat tidur, setelah melakukan pemanasan di sofa. Arya merasakan sesak ketika miliknya berusaha menerobos masuk pada milik Shella
“Shel, kamu sungguh masih....?” tanya Arya di sela-sela usaha kerasnya itu.
“Iya Arya. Aku menjaganya untukmu dan sekarang aku berikan padamu.”
“Apa tidak apa-apa jika aku melakukannya?”
“Tidak apa-apa Arya. Lakukan saja! Aku milikmu.”
“Baiklah Shel, tahan ya mungkin ini sedikit sakit tapi nanti akan terasa nikmat.”
“Iya.”
Arya tidak menyangka, bahwa Shella menjaga semua ini untuknya. Kenikmatan malam itu membuat Arya melupakan istri dan anaknya. Malam itu Arya menghabsikan waktu untuk bercinta bersama Shella, sebelum ia pergi ke villa bersama istri dan anaknya. Setelah selesai bercumbu, Arya segera pergi ke kamar mandi. Namun Shella yang merasa ketagihan dengan keperkasaan Arya menghampiri Arya yang berada di kamar mandi.
“Honey, apa kamu menyukainya? Apa kamu puas?”
“I like it. Tapi sebenarnya aku belum puas karena aku ingin melakukannya sampai pagi.” Kata Arya.
“Baiklah bagaimana kalau kita bermain disini, sepertinya menyenangkan. Ayolah, nanti kita dua hari tidak bertemu.”
“Oke baiklah.” Jawab Arya dengan senyum nakalnya. Keduanya lalu kembali bercumbu. Bahkan tidak sengaja, Shella meninggalkan jejak di leher Arya.
-
Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Sejak Arya pergi, Aruna tidak bisa tidur. Ia merasa gelisah dan tidak tenang. Aruna lalu beranjak dari tidurnya, ia meraih ponselnya di atas nakas untuk menghubungi Arya. Namun Aruna mengurungkan niatnya karena ia khawatir mengganggu suaminya. Aruna lalu pergi ke dapur karena tiba-tiba perutnya merasa lapar lagi. Sembari makan, Aruna melihat kearah jam dinding berkali-kali dan malam semakin larut.
-
Diapartemen, Arya baru saja selesai mandi bersama Shella.
“Honey, aku harus pulang jadi jangan goda aku lagi.” Kata Arya sambil memakai pakaiannya.
“Salah siapa kesini malam-malam.”
“Ya besok-besok kita akan seharian full bersama.”
“Aku juga ingin kita keliar bersama seperti orang lain, honey. Kita pacaran seperti dulu.”
“Iya aku juga ingin kita bisa bebas tapi kamu tahu sendiri kan, kondisi aku bagaimana.”
“Iya-iya aku mengerti. Mmmm tapi maaf, aku meninggalkan jejak di lehermu.’’
“Apa?” Arya mendelik lalu berjalan menuju cermin rias Shella.
“Shella, kamu tahu kan ini akan menimbulkan masalah? Kalau sampai ini terjadi kita tidak bisa bertemu lagi.” Kata Arya dengan sedikit kesal. Shella lalu mencari pelster di laci.
“Kamu plester saja leher kamu supaya tidak kelihatan.”
“Nanti justru istriku curiga, Shel. Lalu aku harus jawab apa kalau dia tanya?” Arya pun panik.
“Ya sudah kalau begitu aku kerokin saja lehermu, hon. Istrimu pasti tidak akan curiga, nanti bilang saja kamu pegel, pusing teru kamu kerokan deh.”
“Wah, kamu pintar juga ya, Shell. Ya sudah, kamu kerokin aja leher sama tengkuk aku.”
“Oke honey.”
-
Akhirnya suami yang dinanti oleh Aruna datang juga. Senyum Aruna mengembang saat mendegar deru mobil Arya. Arya masuk dengan mengendap namun suara Aruna mengagetkannya.
“Mas, sudah pulang?” sapa Aruna yang saat itu duduk di ruang makan.
“Ya ampun sayang kamu bikin kaget saja.” Kata Arya sambil mengelus dadanya. Arya lalu berjalan menghampiri istrinya.
“Lho, kamu makan lagi?”
“Iya Mas, aku tiba-tiba lapar.” Kata Aruna. Aruna lalu melihat jejak merah di leher suaminya.
“Mas, itu leher kamu?” tanya Aruna dengan tatapan curiga.
“Oh ini tadi aku kerokin sendiri, sayang. Masa kamu tidak mencium minyak angin? Tadi kepala ku pusing terus aku cari minyak angin dan uang logam, lalu aku kerokan deh. Aku stress banget plus ngebut ngerjain proposalnya.”
Aruna lalu mendekat dan mencium aroma minyak angin. “Kasihan kamu, Mas. Ya sudah kamu sebaiknya tidur nanti aku nyusul.”
“Ya sudah kalau begitu aku ke kamar dulu ya. Kamu habisin dulu makannya.”
“Iya Mas.”
Bersambung.... Yukkk dukung karya baru author yang ini juga ya, makasih 🙏❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
MissGalau
pintar banget mereka berdua cari alasan.
semoga aruna segera thu kebusukan suamix
2022-01-25
3
Irsa Arini
keterlaluan banget sama istri kamu arya kamu berbohong,kamu akan keterusan berbohong pada istrimu
2021-12-26
1
Penghayal Senja
wah baru ya thor, semangat
2021-12-12
0