Setelah selesai makan, Aruna lalu menyusul Arya kekamar. Aruna melihat Arya sedang memainkan ponselnya.
“Mas, belum tidur?” tanya Aruna.
“Eh sayang, ini masih cek kerjaan. Sini sayang.” Kata Arya seraya menarik istrinya kedalam pangkuannya. Arya lalu meletakkan ponselnya dan mengelus perut istrinya yang semakin membesar itu.
“Hai baby nya Papi. Bagaimana kabarmu sayang?” Tiba-tiba Arya merasakan tendangan yang begitu kuat dari perut Aruna.
“Sayang, dia nendang-nendang lho. Kamu pasti semakin susah tidur ya?”
“Tentu saja, Mas. Makanya kamu jangan pulang malam terus ya, Mas. Kehamilan keduaini rasanya lebih berat. Aku sudah muali capek punggungnya. Mau tidur aja makin susah. Miring ke kanan dan ke kiri pun rasanya sesak sekali.”
“Iya sayang, aku usahakan ya. Mau gimana lagi sayang namanya juga tanggung jawab. Ya sudah kita tidur yuk. Aku elus-elus punggungnya deh biar kamu tidurnya nyenyak.”
“Iya Mas.”
Arya lalu membantu istrinya berbaring diatas tempat tidur. Ia kemudian memeluk Aruna dari belakang sambil mengusap punggung Aruna. Tak lama kemudian, Aruna pun tertidur pulas. Setelah Aruna tertidur pulas, Arya kembali melihat ponselnya mengirim pesan pada Shella.
Arya : Sudah tidur honey?
Shella : Hai, Honey. Aku belum tidur nih. Lagi nungguin kecupan dari kamu.
Arya : Baiklah kalau begitu selamat tidur honey. I love you too, muah, muah,muah.
Shella : Oke, selamat tidur juga honey. I love you too, muah 1000x.
Arya senyum-senyum sendiri membaca chat dari Shella. Setelah itu, Arya pun kembali memeluk istrinya dan akhirnya ia tertidur.
Keesokan harinya, Arya membantu Aruna memasukkan barang-barang ke dalam mobil persiapan ke villa. Zidane begitu antusias karena bia menghabiskan waktu bersama kedua orang tuanya.
“Thanks Papi. Iam so happy.” Kata Zidane.
“You’re welcome Zidane. Papi juga bahagia sekali. Baiklah, ayo sekarang kita berangkat.”
“Terima kasih ya Mas, kamu sudah menepati janjimu pada Zidane.”
“Iya sayang, sama-sama.”
...****************...
Di lain tempat, tepatnya di sebuah bandara, seorang pria tampan dengan berperawakan tinggi, berkulit putih, muda dan berwajah oriental, tampak menyeret dua kopernya berjalan menuju sebuah sedan mewah, mobil jemputannya.
“Welcome to Indonesia Tuan Daniello Alexander Hutama. Bagiamana sudah puas berlibur dengan para gadis cantik di Amerika?” seloroh Fero, sekretaris sekaligus sahabatnya.
“Karena elo nggak ikut, gue jadi kerepotan.” Kata Daniel dengan kesal.
“Tahu sendiri kan, Tuan Hutama nggak ijinin gue pergi. Alhasil, gue handle semua pekerjaan elo disini. Dan elo happy-happy disana. Ingat ya, sekarang usia elo udah 25 tahun jadi jangan main-main sama bokap elo. Gue pusing kalau diomelin terus gara-gara belain elo.” Keluh Fero sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal itu.
“Asal elo tahu ya, bokap ngirim gue kesana buat kerja. Elo pikir gue happy-happy apa. Disana, gue kemana-mana dikawal kayak paspampres tahu. Gue meeting kesana kemari sama klien, sumpah kali ini Papa bener-bener ngeprank gue.” Mendengar cerita Daniel, Fero pun tertawa terbahak-bahak.
“Pantas saja Tuan Hutama tenang –tenang saja. Biasanya kalau elo nggak ada di kantor alias kabur, Tuan Hutama selalu meminta gue buat telfonin elo. Ternyata elo diasingkan ya.”
“Bayangin coba, gue baru sampai di bandara udah di jemput sama beberapa bodyguard. Terus sampai disana, gue langsung dibawa ke apartemen dan dikasih jadwal selama satu bulan full. Istirahat cuma weekend doang, itupun gue habisin waktu buat tidur. Gue benar-benar dijaga ketat, Fer. Sumpah, gila gue disana. Mereka disana nggak ada yang bisa gue ajak kerja sama, gue sogok pun nggak mempan.” Lagi-lagi Fero hanya bisa tertawa mendengar cerita dari Daniel.
“Ya mau gimana lagi, elo kan pewaris tahta Hutama Group jadi ya sudah seharusnya, Niel. Terus sekarang elo mau kemana?”
Daniel menyeringai. “Its show time! Ke bar dong. Panas otak gue.”
“Oke lets go! Seneng nih gue. Otak gue juga ngebul, Niel.” Seloroh Fero dengan tawanya. Fero lalu melajukan mobilnya dan membelokkan mobil kearah bar tempat mereka biasa menghabiskan waktu bersama para gadis.
Daniello Alexander Hutama, seorang Casanova yang memiliki seribu satu pesona untuk menaklukkan hati setiap wanita. Selain tampan, sikap royalnya begitu disukai para wanita. Sikapnya yang slengekan dan kekanak-kanakan membuatnya suka berbuat seenaknya saja. Sejak Mamanya meninggal, Daniel merasa sangat kesepian. Ia begitu kehilangan sosok Ibu dalam hidupnya.
Saat itu Daniel berusia 13 tahun, sebuah kecelakaan tragis menimpa Mamanya. Dengan mata kepalanya sendiri, Daniel melihat Mamanya kecelakaan ditabrak sebuah mobil yang mana pengendaranya saat itu sedang mabuk. Saat itu Daniel bersama Mamanya baru saja tiba di sebuah restoran untuk merayakan ulang tahun Daniel. Saat itu Daniel hanya pergi bersama Mamanya karena Tuan Hutama tidak bisa ikut karena ada peresmian hotel di luar kota yang tidak bisa ditinggalkan. Karena Nyonya Diana tidak ingin Daniel sedih, akhirnya Nyonya Diana mengajak Daniel untuk merayakan ulang tahunnya di sebuah restoran.
Saat hendak masuk ke dalam restoran, Nyonya Diana lupa belum membeli kue untuk Daniel. Lalu diseberang jalan, Nyonya Diana melihat ada sebuah toko kue. Nyonya Diana akhirnya memutuskan untuk membelinya, padahal Daniel sendiri tidak masalah jika tanpa sebuah kue ulang tahun. Namun karena tidak ingin putranya kecewa, Nyonya Diana akhirnya memutuskan untuk membeli kue itu dan meminta Daniel untuk menunggu di depan restoran. Nyonya Diana lalu nekat menyeberang jalan hanya untuk mebelikan Daniel sebuah kue tart. Setelah membeli kue untuk putranya, Nyonya Diana tersenyum dan melambaikan tangan pada putranya. Memberi tanda bahwa Nyonya Diana berhasil mendapatkan kue untuk putranya. Nyonya Diana kemudian dengan tergesa-gesa menyeberang jalan. Namun naas, sebuah mobil melaju begitu kencang dan menabrak Nyonya Diana dengan kerasnya. Tubuh Nyonya Diana terpental dan terpelanting jauh bersama dengan kue tart yang ia bawa. Daniel berteriak histeris memanggil Mamanya. Nyawa Nyonya Diana pun tidak bisa diselamatkan karena meninggal ditempat . Sejak kejadian itu, Daniel merasa separuh jiwanya hilang. Dan itulah senyuman terakhir yang Daniel lihat dari Mamanya. Tuan Hutama pun terpuruk dan menyesal sedalam-dalamnya. Melihat Tuan Hutama terpuruk dan sering sakit-sakitan, akhirnya Daniel mencoba mencari keributan dengan membuat ulah untuk mengalihkan perhatian Papanya. Sejak saat itu sampai lulus kuliah, Daniel mendapat julukan badboy, sampai keterusan sekarang badboy-nya, hehehehe.
Sesampainya di bar, para gadis seksi sudah berkerumun disisi kanan dan kiri Daniel. Para gadis itu bergantian menuangkan wisky ke dalam gelas Daniel.
''Huh, akhirnya gue bisa nafas juga!" suara lantang Daniel malam itu tetap tidak bisa memecah suara berisik musik di dalam bar itu.
''Gue juga, Niel! Adem otak gue sekarang,'' seloroh Fero sambil mengangkat gelasnya. Malam itu Daniel minum sampai mabuk namun tidak dengan Fero. Dia tetap bisa menahan diri karena kalau sampai Fero mabuk, bukanya pulang ke rumah tapi pulang ke rumah sakit.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
MissGalau
makin seruh nih thor..
saingan arya udh muncul nih..
semangat thor
2022-01-25
1
Penghayal Senja
seru nih kayaknya
2021-12-17
0