BAB 3 Berkilah

“Sudah jam 11 kenapa Mas Arya belum pulang juga.” Gumam Aruna yang tampak gelisah menunggu suaminya pulang.

“Mami!” suara Zidane mengagetkannya.

“Zidane, kenapa terbangun?”

“Zidane haus Mi. Papi belum belum juga?” tanya Zidane sambil berjalan menghampiri Maminya yang sedang duduk di ruang tamu.

“Iya sayang. Sepertinya Papi sangat sibuk karena sekretarisnya sedang cuti menikah. Ayo kita ke kamar, Mami temani kamu. Besok kan kamu harus sekolah.”

“Iya Mami.” Aruna kemudian mengajak Zidane ke kamarnya. Aruna berusaha tetap tenang di hadapan putranya itu. Setelah berhasil membuat Zidane tertidur, Aruna segera menuju kamarnya. Namun saat hendak menuju kamarnya, Aruna mendengar deru mobil Arya memasuki pelataran rumah.

“Syukurlah kalau Ma Arya sudah pulang.” Gumamnya sambil berjalan menuju ruang tamu.

Arya sangat terkejut melihat Aruna yang duduk di ruang tamu.

“Sayang, kamu kenapa belum tidur?” tanya Arya dengan sikapnya yang hangat seperti biasanya.

“Bagaimana aku bisa tidur kalau kamu saja belum pulang dan tidak bisa dihubungi.”

“Sayang, maafkan aku. Ada banyak sekali pekerjaan yang aku urus. Lula kan sedang cuti.”

“Iya dan tadi aku ke kantormu untuk mengantar makan siang tapi kamu tidak ada di kantor.”

“Maaf ya sayang. Kamu tahu kan sejak naik jabatan, aku jadi semakin sibuk. Dan ponselku mati. Maaf sekali ya. Aku janji hal ini tidak akan terulang lagi.”

“Kalau terulang lagi, kamu harus di hukum.”

“Oke. Aku siap menerima hukuman. Sebaiknya kita sekarang ke kamar, aku mau mandi.”

“Iya Mas. Kamu sudah makan belum?”

“Aku sudah makan kok, sayang.”

Setelah sampai di kamar, Arya segera mandi. Selesai mandi, Arya menyusul Aruna yang sudah berbaring di balik selimut. Arya memeluk tubuh Aruna dari belakang.

“Mas,”

“Hmmmm, ada apa sayang?”

“Mas, ada yang ingin aku tanyakan.”

“Katakanlah sayang.”

“Tadi aku melihat blouse di kopermu. Itu milik siapa?”

DEG! Arya terdiam.

“Shella sepertinya sengaja mengerjaiku.” Gumam Arya dalam hati.

“Oh itu untuk kamu, sayang. Aku lupa kalau itu pakaian yang aku belikan untuk kamu.”

“Tapi kan aku sedang hamil, Mas. Masa iya kamu membelikan aku blouse, sepertinya tidak masuk akal. Apalagi kamu mencampurnya dengan pakain kotormu.”

“Iya sayang, saat aku memilahnya aku lupa dan sudah terlanjur jadi satu dengan yang kotor. Apalagi aku buru-buru untuk pulang juga, aku khawatir kalau harus lama-lama pergi meninggalkanmu. Aku membeli baju itu, tiba-tiba teringat kamu. Teringat kamu yang masih gadis dulu, seorang sekretaris muda yang cantik.”

“Kamu pasti gombal, Mas.”

“Aku serius sayang.”

“Oh ya, lusa weekend dan Zidane ingin mengajak ke villa.”

“Oke baiklah, bisa diatur.”

Keesokan harinya, seperti biasa Aruna di bantu Bi Tuti menyiapkan sarapan pagi.

“Papi semalam kemana? Kenapa pulangnya malam? Kasihan Mami, sampai tidak bisa tidur.”

Arya tersenyum sambil mengelus kepala putranya. “Maaf sayang, Papi sibuk sekali. Ponsel Papi mati lupa bawa charger.”

“Kenapa Papi sering sibuk sekali sampai tidak ada waktu untuk Zidane. Zidane kan juga pingin main sama Papi.”

“Dengerin tuh, Pi. Zidane sudah bisa protes sama Papinya.” Sahut Aruna sambil menuangkan nasi ke piring Zidane.

“Iya nih, anak Papi pintar. Kritis sekali pemikirannya ya. Eh tapi itu karena Maminya yang pintar juga.” Kata Arya sambil melirik kearah istrinya.

“Ayo kita sarapan dulu nanti terlambat.” Kata Aruna.

“Baiklah hari ini Papi yang akan antar jemput Zidane, biar Mami di rumah saja istirahat. Untuk menebus kesalahan Papi.”

“Papi serius?” tanya Zidane dengan ekspresi bahagianya.

“Yes, of course.”

“Yes, asyik! Thanks ya Papi.”

“Sama-sama Zidane.”

Aruna kini merasa lega karena rasa khawatirnya yang berlebihan telah terpatahkan.

 

##############

Setelah mengantar Zidane, Arya segera kekantor. Sesampainya di kantor, Arya segera mengerjakan semua berkas yang ada di hadapannya itu. Nada pesan pun mengalihkan panggilan. Sebuah pesan dari Mr Mark yang tak lain adalah Shella sendir.

“Pagi honey, tumben jam segini telepon? Aku masih sibuk lho.”

“Aku kangen kamu, Arya.”

“Baru juga kemarin ketemu, masak kangen lagi.”

“Perasaanku semakin dalam. Aku benar-benar menyesal dulu meninggalkanmu dan sekarang aku tidak akan melepaskanmu lagi.”

“Serius nih?”

“Serius Arya. Bagaimana kalau weekend kita keluar kota lagi seperti kemarin.”

“Kalau weekend ini aku tidak bisa. Aku sudah janji untuk menemani Zidane.”

“Lalu waktu untukku kapan?”

“Setelah aku menghabiskan weekend dengan Zidane saja.”

“Tapi aku hari senin ada pemotretan.”

“Baiklah saat jam makan siang aku akan menemanimu dan menunggumu sampai selesai. Tapi bukan pemotretan majalah dewasa kan?”

“Tentu saja tidak. Aku bukan yang seperti itu. Pemotretan untuk majalah fashion.”

“Oke baiklah.”

“Tapi malam ini please temani aku ya. Karena dua hari kita tidak akan bertemu.”

“Aku akan mengusahakannya, honey. Mengusahakan mencari alasan untuk istriku.” Ucap Arya seraya tertawa.

“Selamat mencari alasan honey. Aku menunggumu malam ini. I love you, muah.”

“I love you too honey, muah, muah, muah.” Panggilan pun berakhir.

Jam sudah menununjukkan pukul satu siang. Arya bergegas menuju sekolah untuk menjemput Zidane. Di tengah perjalanan, Arya menyempatkan untuk menelepon Aruna. Aruna sendiri sibuk menyiapkan makan siang. Aruna sangat senang karena suaminya akan pulang untuk makan siang di rumah.

“Halo Mas, ada apa?”

“Sayang, ini aku lagi di jalan mau jemput Zidane, kamu mau titip apa? Atau sedang menginginkan sesuatu mungkin?”

“Mmmm apa ya Mas. Kemarin aku lagi pingin asinan sama es kelapa muda tapi sekarang apa ya.”

“Kok pakai mikir sih sayang. Ya sudah, nanti aku belikan asinan dan es kelapa muda ya. Kasihan kalau nanti dedek bayinya ileran gara-gara kemarin ngidamnya tidak terpenuhi.”

“Ya sudah deh Mas, itu juga boleh. Kayaknya seger juga, hehehe.”

“Oke sayang, nanti aku belikan. Tunggu aku di rumah ya.”

“Iya Mas, kamu hati-hati ya.”

“Iya sayang. I love you.”

“I love you too.” Arya menutup panggilannya. Setelah sampai disekolah, Arya segera menjemput Zidane di dalam. Kemudian Arya segera mengajak Zidane pulang namun tak lupa Arya membelikan asinan dan es kelapa muda untuk Aruna.

Aruna sangat bersemangat untuk memasak. Menyambut suaminya pulang, seperti akan menyambut pangeran berkuda putih datang menghampirinya.

Tiga puluh menit kemudian, Arya dan Zidane akhirnya sampai di rumah. Aruna menyambut suaminya dengan senyuman dan pelukan hangat.

“Masak apa sayang?” tanya Arya.

“Ikan bakar kesukaanmu, Mas.”

“Baiklah ayo kita makan! Oh ya ini asinan dan es kelapa mudanya.” Kata Arya sambil melepaskan pelukan istrinya.

“Terima kasih ya, Mas.”

“Sama-sama sayang.”

“Zidane, ganti pakaian dulu ya, Nak.” Kata Arya pada putranya.

“Oke Papi!” Zidane lalu berlari kecil menuju kamarnya. Selesai makan siang, Arya memutuskan untuk tidak ke kantor. Arya memilih menemani Zidane dan Aruna di rumah. Aruna sangat senang karena Arya meluangkan waktu untuknya dan juga Zidane. Sore harinya, Arya mengajak Zidane bermain bola. Bahkan setelah bermain bola, Arya mengajak Zidane dan Aruna untuk renang bersama. Zidane sangat senang karena Papinya hari ini meluangkan waktu bersama.

Zidane yang kelelahan bermain bersama Arya, setelah makan malam, ia pun langsung tidur dengan pulasnya. Setelah menidurkan Zidane, Arya segera kembali ke kamarnya. Di lihatnya Aruna sedang sibuk membaca buku sambil menyelonjorkan kakinya di sofa.

“Sayang, aku sepertinya harus ke kantor.”

“Malam-malam begini, Mas?”

“Iya sayang. Aku lupa kalau aku harus mengantar proposalnya Pak Derry. Mana belum selesai lagi. Demi menebus kesalahanku pada Zidane, aku sampai lupa ada tugas yang tertinggal.” Kata Arya sambil membasuhkan telapak tangan pada wajahnya.

“Memang tidak bisa besok, Mas?”

“Besok jam 7 Pak Derry ke luar negeri dan harus bawa proposal itu. Performa perusahaan akhir-akhir ini semakin meningkat sayang. Kalau sampai aku tidak menyerahkannya, karir aku taruhannya.” Kata Arya dengan wajah frustasinya. Aruna lalu beranjak dan berdiri dari sofa. Dengan lembut, Aruna mengusap lengan suaminya.

“Ya sudah, kamu berangkat saja sayang. Nanti kan dampaknya ke perusahaan dan yang lain juga.” Mendengar jawaban istrinya, Arya sungguh bahagia. Ia kemudian memeluk dan mengecup kening istrinya.

“Terima kasih ya sayang, kamu memang pengertian dan yang terbaik.”

“Ya sudah kamu berangkat sana.”

“Ya sudah, aku berangkat ya. Kamu tidak usah menungguku dan langsung tidur.”

“Iya Mas. Kamu hati-hati ya.”

“Iya sayang, love you.”

“Love you too.” Arya segera mengambil jaket, dompet dan kunci mobilnya. Dengan langkah terburu ia pun pergi.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Nurmalina Gn

Nurmalina Gn

dengan bangga nya berhasil menipu istri mu....
tunggu aja reaksi makmak readers

2023-12-22

0

Thiena Saputri

Thiena Saputri

amit ya ..cwo itu jago alasaaanya...tp itu smua hanya sementara 🤭

2022-01-28

1

MissGalau

MissGalau

semangt thor.. aku udh kesel bacanya thor...

pintar banget yah arya mencari alasan.

2022-01-25

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Suami Idaman
2 BAB 2 Awal Mula
3 BAB 3 Berkilah
4 BAB 4 Tanda Merah
5 BAB 5 Dua Kehidupan
6 BAB 6 Primadona
7 BAB 7 Pertemuan Pertama
8 BAB 8 Bad or Good?
9 BAB 9 Pertemuan Kedua
10 BAB 10 Aroma Parfum
11 BAB 11 Prasangka
12 BAB 12 Meluluhkan Prasangka
13 BAB 13 Mendua
14 BAB 14 Pertemuan Ketiga
15 BAB 15 Menikah Siri
16 BAB 16 Menanti Kabar
17 BAB 17 Kontraksi Palsu
18 BAB 18 Curiga
19 BAB 19 Mencari Tahu
20 BAB 20 Kenyataan Pahit
21 BAB 21 Mengikuti Alur
22 BAB 22 Bom Waktu!
23 BAB 23 Bom Meledak
24 BAB 24 Ijin Menikah Resmi
25 BAB 25 Kita CERAI!!!
26 BAB 26 Kecelakaan
27 BAB 27 Pengambilan Tindakan
28 BAB 28 R.I.P Baby Zio
29 BAB 29 Siuman
30 BAB 30 Bunga Rahasia
31 BAB 31 Gadis Masa Lalu
32 BAB 32 Dia atau Diriku?
33 BAB 33 Pisah Ranjang
34 BAB 34 Mencari Kerja
35 BAB 35 Membawa Istri ke-2
36 BAB 36 PENGAKUAN!
37 BAB 37 Meninggalkan Rumah
38 BAB 38 Saling Menguatkan
39 BAB 39 Sekretaris Aruna
40 BAB 40 First Day
41 BAB 41 Masalah di sekolah
42 BAB 42 Menenangkan
43 BAB 43 Ketegaran Aruna
44 BAB 44 Pekerjaan Lancar
45 BAB 45 Super Heronya Zidane
46 BAB 46 Gala Dinner
47 BAB 47 Teringat kembali
48 BAB 48 Tuan Tampan
49 BAB 49 Spekulasi Buruk
50 BAB 50 Maafkan Papi
51 BAB 51 Masuk Kerja
52 BAB 52 Bersama Papi
53 BAB 53 My Hero
54 BAB 54 Berkunjung
55 BAB 55 Makan Malam
56 BAB 56 Tujuan Hidup
57 BAB 57 Ke Pengadilan
58 BAB 58 Resmi Bercerai!
59 BAB 59 Prasangka
60 BAB 60 Di CIUM!
61 BAB 61 Hari Baru
62 BAB 62 Ide Cemerlang
63 BAB 63 Bekerja Keras
64 BAB 64 Fokus
65 BAB 65 Meminta Waktu
66 BAB 66 Pergi Bersama
67 BAB 67 Second Kiss
68 BAB 68 Sarapan Pagi
69 BAB 69 Karma Berjalan
70 BAB 70 Kemarahan Zidane
71 BAB 71 Jantung tidak aman
72 BAB 72 Apa IYA?
73 BAB 73 Sarapan pagi lagi
74 BAB 74 Gadis Pemilik Jepit Kupu-Kupu
75 BAB 75 Belanja Bersama
76 BAB 76 Sampai Rumah
77 BAB 77 Kesempatan dalam Kesempitan
78 BAB 78 Dongeng Untuk Zidane
79 BAB 79 Mantan Suami
80 BAB 80 Tidak Tahu Diri
81 BAB 81 Playboy Insyaf
82 BAB 82 Gentleman
83 BAB 83 Seperti Keluarga
84 BAB 84 Mandi di sungai
85 BAB 85 TER-USIR
86 BAB 86 Pengakuan Rasa
87 BAB 87 Dia istriku
88 BAB 88 Lebih Agresif
89 BAB 89 Bestie
90 BAB 90 Peduli
91 BAB 91 Zidane Demam
92 BAB 92 Pelukan Pagi
93 BAB 93 Menyusun Strategi
94 BAB 94 Di Lamar Mendadak
95 BAB 95 Khawatir
96 BAB 96 Kecupan Di kening
97 BAB 97 Kamu Yang Pertama
98 BAB 98 Untuk Aruna
99 Bab 99 Prasangka Aruna
100 PENGUMUMAN!!
Episodes

Updated 100 Episodes

1
BAB 1 Suami Idaman
2
BAB 2 Awal Mula
3
BAB 3 Berkilah
4
BAB 4 Tanda Merah
5
BAB 5 Dua Kehidupan
6
BAB 6 Primadona
7
BAB 7 Pertemuan Pertama
8
BAB 8 Bad or Good?
9
BAB 9 Pertemuan Kedua
10
BAB 10 Aroma Parfum
11
BAB 11 Prasangka
12
BAB 12 Meluluhkan Prasangka
13
BAB 13 Mendua
14
BAB 14 Pertemuan Ketiga
15
BAB 15 Menikah Siri
16
BAB 16 Menanti Kabar
17
BAB 17 Kontraksi Palsu
18
BAB 18 Curiga
19
BAB 19 Mencari Tahu
20
BAB 20 Kenyataan Pahit
21
BAB 21 Mengikuti Alur
22
BAB 22 Bom Waktu!
23
BAB 23 Bom Meledak
24
BAB 24 Ijin Menikah Resmi
25
BAB 25 Kita CERAI!!!
26
BAB 26 Kecelakaan
27
BAB 27 Pengambilan Tindakan
28
BAB 28 R.I.P Baby Zio
29
BAB 29 Siuman
30
BAB 30 Bunga Rahasia
31
BAB 31 Gadis Masa Lalu
32
BAB 32 Dia atau Diriku?
33
BAB 33 Pisah Ranjang
34
BAB 34 Mencari Kerja
35
BAB 35 Membawa Istri ke-2
36
BAB 36 PENGAKUAN!
37
BAB 37 Meninggalkan Rumah
38
BAB 38 Saling Menguatkan
39
BAB 39 Sekretaris Aruna
40
BAB 40 First Day
41
BAB 41 Masalah di sekolah
42
BAB 42 Menenangkan
43
BAB 43 Ketegaran Aruna
44
BAB 44 Pekerjaan Lancar
45
BAB 45 Super Heronya Zidane
46
BAB 46 Gala Dinner
47
BAB 47 Teringat kembali
48
BAB 48 Tuan Tampan
49
BAB 49 Spekulasi Buruk
50
BAB 50 Maafkan Papi
51
BAB 51 Masuk Kerja
52
BAB 52 Bersama Papi
53
BAB 53 My Hero
54
BAB 54 Berkunjung
55
BAB 55 Makan Malam
56
BAB 56 Tujuan Hidup
57
BAB 57 Ke Pengadilan
58
BAB 58 Resmi Bercerai!
59
BAB 59 Prasangka
60
BAB 60 Di CIUM!
61
BAB 61 Hari Baru
62
BAB 62 Ide Cemerlang
63
BAB 63 Bekerja Keras
64
BAB 64 Fokus
65
BAB 65 Meminta Waktu
66
BAB 66 Pergi Bersama
67
BAB 67 Second Kiss
68
BAB 68 Sarapan Pagi
69
BAB 69 Karma Berjalan
70
BAB 70 Kemarahan Zidane
71
BAB 71 Jantung tidak aman
72
BAB 72 Apa IYA?
73
BAB 73 Sarapan pagi lagi
74
BAB 74 Gadis Pemilik Jepit Kupu-Kupu
75
BAB 75 Belanja Bersama
76
BAB 76 Sampai Rumah
77
BAB 77 Kesempatan dalam Kesempitan
78
BAB 78 Dongeng Untuk Zidane
79
BAB 79 Mantan Suami
80
BAB 80 Tidak Tahu Diri
81
BAB 81 Playboy Insyaf
82
BAB 82 Gentleman
83
BAB 83 Seperti Keluarga
84
BAB 84 Mandi di sungai
85
BAB 85 TER-USIR
86
BAB 86 Pengakuan Rasa
87
BAB 87 Dia istriku
88
BAB 88 Lebih Agresif
89
BAB 89 Bestie
90
BAB 90 Peduli
91
BAB 91 Zidane Demam
92
BAB 92 Pelukan Pagi
93
BAB 93 Menyusun Strategi
94
BAB 94 Di Lamar Mendadak
95
BAB 95 Khawatir
96
BAB 96 Kecupan Di kening
97
BAB 97 Kamu Yang Pertama
98
BAB 98 Untuk Aruna
99
Bab 99 Prasangka Aruna
100
PENGUMUMAN!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!