Happy Reading All.
***
Keadaan kelas yang begitu tenang menjadi penyambut saat Adhara sampai di depan pintu kelas XI IPA 3 yang akan menjadi kelasnya. Seorang guru laki-laki yang tengah menjelaskan di depan terlihat begitu fokus dengan pekerjaan nya. Namun sepertinya keadaan tenang itu hanya sebuah cover karena di balik itu banyak yang tengah menahan kantuk atau bahkan merapikan make up nya.
Mrs. Rissa mengetuk pintu membuat guru yang mengajar menoleh ke arah nya begitupun dengan siswa-siswi yang berada di dalamnya, seluruh atentsi langsung mengarah pada Adhara.
“Permisi Mr. Ronald, saya ingin mengantar siswi baru di kelas ini,” jelas Mrs. Rissa sambil melihat ke arah Adhara yang berada di belakangnya.
Adhara tersenyum ke arah guru laki-laki yang masih begitu muda itu, guru laki-laki itu mengangguk dengan senyumannya lalu mempersilahkan Adhara untuk masuk.
“Kalau begitu saya pergi dulu Mr. Terima kasih,” ucap Mrs. Rissa berpamitan undur diri hingga tak lama guru tersebut segera pergi dari tempatnya.
“Baiklah, sekarang silahkan perkenalkan diri kamu,” ucap Mr. Ronald meminta Adhara untuk memperkenalkan dirinya.
Adhara membalasnya dengan anggukan lalu menarik nafasnya sebelum memulai perkenalannya. Jujur saja kini ia merasa begitu gugup apalagi seluruh atensi murid berpusat padanya.
“Hai semua perkenalkan nama saya Adhara Andromeda, saya pindahan dari SMA Angkasa. Semoga kita bisa menjadi teman yang baik,” ucap Adhara memperkenalkan dirinya.
“Adhara imut ya nanti ke kantin mau sama Aa’ gak?” goda salah satu laki-laki dengan kulit hitam manis dan alis tebal dengan mengedipkan matanya membuat Adhara malah bergidik melihatnya.
Laki-laki itu seperti hanya belum pernah merasakan tinjuan Adhara saja, agar dia berhenti menggoda Adhara, ia hanya tak tahu jika Adhara kecil-kecil cabe rawit hanya tubuh saja yang tidak berkembang tapi kemampuan bela diri gadis itu terus berkembang.
“Buaya mulai beraksi,” ucap salah satu teman kelasnya yang lain membuat murid lainnya bersorak mengejek laki-laki yang menggoda Adhara tadi.
“Sudah-sudah jangan ribut, Adhara kamu boleh duduk di tempat yang kosong,” ucap Mr. Ronald yang Adhara balas dengan anggukan.
Gadis itu berjalan menuju kursi kosong yang berada di dekat jendala barisan ketiga. Adhara segera meletakkan tas nya di samping lalu mengeluarkan bukunya.
Gadis yang berada di depan Adhara membalikkan tubuhnya lalu tersenyum ke arah Adhara dan mengulurkan tangannya.
“Hai gue Ariel, dan ini sahabat gue Elara,” ucap gadis itu memperkenalkan dirinya. Adhara membalas uluran tangan Ariel juga Elara.
“Adhara,” ucap Adhara dengan senyumannya.
“Lo imut banget sih Adara,” ucap Elara yang begitu gemas dengan Adhara yang memang memiliki pipi tembam dengan kulit putih bersih, belum lagi tubuhnya yang memang tidak terlalu tinggi.
Adhara hanya tersenyum sambil mengucapkan terima kasih lalu mereka mulai fokus mendengarkan Mr. Ronald yang tengah mengajarkan materi tentang Sejarah Indonesia wajib pantas saja banyak yang menahan kantuk.
***
Adhara meregangkan tubuhnya setelah pelajaran yang begitu melelahkan akhirnya jam istirahat datang juga, gadis itu segera merapikan buku-buku pelajarannya yang berserakan di meja.
“Adhara ayo ke kantin,” ajak Elara yang sudah selesai merapikan bukunya.
“Ayo,” ajak Adhara yang sudah selesai merapikan bukunya.
Ia begitu beruntung bisa di terima dengan baik di kelasnya walau mereka begitu berbeda dalam ekonomi.
Adhara, Elara, juga Ariel berjalan bersisian menuju kantin yang berada di deretan kelas tiga yang berada di lantai tiga.
“Apa di kelas XI tidak memiliki kantin hingga harus ke kelas XII?” tanya Adhara karena ia berpikir tidak mungkin sekolah mewah seperti ini hanya memiliki satu kantin apalagi dengan sekolah luas dan besar seperti ini.
“Ada, hanya saja lebih baik di kelas XII,” ucap Ariel dengan senyumannya yang membuat Adhara mengerutkan keningnya bingung.
“Mengapa?” tanya Adhara bingung.
“Kau akan melihatnya nanti,” ucap Elara dengan senyumannya sambil merangkul pundak Adhara.
Saat sampai di kantin, kantin terlihat begitu ramai dan begitu padat ketiga gadis itu segera menuju stand makanan untuk mengambil makanan mereka karena memang untuk makan siang Nash High School menyiapkan makan siang gratis bagi muridnya.
Namun bagi mereka yang bosan dan ingin menu lain maka mereka bisa datang ke kantin dengan banyak penjual stand makanan yang berada di samping kantin utama.
Mereka memilih duduk di meja bagian ujung agar tidak terlalu ramai. Di tengah kantin dapat Adhara lihat ada meja yang begitu ramai dengan berbagai bisikan dari penghuni kantin yang membicarakan mereka.
“Itu kenapa rame banget sih?” tanya Adhara yang mulai penasaran dengan apa yang terjadi di tengah kantin itu.
“Nah ini alasan kita ngajak lu kesini,” ucap Ariel dengan senyumannya yang semakin membuat kening Adhara mengerut bingung.
“Emang ada ada apa? Ada pembagian sembako?” tanya Adhara semakin penasaran yang malah membuat kedua teman barunya itu terkekeh geli.
“Mana ada pembagian sembako di sekolah,” ucap Elara dengan tawanya.
“Itutuh Tiga pangeran Indonesia, lo gak tau mereka sekolah di sini?” tanya Ariel yang di balas dengan gelengan oleh Adhara.
Hal itu sontak membuat kedua temannya itu menganga tak percaya jika Adhara sungguh ketinggalan info sekali. Apa dia tidak memiliki sosial media? Atau ia malah hidup di zaman purba tanpa media sosial?
Elara menghembuskan nafasnya sebelum menjelaskan siapa Tiga pangeran tersebut.
“Tiga pangeran itu ada yang namanya Arche dia itu yang paling hangat, terus ada Antariksa dia yang paling kasar, Chan yang paling dingin. Dan lo tau mereka semua itu ganteng-ganteng pake banget,” jelas Elara dengan senyumannya sambil membayangkan wajah dari ketiga pangeran tersebut.
Melihat senyuman Elara, Adhara malah bergidik ngeri melihatnya. Sepertinya ada yang tidak beres dengan otak teman barumu yang satu itu.
“Antariksa tetap yang paling ganteng sih,” ucap Ariel yang kini malah bertos ria dengan Elara. Kamu hanya bisa di buat menggeleng dengan sikap kedua temannya itu.
“Udah mending sekarang kalian cepet abisin makannya, bentar telat lagi masuk kelasnya,” ucap Adhara yang sudah menyelesaikan makannya.
Setelah selesai dengan makanan mereka langsung kembali menuju kelas mereka karena jam masuk lima menit lagi.
***
Jam pulang sekolah akhirnya kini tiba namuan Adhara tidak bisa langsung pulang pasalnya ia harus piket terlebih dulu bersama dengan Elara juga teman kelasnya yang lain, Ariel sudah pulang lebih dulu karena sopir sudah menjemputnya.
Saat mereka tengah piket tiba-tiba saja tiga orang laki-laki datang memasuki kelas dengan salah satu dari mereka berjalan ke arah gadis yang tengah menyapu di bagian belakang kelas.
“Mana kaos basket yang gue minta bawain?” tanya laki-laki itu sambil menatap teman kelas Adhara yang bernama Mora itu dengan datar.
“Hmm maaf Kak tapi saya lupa membawanya,” ucap gadis itu sambil menunduk dalam takut menatap wajah laki-laki di depannya.
Laki-laki itu terlihat geram dan langsung mendorong Mora hingga gadis itu tersungkur. Adhara yang melihatnya di buat ternganga karena laki-laki itu begitu kasar.
Adhara yang mau membantunya berhenti melangkah saat Elara menahan tanganya membuat Adhara menoleh ke arah Elara dengan tatapan penuh tanya namun gadis itu hanya membalasnya dengan gelengan.
Kedua laki-laki yang bersama gadis itu hanya terdiam hanya memperhatikan apa yang temannya lakukan.
“Lo harusnya sadar diri kalo bukan karena gue lo gak bakal bisa sekolah di sini, ngelaksanain perintah gue yang gampang aja lo lupa, gak becus banget jadi pembantu,” ucap laki-laki tersebut sambil mendorong kepala Mora yang hanya diam menerima setiap tindakan laki-laki itu padanya.
Adhara yang sudah tak tahan melihatnya segera menghampiri mereka dan mendorong laki-laki tersebut.
“Lo jadi cowok bisa gak sih gak kasar? Udah nyuruh-nyuruh galak lagi, kenapa gak lo bawa sendiri aja?” tanya Adhara sambil berkacak pinggang dan menunjukkan wajah garangnya. Namun bukannya terlihat menakutkan gadis itu malah terlihat begitu menggemaskan bagi siapa saja yang melihatnya.
“Siapa lo ikut campur urusan gue? Udah bosen sekolah di sini lo?” tanya laki-laki tersebut dengan tatapan tajamnya.
Bukannya takut dengan tatapan tajam laki-laki itu Adhara malah membalas tatapan tajam itu.
“Murid baru,” ucap salah satu teman laki-laki tersebut membuat Adhara menoleh hingga matanya memelotot melihat laki-laki tersebut yang tak lain adalah laki-laki yang tadi pagi di bantunya.
Sungguh sial baru saja satu hari bersekolah ia sudah harus dihadapkan dengan laki-laki kurang waras seperti dua laki-laki yang berada di depan dan belakangnya itu.
“Oh murid baru hasil beasiswa?” ucap laki-laki tersebut dengan senyuman sinisnya. Adhara sukses di buat menganga mendengar hinaan laki-laki tersebut.
Laki-laki itu berjalan ke arah Adhara sambil mendekatkan wajahnya ke arah Adhara.
“Inget posisi jangan sampai hanya dalam waktu dua hari lo udah angkat kaki dari sekolah ini,” ancam laki-laki tersebut yang setelahnya langsung pergi dari kelas mereka diikuti oleh laki-laki yang pernah Adhara tolang.
“Jangan di dengerin omongan Antariksa dia emang gitu, btw lo menarik dan imut,” ucap laki-laki yang berwajah begitu kalem sambil tersenyum ke arah Adhara.
Apa yang laki-laki itu lakukan tentu saja membuat pipi Adhara bersemu merah dengan jantungnya yang berdebar cepat.
****
Thanks for Reading all
Hai semua apa kabar?
Aku datang lagi nih dengan cerita baru yang pastinya gak kalah seru sama cerita sebelumnya.
Semoga kalian suka ya sama ceritanya maaf kalau masih banyak typo dan feel kurang dapet.
Jangan lupa untuk Like, Koment, tanpah ke favorite.
See You Next Chapter all.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 258 Episodes
Comments
kayanya si sang cwo kalem ga kasar ga kya si antariksa aplg si chan ituu siapa si gua lupa
2022-09-27
0
Fani Sanangka
menarik juga 👍👍👍👍👍👍
2022-06-09
0
hey
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍sil
2022-03-09
0