Happy Reading.
***
Hembusan angin sepoi membelai tubuh Adhara. Gadis itu hanya memejamkan matanya menikmati angin malam yang terasa begitu menyegarkan.
Saat ini gadis itu tengah beada di taman untuk sekedar menjernikah pikirannya ia juga tengah merindukan kedua orang tuanya yang berada di Bandung. Ia berada di ibu kota seorang diri tinggal di apartemen kecil yang cukup murah.
Setelah merasa puas berada di taman gadis itu memilih untuk pulang. Ia sengaja berjalan dari apatemen menuju taman karena untuk menghemat uang. Lagi pula apartemennya dan taman itu tidak terlalu jauh.
Dollar bills, dollar bills
Watch it falling for me, I love the way that feels
Dollar bills, dollar bills
Keep on falling for me, I love the way it feels
I came here to drop some money, dropping all my money
Drop some money, all this bread so yummy, yeah
Twerking, twerking when I buy the things I like
Dollar, dollars dropping on my *** tonight
Gadis itu bersenandung riang menyanyikan lagu dari artis korea Lisa Black pink.
Suara indah dari Adhara terdengar begitu merdu di tengah malam yang sunyi tersebut karena memang jalan menuju apartemnya begitu sepi beruntung masih ada lampu jalan yang menerangi jalanan.
Saat sedang asilk berjalan sambil bernyanyi mata gadis itu malah tidak sengaja melihat Chan yang tenga berjalan sambil terseok-seok.
“Apa dia mabuk?” tanya Adhara pada dirinya sediri saat meliaht Chan yang terlihat seperti orang mabuk.
Adhara segera berjalan menuju Chan untuk mengikuti laki-laki siapa. Siapa yang tahu jika laki-laki itu membutuhkan bantuan. Adhara sedikit membenci sikap pedulinya ini apalagi pada laki-laki seperti Chan.
Setelah kejadian Antariksa yang menuduhnya saat itu ia menjadi malas untuk terlibat lagi dengan tiga pangeran tersebut. Ia lebih suka mengurusi hidupnya sendiri yang jelas masih sangat berantakan.
“Udah mabuk ngapain masih masuk Bar sih,” gerutu Adhara sambil mengeleng melihat Chan yang memasuki bar padahal laki-laki itu sudah sangat mabuk.
Apa yang sebenarnya terjadi pada laki-laki itu yang terlihat begitu kacau.
Saat akan memasuki bar Adhara malah di tahan oleh dua penjaga yang berjaga di depan pintu.
“Maaf nona tolong tunjukkan KTP Anda,” ucap salah satu penjaga yang berada di sana. Adhara menggigit bibirnya karena ia belum memiliki KTP usianya masih enam belas tahun. Dimana ia akan mendapatkan KTP di umur nya sekarang.
“Em maaf pak saya datang dengan Chan,” ucap Adhara dengan senyuman gugupnya berharap dua penjaga itu mempercayainya.
Terlihat jelas kedua penjaga itu mengerutkan keningnya. Mereka memang mengenal Chan, karena laki-laki itu yang sering datang bersama dengan kedua sahabatnya hanya saja mereka tidak pernah melihat kegita pangeran tersebut membawa seorang gadis malah terlihat anti pada kaum hawa.
“Anda tidak bisa membohongi kami nona,” ucap penjaga dengan tubuh besar tersebut.
“Om bisa tanya sendiri ke Chan kalo gak percaya,” ucap Adhara dengan menantang.
“Baiklah, kamu tunggu di sini dulu,” ucap penjaga tersebut yang langsung masuk ke dalam bar.
“Om itu ada yang berkelahi ya?” tanya Adhara pada salah satu penjaga yang masih berada di sana sambil menunjuk belakang penjaga tersebut.
Penjaga tersebut sontak melihat ke belakang tapi ia tidak menemui orang yang tengah bertengkar melainkan seorang gadis yang tengah berlari memasuki bar.
“Gadis itu pandai sekali membohongi orang yang lebih tua,” ucap penjaga tersebut yang langsung bergegas untuk mencari Adhara.
Adhara sendiri kini tengah menghembuskan nafasnya lega karena bisa masuk ke bar tersebut. Bau asap rokok dan alkohol yang begitu menyeruak. Adhara menutup matanya saat meliaht banyak pasangan yang tengah berciuman degan panas.
“Ya allah mata dedek ternodai,” ucap Adhara sambil menutup matanya dengan kedua tangannya namun tentu masih ada celah untuk mengintip.
Lampu disko yang terus berkalap-kelip terasa begitu menyilaukan mata. Adhara dengan segala tingkah koyolnya malah menyangga kedua matanya dengan jaritelunjuk dan jempolnya. Mencari keberadaan Chan.
“Itu cowok kemana sih?” tanya Adhara sambil terus berjalan untuk mencari keberadaan Chan.
“Hay dedek gemes ngapain disini?” suara bariton tersebut membuat Adhara menoleh pada laki-laki di sampingnya.
Laki-laki dengan tubuh tinggi dan rambut yang sedikit ikal dan kulit sawo matang tersebut melihat ke arah Adhara dengan senyuman menggodanya. Adhara yang melihat nya bergidik ngeri.
“Maaf Om permisi dulu,” ucap Adhara yang ingin langsung peri dari sana namun laki-laki itu malah memegang pundak Adhara.
Adhara menghembuskan nafasnya kasar lalu segera memegang tangan laki-laki tersebut dan memelintirnya kebelakang membuat laki-laki itu mengaduh kesakitan.
“Jangan macem-macem Om, tangannya patah tahu rasa,” ucap Adhara dengan tatapan kesalnya. Gadis itu langsung mendorong laki-laki itu dan memilih untuk segera mencari keberadaan Chan yang tengah masuk.
Saat melihat ke arah sofa yang berada di dekat meja bar dapat kamu lihat Chan yang tengah duduk dengan banyak minuman beralkohol di sana di tambah dengan banyak gadis yang berusaha menggoda laki-laki yang tengah mabauk tersebut.
“Ck masih SMA udah berani kayak gini, sangat amat tidak pantas di tiru,” ucap Adhara.
Apa yang Chan lakukan memang bukanlah hal yang pantas untuk di tiru entah itu untuk remaja atau orang dewasa sekalipun. Alkohol bukanlah jalan pintas menyelesaikan masalah malah hanya akan memperburuk masalah.
Melihat Chan yang sepertinya akan baik-baik saja jika ia pergi, Adhara memilih untuk segera pergi ia sungguh tak tahan berada terlalu lama di club tersebut dengan bau alkohol dan asap rokok yang begitu menyengat.
“Mending pergi aja lah, masih sayang paru-paru sama jantung gue kalo ngehirup asap rokok,” ucap Adhara yang hendak pergi dari sana.
Namun bersamaan dengan itu dapat ia lihat Chan yang juga berdiri dan hendak pergi dari san dengan langkahnya yang terseok-seok akibat minuman beralkohol.
“Udah gak usah di perduliin lagi Adhara, dia gak bakal ngucapin makasih walaupun lo bantuin,” fumam Adhara pada dirinya sendiri.
Namun hati kecilnya malah menuntunnya untuk mengikuti laki-laki tersebut yang sudah keluar dari bar. Saat keluar dari bar gadis itu menutupi wajahnya agar tidak terlihat oleh penjaga.
Setelah benar-benar keluar Adhara menghembuskan nafasnya lega. Dari jauh ia memperhatikan Chan yang melangkah entah akan pergi kemana.
“Itu orang gak bisa pulang aja apa ya,” gerutu Adhara yang masih terus mengikuti Chan.
“Dah lah mending gue aja yang pulang,” ucap Adhara namun bukannya melangkah untuk berbalik dan pulang ia malah mangikuti Chan.
“Takutnya di culik tuh anak jadi ikutin aja lah,” ucap Adhara yang akhirnya memilih untuk tetap mengikuti Chan untuk pulang.
***
Thank for Reading all
Hai semua apa kabar?
Aku datang lagi nih dengan cerita baru yang pastinya gak kalah seru sama cerita sebelumnya.
Semoga kalian suka ya sama ceritanya maaf kalau masih banyak typo dan feel kurang dapet.
Jangan lupa untuk Like, Koment, tambah ke favorite.
See You Next Chapter all.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 258 Episodes
Comments
Coco
apakah Andara akan bersama Chan?
2023-04-10
0
Coco
money Lisa emang rekomen untuk didenger
2023-04-10
0
hey
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
2022-03-09
0