Kisah Ica

Zain tersenyum memandang Ica dan Aksa.

"Ca... kondisi Aksa hampir sama seperti saat kamu pingsan tadi dan kemarin." Jelas Zain

"Maksud kamu?" Ica tidak mengerti maksud Zain.

Zain menyeret kursi kayu yang terletak sedikit jauh dari ranjang dan menempatkannya di depan Ica supaya bisa berbicara dengan baik.

"Ca, dua kali kamu pingsan. Kami berdua cukup panik dengan kondisi kamu yang tidak kunjung siuman. walaupun semua cara sudah kami lakukan agar kamu siuman." Zain berhenti sejenak bernapas.

"Keringat dingin bercucuran di sekujur tubuh kamu. Wajah kamu terkadang terlihat tenang tapi lebih terlihat panik dan cemas." Ica masih menyimak penuturan Zain. Tanpa melepas pelukannya ke Aksa.

"Aksa hampir putus asa melihat kondisi kamu, ia hampir menangis. Tapi anehnya, saat Aksa memeluk atau menyentuhmu. Wajah kamu terlihat tenang. Tapi ketika aku yang menyentuh, hawa panas yang aku rasa. Sama seperti waktu aku nyentuh Aksa tadi." Zain menelan salivanya pelan.

"Sepertinya kalian berdua ada ikatan yang aku belum tahu." Zain berdiri menuju meja menuang air dalam kendi ke gelasnya.

Glek...

sekali teguk habis air di gelas.

Zain kembali duduk. Menatap lurus Ica. Tatapan datar tapi terkesan serius.

"Ca, katakan apa yang kamu lihat di pingsanmu." Intonasi ucapan Zain terkesan mengintimidasi Ica.

Mmbuat Ica menunduk membuang napasnya sembarangan.

Pelukan Ica berpindah ke area pinggang Aksa. Tatapannya kembali ke depan. Ada Zain yang masih menunggu jawabannya.

Ica masih terlihat bingung harus mengatakan dan memulai darimana.

"Ca... lihat aku." Perintah Zain.

"Ca... katakan... aku bantu sebisa dan semampuku... " Ica menatap Zain. Selama ini Zain adalah satu-satunya sahabat yang paling dia percaya.

Ica tidak pernah menyembunyikan apapun dari Zain. Begitupun dengan Zain. Keduanya saling memberi dan menerima kekurangan masing-masing. Meskipun tak dipungkiri terkadang masih saja ada missunderstanding diantara keduanya. Namun persahabatan dan kepercayaan mengalahkan semua ego.

Ica kembali mengingat bagaimana, Zain mengenalkan dirinya.

Flashback 7th years old

"Hai... Ica ya..." Sapa seorang cowok yang hanya di ketahui Ica teman sekelasnya.

Cowok itu mengulurkan tangannya sebagai tanda perkenalan, "Zain..." Begitu ia mengenalkan namanya.

"Luizza Izzy Seraphina" Kata Ica membalas uluran tangan Zain.

"Kamu kesepian ya di sini?" Ucap Zain dengan gaya sotoy. Yang hanya dibalas tatapan oleh Ica. Tak ada jawaban iya atau tidak.

"Kalau kamu mau, nanti ayo ikut aku jalan-jalan. Di sini gak kalah kok sama di Surabaya." Lanjut Zain dengan senyum manisnya, seakan tak pernah tersinggung dengan Ica yang tak menjawab pertanyaannya.

Diajakin begitu, Ica masih diam. Ia hanya menatap cowok di depannya.

"Ya udah kalau gak mau sekarang juga gak pa_pa kok..." Pungkas Zain sambil bersiap kembali ke bangkunya.

"Aku mau kok.." Akhirnya pecah juga suara Ica.

"Tapi, kita pakai sepada onthel gak pa_pa kan?" Ucap Zain kembali duduk di depan Ica.

"Gak pa_pa..." Balas Ica dengan senyum kecil.

Kejadian itu terjadi tiga bulan setelah tahun ajaran baru. Ica yang kebetulan baru pindah dari Surabaya kesulitan berkomunikasi dengan teman-teman dan gurunya yang kebanyakan masih menggunakan bahasa Jawa sebagai pengantar.

Sedangkan Ica, yang tidak mengerti hanya bisa diam. Dan Zain adalah satu dari sekian temannya yang berani memulai percakapan dengan Ica.

Dengan Zain, Ica belajar banyak hal tentang tradisi Jawa. Mama, Papa, Mbah Oppi dan Mbah Yun sebenarnya sudah mengajarkan tentang adat Jawa, tapi Ica masih belum paham.

Namun dengan Zain, Ica belajar dengan mudah. Mungkin karena usia mereka yang sebaya kalee ya.

Sebenarnya usia Zain dua tahun lebih tua dari Ica. Zain sekolahnya telat. Tahu sendirikan, mindset penduduk yang masih merasa pendidikan tidak begitu penting. Itu juga yang terjadi pada Zain kecil.

Dan sejak itu Zain dan Ica menjadi dekat. Beberapa teman sering menjodohkan keduanya. Namun baik Zain atau Ica hanya menganggap hubungan mereka sebatas sahabat.

Back Now...

"Ca..Ica..." Zain menggerak-gerakan telapak tangannya ke atas ke bawah melihat Ica mulai melamun.

"Ca, kamu masih percaya aku kan..." Ulang Zain.

"Ca... Hei... " Zain kali ini mencolek bahu Ica.

"Oh...Eh.. Iya Zain.. kenapa?" Kata Ica gugup ketahuan melamun sama Zain.

"Ca... kenapa?" Zain mulai memasang mode sabar menghadapi Ica.

"Zain... kemarin aku datang ke sebuah rumah, penghuni suaminya dari Cina, istrinya orang Jawa. Aku dikira anak mereka. Nama anak itu Dyah Adistya shexien." Kata Ica datar.

" Rumah mereka sangat unik meskipun hanya terbuat dari kayu. Perpaduan antara Jawa dan Cina." Jelas Ica dengan bernapas panjang.

Zain mendengarkan dengan detail. Ica terdiam lagi. Pandangan beralih ke Aksa yang mulai menggigil.

"Terus.... " Zain mulai tak sabar.

"Terus.... tadi itu. aku seperti tersesat di sebuah jalan. Tapi ada seorang perempuan yang di sebut Simbok menunjukan jalan pulang. Ternyata itu rumah Dyah Adistya Shexien yang keturunan Cina-Jawa." Ica diam kembali , ia mengatur napasnya agar tetap stabil.

"Di sana aku ketemu, seorang cowok mirip Mas Aksa. Ternyata dia anak seorang Raja dari ibu selir. Keluarga Adistya juga menjodohkan aku dengan Raden itu." Jelas Ica.

"Kata cowok yang ada di sana, itu terjadi tahun 1442..... pas zamannya Prabu Brawijaya I, bahkan Raden itu sudah beragama islam. Begitupun keluarga Adistya. Baba Adistya seorang muslim dari China." Cerita Ica merasa sedih.

"Kamu nangis Ca?" Kata Zain sambil menghapus kristal bening yang turun dari sudut mata sipitnya.

"Aku di sana seperti orang bingung Tak tahu harus berbuat apa. Aku seperti orang asing." Isak Ica.

Zain terus menghapus air mata ica.

Aksa yang dipeluk Ica, mulai bergerak lincah. Mengusak-usak kepalanya ke dada Ica. Membuat Ica geli.

"Aku dimana?" Kalimat pertama yang terucap dari Aksa begitu ia mulai baikan. Dan keringat dinginnya sudah mulai normal.

Zain dan Ica terperangah kaget.

"..........." Keduanya sibuk dengan otaknya masing-masing dan berharap masih waras.

😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘

See yu next episode

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!