Ica mendengar suara , Kruuk.. kruuk... ..
"Kenapa Ca?" Tanya Aksa mendengar suara aneh dari Ica.
"Laper." Jawab ica
"Haa haa hhaa...." Aksa tak mampu menahan tawanya.
"Mau makan?" Tanya Aksa kembali.
"Maulah...." Jawab Ica cepat tanpa sungkan.
"Kita ke warung depan yuk... makanannya lumayan murah dan rasanya enak." Ajak Aksa
"Yuuuk... " Sahut Ica.
"Kamu gak tengsin tuh Ca, makan di warung kayak gini?" Tanya Aksa heran.
"Haa haa haaa...." Ica ngakak mendengar pertanyaan Aksa.
"Kalo aku, makan dimana saja okay saja. Selama makanannya gak beracun saja." Lanjut Ica.
Aksa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Heran saja sama kelakuan cewek yang baru dikenalnya beberapa jam yang lalu itu.
Jarang-jarang saja menemukan cewek yang gak sok jaim di zaman yang kayak gini.
"Zaiiin... ayoo makan..." Panggil Ica sambil teriak-teriak memanggil nama Zain di kantor pembelian tiket masuk.
"Kemana?" Tanya Zain sambil menyembulkan kepala sedikit ke arah jendela.
"Warung depan, kata Mas Aksa masakannya enak dan murah." Sahut Ica dari luar.
"Oohhh... Warung Mbak Denok. Kalian dulu deeh.. aku pesankan yaa... Bilang saja Zain. Nanti Mbak Denok udah tau." Kata Zain.
"Okaaayy.." Kata Ica sambil ngeluyur pergi ditemani Aksa.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Benar saja, makanan di warung Mbak Denok enak dan murah. Porsinya juga lumayan buat ukuran Ica 😂😃. Karena Ica minta ini itu sesuai keinginan matanya. Membuat Aksa yang di sebelahnya juga tambah heran. Dan kembali menggeleng-gelengkan kepalanya.
Cewek berpostur lumayan kecil tapi memiliki porsi makan banyak. Piringnya dipenuhi lauk macem-macem ada tahu, tempe, ayam, wader, sampai pindang ada di piringnya dengan hanya nasi setengah entong.
Belum lagi nambah yang namanya bothok an, pepes dan kerupuk.
"Cha.... beneran itu makanannya segitu?" Tanya Aksa ragu.
"Haa haa... Ca, porsi makan kamu dari dulu gak berubah ya..." Suara Zain yang tiba-tiba muncul. Membuat pertanyaan Aksa terjawab dengan sendirinya oleh Zain.
"Seriusan Zain?" Ulang Aksa bengong.
"Iya... badan bole kecil tapi kalo urusan perut bisa lebih banyak dari kita. Lauknya tapi... bukan nasinya." Jawab Zain meyakinkan Aksa.
"Wah, bisa tekor tuh pacar kamu nanti. Kalo tiap kali ngajak makan di resto mahal, bisa-bisa makanan 1 resto kamu pesan semua. Haa haa haa..." Olok Aksa dengan tawa lebarnya.
"Ya....ya... ya... ntar kalo mau pacaran aku nyari yang banyak duitnya saja. Yang kekayaannga gak abis sampai tujuh turunan biar bisa beliin aku makanan 1 resto." Balas Ica dengan melahap makanan di depannya.
Mbak Denok yang ikut menyimak obrolan mereka bertiga ikut tertawa kencang.
"Ce... bener itu yang Cece bilang tadi. Saya setuju sama Cecenya..." Seru Mbak Denok.
"Haa haa ha.. Cece... Cece dari Hongkong." Ledek Zain mendengar Mbak Denok memanggil Ica dengan Cece.
Ica hanya cemberut memonyongkan bibirnya. Memang tidak sekali dua kali. Bahkan setiap orang yang pertama melihatnya akan bernaggapan dirinya memang orang China. Dan Ica hanya menerima dengan lapang dada.
Mbak Denok hanya menatap Zain dengan wajah bingung.
"Panggil Ica aja Mbak... jangan Cece. Gak cocok sama tingkahnya." Ledek Zain lagi.
"Zain. kamu tuuh sahabat aku atau musuh aku siih.." Kata Ica ketus.
"Apa aja deeh..." Mbak Denok hanya tersenyum mendengar perdebatan Zain dan si Cece.
"Tapi saya suka makan di warung Mbak. Bisa makan seenaknya gak usah pake banyak aturan. Di resto yang mentereng tuuh udah mahal, aturannya banyak pula." Sambung Ica.
Lagi-lagi pernyataan Ica membuat seluruh isi warung ikut tertawa.
"Ca, mending kamu ikut stand up comedy aja kalee yaa..." Usul Aksa
"Ogaah... Aku gak suka sama kamera di studio manapun. Nanti malah bikin terkenal saja." Jawab Ica dengan mulut penuh wader.
"Mbak Denok, sumpah makanannya ueeenaaakkk pake bangeeet... belajar masak dimana siiih Mbaaak..."Kata Ica sambil mengacungkan ibu jarinya.
"Enak gitu aja kali Mbak, gak usah hiperbola .Ntar malah jadi ironi looo..." Jawab Mbak Denok merendah, menghilangkan panggilan Cece ke Ica.
"Widiiih Mbak Denok pas sekolah dulu nilai bahasa Indonesianya pasti bagus ya..." celoteh Ica.
"Ca, pliss deeh abisin makanannya dulu. Gak usah muji-muji Mbak Denok. Mbak Denok udah gak mempan di puji sama pelanggannya." Kata Zain sembari menatap Ica kejam.
"Takuuutt.. ada monster." Kata Ica dengan suara yang dibuat gemetar, seolah benar-benar takut dengan perkataan Zain sampai menjulikinya monster.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Da da da Zain... Da.. da.. Mas Aksa. Ica pulang dulu ya.. Jangan kangen sama Ica ya... Besok Ica main lagi kok." Kata Ica dengan manja sebelum pamitan pulang.
"Udah kalo mau pulang. Pulang saja. Gak usah lebay gitu." Kata Zain jutek.
"Usil aja... " Bisik Ica menuju lokasi parkir, menstater motornya dan menghilang dari pandangan Zain dan Aksa.
Aksa hanya tertawa lebar mendengar gurauan dua orang sahabat itu. Persahabatan yang nampak begitu tulus dan apa adanya.
Benar-benar kehidupan polos seorang penduduk desa. Tapi bukan berarti mereka kudet atau tulalit. Mereka adalah orang-orang cerdas menurut Aksa.
"Kaliam berdua itu memang kayak gitu?" Oceh Aksa begitu Ica menghilang.
"Kayak gitu gimana?" Zain bingung tuh.
"Suka meledek satu sama lain gitu."
"Yaa begitu laah..."
"Aneh.."
"Koen iku sing aneh. wong karo konco yoo biasa too guyonan koyok ngunu." kata Zain.
( Kamu itu yang aneh. Dengan teman itu kan ya biasa bercanda kayak gitu )
Zain meninggalkan Aksa sendiri di depan teras pembelian tiket masuk.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Pliss... kasi like, komen, vote dan rate yaa man teman...
lop yu pull 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Diva🐝
wader itu jenis mknan apa thorrr😁
2020-11-16
1
Diva🐝
babang aksa ....visual le mn thorrr,jd penisoran
2020-11-16
1