Dyah Adistya Shexien

Ica mengikuti perempuan yang memanggilnya dengan nama Adis. Mereka berjalan hingga ke ujung perkampungan.

Kini di depan Ica ada sebuah rumah yang nampak paling besar diantara rumah-rumah warga yang tadi dilewatinya.

Ica berdiri di depan sebuah gerbang kayu yang bentuknya mirip dengan pintu depan rumah Mbah Oppi.

Gerbang berteralis arsitektur jawa dengan bagian atas kanan kiri mirip puncak candi. Dikelilingi pembatas area dalam dan luar dari tumpukan bata merah..Terkesan sangat mewah dan kuno.

Bahkan pagar tembok pembatas ini bentuknya juga mirip sama badukannya di rumah Mbah Oppi. Hanya saja yang dirumah Mbah Oppo lebih pendek sehingga bisa dipakai duduk atau hanya sekedar cangkruk dengan tetangga.

Begitupun tepian gerbang yang puncaknya seperti candi, di rumah Mbah Oppo juga ada puncaknya begitu hanya lebih pendek, setinggi dada orang dewasa. Bukan hanya Mbah Oppo tapi masyarakat satu dusun memiliki gerbang depan yang sama bentuknya. Warga sekitar menamai gerbangnya itu dengan sebutan gereja. Katanya sih karena bentuknya mirip gereja. Tapi mirip darimananya. Protes Ica waktu tanya ke Mbah Oppi waktu itu. Tapi sampai sekarang tidak pernah dijawab. 😂😂😂

Dan bedanya lagi, gerang di rumah Mbah Oppo gak ada pintunya. Di sini pintunya sangat tinggi besar dan tebal.

Ibu itu seperti mengetuk gerbang. Tak lama kemudian pintu terbuka lebar. Ica masih mengikuti langkah kaki wanita yang membawanya itu.

Baru dua langkah Ica memasuki area rumah, ia hanya melongo dan takjub menyaksikan desain dan arsitektur rumah tersebut.

Sebuah rumah apik perpaduan arsitektur Jawa China. Jika desain bangunan Jawa maka ornamen pendukungnya milik Cina. Begitupun sebaliknya. Jika desain bangunan China maka ornamen pendukungnya ala Jawa.

Ica juga melihat ada lebih dari tiga bangunan di dalamnya. Entahlah Ica tidak seberapa paham.

Yang Ica tahu begitu memasuki gerbang yang terlihat adalah sebuah pendopo, yaitu bagian terdepan dari bangunan khas Jawa. Fungsinya sebagai ruang pertemuan dengan keluarga, tamu kerabat dan sebagainya.

Di situ Ica melihat ada beberapa orang yang nampak duduk cemas. Namun begitu melihat kedatangan Ica dan wanita yang membawanya, wajah mereka nampak sumringah dan cerah. Bahkan semua langsung bangkit dari kursinya masing-masing seakan hendak menyambutnya.

Ica yang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, masih terus mengikuti langkah wanita yang dia temui di perkampungan tadi.

"Adis... " Teriak seorang wanita cantik sambil berlari memeluknya. Lamat-lamat, Ica tersadar kalau wanita yang memeluknya itu adalah orang yang menyebut dirinya Emak beberapa hari lalu.

Ica masih tak bergeming karena menyadari tentang suatu hal yang terulang kembali. Mimpinya kemarin sewaktu pingsan di Candi Bajang Ratu.

Di belakang wanita yang memeluknya ada seorang pria yang tak kalah cemasnya. Pria yang kemarin menyebut dirinya Baba.

Tanpa menanyakan apapun, wanita yang memeluknya itu menuntun Ica masuk ke pendopo.

"Mbok, ndang cepak ke dahar karo padusanne Ndoro Ayu." ( Mbok, segera siapkan makan dan air untuk mandi Nona Muda. ) Pinta wanita yang menuntunnya.

Ica duduk di kursi kayu anyaman panjang. Dan masih belum lepas dari genggaman wanita tersebut. Seolah dia sangat takut kehilangan Ica.

Seorang wanita yang masih terlihat cantik walaupun usianya sudah tidak muda lagi. Kira-kira begitu yang dipikirkan Ica.

Sedangkan pria yang mengikuti wanita tersebut duduk dengan wajah tenang dan teduh. Wajah orientalnya terlihat begitu asli. Matanya yang sipit dan kulitnya yang bersih. Sisa-sisa Ketampanannya masih terlihat dengan baik. Walaupun sudah ada kerutan diwajahnya. Tapi itu adalah bukti kerja keras seorang pria.

"Dalem ten pundi niki?" ( Saya dimana ini? )Kalimat pertama yang diucapkann Ica setelah terdiam sekian lama.

Tentu saja pertanyaan Ica membuat kedua pasangan pria wanita itu saling pandang keheranan.

"Lo.. iki yo omahmu Nduk. Aku babu lha iki emak mu. " ( Lo.. ini rumahmu, Nak. Aku Ayahmu sedangkan itu ibumu.) Terang Baba.

Ica memandang kedua pasangan dihadapannya. Wajah Baba mirip sekali dengan wajahnya. Sedangkan rambut emak mirip dengan rambutnya.

"Sak niki taun pinten?" ( Sekarang tahun berapa? ) Pertanyaan Ica kembali membuat pasangan tersebut terhenyak kaget.

"Nduk, awakmu seger waras kan?" ( Nak, kamu sehat kan? ) Sahut Emak panik melebihi kepanikannya saat putrinya itu belum kembali. Karena begitu kembali yang ada ia menanyakan pertanyaan yang bisa dijawab oleh siapapun.

" Dalem mboten kengeng nopo-nopo kok, Mak. Emak pun kuatir. Dalem seger waras." ( Saya tidak apa-apa, Bu. Ibu ndak usah kuatir. Saya sehat. ) Kata Ica.

Baba yang merasa sedikit aneh dengan sikap putrinya, mendekatkan kursinya di sebelah Ica.

"Jenengmu sopo, Nduk?" Tanya Baba hati-hati.

Diberi pertanyaan semacam itu, membuat Ica menunduk. Ada kebimbangan dihatinya. Karena jika ia menyebut nama aslinya maka gegerlah seisi rumah tersebut.

Maka Icapun memilih untuk menggeleng, "Dalem supe, Ba." ( Saya lupa Ayah )

"Duuh Gusti... " (Ya Tuhan ) Ucap Emak sedih mengetahui kondisi putrinya.

"Gak usah sambat, Mak. Sesok di celokno Tabib ae." ( Ndak usah sedih, Bu. besok kita panggilkan tabib saja )

Emak mengangguk menurut perintah suaminya.

"Nduk, rungokno yoo... Jenengmu kuwi Dyah Adiatya Shexien. Emaknya wong mojopahit Babamu soko negeri Cino." ( Dengarkan ya Nak, Namamu Dyah Adistya Shexien. Ibumu orang Jawa. Ayahmu Dari negeri Cina. ) Kata Baba

"Dyah Adistya Shexien." Ulang Ica dibere anggukan Emak dan Babanya.

Nama yang bagus, terus untuk apa aku dikirim ke sini? Untuk Ica dalam hati.

\===================================

Ica masih berpikir tentang keberadaannya. Sungguh untuk apa Ica harus kembali ke masa Mojopahit.

Apa yang terjadi dengan Ica selanjutnya? Akankah ia akan terus bermimpi panjang ataukah ia akan segera terbangun ?

Apakah sosok Dyah Adistya hanyalah sebatas mimpi atau memang benar adanya keberadaannya?

Next episode ya man teman...

terus dukung Thor ya...

Maksi buat like, komen, vote dan ratenya.

Terus kasih boom aku ya...

Terpopuler

Comments

Keira_shi

Keira_shi

Ceritanya bagus kak, menarik




Jangan lupa mampir juga di novelku yg judulnya "Dikejar CEO Tampan"

Banty vote dan like juga,

Makasih ^^

2020-07-27

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!