Pesta kelahiran Louis digelar dengan megah. Para bangsawan berlomba-lomba memberikan ucapan selamat dan hadiah kepada calon Putra Mahkota. Braun dan Charlotte menghiasi pesta dengan wajah bahagia mereka. Judith pun turut berbahagia melihat banyak orang yang menyukai adiknya. Leticia hanya bisa tersenyum paksa melihat kegirangan yang terpancarkan selama pesta.
Sesekali Leticia bersama Braun menyambut tamu yang datang. Braun kadang menggandeng dan merangkul Leticia. Leticia ingin menepis tangan Braun, tetapi ia tidak bisa. Ia tidak ingin tersebar gosip tentang hubungannya dengan Braun yang buruk. Judith yang masih kecil, pasti tidak mampu menahan cemoohan dari bangsawan-bangsawan yang melihat kejadian hal ini.
Braun meninggalkan Leticia karena tidak baik meninggalkan bintang pesta ini sendirian. Braun menghampiri Charlotte sambil membawa minuman. Charlotte menerima minuman yang dibawa Braun. Mereka berdua tersenyum.
Leticia memalingkan wajah dari pandangan yang tidak mengenakkan itu. Ia mencari Judith yang tadi ia tinggalkan bersama Charlotte. Kemungkinan Judith bosan karena merasa bosan dan pergi berkeliling.
Leticia melihat punggung putrinya. Sebenarnya ia ingin memanggilnya, tetapi mengurungkan niatnya. Judith sedang berkenalan dengan teman-teman sebayanya. Semuanya sangat ramah terhadap Judith. Mereka membicarakan sesuatu dengan semangat. Leticia yang tidak ingin merusak keadaan dengan kehadirannya, segera menjauh.
Ia menuju balkon untuk menyendiri. Menghirup angin malam yang dingin seakan ingin menyegarkan kepalanya yang keruh. Apakah ia bisa bertahan? Harus sampai kapan ia bertahan? Berbagai pertanyaan membanjiri kepalanya.
"Rupanya kau di sini, aku mencarimu ke mana-mana," ujar suara wanita dari punggung Leticia.
"Ah, pesta masih berlangsung. Haruskah kupanggil Permaisuri Leticia?" lanjut wanita itu kembali.
Leticia segera berbalik melihat orang yang menyapanya. Wanita yang sedang berdiri di depannya adalah pemimpin penyihir kekaisaran sekaligus teman baik Leticia. Ia adalah rakyat biasa yang bisa menjadi pemimpin di kekaisaran. Semua itu ia peroleh karena kemampuan sihirnya yang hebat. Banyak penyihir yang berasal dari keturunan bangsawan yang tidak menyukainya karena iri.
"Kamu bisa memanggilku sesuka hatimu, Rose. Aku di sini hanya ingin terbebas dari keramaian," jawab Leticia dengan cepat.
Leticia kembali memegang pinggiran balkon dengan kedua tangannya.
"Jika kau ada masalah, kau bisa menceritakannya kepadaku." Rose menaruh tangannya pada bahu Leticia.
Leticia memejamkan mata erat-erat. Ia menoleh menatap Rose.
"Terima kasih, aku akan mengundangmu ke istana permaisuri pertama jika kamu tidak sibuk. Tidak baik membicarakan masalah di pesta perayaan kelahiran calon Putra Mahkota." Leticia tidak mampu mengendalikan suaranya yang semakin rendah.
"Aku akan datang walaupun sibuk." Rose menatap Leticia dengan lembut. Tatapan Rose mampu menenangkan hati Leticia yang sedang kacau. Leticia ingin memeluknya, meluapkan semua perasaannya segera mungkin. Namun, masih ada telinga dan mata yang mendengar. Ia tidak ingin desas-desus membebani kepalanya yang sudah penat.
"Jadi Dale tidak datang?" Leticia berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Orang itu dari awal tidak menyukai Braun. Tidak mungkin dia datang." Rose mengibas-ngibaskan tangan kanannya.
"Sepertinya ada baiknya aku mengundang kalian berdua bersamaan." Leticia mulai tersenyum. Ia mulai membayangkan pertemuan mereka bertiga.
"Aku ingin kau mengundangku sendirian. Jika ada dia, mungkin kau akan semakin pusing karena kami selalu bertengkar." Rose memegang keningnya dengan salah satu tangannya sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Baiklah aku hanya akan mengundangmu saja. Namun, lain kali aku akan mengundang kalian berdua bersama. Kamu harus datang."
"Baiklah. Sebelumnya aku peringatkan jangan menjodohkan kami. Aku tidak cocok dengannya dan dia bukan tipeku." Rose mendengus kesal. Sudah lama sahabatnya ini menjodohkannya dengan Dale si penyihir menara. Hanya karena mereka berdua adalah teman masa kecil dan sama-sama seorang penyihir. Mereka berdua tidak saling menyukai, dan tidak akan saling menyukai.
"Baik, baik." Leticia mulai tertawa.
Ini adalah tawa pertamanya sejak pernikahan Braun dan Charlotte. Ia baru merasa bebas ketika bersama teman-temannya. Ia tidak sabar mengundang Rose dan Dale ke istananya.
***
Leticia sedang membuka kertas putih yang direkatkan dengan lelehan lilin. Surat-surat dari bangsawan membuatnya lelah. Tak ada yang benar-benar mendukungnya. Para bangsawan itu hanya membutuhkan dukungan dari Kaisar.
Leticia membuka surat terakhir dengan tulisan mantra sihir. Ada dua orang yang mungkin mengirimkan surat ini, Rose atau Dale. Sepertinya itu surat dari Rose, karena surat dari Dale pasti memiliki lambang menara sihir.
Leticia membaca surat itu.
Aku memberikan batu sihir untuk berkomunikasi. Aku harap kau segera menghubungiku. Aku siap datang kapan saja.
Temanmu,
Rose
Sebuah pesan yang sangat singkat, tetapi sangat membantunya. Tangan Leticia meraih batu berwarna hijau yang berada di dalam amplop. Ia memutar-mutar batu itu untuk memperhatikan bentuknya. Ada sebuah tombol yang berada di tengah batu itu. Tombol itu digunakan untuk mengaktifkan sihir komunikasi jarak jauh. Leticia pasti akan menggunakan batu itu, tetapi hari ini bukan waktu yang tepat. Ia menaruhnya di laci kerjanya.
Suara ketukan pintu terdengar di ruang kerja Leticia. Ada seorang wanita yang masuk ke dalam. Charlotte dengan cepat memberi salam dan duduk di tempat tamu. Leticia segera berhenti dari pekerjaannya lalu menyapa Charlotte. Ia berdiri dan duduk di depan permaisuri ke dua. Tidak seperti biasanya Charlotte datang ke ruang kerja. Biasanya mereka hanya bertemu di meja makan atau saat mereka mengundang satu sama lain ke istana mereka masing-masing.
"Sebelumnya saya berterima kasih atas hadiah yang Anda berikan kepada Louis, Permaisuri Leticia."
"Bukan apa-apa, sudah sepantasnya saya memberikan hadiah kepada calon Putra Mahkota."
"Saya juga berterima kasih karena Anda telah mengerjakan semua tugas permaisuri sendirian. Bila Anda berkenan, saya harap bisa membantu pekerjaan Anda. Saya juga seorang permaisuri, sudah sepantasnya saya ikut mengerjakan pekerjaan yang Anda lakukan."
Charlotte ingin membantu pekerjaan Leticia. Seharusnya Leticia senang, tetapi hatinya merasa gundah. Seperti tugasnya diambil alih oleh Charlotte, tetapi mereka hanya berbagi tugas agar pekerjaannya lebih ringan. Akhirnya Leticia menyetujuinya.
"Baiklah, saya akan membagi tugas permaisuri dengan Anda, Permaisuri Charlotte."
"Terima kasih, Permaisuri Leticia. Saya pamit dulu."
Charlotte telah pergi dari ruangan kerja Leticia. Leticia bersandar di kursi sambil memejamkan matanya. Ia merasa ada maksud tersembunyi dari Charlotte.
Di samping itu, hubungan antara Charlotte dan Braun terlihat mencurigakan. Jika Braun sama sekali tidak pernah mencintainya, bagaimana dengan Charlotte? Apakah perasaan Braun kepada Charlotte adalah murni atau hanyalah pura-pura? Apakah Marquis Nien juga bekerja sama dengan Braun untuk membunuh kaisar?
Ia segera mengambil batu sihir yang diberikan oleh Rose. Jari Leticia menekan tombol batu sihir itu. Batu itu bersinar terang. Selang beberapa lama terdengar suara Rose.
"Ada apa Leticia? Apa kau ingin bertemu denganku sekarang?"
"Tidak, tidak sekarang. Aku ingin kamu menyelidiki hubungan antara Braun dan Charlotte di masa lalu, yaitu saat Braun sebelum bertemu diriku."
"Baik, aku segera menyelidiki mereka. Setelah itu haruskah aku menemuimu? Ataukah aku menghubungimu lewat batu sihir saja?"
"Lewat batu sihir saja. Terima kasih atas bantuanmu, Rose."
"Dengan senang hati, Leticia."
Leticia perlu memastikan hubungan Charlotte dan Braun. Hubungan mereka berdua sangat mencurigakan. Di antara putri bangsawan kenapa Braun memilih Charlotte? Masih ada putri dari Duke Irion. Duke Irion mempunyai kekuatan militer dan wilayah kekuasaan yang lebih besar daripada Marquis Nien. Ia berharap kecurigaannya tidak benar. Jika benar, maka hidup Judith dan dirinya tidak aman di istana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Remasari
semangat...
salam dari "Presdir pemaksa"😊
2022-03-04
2