Bab 2 Kelahiran

Leticia sedang berduaan dengan Braun di kamarnya. Mereka sedang menikmati camilan berupa roti kering. Braun menyuapi Leticia. Leticia sedang enggan memakan camilan. Biasanya ia dapat menghabiskan empat bahkan lima camilan dengan lahap. Entah mengapa akhir-akhir ini perutnya terasa tidak enak.

Tidak dapat menolak perlakuan Braun, Leticia memakan camilan itu. Braun melihatnya dengan gembira. Sedangkan Leticia berusaha keras untuk menelannya sambil menahan rasa mualnya.

Namun, ia tidak tahan. Ia menutupi mulutnya terasa ingin muntah.

Braun mulai curiga dengan gerak-gerik Leticia. Ia bertanya, "Apa Anda baik-baik saja, Sayang?"

"Saya merasa mual Braun," jawab Leticia jujur.

"Aku akan memanggil dokter istana. Sebaiknya Anda beristirahat dulu." Braun segera berdiri dan keluar dari kamar Leticia.

"Terima kasih." Leticia menggangguk pelan. Perutnya masih terasa tidak enak.

Tak lama dokter istana datang bersama dengan Braun. Dokter memeriksa kesehatan Leticia. Raut mukanya terlihat terkejut. Leticia berharap tubuhnya tidak apa-apa.

"Sudah berapa lama Anda tidak datang bulan, Permaisuri?"

Leticia bingung dengan pertanyaan dokter istana. "Sepertinya sekitar dua bulan."

Wajah dokter istana berubah menjadi cerah. Leticia berharap mendengar kabar baik.

"Selamat atas kehamilan Anda, Permaisuri."

Sebuah kabar baik. Inilah sesuatu yang ditunggu-tunggu Leticia dan Braun. Leticia hampir menangis mendengar kabar kehamilannya ini.

Ia menatap Braun yang sedang kebingungan. Sepertinya Braun tidak memperkirakan kehamilan Leticia akan secepat ini. Braun tersadar dari lamunannya menatap Leticia. Senyum terlihat di wajahnya.

"Kehamilan Anda sudah empat minggu, Permaisuri. Anda tidak boleh terlalu stres dan jangan sampai kelelahan. Ini semua untuk kesehatan sang bayi," lanjut dokter.

"Terima kasih." Leticia tersenyum gembira.

Braun meminta dokter istana keluar.

Hanya tersisa Leticia dan Braun. Braun memeluk Leticia. Mengecup kening Leticia dengan lembut.

"Semoga anak ini akan sehat." Braun mengelus-elus perut Leticia.

Leticia menyetuh tangan Braun yang ada di perutnya. "Tentu saja, dia adalah anak Kaisar dan Pemaisuri sudah sepastinya akan kuat dan sehat."

Leticia tertawa. Ia akan segera memiliki seorang anak. Tidak sabar menantikan kedatangannya, ia sudah

memikirkan untuk membeli peralatan bayi.

Entah akan mirip dengannya atau Braun. Entah laki-laki atau perempuan, ia tidak peduli. Ia sudah tidak sabar memeluk bayi itu dalam tangannya.

***

Berbulan-bulan selama kehamilan Leticia. Braun selalu menghampiri Leticia di kamar untuk mengecek kehamilannya. Setiap sebulan sekali Braun memanggil dokter istana untuk memeriksa kondisi janin Leticia.

Hingga tiba saatnya Leticia melahirkan. Braun berputar-putar di depan pintu. Ia merasa cemas akan kelahiran bayinya dan Leticia.

Dayang istana yang membantu persalinan Leticia, menyemangatinya.

Leticia menarik dengan kuat kain yang berada di kedua tangannya. Giginya mengigit dengan kuat penutup mulutnya. Tanpa penutup mulut mungkin bibirnya akan berdarah. Ini pertama kalinya ia merasakan rasa sakit yang luar biasa. Peluh bercucuran dari seluruh tubuhnya. Ia berusaha mendorong bayinya sekuat tenaga sekali lagi.

Suara tangisan bayi menggema di ruangan. Ketegangan yang berada di tubuh Leticia berubah menjadi kelegaan. Tubuhnya terasa lemas. Tenaganya terkuras habis. Ia memejamkan mata sebentar untuk istirahat.

Salah satu dayang memanggil Braun. Wajah ketakutan berubah menjadi senyum kegembiraan. Braun masuk ke kamar Leticia. Ia segera melihat anaknya. Ternyata seorang putri.

Ia menggendong putri dan memberinya nama Judith. Braun membawanya agar Leticia dapat melihat anak mereka berdua. Seorang putri yang cantik yang memiliki warna rambut dan mata yang mirip Leticia. Jika besar pasti dia akan secantik Leticia.

Leticia masih terkulai lemas. Ia mencoba menyentuh putri mereka. Senyumnya melebar. Pandangannya bergeser dari putrinya menuju Braun. Braun masih tersenyum. Namun, Leticia merasa ada perbedaan dalam senyuman Braun. Meskipun Braun terlihat senang tetapi terlihat ada rasa ketidakpuasan di matanya.

Leticia berusaha tidak memikirkannya dan beristirahat lagi. Kebahagiaannya telah lengkap dengan hadirnya putri mereka.

***

Putri Judith sudah berumur satu bulan. Setelah selesai dari tugasnya ia mendatangi putrinya. Ia menggendongnya dan menyuruh ibu asuh putrinya keluar. Ia hanya ingin menikmati waktu dengan putrinya saja. Melihat wajah Putri yang lucu dan menggemaskan.

Tak lama kemudian Kaisar datang. Leticia segera mendekati Braun. Memperlihatkan anak yang mereka kasihi.

"Aku ingin berbicara serius, Sayang," ucap Braun dengan nada yang berat.

"Tentang apa Braun?" Wajah Leticia berubah keras. Tidak seperti biasanya Braun mengajak bicara seperti ini.

"Sayang, Aku harap Anda segera hamil lagi dengan anak laki-laki." Kesungguhan terlihat di matanya.

"Apakah putri kita tidak cukup, Braun?" tanya Leticia.

"Aku membutuhkan pewaris tahta yang sah. Yaitu anak laki-laki, Sayang." Braun tetap teguh pada pendiriannya.

Mata Leticia melebar. Ternyata Braun tidak bahagia seperti dirinya. Sebelumnya Braun tidak pernah terburu-buru memiliki anak laki-laki. Mungkin setelah menjadi kaisar perlu memikirkan kesejahteraan kekaisaran. Salah satunya adalah pewaris. Dengan adanya pewaris, kelangsungan kekaisaran akan terjamin. Ia tidak ingin kekaisaran yang diwariskan dari ayahnya dijalankan dengan buruk.

Leticia memejamkan matanya. Menghembuskan napas.

"Baiklah jika itu yang Anda inginkan Braun."

"Terima kasih, Sayang. Aku akan memberi tahu dokter istana untuk memberikan obat agar Anda segera hamil."

Braun segera meninggalkan kamar Judith. Leticia melihat Judith yang masih berada di tangannya. Ada perasaan gembira campur sedih. Ia merasa gembira karena akan mempunyai anak lagi. Namun, ada perasaan tidak enak. Ia takut jika melahirkan anak perempuan lagi, Braun akan tidak mencintainya. Ia takut tidak bisa membahagiakan suaminya.

Tidak baik memperlihatkan sisi buruk di depan anak-anak. Leticia berusaha tersenyum.

"Kamu akan segera memiliki seorang adik laki-laki," kata Leticia lirih.

Semoga ucapan Leticia menjadi kenyataan. Dengan begitu kebahagiaan Braun akan lengkap. Harapan Leticia sangat sederhana, yaitu keluarganya berbahagia.

Minggu menjadi bulan. Bulan menjadi tahun. Sudah empat tahun Leticia tidak hamil lagi. Braun semakin frustrasi melihat Leticia yang tak kunjung hamil. Kali ini Ia memanggil dokter istana untuk memeriksa kondisi Leticia.

Setiap bulan Leticia selalu menunggu kabar baik dari dokter istana. Hanya saja, kabar itu tak kunjung datang. Ia hampir menyerah. Ia pernah membujuk Braun untuk membuat Judith menjadi pewaris tahta meskipun hanya seorang perempuan. Namun, Braun tetap mempertahankan tradisi kekaisaran sebelumnya yang menyatakan pewaris sah adalah anak laki-laki keluarga kekaisaran. Leticia mengalah mengikuti permintaan Braun.

Dokter istana telah datang ke kamar Leticia. Braun yang duduk di kursi, bergegas berdiri. Ia menatap dokter istana, menunggu kabar baik datang. Begitu pula Leticia.

Dokter istana memejamkan matanya. Ia seperti berpikir memilih kata yang tepat untuk menyampaikan ucapan yang akan dikatakannya. Ia melihat Leticia dengan mata nanar.

Leticia sepertinya tahu kata-kata yang ingin diucapkan dokter istana. Ia tidak hamil.

"Maafkan saya, Permaisuri," kata dokter istana.

Ia sudah mempersiapkan hatinya setiap hari. Namun, tetap saja hatinya terasa sakit.

"Ada kemungkinan Anda mandul. Sudah lama Anda tidak hamil meskipun meminum obat penambah penyuburan. Rahim Anda semakin lemah. Kemungkinan hamil akan semakin sulit, Permaisuri." Dokter istana menundukkan kepala sedalam-dalamnya.

'Aku mandul. Apakah aku tidak salah dengar?' Leticia berusaha memahami kata-kata dokter istana. Namun, otaknya sudah kosong tidak dapat memikirkan apapun. Kemarahannya memuncak.

"Jangan menghina keluarga kekaisaran. Aku pernah hamil sebelumnya. Aku tidak mandul!" teriak Leticia.

"Sekali lagi maaf, Permaisuri. Saya hanya mengatakan keadaan tubuh Anda yang sebenarnya." Dokter istana hanya bisa menunduk.

Air mata Leticia mengalir deras. Braun meminta dokter istana untuk keluar. Ia menghampiri Leticia berusaha menghiburnya

Leticia menangis dengan keras. Ia tidak bisa membahagiakan Braun. Keluarga yang didambakannya tidak akan terwujud.

Episodes
1 Bab 1 Pertemuan
2 Bab 2 Kelahiran
3 Bab 3 Kerelaan
4 Bab 4 Keputusasaan
5 Bab 5 Masih Ada Harapan
6 Bab 6 Kebulatan Hati
7 Bab 7 Istana Tak Lagi Aman
8 Bab 8 Guru Dipecat
9 Bab 9 Rencana Jahat
10 Bab 10 Teman
11 Bab 11 Balas Dendam Dimulai
12 Bab 12 Isabella
13 Bab 13 Pertemuan Dengan Musuh Atau Sahabat?
14 Bab 14 Latihan Pertama
15 Bab 15 Awal yang Meyakinkan
16 Bab 16 Tipu Muslihat
17 Bab 17 Ketidakpercayaan
18 Bab 18 Informasi Rahasia
19 Bab 19 Penyelidikan
20 Bab 20 Serangan Mendadak
21 Bab 21 Kebenaran dari Serangan
22 Bab 22 Penyelidikan di Desa
23 Bab 23 Dugaan
24 Bab 24 Kesetiaan
25 Bab 25 Penyelidikan Gerald
26 Bab 26 Dibalik Pintu
27 Bab 27 Penangkapan dan Pencapaian
28 Bab 28 Acara Minum Teh
29 Bab 29 Pesanan Leticia
30 Bab 30 Penebusan Dosa
31 Bab 31 Sebuah Ilusi
32 Bab 32 Perjanjian Clear
33 Bab 33 Babak Baru
34 Bab 34 Wanita Dambaan
35 Bab 35 Blaire Heaven (1)
36 Bab 36 Blaire Heaven (2)
37 Bab 37 Blaire Heaven (3)
38 Bab 38 Blaire Heaven (4)
39 Bab 39 Blaire Heaven (5)
40 Bab 40 Hari yang Menyebalkan
41 Bab 41 Pedagang Aneh
42 Bab 42 Dampak Sandiwara
43 Bab 43 Malaikat Penyelamat
44 Bab 44 Orang Kuil yang Terlibat
45 Bab 45 Ancaman
46 Bab 46 Penculikan
47 Bab 47 Ekspresi Baru
48 Bab 48 Dilema
49 Bab 49 Masa Lalu
50 Bab 50 Ketenangan Setelah Badai
51 Bab 51 Mencari Kesempatan
52 Bab 52 Panti Asuhan Lodrey (1)
53 Bab 53 Panti Asuhan Lodrey (2)
54 Bab 54 Panti Asuhan Lodrey (3)
55 Bab 55 Panti Asuhan Lodrey (4)
56 Bab 56 Panti Asuhan Lodrey (5)
57 Bab 57 Perasaan Aneh
58 Bab 58 Sihir Terlarang Kuil
59 Bab 59 Keraguan
60 Bab 60 Penyergapan
61 Bab 61 Akhir dari Poppo
62 Bab 62 Perasaan yang Tertahan
63 Bab 63 Cemburu?
64 Bab 64 Angan-angan
65 Bab 65 Festival
66 Bab 66 Titik Balik
67 Bab 67 Konfrontasi Perasaan
68 Bab 68 Benturan Rencana
69 Bab 69 Pesta
70 Bab 70 Hubungan Darah
71 Bab 71 Harta Paling Berharga
72 Bab 72 Pengorbanan
73 Bab 73 Pemberontakan
74 Bab 74 Janji
75 Bab 75 Balas Dendam
76 Bab 76 Akhir Balas Dendam
77 Bab 77 Tujuan Baru
78 Bab 78 Keluarga
79 Pengumuman Ucapan Terima Kasih dan Novel Baru
80 Spesial 1 Judith & Gerald
81 Spesial 2 Kehamilan
82 Novel Baru
83 S2 Bab 1 Menyelamatkan Seorang Gadis
84 S2 Bab 2 Pertarungan Dengan Duchess
85 S2 Bab 3 Pemberontak Mulai Datang
86 S2 Bab 4 Akhir Pemberontakan
87 S2 Bab 5 Kemarahan Duchess
88 S2 Bab 6 Membayar Utang
89 S2 Bab 7 Pertemuan Tidak Terduga
90 S2 Bab 8 Tuan Baru
91 S2 Bab 9 Trauma Ariana
92 S2 Bab 10 Kedamaian yang Dirindukan
93 S2 Bab 11 Ujian Kesatria
94 S2 Bab 12 Kesatria Baru
95 S2 Bab 13 Curiga
96 S2 Bab 14 Awal Rencana
97 S2 Bab 15 Kesan Baik
98 S2 Bab 16 Kebimbangan
99 S2 Bab 17 Orang Tua Buruk
100 S2 Bab 18 Kemarahan Mulai Reda
101 S2 Bab 19 Berbaikan
102 S2 Bab 20 Pembelaan
103 S2 Bab 21 Pembuat Onar
104 S2 Bab 22 Tekad
105 S2 Bab 23 Menanggung Malu
106 S2 Bab 24 Tumbuhnya Perasaan
107 S2 Bab 25 Saudara Kembar yang Tidak Peka
108 S2 Bab 26 Hari Tenang
109 S2 Bab 27 Permintaan
110 S2 Bab 28 Rasa Sesak
111 S2 Bab 29 Hadiah
112 S2 Bab 30 Pengkhianatan
113 S2 Bab 31 Pernyataan
114 S2 Bab 32 Menghadapi Calon Mertua
115 S2 Bab 33 Hari Bahagia (End)
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan
2
Bab 2 Kelahiran
3
Bab 3 Kerelaan
4
Bab 4 Keputusasaan
5
Bab 5 Masih Ada Harapan
6
Bab 6 Kebulatan Hati
7
Bab 7 Istana Tak Lagi Aman
8
Bab 8 Guru Dipecat
9
Bab 9 Rencana Jahat
10
Bab 10 Teman
11
Bab 11 Balas Dendam Dimulai
12
Bab 12 Isabella
13
Bab 13 Pertemuan Dengan Musuh Atau Sahabat?
14
Bab 14 Latihan Pertama
15
Bab 15 Awal yang Meyakinkan
16
Bab 16 Tipu Muslihat
17
Bab 17 Ketidakpercayaan
18
Bab 18 Informasi Rahasia
19
Bab 19 Penyelidikan
20
Bab 20 Serangan Mendadak
21
Bab 21 Kebenaran dari Serangan
22
Bab 22 Penyelidikan di Desa
23
Bab 23 Dugaan
24
Bab 24 Kesetiaan
25
Bab 25 Penyelidikan Gerald
26
Bab 26 Dibalik Pintu
27
Bab 27 Penangkapan dan Pencapaian
28
Bab 28 Acara Minum Teh
29
Bab 29 Pesanan Leticia
30
Bab 30 Penebusan Dosa
31
Bab 31 Sebuah Ilusi
32
Bab 32 Perjanjian Clear
33
Bab 33 Babak Baru
34
Bab 34 Wanita Dambaan
35
Bab 35 Blaire Heaven (1)
36
Bab 36 Blaire Heaven (2)
37
Bab 37 Blaire Heaven (3)
38
Bab 38 Blaire Heaven (4)
39
Bab 39 Blaire Heaven (5)
40
Bab 40 Hari yang Menyebalkan
41
Bab 41 Pedagang Aneh
42
Bab 42 Dampak Sandiwara
43
Bab 43 Malaikat Penyelamat
44
Bab 44 Orang Kuil yang Terlibat
45
Bab 45 Ancaman
46
Bab 46 Penculikan
47
Bab 47 Ekspresi Baru
48
Bab 48 Dilema
49
Bab 49 Masa Lalu
50
Bab 50 Ketenangan Setelah Badai
51
Bab 51 Mencari Kesempatan
52
Bab 52 Panti Asuhan Lodrey (1)
53
Bab 53 Panti Asuhan Lodrey (2)
54
Bab 54 Panti Asuhan Lodrey (3)
55
Bab 55 Panti Asuhan Lodrey (4)
56
Bab 56 Panti Asuhan Lodrey (5)
57
Bab 57 Perasaan Aneh
58
Bab 58 Sihir Terlarang Kuil
59
Bab 59 Keraguan
60
Bab 60 Penyergapan
61
Bab 61 Akhir dari Poppo
62
Bab 62 Perasaan yang Tertahan
63
Bab 63 Cemburu?
64
Bab 64 Angan-angan
65
Bab 65 Festival
66
Bab 66 Titik Balik
67
Bab 67 Konfrontasi Perasaan
68
Bab 68 Benturan Rencana
69
Bab 69 Pesta
70
Bab 70 Hubungan Darah
71
Bab 71 Harta Paling Berharga
72
Bab 72 Pengorbanan
73
Bab 73 Pemberontakan
74
Bab 74 Janji
75
Bab 75 Balas Dendam
76
Bab 76 Akhir Balas Dendam
77
Bab 77 Tujuan Baru
78
Bab 78 Keluarga
79
Pengumuman Ucapan Terima Kasih dan Novel Baru
80
Spesial 1 Judith & Gerald
81
Spesial 2 Kehamilan
82
Novel Baru
83
S2 Bab 1 Menyelamatkan Seorang Gadis
84
S2 Bab 2 Pertarungan Dengan Duchess
85
S2 Bab 3 Pemberontak Mulai Datang
86
S2 Bab 4 Akhir Pemberontakan
87
S2 Bab 5 Kemarahan Duchess
88
S2 Bab 6 Membayar Utang
89
S2 Bab 7 Pertemuan Tidak Terduga
90
S2 Bab 8 Tuan Baru
91
S2 Bab 9 Trauma Ariana
92
S2 Bab 10 Kedamaian yang Dirindukan
93
S2 Bab 11 Ujian Kesatria
94
S2 Bab 12 Kesatria Baru
95
S2 Bab 13 Curiga
96
S2 Bab 14 Awal Rencana
97
S2 Bab 15 Kesan Baik
98
S2 Bab 16 Kebimbangan
99
S2 Bab 17 Orang Tua Buruk
100
S2 Bab 18 Kemarahan Mulai Reda
101
S2 Bab 19 Berbaikan
102
S2 Bab 20 Pembelaan
103
S2 Bab 21 Pembuat Onar
104
S2 Bab 22 Tekad
105
S2 Bab 23 Menanggung Malu
106
S2 Bab 24 Tumbuhnya Perasaan
107
S2 Bab 25 Saudara Kembar yang Tidak Peka
108
S2 Bab 26 Hari Tenang
109
S2 Bab 27 Permintaan
110
S2 Bab 28 Rasa Sesak
111
S2 Bab 29 Hadiah
112
S2 Bab 30 Pengkhianatan
113
S2 Bab 31 Pernyataan
114
S2 Bab 32 Menghadapi Calon Mertua
115
S2 Bab 33 Hari Bahagia (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!