Butir-butir padi yang menguning masak telah dipanen. Para petani di desa Lamtamot menyerahkannya ke mobil Pick Up setelah diletakkan ke dalam eumpang goni untuk dibawa ke pabrik kilang milik Hilman. Padi-padi itu akan diolah menjadi produk pangan yang siap untuk di makan.
Hilman duduk di sebuah rangkang atau pondok kecil yang ditopang oleh 4 buah tiang yang berada di tengah ladang mengamati para bawahannya bekerja. Ia duduk bersila bersama bapak-bapak petinggi desa menikmati secangkir kopi hitam dan menghisap rokok kretek.
Sebagian dari mereka menghisap bakong hijau, tembakau khas tanah Rencong yang harumnya hampir menyerupai tanaman ganja. Bakong hijau ini legal diperjual-belikan karena tidak memiliki efek samping seperti ganja. Segelintir dari kalangan bapak-bapak gemar menghisap jenis tembakau ini. Asap pun mengepul-ngepul menyebarkan bau khas di sekitar.
“Alhamdulillah, banyak sekali perubahan ke arah yang baik sejak para relawan itu menetap di sini. Apalagi mereka bekerja sama melibatkan teungku-teungku gampong membangun desa ini” Ucap seorang Tuha Peut ( Tuha Peut : Sebutan untuk Legislatif Desa khusus wilayah Aceh)
Hilman memainkan linting tembakaunya. Mendengar dengan perasaan tidak senang. Jujur saja, Hilman tidak suka dengan para relawan yang ada di desa mereka. Selain memonopoli Meunasah (Langgar), mereka juga membuat pesonanya di mata para gadis menurun drastis. Ilyas terutama. Kehadiran pemuda itu banyak menyita perhatian banyak orang.
"Iya, Alhamdulillah... Program-program dari Pemerintah seperti yang ada saat ini merupakan sebuah berkah bagi desa kita. Insya Allah untuk kemajuan generasi mendatang. Apalagi relawan seperti Teungku Ilyas, beliau benar-benar tampak tulus dalam menjalankan tugas" Sahut Pak Keuchik (Keuchik : Sebutan untuk Kepala Desa).
"Benar Pak! Apalagi berkat jasa Teungku Ilyas, Seorang wiraswasta kaya raya yang tidak mau disebutkan namanya membeli 10 hektar tanah di desa ini untuk membangun Yayasan. Saya sungguh terharu! " Ucap Bapak lainnya. Mereka semua mengangguk-anggukkan kepala. Setuju. Kecuali Hilman. Mendengarnya, hati pemuda berperawakan mirip orang Bangladesh itu bertambah dongkol. Ia langsung membuang rokok kretek nya padahal masih tersisa setengah.
Percakapan mereka terhenti ketika sebuah mobil dari kejauhan mendekat memasuki gerbang desa. Jalan yang bergelombang karena pengaruh wilayah perbukitan menyebabkan lajunya terlihat timbul tenggelam. Setelah semakin mendekat, pengemudi menghentikan mobil tersebut di badan jalan.
"Assalamu'alaikum Rakan-Rakan!! " Sapa orang yang tak lain adalah Ilyas dengan ramah setelah menurunkan kaca mobil. Ia mengangkat kedua tangannya memberikan salam hormat. Rakan-rakan adalah sapaan berbahasa Aceh yang berarti teman-teman namun dalam artian yang lebih akrab dan terkesan hangat. Ilyas benar-benar melakoni perannya dengan sangat baik.
"Wa'alaaikumsalam Teungku Ilyas! " Jawab mereka serempak. Ilyas mengajak Yahya turun dari mobil yang ditumpanginya.
"Begini pak Keuchik, pak Tuha Peut dan bapak-bapak sekalian... Saya minta izin membawa seorang kerabat saya untuk menginap di desa ini. Yahya nama nya"
Yahya ikut memberikan salam.
"Beliau ingin melihat perkembangan anak-anak dalam belajar pengetahuan agama. Saudara Yahya adalah orang yang akan terlibat dalam pembangunan yayasan nantinya" Terang Ilyas meminta izin. Memasukkan orang asing ke desa Lamtamot ini memang sedikit sulit. Mereka sangat waspada terhadap orang luar.
Ilyas sendiri menyembunyikan indentitas nya sebagai pimpinan pondok tinggi di Jakarta dan memiliki beberapa usaha di tanah Jawa dengan menjadi relawan biasa. Awalnya ia hanya ingin menambah pengetahuan dan pengalaman selama 3 bulan dengan mengikuti program pemerintah menjadi relawan. Namun lama-lama ia semakin senang menggelutinya. Hingga tidak terasa sudah setahun Ilyas menetap di desa ini.
Pak Keuchik dan yang lainnya langsung menyambut baik kehadiran Yahya. Kepercayaan penuh dan rasa hormat pada Ilyas menyebabkan mereka tidak banyak bertanya dan langsung memberi izin.
"Nanti malam, mampir ke rumah saya! Tamu harus kita jamu! Peumulia Jamee Adat Geutanyoe! Hahaha " Ucap Pak Keuchik menjabat hangat tangan Yahya.
***
"Hebat banget.. Ternyata kamu anak emas di desa ini! Mereka memperlakukanmu dengan begitu baik! Wuiii jabatannya Teungku" Seloroh Yahya ketika mereka sudah kembali menaiki mobil.
"Haha.. Teungku itu sama seperti Guru atau Ustadz... tapi Warga di sini memang baik. Mereka sebenarnya juga menarik. Kamu akan penasaran dan semakin penasaran jika mau sedikit saja tinggal di sini selama beberapa waktu! Siapa tau kamu juga akan menemukan jodohmu di sini!"
"Apa kamu sedang membujuk ku untuk menjadi relawan juga? Atau hanya sekedar basa basi?" Yahya menaikkan sebelah sebelah alis nya ke atas.
"Haha aku meminta mu dengan cukup diplomatis kan? "
"Sayangnya untuk kali ini aku ga bisa, Yas! Ada Project di Singapore yang harus aku selesaikan. Aku juga ga minat nikah muda! Aku akan menikah di usia 30-an!" Sahut Yahya. Ilyas terenyak. Ia lupa bahwa karakter dan Hobi mereka memang berbeda 180 derajat. Lelaki introvert itu tidak terlalu suka terlibat dengan banyak orang. Yahya juga lebih memilih kegiatan indoor daripada harus bertemu orang-orang kecuali karena keperluan bisnis.
"Usia 30 an? Hahahaha... Ah, Yang benar saja! Jangan sampai aku melayangkan bogem mentah padamu hanya karena ternyata kau yang lebih dulu menikah daripada aku! " Ilyas menggelengkan kepala merasa tidak yakin akan komitmen yang satu itu.
"Haha Asemmm" Yahya tersenyum sekilas menanggapi perkataan Ilyas. Mobil yang membawa mereka akhirnya memasuki halaman Barak Relawan.
"Ssssttt Ssssttt Ustadz Ilyas pulang.... Ustadz Ilyaass pulang" Bisik kawanan remaja perempuan yang melihat mobil relawan berhenti. Mereka tengah berada dalam perjalanan menuju meunasah untuk shalat Zhuhur berjama'ah. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk melihat Ilyas yang biasa menjadi Imam di sana. Mereka juga sengaja datang lebih cepat untuk menarik perhatian.
Ilyas dan Yahya turun dari mobil berbarengan.
"Woaaa Masya Allah... Ganteng sekali... " Pekik salah satu dari mereka dari kejauhan.
"Hey, liat... itu siapaa...! " Tunjuk yang lainnya ke arah Yahya.
"Hmh... mungkin Relawan baru! Ya Allah... Ga kalah ganteng! " Pekik salah seorang lainnya menutup mulut girang.
***
Kaaaaaf Haa Yaa 'Aiin Shaad~ Dzikru Rahmati Rabbika 'Abdahu Zakaria~ Iqlima mengalunkan bacaan alquran dengan irama tartil. Suara merdunya terdengar indah.
Tok Tok Tok
Tok Tok Tok
Baru dua ayat dari Surah Maryam yang Iqlima baca namun suara gaduh ketukan pintu sudah terdengar. Iqlima urung melanjutkan bacaannya. Masih berbalut mukena usai menunaikan shalat zhuhur, ia bergegas membuka pintu.
"Mar... yam? "
"Hah Hah Hah..." Maryam menggendong anaknya yang berusia 5 bulan terengah-engah.
"Kamu kenapa? "
"Kakek Yakob... Hah Hah Hah.. "
"Kakekku kenapa?! "
"Iqlima... Hah Hah... Iqlima... cepat kamu ke rumah Ampon Din! Kakek mu berbuat ulah di sana... Hah Hah!! " Sahut Maryam panik. Sepertinya wanita itu sengaja berlari ke rumah Iqlima hanya untuk menyampaikan berita ini.
"Apa?! "
"Cepat Ima! " Titah Maryam.
"Ya Rabb.... " Iqlima langsung melesat ke dalam mengganti mukenanya dengan kerudung.
"Mar, tunggu aku di sini! Aku jemput kakek dulu! Kalau mau minum, ambil saja di dalam!" Ucap Iqlima tak kalah panik. Ia tau Maryam yang memiliki penyakit asma tak mungkin sanggup berlari lagi. Maryam mengangguk. Wanita yang sudah memiliki satu anak ini memilih duduk di teras.
Iqlima setengah berlari menuju rumah Ampon Din. Rumah salah seorang warga desa Lamtamot. Ayah dari Hilman.
"Tolong Ampon Din sudi kembali melamar Iqlima untuk Teuku Hilman...." Terlihat kakek berlutut di tanah memohon. Beliau menangkupkan kedua tangannya. Di sini banyak pasang mata melihat ulah beliau yang bukan sekali dua kali sudah melakukan hal ini.
"Pak Yakob... Iqlima sudah menolak nya... Kami tidak bisa melamarnya kembali.. Bagus juga cucu bapak menolak! Berarti dia sadar diri! Dari awal sebenarnya saya memang tidak setuju Hilman menikah dengan Iqlima... Maaf maaf saja... Kami lebih setuju dengan Pocut Meurah, gadis yang sudah jelas marwah kedudukannya! Iqlima itu siapa... Cih" Sahut Ampon tersenyum geli, mengejek.
"Tolonglah Ampon... Cucu saya ini banyak keistimewaan nya.... Iqlima pintar masak, dia pintar anak berbakti... " Kakek masih memohon. Tadi dengan berjalan terseok-seok beliau nekad berjalan ke rumah Ampon Din.
"Kembalilah Pak Yakob.. pergilah.. Bapak hanya Membuang-buang waktu saja!! " Ketus Ampon Din.
"Kaakeeeekkk!!!! " Pekik Iqlima dari jarak 7 meter. Ia langsung menghambur menarik kakeknya untuk berdiri. Kini semua mata tertuju padanya.
"Lepas Iqlima!!! " Titah Kakek.
"Ayo pulang kek!! Ayoo pulang... Hiks hiks... " Air mata Iqlima mulai jatuh berhamburan.
Sayang sekali si Iqlima ya... Punya kakek begitu... Salah sendiri... dia juga angkuh... Kemarin dilamar ga mau... Wanita sampah aja... Dih... Sok suci... Terdengar suara sumbang berbisik-bisik.
"Lepas... Kakek tengah memohon agar Hilman mau melamarmu kembali! Aneuk Bangai!!! Hardik Kakek. (Aneuk Bangai : Anak Dungu). Orang-orang yang melihat menatap dengan pandangan tak kalah mengejek lagi merendahkan.
"Ya Rabb... Kalau begini kakek mempermalukan Iqlima. Ima maluuu kek... hiks hiks... Ima malu... Ayo kita pulang.... Ima mohooon" Ucap Iqlima mengiba. Sungguh ia tidak tau harus meletakkan wajahnya kemana. Berulang kali kakek mempermalukannya di hadapan umum. Mengemis agar ada laki-laki yang berkenan menikahinya. Seolah-olah ia adalah barang yang tidak laku.
***
Note:
🌸Teuku dan Teungku berbeda maknanya ya!
🌸Teungku\= Ustadz
🌸Teuku/ Ampon\= Gelar bangsawan Aceh.
Teuku adalah gelar bangsawan untuk kaum pria dari suku Aceh. Teuku adalah seorang hulubalang atau ulèëbalang dalam bahasa Acehnya. Sama seperti tradisi budaya patrilineal lainnya, gelar Teuku dapat diperoleh seorang anak laki-laki, bilamana ayahnya juga bergelar Teuku/Ampon.
🌸 Jargon Peumulia Jamee Adat Geutanyoe (memuliakan tamu, tradisi kita) adalah kebiasaaan yang dilakoni oleh masyarakat secara turun-temurun dan kini sudah menjadi bagian dari adat Aceh.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Mey-mey89
msh nyimak . .
2022-11-24
1
Ina mikayla
mulai seru nih 😍
2022-10-08
1
Dini Junghuni
baca novel utk hiburan ❌
baca novel utk hiburan & menambah ilmu ✔️
2022-05-05
1