Happy Reading gais:)
Please Like, comment,favorite and vote okay!
follow ig @destiichz atau @dedefff17 ya!
#
Ana Pergi ke dapur untuk mengambilkan minum bersama dengan El. Begitu kembali ke ruang tamu, Ana tak melihat siapapun duduk disana. Ia pun mengedarkan pandangannya dan melihat Ben berdiri di sana sambil menghadap foto di dinding.
Ben Memfocuskan tatapan nya pada foto-foto yang terpajang di hadapan nya. Ana menatapi. dia terlihat---tampan, pikir Ana. Ben membalikkan badan nya. Ia tersenyum hangat pada Ana begitu sadar akan tatapan memuja Yang Ana berikan saat melihat diri nya.
"Maaa, El hauss" rengek El disamping Ana yang Membuat diri nya langsung tersadar. ahhh gilaa--- Kok bisa-bisa nya sih aku malah terpesona kayak gitu? batin Ana kesal.
Sekarang, Ana sudah benar-benar merasa sangat malu. Ia tak habis pikir, bagaimana bisa ia focus memandang seseorang tanpa sadar seseorang yang ia lihat juga sedang menatapnya.
Ben menatap Ana focus. Ana tak tau apa yang terjadi. Tapi , Ana melihat dengan jelas, Ben menatap Ana dengan wajah yang tersipu Malu. lahh dia ini kenapa sih? aneh banget. tapi, iihhhhh imut banget deh hehe, pikir ana.
"Eh iyaa El, sini duduk dulu yuk" ajak Ana pada El.
Ana mendudukkan diri nya di sofa panjang tepat depan Tv dengan El yang duduk dipangkuanku. Ben juga mengambil tempat duduk disebelah Ana. Ben menatap Ana yang juga menatapnya sekilas dengan senyum sopan.
"Sini Sayang. Kamu udah gede jadi, jangan duduk dipangku gitu. lagian, kasian tante nya nanti sakit gara-gara keberatan" Ucap Ben.
Ana sadar, Ben Ingin El duduk sendirian tanpa perlu dipangku. tak tau kenapa tiba-tiba hati ku menghangat dengan kepedulian ini, pikir Ana. Akan tetapi, El malah semakin memeluk Ana erat. El menunjukkan seakan-akan ia takut. Ana hanya tersenyum sebagai tanggapan.
Tanpa sadar, kami bertiga sudah menonton Tv Beberapa saat. El juga sudah tertidur dipangkuan Ana. Tinggal Ana dan Ben yang menonton Tv menunjukkan film this is cinta.
Sumpah suasana nya mencekam banget sih, batinku risih. daritadi Ben dan Ana hanya diam. Ana merasa suasana nya agak canggung karena film yang mereka tonton adalah film yang ber-genre romance.
"Ekhem. Mmmm" Mendengar suara Ben, Ana langsung Mendongak menatap nya.
El sudah tertidur nyenyak dipangkuan Ana. Ben yang sudah tidak tahan dengan suasana canggung ini pun mulai mencoba membuka pembicaraan. seperti nya, Ana gugup, pikir Ben.
"Hmm Anaa. bolehkah aku bertanya tentangmu?" tanya Ben.
"Boleh kok, hehe" jawab Ana Terkekeh geli pelan--berusaha menutupi kegugupan nya.
"Umurmu berapa? Bisakah kamu bercerita tentang dirimu?" tanya Ben.
"Hmm umurku 22 tahun. Aku baru wisuda beberapa bulan yang lalu. sekarang Aku bekerja di Angkasa Corp. Mmm kalo kamu?kupikir umurmu sudah kepala tiga, haha." Ana tertawa seakan mengejekku. Akan tetapi, bukannya tersinggung, aku malah ikut tertawa.
"umurku 29 tahun. Emang keliatan udah tua banget ya? haha. iya sih, apalagi udah ada buntut. Hmm kalo soal bekerja, aku bekerja di jackson corp" Balas Ben.
"Nggak kok, aku bercanda haha. walau kamu udah umur 35 an juga bakal tetap keliatan kayak umur 25 an hehe" celetuk Ana.
akhirnya kami menghabiskan waktu sambil terus mengobrol. kami saling menceritakan hal-hal yang tidak penting ataupun sesuatu yang membuat kami sama-sama tertawa. El juga sudah Ana pindahkan ke kamarnya.
Apartemen yang Ana tempati tidak terlalu besar. Disini hanya terdapat 1 kamar tidur, 1 kamar mandi di dalam kamar tidur, Dapur yang berhadapan dengan meja makan, 1 kamar mandi sekaligus tempat cuci pakaian di ssmping dapur, dan ruang keluarga yang juga merupakan ruang tamu. sangat simple.
Sepertinya akan hujan lebat, batin Ana. Sebenarnya, Ben ingin pamit pulang karena hari sudah semakin gelap, dan sangat tidak baik jika Ia masih dirumah seorang gadis malam-malam. Akan tetapi, petir sudah menggelegar hebat.
Daritadi Ana dan ben mengobrol di ruang tamu. terlihat jam pun sudah menunjukkan pukul 6 sore lewat. dari sini, sudah terdengar keadaan diluar. suara hujan yang lebat dan petir yang menggelegar sangat jelas dipendengaran Ana. Saat Ben ingin mengatakan sesuatu, Ia dikagetkan oleh---
"hiks hiks huahh hiks hiks hiks" Ana yang mendengar teriakan dari kamar nya langsung berlari ke kamar. saat Ana masuk, ia melihat El yang sedang meringkuk didalam selimut.
Melihat El yang sedng ketakutan, Ana secara Refleks mendekati kasur, dan memeluknya. Ia ikut masuk kedalam selimut dan terus mendekap El dalam pelukan nya disertai usapan di rambut dan punggung nya El.
"Stttt tenang yaa, Ga ada apa-apa kok" Ana berusaha menenangkan El dengan terus mendekap nya dan berharap agar El cepat tenang.
Ben Merasa ragu untuk memasuki kamar Ana. Ia hanya memandangi Ana dengan merasa sangat khawatir. Ana mengangguk, Isyarat membolehkan Ben memasuki kamar nya. Ben langsung berjalan mendekati kami.
"Bagaimana dengan El? dia baik-baik aja kan?" tanya ben cemas.
"dia sudah lebih tenang. bisakah kamu menutup Tirai yang disana ben?" tanya Ana.
Mendengar permintaan Ana, Ben Tidak menjawab akan tetapi langsung berjalan mendekati tirai dan menutup nya. El tertidur sambil memeluk Ana erat. Ana mulai berusaha melepaskan pelukan nya dari El.
Ben duduk di kursi meja rias yang ada dikamar Ana. Ia terus memandangi Ana dan El. Ana yang merasa Suhu El panas sontak saja memegang dahi nya untuk memeriksa. Benar panas!!! sepertinya El demam, batin Ana.
"Kenapa?" Ben langsug berdiri di dekat Kasur begitu melihat Ana yang memegangi dahi El. Ben Sangat merasa Cemas Akan Hal itu.
"El sepertinya demam. Kamu tunggu disini temani El ya. aku akan keluar sebentar" jawab Ana.
Ana menyingkir dari kasur dan Ben langsung menggantikan posisi Ana dengan tangan nya terus menggenggam tangan El. Ana pun keluar dari kamar nya mencari baskom kecil, kain kompres, obat paracetamol, dan bubur.
Ana kembali ke kamar dengan membawa semua yang barang yang dibutuhkan. Ia mendekati kasur dan membangunkan El dengan lembut. Ben juga ikut membantu Ana Untuk memegangi el bangkit dari tidur nya.
"El pusying maaa. El mauu bobok ajaa" rengek el pada Ana. kenapa aku merasa sedih melihat El seperti ini? pikir Ana.
"Sebentar aja ya sayang. Kalo udah makan Sama minum obat El bisa tidur lagi kok" Bujuk Ana. Ben membantu El menyender di kepala kasur dengan bantal dan El didekat nya.
"Dikit lagii ya El, dikitt lagi" Bujuk ana pada El. El baru makan 4 sendok tetapi Ia sudah ingin Kembali Tidur.
"mama udah huahh hiks hiks" El menangis. Ana yang tak tega pun akhirnya mengalah. Ananmenyuapi El obat penurun panas. setelah itu El langsung kembali tertidur.
Ana menyelimuti El sampai Leher nya. Ana juga mencium Dahi El yang panas dan mengopres dahi nya. krukk---. suara yang membuat Ana akward. sial ni perut malu-malu in aja. Ga bisa tahan dulu apa? batin Ana.
"Ekhem. kita makan dulu yuk" ajak Ana pada Ben. Ben Terlihat tersenyum geli menatap Ana. Kami pun menuju meja makan.
Ana menyediakan sup ayam, nasi, dan air diatas meja. waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam dan Ana pun sudah selesai mencuci piring. Ben duduk Di sofa depan Tv.
"Ben, Sebelumnya maaf ya kalo aku lancang bertanya. Mmm apakah kau sudah mengabari istrimu? " tanya Ana. Ben tersenyum dan itu membuat Ana Bingung.
"Tidak akan ada yang mencariku. istriku sudah meninggal saat melahirkan El" jawab Ben.
"Ehh Mmm"Ana belum menyelesaikan kalimatnya dan Ben sudah berhasil menyela.
"it's okay ga perlu minta maaf" Seru Ben.
"Mmmm aku tidak ingin minta maaf tadi nya, haha. aku cuma ingin bilang, apakah kau akan pulang atau menginap disini? karena El masih sakit jadi lebih baik dia tetap disini. Karena kamu mengingatkan maaf, jadi maaf yaa" Jelas Ana. Ben melongo kaget karena tak sesuai ekspetasi-nya. Ben yang merasa malu hanya cengengesan tak jelas.
"jika boleh, aku ingin menginap disini saja. lagian aku tidak tau harus kemana. ini sudah malam, dan Aku tidak mungkin meninggalkan El yang sedang sakit" Ucap Ben.
"Oke gapapa, karena cuma ada 1 kamar, kamu tidur di sofa ya" jawab ana dengan senyum manis nya.
gapapa sekali-kali tidur di sofa, batin Ben. Ana memasuki kamar nya sebentar, lalu keluar dengan membawa selimut dan bantal untuk Ben. Ana pamit pada Ben untuk kembali ke kamar nya dan pergi tidur.
Ben mulai tiduran di sofa. Pasti besok badanku sakit semua nih, aduhh nasib nasib, batin Ben. Ia pun menghela nafas panjang dan menatap kearah langit-langit. Ia memejamkan mata dan Tertidur dengan cepat.
Ceklek. Krasak. Krusuk. Ting. Ben yang merasa mendengar sesuatu pun berusaha untuk bangun. rasanya mata ini ga bisa di buka. lagian, suara apaan sih berisik banget, batin Ben. Ia perlahan-lahan membuka mata nya dan DEG. what the hell, teriak batin ben.
#
KALO ADA YANG SALAH ATAU GA SESUAI KOMEN YA BIAR BISA DIPERBAIKIN, HEHE:v
MAKASIH UDAH BACA:)
Aku mencintaii kalian semua:*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Dede r Ruhiyat
apa yg Ben lihat ya?
2021-01-30
0
Dila
thor mhon maaf ni yaa kol aku rasanya pernh baca komik yg alurnya gini. di komik thor pas juga sama mrka simpan. gps nya di jam. tangan anak tu. cuma bedanya mobil mrka yg di cegat penjahat, sama nginap, petir, hujan
2020-09-10
2
Sari Istiqomah
Assalamualaikum semangat berkarya thor
aku sudah like ya,
jangan lupa singgah ke karyaku Dia Untukku
Terimah Kasih
2020-08-25
2