Siapa Dia?

Jangan lupa vote, like dan sarannya yah. karena masukan kalian sangat penting buat aku.

Silakan tinggalkan jejak, supaya aku makin semangat update ceritanya.

Terima kasih sudah mampir

Happy reading 😊😘

...***...

Kring............

Bel sekolah berbunyi panjang. Suara nyaringnya membuat senyum riang di wajah siswa-siswi yang sedari tadi menunggu untuk keluar kelas. Salah satu momen yang paling di tunggu-tunggu saat pelajaran di kelas mulai membosankan, atau mungkin karena takut jika guru menunjuknya naik mengerjakan soal yang sulit.

Guru-guru segera mengakhiri pelajarannya. Terlihat sudah banyak siswa yang keluar dari kelas. Ada yang segera menuju halaman sekolah, melanjutkan permainan bola volleynya yang tadi sempat tertunda, ada pula yang memilih untuk sekedar duduk santai dan bercakap-cakap di bawah rimbunnya pohon di sana. Beberapa dari mereka juga lebih memilih untuk tetap berada di dalam kelas. Begitu pelajaran berakhir, segera memasukkan bukunya ke laci, dan langsung merebahkan setengah badannya ke atas meja. Tidur dalam posisi duduk. Sementara siswa yang punya hubungan erat dengan buku, akan memilih menghabiskan waktu istirahatnya di Perpustakaan. Menjelajahi dunia dan kisah menarik lewat sebuah buku. Dan yang paling banyak adalah mereka yang memilih kantin, sebagai tempat melepas penatnya setelah melalui pelajaran yang cukup melelahkan dan menguras otak, hehe.

Begitu pun dengan Indah dan Sinta yang kini sudah berada di kantin sekolah. Sinta terlihat sangat menikmati makanannya itu. Sementara Indah tergesa-gesa menyendok satu demi satu semangkok bakso di depannya.

"Indah, kamu makannya cepat banget. Tenang aja, bel masuk masih lama kok. Kamu makan kayak orang kelaparan aja deh. " Sinta sedikit tertawa melihat temannya itu makan tanpa jeda. Ia mencoba mengejeknya.

"Lihat makananmu sudah hampir habis, sementara aku setengahnya aja belum." Lanjutnya.

"Aku lupa kalau aku harus ke perpustakaan Sinta. Setelah ini kan Bu Musda akan masuk, aku harus segera meminjam buku Bahasa Indonesia di Perpus."

"Buku ku kan ada, Kita bisa memakainya bersama."

"Iya, tapi sebentar Bu Musda akan memberikan kita tugas. Dan dia menginginkan semua anak di kelas memiliki buku masing-masing. Aku belum membeli buku itu, jadi aku harus meminjamnya dulu di perpus." Indah menjelaskan sambil terus menyendok baksonya.

"Iya...iya... aku lupa tentang itu. Baiklah, perlu ku temani?"

"Tidak perlu, aku pergi sendiri saja. Lihat tuh, bakso kamu masih banyak. Kan sayang kalau gak dihabisin, mubazir."

"Memang sayang sih." Jawab Sinta menatap baksonya dengan tatapan tak mau kehilangan.

"Ya udah, aku duluan yah." Setelah melahap suapan terakhir, Indah bergegas membayar makanannya itu, dan segera menuju ke perpustakaan.

"Iya...iya." Jawab Sinta sambil kembali menikmati semangkok baksonya tanpa menoleh ke arah Indah.

...***...

"Bahasa Indonesia.... Hhmm.... mana yah?" Ucap Indah pelan, berbicara pada diri sendiri.

Indah kembali berkeliling menjelajahi satu persatu rak di perpustakaan itu. Dia baru pertama kali masuk ke perpustakaan setelah 2 pekan pindah ke sekolah ini. Perpustakaan itu cukup luas, beberapa meja dan kursi berada di sisi kanan dan kiri ruangan itu. Rak-rak tinggi berjejer rapi di sisi bagian tengah, belakang dan depannya. Buku-buku tersusun rapi didalamnya. Terlihat ada beberapa siswa yang duduk santai dengan masing-masing buku ditangan mereka. Indah masih sibuk mencari buku yang ia inginkan, tidak terlalu mempedulikan orang-orang di sana.

Setelah beberapa menit mencari....

"Ini dia, Akhirnya ketemu juga." Sahut Indah senang.

Indah berjalan menuju meja penjaga perpustakaan. Memperlihatkan buku yang akan ia pinjam, dan mencatatkan namanya pada daftar. Saat akan meninggalkan perpus, ia berbalik sejenak, pandangannya tertuju pada sosok laki-laki yang duduk sendiri di salah satu pojok perpus dekat jendela. Indah tidak bisa melihat wajahnya, laki-laki itu duduk membelakangi dirinya. Ia merasa pernah melihatnya, beberapa detik ia memperhatikan laki-laki itu sambil mengingat-ingat tentang dia, sampai akhirnya bel tanda masuk berbunyi. Membuyarkan lamunannya. Dengan segera ia meninggalkan perpustakaan itu, menuju kelas.

...***...

...Perasaan yang tak mampu ku jelaskan...

...Hati yang tak dapat kutenangkan...

...Saat dirimu kembali hadir...

...Menyapaku dalam dunia khayal...

...Bayangmu menghampiri...

...Ku lihat senyum di sana...

Pukul 15: 40 Sinta sedang berada di rumah Indah, mereka mengerjakan tugas bersama. Mereka berdua duduk melantai di samping tempat tidur Indah. Ya, Bu Musda memberikan mereka tugas untuk membuat satu puisi dengan tema bebas. Indah tampak serius merangkai kata demi kata di atas bukunya. Sinta juga tampak serius. Serius memasang wajah kesal karena belum mendapatkan inspirasi apa-apa untuk tugasnya itu (hehe). Indah yang sangat menyukai puisi begitu bersemangat membuatnya. Sementara Sinta yang sama sekali tidak menyukai puisi terlihat sangat bingung harus menulis apa.

"Aarrgghh..." Teriak Sinta tiba-tiba membuat Indah sangat terkejut.

"Sinta! Kamu ngagetin aja deh."

"Maaf... maaf... habisnya aku gak tahu harus nulis apa Indah. Aku kan gak pernah tulis puisi, lagian aku juga tidak suka puisi. Kenapa sih tugasnya harus itu. Kenapa gak praktek lari keliling lapangan aja, atau gak praktek main bola kek." Sinta mengacak-acak rambutnya yang ia kuncir satu seperti biasa.

"Eh, emangnya pelajaran olahraga, ini bahasa Indonesia Sinta. Kamu ada-ada aja deh." Indah jadi bingung mendengar perkataan temannya itu.

"Ya... biarin."

Suasana kembali hening sejenak, Sinta memilih untuk merebahkan tubuhnya di lantai yang beralaskan karpet bulu yang lembut.

"Aku sudah selesai." Ucap Indah menutup bukunya. Dan memilih tempat tidur untuk merebahkan tubuhnya. Cukup lelah.

"Kamu udah selesai??? Yahh.... terus aku gimana?" Tanyanya terkejut.

"Ya... kamu lanjutin aja, aku tunggu sampai selesai." Sambil memeluk bantal gulingnya.

"Yahh.... Indah, bantuin dong. Masa gitu sih sama teman sendiri. Bantuin yah... Indah.... Indah....Indah" Sinta terus memanggil nama Indah agar Indah menyerah dan mau membantunya.

"Kamu berisik deh. Ya udah, sini cepat aku bantuin. Tapi aku bantunya untuk merangkai kata-kata yang pas aja, kalau yang mikir tetap kamu loh."

"Iya... iya..." Sinta sedikit cemberut.

Setelah setengah jam....

"Akhirnya selesai juga. Makasih yah best friend ku." Ucap Sinta mengangkat dua jarinya dan meletakkannya di dahi kanan. seperti tingkah laki-laki saat berterima kasih kepada temannya. Indah hanya tersenyum melihat tingkah temannya itu.

Indah menatap jam weker kecil di atas mejanya. Sudah pukul 17:15.

"Ternyata udah sore banget yah." Ucap Sinta yang juga ikut melihat jam weker itu.

"Iya, aku juga gak nyadar."

"Kalau gitu aku pulang dulu yah..." Ucap Sinta sambil memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

"Iya... eehh, tunggu dulu. Aku mau tanya sesuatu Sin."

"Tanya soal apa?" Masih sibuk membereskan beberapa buku.

"Kamu kenal gak sama cowok yang bernama Adnan? Hhmm... Dia tinggal di komplek ini juga." Tanya Indah ragu-ragu.

"Adnan?? Hhmm... " Sinta berpikir sejenak dengan posisi tangan bertumpu pada dagunya.

"Oh... cowok yang tinggal di lorong Dahlia 2 itu kan?" Katanya cukup yakin.

"Iya, yang orangnya tinggi, terus putih, terus...." Belum selesai Indah menjelaskan, Sinta sudah memotong penjelasannya.

"Iya... iya... aku yakin yang kamu maksud itu dia. Cuma dia yang namanya Adnan yang tinggal di komplek ini. Lagian dia itu teman kakak aku, aku pernah liat kakak aku datang ke rumah sama dia."

"Hhmm..." Gumam Indah

"Kenapa? Kamu kenal sama dia?"

"Ehh... engg...enggak sih."

"Terus? Kamu kok bisa tahu namanya?"

"Gini, setiap hari kan aku ke Masjid, Masjid komplek kita ini. Aku selalu sholat Maghrib dan Isya di sana. Dan ku lihat, dia juga sering ada di sana. Dan beberapa hari yang lalu, ada kejadian kecil sewaktu pulang dari masjid, yang buat aku bicara sebentar sama dia, dan tahu namanya."

"Kejadian apa?" Wajah Sinta berubah serius.

"Enggak, cuma kejadian kecil tentang hilangnya sepatu, hehe." Indah terkekeh.

"Hilangnya sepatu? Ah kamu ada-ada saja. Lagian Adnan itu kan kakak kelas kita di sekolah."

"HAH? Kakak kelas?"

"Ihh...apaan sih Indah ngagetin aja deh. Kenapa juga responnya sampai kayak gitu." Sinta yang terkejut dengan ekspresi Indah spontan memukul pelan lengan temannya itu.

"Hehe... enggak kok, a... aku... aku cuma kaget aja." Indah tersenyum kaku.

"Terus... terus..." Lanjut Indah.

"Terus... terus, emangnya tukang parkir."

"Iihh,, kamu nih, sewot banget sih. Jangan gampang marah gitu dong, ya udah lanjutin." Bujuk Indah.

"Iya, kak Adnan itu anak kelas XII.IPA 1. Dia cowok yang cukup terkenal di sekolah, karena prestasinya. Dia selalu mewakili sekolah dalam berbagai lomba, seperti matematika, IPA, dan masih banyak lagi. Apalagi dia cukup tampan, kata orang-orang sih... tapi aku liatnya biasa aja tuh.”

"Tapi aku kok gak pernah liat dia yah di sekolah?"

"Kamu kan baru 2 pekan di sekolah Ndah. Lagian gedung kelas kita itu kan beda sama kelas XII. Dan satu lagi, dia tuh jarang banget berkeliaran di tempat lain kalau di sekolah. Selain Kelas, dan perpustakaan."

"Oohh gitu yah."

"Iya.... kayaknya." Ucap Sinta yang diikuti dengan raut wajah kebingungan dari Indah.

"Loh, kok jadi kayaknya?"

"Yah... kan aku juga denger ceritanya dari orang-orang di sekolah. Hehe." Sinta terkekeh

"Kamu ini."

"Kakak kelas...." Indah kembali berkata pelan, ia hanyut dalam lamunannya sendiri.

"Indah! Indah!" Teriak Sinta cukup keras, membuyarkan lamunan Indah.

"Kenapa jadi ngelamun sih?"

"E... eh gak kok." Indah jadi salah tingkah.

"Aku pulang dulu yah... Udah mau Maghrib nih."

"Kamu gak mau ke Masjid aja bareng aku."

"Lain kali deh, yah..."

"Ya udah, yuk aku antar ke depan."

" Yuk."

Terpopuler

Comments

Queen Bee✨️🪐👑

Queen Bee✨️🪐👑

😂😂😂

2023-01-13

1

lihat semua
Episodes
1 Kenangan Tentangmu
2 Pertemuan Pertama
3 Siswa Baru
4 Percakapan denganmu
5 Siapa Dia?
6 Sikapnya yang Dingin
7 Seperti Cinderella
8 Aku Minta Maaf
9 Tangis Indah
10 Bagaimana cara ku jelaskan padamu?
11 Cowok Aneh
12 Rencana Licik Untuk Indah
13 Biarlah Rasa Itu Mengalir
14 Hari Itu Hampir Tiba
15 Hari Itu Hampir Tiba II
16 Ayu melancarkan rencananya
17 Pengkhianatan seorang sahabat
18 Moment yang Indah
19 Senja Hari itu
20 Hukuman
21 Hukuman II
22 "Maafkan Indah Ma"
23 Berjalan Pulang Bersama
24 Kembali Membaik
25 Kembali Ke Sekolah
26 Bola Volly
27 Jatuh Pingsan
28 Kasih Sayang
29 Patah Hati
30 Risih
31 Marah dan cemburu
32 Ke Mall
33 Memaksa
34 Tidak Memiliki Ikatan
35 Katakanlah
36 Kembali Mengungkapkan Perasaan
37 Makhluk Aneh
38 Rencana Perjodohan
39 Indah dan Adnan (Visual)
40 Virus Kecemburuan
41 Salah Paham
42 Memanfaatkan Kesempatan
43 Pulang Bersama
44 Kamu Salah Mendengarnya
45 Adik Gak Ada Akhlak
46 Di Kira Kerasukan
47 Di Hukum
48 Saingan
49 Indah Curiga
50 Semoga Kamu Adalah Jodohku
51 Di Hukum Lagi
52 Perhatian Kecil Yang Sweet
53 Tak Akan Mengganggumu Lagi
54 Dania
55 Pertemuan Kembali
56 Tugas Matematika
57 Rencana Nginep
58 Bukan Sebuah Barang
59 Di Rumah Sinta
60 Keberuntungan
61 Lelaki Hidung Belang
62 Cemburu
63 Sore Manis
64 Rencana
65 Sinta Esmosi
66 Sisi Lain Kehidupan Adnan
67 Tidak Ingin Bertemu
68 Obrolan Biasa
69 Keinginan David
70 Terpaksa
71 Terpesona
72 Membeli Hadiah
73 Makan Es Krim
74 Perkara Tampan
75 Menyatakan Cinta
76 Pengumuman Penulis
77 Tetap Berharap
78 Cemas
79 Menuju Villa
80 Sampai Di Villa
81 Makan Malam
82 Pingsan
83 Di Sekap
84 David Menyelamatkan Indah
85 Mengungkap Penyamaran
86 Jangan Sakiti Putriku
87 Harus Ku apakan Cincin Ini?
88 Perkara Operator
89 Maafkan Aku Sarah
90 Cinta Itu Harus Diperjuangkan
91 Pengumuman Penulis
92 Berhasil Kabur
93 Tidak Bisa Memenuhi Janji
94 Mencari Solusi
95 Sebuah Kesempatan
96 Bersembunyi
97 Mencari
98 Mencari Tahu
99 Ungkapan Bahagia
100 Curiga
101 Akan Seperti Adegan Film
102 Berebut
103 Perhatian Roy
104 Remangnya malam
105 Menepati Janji
106 Terkejut
107 Dania Kembali
108 Tak Ingin Jauh-Jauh
109 Teman Dekat
110 Mungkin Inilah Saat Yang Tepat
111 Bilang Saja Kalau Kau Cemburu
112 Maaf Kelepasan
113 Dugaan Adnan
114 Bolos Sekolah
115 Aku Janji Akan Menemukanmu
116 Awal Baru
117 Wanita Kedua
118 "Cepat Sembuh Ma"
119 Harus Marah Atau Bersedih
120 "Maafkan Tante, Farid"
121 Kota Kenangan
122 Kecelakaan
123 Mengabarkan Kepergian Dania
124 Tawar-Menawar
125 Taman Bunga
126 Laki-Laki Angkuh
127 Gugup
128 Marah
129 Tamu Tak Di Undang
130 Berniat Jahil
131 Dokter Tampan
132 Bertemu Kembali
133 Celine Marah
134 Kuncoro Maharendra
135 Semakin Benci
136 Teringat Kembali
137 Bertemu Karena Takdir
138 Merasa Canggung
139 Harus Mendapatkannya
140 Perubahan
141 Cara Lama
142 Sinta?
143 Gadis Lugu
144 Kerjasama
145 Buket Bunga
146 Tak Sengaja Bertemu?
147 Ngambek
148 Kak David
149 Mengungkapkan perasaan?
150 Melamar
151 Pernikahan
152 Meminta Bukti
153 Rencana Melamar
154 Ingin Bertemu
155 Rencana Celine
156 Patah Hati
157 Lega
158 Rasa Bersalah
159 Panggilan Sayang
160 Menolong Indah
161 Memasak Untuk Makan Malam
162 Mengungkapkan Fakta
163 Tentang Kematian Adrian
164 Bukti
165 Ke Tempat Kerja
166 Berusaha Meyakinkan
167 Penyekapan
168 Meminta Bukti
169 Berusaha Mengungkapkan Perasaan
170 Farid Setuju
171 "Beri Aku Waktu Selama Sebulan"
172 Malam Yang Menegangkan
173 Ketahuan
174 Penangkapan Jayadi
175 Meminta Maaf
176 Rencana Baru
177 Perempuan Yang Celine Benci
178 Apakah Sudah Move On?
179 Penculikan Indah
180 Farid Marah
181 Berusaha Menemukan Indah
182 Penyekapan
183 Menemukan Indah
184 Pingsan
185 Kabar Bahagia Dalam Kondisi Yang Buruk
186 Ungkapan Cinta Tidak Langsung
187 Aku Mencintaimu
188 Aku Akan Selalu Bersamamu
189 Menemukan
190 Masuk Perangkap
191 Ancaman
192 Berlari Ke Hutan
193 Bersembunyi
194 Ketahuan
195 "Jangan Tinggalkan Aku Ndah"
196 Tidak Akan Menunggu Jawaban Lagi
197 Bertanya
198 Akhir Cerita
199 Promosi Novel Terbaru
Episodes

Updated 199 Episodes

1
Kenangan Tentangmu
2
Pertemuan Pertama
3
Siswa Baru
4
Percakapan denganmu
5
Siapa Dia?
6
Sikapnya yang Dingin
7
Seperti Cinderella
8
Aku Minta Maaf
9
Tangis Indah
10
Bagaimana cara ku jelaskan padamu?
11
Cowok Aneh
12
Rencana Licik Untuk Indah
13
Biarlah Rasa Itu Mengalir
14
Hari Itu Hampir Tiba
15
Hari Itu Hampir Tiba II
16
Ayu melancarkan rencananya
17
Pengkhianatan seorang sahabat
18
Moment yang Indah
19
Senja Hari itu
20
Hukuman
21
Hukuman II
22
"Maafkan Indah Ma"
23
Berjalan Pulang Bersama
24
Kembali Membaik
25
Kembali Ke Sekolah
26
Bola Volly
27
Jatuh Pingsan
28
Kasih Sayang
29
Patah Hati
30
Risih
31
Marah dan cemburu
32
Ke Mall
33
Memaksa
34
Tidak Memiliki Ikatan
35
Katakanlah
36
Kembali Mengungkapkan Perasaan
37
Makhluk Aneh
38
Rencana Perjodohan
39
Indah dan Adnan (Visual)
40
Virus Kecemburuan
41
Salah Paham
42
Memanfaatkan Kesempatan
43
Pulang Bersama
44
Kamu Salah Mendengarnya
45
Adik Gak Ada Akhlak
46
Di Kira Kerasukan
47
Di Hukum
48
Saingan
49
Indah Curiga
50
Semoga Kamu Adalah Jodohku
51
Di Hukum Lagi
52
Perhatian Kecil Yang Sweet
53
Tak Akan Mengganggumu Lagi
54
Dania
55
Pertemuan Kembali
56
Tugas Matematika
57
Rencana Nginep
58
Bukan Sebuah Barang
59
Di Rumah Sinta
60
Keberuntungan
61
Lelaki Hidung Belang
62
Cemburu
63
Sore Manis
64
Rencana
65
Sinta Esmosi
66
Sisi Lain Kehidupan Adnan
67
Tidak Ingin Bertemu
68
Obrolan Biasa
69
Keinginan David
70
Terpaksa
71
Terpesona
72
Membeli Hadiah
73
Makan Es Krim
74
Perkara Tampan
75
Menyatakan Cinta
76
Pengumuman Penulis
77
Tetap Berharap
78
Cemas
79
Menuju Villa
80
Sampai Di Villa
81
Makan Malam
82
Pingsan
83
Di Sekap
84
David Menyelamatkan Indah
85
Mengungkap Penyamaran
86
Jangan Sakiti Putriku
87
Harus Ku apakan Cincin Ini?
88
Perkara Operator
89
Maafkan Aku Sarah
90
Cinta Itu Harus Diperjuangkan
91
Pengumuman Penulis
92
Berhasil Kabur
93
Tidak Bisa Memenuhi Janji
94
Mencari Solusi
95
Sebuah Kesempatan
96
Bersembunyi
97
Mencari
98
Mencari Tahu
99
Ungkapan Bahagia
100
Curiga
101
Akan Seperti Adegan Film
102
Berebut
103
Perhatian Roy
104
Remangnya malam
105
Menepati Janji
106
Terkejut
107
Dania Kembali
108
Tak Ingin Jauh-Jauh
109
Teman Dekat
110
Mungkin Inilah Saat Yang Tepat
111
Bilang Saja Kalau Kau Cemburu
112
Maaf Kelepasan
113
Dugaan Adnan
114
Bolos Sekolah
115
Aku Janji Akan Menemukanmu
116
Awal Baru
117
Wanita Kedua
118
"Cepat Sembuh Ma"
119
Harus Marah Atau Bersedih
120
"Maafkan Tante, Farid"
121
Kota Kenangan
122
Kecelakaan
123
Mengabarkan Kepergian Dania
124
Tawar-Menawar
125
Taman Bunga
126
Laki-Laki Angkuh
127
Gugup
128
Marah
129
Tamu Tak Di Undang
130
Berniat Jahil
131
Dokter Tampan
132
Bertemu Kembali
133
Celine Marah
134
Kuncoro Maharendra
135
Semakin Benci
136
Teringat Kembali
137
Bertemu Karena Takdir
138
Merasa Canggung
139
Harus Mendapatkannya
140
Perubahan
141
Cara Lama
142
Sinta?
143
Gadis Lugu
144
Kerjasama
145
Buket Bunga
146
Tak Sengaja Bertemu?
147
Ngambek
148
Kak David
149
Mengungkapkan perasaan?
150
Melamar
151
Pernikahan
152
Meminta Bukti
153
Rencana Melamar
154
Ingin Bertemu
155
Rencana Celine
156
Patah Hati
157
Lega
158
Rasa Bersalah
159
Panggilan Sayang
160
Menolong Indah
161
Memasak Untuk Makan Malam
162
Mengungkapkan Fakta
163
Tentang Kematian Adrian
164
Bukti
165
Ke Tempat Kerja
166
Berusaha Meyakinkan
167
Penyekapan
168
Meminta Bukti
169
Berusaha Mengungkapkan Perasaan
170
Farid Setuju
171
"Beri Aku Waktu Selama Sebulan"
172
Malam Yang Menegangkan
173
Ketahuan
174
Penangkapan Jayadi
175
Meminta Maaf
176
Rencana Baru
177
Perempuan Yang Celine Benci
178
Apakah Sudah Move On?
179
Penculikan Indah
180
Farid Marah
181
Berusaha Menemukan Indah
182
Penyekapan
183
Menemukan Indah
184
Pingsan
185
Kabar Bahagia Dalam Kondisi Yang Buruk
186
Ungkapan Cinta Tidak Langsung
187
Aku Mencintaimu
188
Aku Akan Selalu Bersamamu
189
Menemukan
190
Masuk Perangkap
191
Ancaman
192
Berlari Ke Hutan
193
Bersembunyi
194
Ketahuan
195
"Jangan Tinggalkan Aku Ndah"
196
Tidak Akan Menunggu Jawaban Lagi
197
Bertanya
198
Akhir Cerita
199
Promosi Novel Terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!