Athi mendelik, 'Hah! Ini kan ... cowok yang semalam ketemu sama aku di toko buku!' batin Athi mengerang, saking kagetnya dirinya melihat laki-laki yang membantunya.
Athi memperhatikan kembali sekilas wajah laki-laki itu, 'Kalau dilihat lagi, kok ganteng ya?' batin Athi yang mulai terkesima pandangan pertama dengannya.
Laki-laki itu mendelik, "Kalau jalan pakai kaki, matanya juga pasang jangan ditinggal di rumah," ucap laki-laki itu dengan nada dingin dicampur sinis, membuat Athi tersadar dari lamunannya dan merasa bingung dengan keadaan dirinya yang malah terkesima dengan orang sinis layaknya monster.
'Hah, dia ngomong apa barusan?' batin Athi yang tidak bisa menerima ucapannya itu.
Athi melepaskan diri darinya, dan berusaha untuk berdiri tegak di hadapannya, "Ngomong apa kamu barusan?" tanya Athi dengan sinis, tetapi laki-laki itu tak menghiraukannya.
Athi yang sudah berdandan kece badai, saat dibantu laki-laki yang sangat tampan itu, membuat semua pandangan tertuju pada mereka.
Melihat mereka yang berlalu-lalang di hadapan Athi sembari berbisik lirih, membuat Athi mendelik tak percaya dengan apa yang mereka lakukan padanya. Bullying yang ia terima saat zaman SMP, membuatnya menjadi pegal hati terhadap cibiran mereka.
Athi menunduk sendu, 'Apa aku masih kurang cantik? Kok mereka masih bisik-bisik sambil melihat ke arah aku, ya?' batin Athi sendu, tak bisa melihat sorot mata seperti yang baru saja ia lihat.
Melihat mereka yang sepertinya memperbincangkan dirinya, laki-laki itu pun pergi meninggalkan Athi seorang diri, tanpa berbasa-basi lebih dulu. Hal itu sontak membuat Athi terkejut melihat responnya.
Athi mendelik ke arahnya, 'Apa-apaan dia? Kok beneran ada ya orang seperti dia?' batin Athi, yang tak habis pikir dengan yang dipikirkan laki-laki misterius itu.
Laki-laki itu bersikap sangat dingin kepada Athi, walaupun Athi sudah jatuh cinta pandang pertama dengannya.
Karena sikapnya yang aneh, Athi pun berpikir dua kali jika ingin mengenalnya lebih jauh.
Athi mendelik, "Tapi itu tandanya, dia gak kenal sama aku, kan?" gumam Athi, yang penasaran dengan laki-laki itu.
Athi sangat khawatir, kalau saja laki-laki itu sampai mengenal wajah aslinya, yang tak memakai make up, dan hanya asal-asalan saja dalam memakai baju. Hatinya masih belum cukup tenang, karena ternyata ia tersadar kalau anak itu juga bersekolah di tempat yang sama dengan dirinya.
"Dia satu sekolahan sama aku!" pekik Athi, yang kesal mengetahui kebenaran tentang laki-laki menyebalkan itu.
Itu tandanya, dirinya tidak akan bisa tenang dengan keberadaan anak itu, yang pastinya akan selalu bersama dirinya, dalam satu ruang lingkup yang sama.
Athi mendelik karena mengingat sesuatu, "Oh tidak! Kenapa aku bisa lupa? Aku bisa telat!" pekik Athi yang melupakan bel masuk sekolah, yang mungkin saja sudah berbunyi.
Athi melangkah kesal mengingat perlakuan laki-laki yang tidak ia ketahui namanya itu, "Awas ya dia!" gumam sinis Athi, sembari melangkah menuju ke arah sekolahnya.
Beberapa saat kemudian, Athi pun sampai di kelasnya. Ternyata, sudah banyak orang yang berdatangan, di hari pertama melaksanakan sekolah.
Athi duduk di bangku barisan paling belakang, karena merasa tidak percaya diri jika harus duduk di bangku paling depan. Ia membuka buku catatannya, dan mencorat-coret secara sembarang apa pun yang ada di kepalanya.
Semua mata yang ada di kelas ini pun tertuju padanya. Sembari tetap memandang ke arah Athi, mereka pun berbisik lirih.
"Eh liat deh, cantik banget ya dia," bisik salah seorang siswa pada siswa lainnya, yang masih tetap terdengar di telinga Athi, meskipun tidak terlalu keras.
"Iya, cantik banget anak itu," jawab siswa lainnya, membuat Athi tersenyum girang di dalam hatinya.
Tidak sia-sia Athi menghabiskan masa liburannya, untuk memperbaiki penampilannya yang sangat buruk, bagi sebagian gadis sebayanya.
'Aku senang, akhirnya mereka semua gak ngejek aku lagi,' batin Athi, yang sedang kegirangan melihat reaksi mereka yang memperbincangkan dirinya dengan hal yang positif.
"Hai, boleh kenalan, gak?" sapa salah seorang siswa, teman sekelas Athi, yang menghampiri Athi bersama dengan satu teman lainnya.
"Iya, siapa tau kita bisa temenan," ucap gadis yang ada di sebelahnya.
Mereka mulai berdatangan, dan ingin berteman dengan Athi, padahal sejak Athi SMP, kehidupannya berbeda 180 derajat dari saat ini.
Athi mendelik senang karena mendengar ucapan mereka, yang membuat hati Athi mendadak menjadi senang.
Ini adalah kali pertama mereka mendekat dengan sendirinya, setelah Athi selama ini Athi merasakan bullying dari teman-teman SMP-nya yang sangat kejam menurutnya.
"Wah ... boleh dong! Memangnya nama kalian siapa?" tanya Athi yang sangat bersemangat berbicara dengan dua teman sekelasnya itu.
"Aku Sua," jawab salah satunya.
"Aku Imel," jawab satu lainnya.
Athi pun tersenyum, "Aku Athi," ucap Athi.
Mereka pun tertawa kecil bersama, karena merasa sudah memiliki hubungan yang lebih dekat, saat ini.
Beberapa waktu pun berlalu, jam istirahat telat tiba. Athi bersama kedua teman barunya, bergegas untuk ke kantin, untuk sekadar mengisi perutnya yang lapar.
Mereka berjalan menyusuri koridor, sampai semua orang yang ada di sana, memperhatikan mereka dengan saksama.
Memang dasarnya Sua dan Imel memiliki wajah yang cantik, Athi pun jadi terbawa oleh aura mereka. Tapi, di antara mereka, tetap Athi lah yang paling mencolok dan paling cantik, karena make up dan OOTD-nya.
Athi memandang ke arah mereka yang diam-diam, memperhatikan Athi sembari berbisik, 'Akhirnya aku sekarang diperbincangkan, tapi bukan karena aku jelek!' batin Athi yang merasa sangat senang karena hal yang sudah lama ia impikan, ternyata terjadi juga.
Athi menoleh ke arah mereka, "Kita mau makan apa?" tanya Athi dengan sangat bersemangat.
"Makan apa aja, deh! Kebetulan, aku laper banget," jawab Sua.
"Ya, aku juga laper. Dari semalem aku gak makan, karena diet!" jawab Imel membenarkan.
"Ya udah, kita makan yang kenyang aja kali, ya?" tanya Athi, mereka pun mengangguk setuju.
Tak sengaja, Athi yang sedang berjalan di koridor, melihat laki-laki yang ia jumpai tadi, membuat dirinya mendelik kaget karena melihat dirinya yang bagaikan makhluk halus, yang bisa muncul di mana-mana.
Athi menunduk takut, sembari menutupi sebagian wajahnya menggunakan tangannya. Namun, laki-laki itu pun tetap melihat Athi, karena mereka berpapasan dengan jarak yang cukup dekat.
'Duh ... kok dia ada di mana-mana, sih? Kalau begini, dia pasti bakalan kasih tau ke temen-temen aku, wajah asli aku tanpa make up!' batin Athi, yang masih dilanda dengan rasa khawatirnya yang berlebih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
kosong
😊😊😊😊😊😊😊
2022-03-07
0
kosong
shantik....😍😍😍😍
2022-02-17
2
Shellia Vya
Oalah cantik karena make up to 😊
2022-02-14
1