Pagi yang cerah untuk para siswa Sekolah Menengah Atas Galaxy menimba ilmu. Di sini, bukan hanya ada Sekolah Menengah Atas, tapi juga ada beberapa tingkatan seperti SD, dan SMP.
Bahkan di yayasan ini juga ada perguruan tinggi, yang pastinya semakin menambah hiruk-pikuk keadaan sekitar gedung, dengan jumlah siswa yang lebih dari 1000 orang per tingkatannya.
Ya, sekolah ini bukanlah sekolah biasa, melainkan sekolah terbesar yang ada di daerah ini. Tidak sembarang orang juga yang bisa masuk dan menjadi siswa di sekolah ini. Dengan kata lain, hanya orang-orang tertentu saja yang berhak menduduki kursi di sekolah ini.
Berbeda dengan semua murid pilihan, Athanasia gadis yang akrab disapa Athi, masuk ke sekolah itu bukan karena ia memiliki kepintaran atau orang berada, melainkan ia masuk ke sana karena rumahnya yang sangat dekat dengan sekolah itu, membuat ibunya mendaftarkan dirinya melalui jalur domisili.
Kepintaran, harta, dan fisik, sama sekali tidak Athi miliki dengan sempurna. Bahkan keluarga pun, ia hanya memiliki orang tua tunggal saja. Ayahnya sudah lama meninggalkannya.
Tak hanya Athi saja. Ia mempunyai kakak yang sangat sempurna bagi wanita seusianya. Wanita bernama Zenith, yang akrab disapa Zeti, sering kali dibanding-bandingkan dengan Athi, yang sangat jauh dari level yang Athi miliki.
Hal itu yang membuat Athi merasa terintimidasi oleh siapa pun, yang selalu membandingkan dirinya dengan kakaknya.
Athi melangkah jenjang menuju ke sekolah barunya, dengan riasan make up yang tak terlalu tebal, dan tas gendong berwarna merah muda, Athi mempercepat langkahnya untuk bisa lebih cepat sampai pada sekolah yang ia tuju.
Setiap orang yang melihatnya selalu memandanginya, karena penampilan Athi yang sangat cantik bagi anak muda seusianya.
Padahal sewaktu dirinya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, semua orang yang mengenalnya selalu mem-bully-nya, bahkan tak segan untuk mencemoohnya.
Hal itu yang membuatnya sangat malu, untuk bisa masuk ke dalam sekolah ini. Padahal, ia tidak menginginkan bersekolah di tempat sebagus ini. Cukup di sekolah sederhana, tanpa bully-an, tanpa makian mereka padanya saja, itu sudah sangat cukup baginya.
Hidup dengan penuh bully dan hina, sudah Athi lewati dengan sangat perih, membuatnya harus menahan semua sakit yang tidak seharusnya ia rasakan. Baginya, sekolah hanyalah tempat untuk menimba ilmu, bukan tempat untuk mengadu siapa yang paling hebat di antara mereka.
Bagi Athi yang tomboy, ia sangat tidak memedulikan penampilannya, bahkan merawat kesehatan kulit wajah pun, ia tidak pernah. Seluruh cara ia coba untuk bisa mengubah dirinya menjadi lebih baik lagi, termasuk dalam hal make up dan OOTD.
Tapi seiring berjalannya waktu, Athi terus melakukan perubahan besar pada penampilannya, sehingga saat ini, di sekolah barunya ia bisa menjadi Athi yang baru dan lebih sempurna dari sebelumnya.
Athi berlarian, mengejar ketertinggalan dirinya untuk menuju ke sekolah. Karena mencari kaus kaki yang kemarin ia cuci, dirinya harus kehilangan banyak waktu hingga ia harus mempercepat langkahnya menuju ke sekolah barunya itu.
"Brukk ...."
Saking terburu-buru dirinya berlarian, tak sadar kaki satu dengan lainnya pun bergesekan, sehingga membuat dirinya kehilangan keseimbangannya, dan sampai mencium aspal jalan.
Athi mengaduh kesakitan, karena saat ini lututnya sobek, membuat cairan kental berwarna merah pekat, memaksa keluar dari jaringan kulit epidermis.
"Aduh, sakit banget," gumam Athi dengan lirih, sembari berusaha bangkit, paling tidak ia tidak harus jatuh telungkup di atas aspal jalan.
Ia pun berusaha sekuat tenaga untuk bangkit dari jatuhnya.
Tak sengaja, seseorang membantu dirinya untuk bangkit, membuat Athi mendelik karena kaget dengan orang tersebut yang mau membantu dirinya.
Pandangan mereka pun bertemu, membuat Athi sontak mendelik karenanya.
'Lho ... bukannya dia itu ....'
...-Flasback on-...
Malam itu, Athi sangat kesal dengan perilaku ibunya yang lagi-lagi membandingkan dirinya dengan kakaknya yang baginya sangat perfeksionis. Saking kesalnya, Athi berjalan menuju ke arah toko buku, dengan kacamata hitam berlensa tebal yang selalu ia pakai ke mana pun ia pergi.
Carut-marut penampilan Athi saat ini, dengan pakaian seadanya, kacamata hitam berlensa tebal, jaket dan celana training kesukaannya, dan dengan rambut cokelat yang selalu ia kuncir kuda, membuatnya terlihat sangat di bawah standar.
Penampilan seperti inilah yang selalu Athi pakai, setiap kali ia berpergian ke luar rumah. Hal itu pun masih ia lakukan sampai saat ini, membuatnya terlihat semakin tidak bisa menjaga penampilannya.
Athi melangkahkan kakinya ke dalam toko buku langganannya, tempat ia membeli atau sekadar membaca komik dan beberapa buku di sana. Ia selalu datang ke tempat ini, jika dirinya sedang suntuk.
"Ah ... ini dia yang bisa bikin jiwa tenang," gumam lirih Athi, sembari tetap melangkahkan kakinya, dan mencari komik yang cocok untuk ia baca.
Ia melangkah ke bagian buku yang baru terbit, sembari melihat-lihat beberapa tumpuk buku yang sudah tersusun dengan rapi, sesuai tempatnya.
Athi mendelik, karena melihat buku karya penulis kesayangannya yang ternyata sudah menerbitkan buku baru lagi, bergenre horor.
Dengan mata berbinar, Athi pun merasa sangat senang karena karya yang dinantikan, akhirnya terbit juga.
"Wah ... setelah satu bulan menunggu, akhirnya terbit juga serial yang baru, walaupun genrenya horor, tapi bikin penasaran," gumam Athi dengan sangat bersemangat.
Ia segera mengambil buku yang ia lihat hanya tinggal tersisa satu buku saja. Athi lekas mengambilnya, dan tak sengaja menyentuh tangan seseorang di sebelahnya, yang juga sedang ingin mengambil buku yang ia inginkan juga.
"Tuk ...."
Athi mendelik, "Ah!" gumam Athi lirih, membuat laki-laki itu spontan menoleh ke arahnya.
Tatapannya terasa tajam, membuat Athi menjadi sangat takut terhadapnya, tetapi juga tercengang karena melihat wajah laki-laki ini yang sangat menawan, mirip seorang idol.
'Wah ... dia artis? Apa dia tinggal di dekat sini?' batin Athi, mendadak terkesima dengan wajah tampan laki-laki yang ada di hadapannya itu.
Laki-laki itu menatap buku yang hanya tersisa satu buah itu, dan kembali menatap Athi dengan tatapan yang sangat tajam dan sinis.
'Mati aku, kenapa dia ngeliatin aku begitu? Serem banget,' batin Athi yang mendadak takut dengan tatapan tajam laki-laki misterius itu.
Laki-laki itu mendelik, "Aku yang lebih dulu lihat, jadi ini aku yang ambil!" gumam laki-laki itu, lalu segera meninggalkan Athi dan membayar buku yang sudah ia rebut dari Athi.
Athi memandang laki-laki itu pergi, dengan tatapan tercengang.
"Lho, kok ada ya orang begitu? Kan aku duluan yang lihat!" gumam Athi kesal dengan kelakuan orang yang menyebalkan itu.
...-Flashback off-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
kosong
🙂🙂🙂🙂🙂
2022-03-07
1
Shellia Vya
Aku kok telat ya bacanya
2022-02-14
2
Ig : @smiling_srn27 🎀
Siapa kah itu, apakah Cha eun woo? 😂😂😂
2022-02-11
1