5. Mobil Merah

Jingga pun mengangkat panggilan teleponya. Ternyata itu panggilan dari Babanya.

"Halo Ba"

"Sayang, Buna harus dirawat inap, karena setiap makanan yang masuk keluar, Bu Fitri jaga adik- adik, Baba jaga Buna, jadi telpon sopir baru!" tutur Baba Ardi.

Bu Fitri pengawal Jingga akhirnya punya tugas baru. Dan kini Jingga sendirian. Jingga kemudian tersenyum senang.

"Ya Ba!" jawab Jingga mengiyakan Babanya.

"Yes!" batin Jingga bahagia.

"Hoh. Ini kesempatan buat gue susul temen-temen" batin Jingga bersemangat.

Dari kemarin Jingga memohon pada Babanya agar bisa kuliah sendiri. Tidak diikuti Bu Fitri sang pengawal. Dan meski dengan jalan Bunanya sakit, Jingga mendapatkan kesempatan itu.

Sebenarnya bukan Jingga tidak kasian terhadap Bunanya. Tapi Jingga sudah hafal, semenjak hamil ketiga, sebelum usia kehamilan Buna Alya masuk ke trimester dua, Buna Alya akan bolak balik rumah sakit. Kata Baba dan Buna, hamilnya Buna yang paling mandiri adalah saat hamil Jingga.

Dari situlah Jingga jadi iri dan dendam. Salah sih sebenarnya. Tapi Jingga jadi merasa sejak dalam kandungan dipaksa mandiri, tidak diperhatikan. Tidak seperti adik-adiknya. Dan hari ini untuk pertama kalinya selama hampir 2, tahun hidup sebagai putri Baba Ardi. Jingga memutuskan untuk berbohong dan kabur.

Jingga langsung menelpon temanya Amora.

"Kalian dimana?" tanya Jingga ke sahabatnya Amoora.

"Gue di mall XX,"

"Gue susul kalian ya!" ucap Jingga.

"Lo sama pengawal Lo? Jangan deh!" jawab teman Jingga menolak.

Selama ini setiap Jingga jalan dengan teman-temanya dibuntuti pengawal. Teman-teman Jingga jadi tidak nyaman. Dan mereka tidak mau jalan dengan Jingga lagi. Hal itu membuat Jingga sangat tertekan dan kesal. Jingga malu dikatai putri pingitan.

"Enggak kok!" jawab Jingga.

"Masa? Emang kamu berani lawan Babamu yang over protektif itu?" tanya Amora lagi.

"Sungguh aku sendirian. Aku susuk kalian ya!"

"Demi apa? Lo beneran nggak ada pengawal?" tanya Amopra lagi masih nggak percaya.

"Astaga. Iya. Aku beneran. Buruan kasih tau aku aku harus naik kendaraan apa aja biar sampai ke situ? Sebelum sopir baru babaku dateng," tutur Jingga meminta temanya memberi tahu angkutan umum apa yang harus dia naiki.

Baba Jingga sangat paranoid jika putrinya naik kendaraan umum. Ponsel Jingga dilarang menginstal aplikasi online. Baba Jingga tidak mau Jingga seperti Bunanya yang kemana-mana sendiri. Jadi Jingga meski sudah besar tidak tahu jalan ataupun tempat- tempat main.

"Oke. Lo naik mobil angkutan yang warnanya merah ya. Bilang aja lo mau turun ke Mall XX. Itu mobil lewat depan mall. Kita tunggu di depan gedung biokop ya!" tutur Amoora.

"Oke" jawab Jingga semangat.

Jingga menutup teleponya dan berjalan riang keluar dari area kampus. Saat Jingga berjalan mobil min cooper warna kuning lewat dan berhenti.

Jingga pun menoleh dan dibuat salah tingkah. Jingga tahu siapa pemilik mobil itu.

"Ngapain sih Pak Rendi berhenti segala", batin Jingga mengencangkan tali tas punggungnya.

"Nggak dijemput?" tanya Pak Rendi membuka kaca mobil.

Semua penduduk kampus kelas Jingga tau kalau Jingga putri pingitan yang selalu diantar jemput dengan mobil mewah bergonta ganti merek dan warna.

"Nggak, kenapa memangnya Pak?" tanya Jingga.

"Tumben. Apa Babamu kehabisan stok sopir?" tanya Pak Randi.

"Ehm" Jingga berdehem keras menunjukan ekspresi kesal dan tidak menjawab.

Ada angin apa? Tiba-tiba dosen killer dan galak ini kepo terhadap urusan pribadi Jingga.

"Kalau memang iya. Naiklah, biar kuantar!" celetuk Pak Rendi tanpa Jingga kira. Jingga pu langsung melotot tidak percaya, seorang Pak Rendi menawarkan tumpangan ke Jingga.

"Iyuuh banget barengan sama Pak Rendi" batin Jingga bergidik. Jingga kan kesel minta ampun sama Pak Rendi.

"Maaf Pak. Saya ada janji, dengan teman saya. Terima kasih" jawab Jingga menolak.

"Beneran? Memang siapa? Apa Babamu nggak marah?" tanya Pak Rendi lagi membuat Jingga semakin kesal.

"Kenapa Pak Rendi seakan- akan tahu banyak tentang Baba Jingga, sok ikut campur lagi"

"Baba saya udah kasih ijin kok. Pak Rendi tidak usah khawatir. Silahkan Pak Rendi jalan aja" ucap Jingga lagi menolak.

"Saya ingin memastikan siapa temanmu itu" ucap Pak Rendi lagi.

"Iiih ini kenapa dosen jadi lebih rempong dari Baba sih!" gerutu Jingga menghembuskan nafasnya.

Lalu Jingga melihat mobil carry merah butut yang mirip dengan angkot terparkir di depan kampus. Jingga ingat apa kata Amoora. Angkot warna merah.

Karena kesal dengan Pak Rendi yang ternyata bawelnya melebihi Baba Ardi, Jingga berniay mau kabur ke mobil carry itu.

"He... maaf ya Pak. Atas dasar hak apa bapak mau memastikan dengan siapa saya pergi. Bapak bukan Baba saya. Saat di luar kampus kita tidak hubungan apapun yang mendasari bapak boleh tau kegiatan saya. Permisi!" jawab Jingga ke Pak Rendi yang membuat Pak Rendi tersenyum smirk.

Jingga kemudian berjalan cepat meninggalkan Pak Rendi dan langsung masuk ke mobil Carry itu. Pak Rendi dari dalam mobil masih memperhatikan Jingga. Melihat mobilnya bututu ada kelegaan di raut wajah Pak Rendi.

"Sepertinya bukan mobil anak yang membahayakan" batin Pak Rendi kemudian dan mengikuti mau Jingga untuk pergi.

"Hoh. Dia pergi juga. Aneh sekali dosen itu. Kenapa dia jadi sangat kepo dan bertindak seolah mengenalku?" guman Jingga memastikan mobil Pak Rendi pergi.

Kemudian Jingga duduk dengan mengibas- ibas kan tangan. Mobil tidak ada Acnya, memang pintu dan kacanya terbuka tapi tetap saja panas. Entah kemana pemilik mobil itu. Jingga duduk dengan santai karena mengira itu mobil angkutan.

"Aneh banget, biasanya kan mobil angkutan ramai dan ada keneknya ya? Ini kenapa ditinggalin. Apa lagi cari penumpang ya?" batin Jingga mulai merasa ada yang aneh dengan mobil yang dia masuki.

Karena tekadnya yang ingin merasakan main dan jalan dengan bebas. Jingga sabar menunggu. Jingga duduk dengan tenang.

"Apa aku naik taxi aja ya?" batin Jingga melihat taxi berseliweran.

"Tapi kata Baba bahaya. Kalau naik taxi seorang diri. Kalau di dalam taxi si sopir berbuat jahat dan senonoh aku tidak bisa banyak berontak. Kata Baba lebih aman naik angkot atau Bus yang ramai" batin Jingga lagi ingat kata-kata Babanya.

Entah semua hal Babanya akan selalu berfikir kemungkinan terburuk mengenai Jingga. Meski pun kata Baba baikan angkot, bus atau kereta. Baba Ardi juga masih tetap melarang Jingga naik. Semua beralasan, keamanan Jingga.

"Hari ini aku akan merasakan naik angkot. Tapi kenapa tak sesuai ekpektasiku" batin Jingga mulai lelah menunggu.

Lalu dari arah gang kecil samping tembok kampus terlihat seorang laki - laki bertubuh tinggi kekar dan berotot memanggul karung. Karena tumpuan berat di karungnya Jingga tidak melihat wajahnya. Apalagi sepertinya laki-laki itu memakai topi.

Jingga menelan salivanya, dan mulai dheg-dhegan. Pria itu mendekati Jingga. Dan bruk.

"Aaaaak" Jingga berteriak kaget karena pria itu menjatuhkan karung berat di depan Jingga.

"Kau siapa?" pekik lelaki itu menengadahkan mukanya setelah meletakan barang itu. Dia tidak kalah kaget ada perempuan cantik nyasar di mobilnya.

Jingga pun melotot bingung. Kemudian mereka saling tatap. Jantung Jingga kemudian berdegub kencang.

Tampak keringat menetes di wajah pria bertopi itu.Tapi entah kenapa laki-laki itu terlihat sangat maco dan keren buat Jingga.

Terpopuler

Comments

Diemond 32

Diemond 32

Duh dosennya ada rasa nih🤩🤩

2022-03-11

0

TUTIK SETIANI

TUTIK SETIANI

waduh

2022-01-05

0

Irma Kirana

Irma Kirana

siapa laki-laki itu🥰🤣🤣

2021-12-22

0

lihat semua
Episodes
1 1. Hamil lagi.
2 2. I am not baby sister
3 3. Dosen Killer
4 4. Lapar
5 5. Mobil Merah
6 6. Matre
7 7. Kak Tama
8 8. Berdebat
9 9. Tidak jadi cerita.
10 10. Lolos
11 11. Pilihan Baba
12 12. Dewi Fortuna.
13 13. Bertemu calon dari Baba
14 14. Ngeri
15 15. Pemuda bertopi
16 16. Kabur
17 17. Leaflet
18 18. Seperti petualangan
19 19. Ajak Kak Tama
20 20. Jingga yang polos.
21 21. Memo Kuno
22 22. Manis.
23 23. Kata Buna
24 24. Seminggu lagi
25 25 Berantem
26 26. Pantes
27 27. Naik Darah
28 28. Penasaran.
29 29. Adip pensiun
30 30. Tari dan Uti
31 31. Ke Siapa?
32 32. Sangat Dingin
33 33. Sedikit lega
34 Terima Kasih
35 34. Ayo Temui
36 35. 1 masalah clear
37 36. Mulai nyaman bercerita
38 37. Bertemu dengan Nenek
39 39. Pak Rendi tahu
40 40. Pak Rendi Gila
41 41. Fatma
42 42. Merayu Bunga
43 43. Oma tidak suka
44 44. Mengadu ke Oma
45 45. Dapet Ijin
46 46. Hilang Respect
47 47. Perlu Pelajaran.
48 48. Oma tidak boleh luluh
49 49. Berangkat
50 50. Ketinggalan
51 51. Pertanyaan
52 52. Bimbang
53 53. Nggak mungkin
54 54. Tidak berkutik
55 55. Ditunda
56 56. Putus
57 57. Padam
58 58. Ketemu Adip
59 59. Pelit
60 60 Penasaran.
61 61. Tari dan Uti Tau
62 62. Pusat Perhatian.
63 63. Tebar Pesona
64 64. Deal
65 65. Otewe
66 66. Diacuhkan.
67 67. Malu
68 68. Buang Angin.
69 69. Sampai
70 Promosi : SkySal
71 70. Rencana Baba Ardi.
72 71. Mulai tanpa hp.
73 72. Kaya Jin
74 73. Iblis jahat.
75 74. Tak Bertenaga
76 75. Buna Kesal
77 76. Perahu Siap
78 77. Mulai Merasakan keindahan
79 78. Sampai
80 79. Serasi
81 80. Gadis Desa
82 81. Terlambat.
83 82. Amer
84 83. Berisik.
85 84.Perhatian
86 85. Kakak Ganteng
87 P- Kak Novi Rahajeng
88 86. Imam
89 87. Ngapain?
90 88. Tali Timba
91 89. Mengecewakan
92 90. Bukan Dokter.
93 91. Jangan sampai menyesal
94 P - Kak Erma Roviko
95 92. Jadi Makmumnya
96 93. Penyihir jahat
97 94. PR untuk Om Gery
98 95. Sekarang saatnya
99 96. Aku punya minuman untukmu
100 P - Kak Dini Ratna
101 97. Tunggu Dulu Ya
102 98. Kalian mau ikut?
103 99. Kembalilah ke Sekolah
104 100. Rencana ke Kota.
105 101. Celingak celinguk.
106 P- Kak Liana
107 102. Mantap.
108 103. Ternyata seorang Hafids
109 104. Belanja Amer
110 105. Pasti kembali
111 106. Bertengkar
112 107. Telpon saja
113 108. Bangga
114 109. Minder
115 110. Bisikan
116 111. Jingga tidak tahu
117 112. Langsung pucat
118 113. Perahu sudah jalan
119 114. Khawatir
120 115. Dibius.
121 116. Didobrak.
122 117. Hujan
123 118. Pohon Pinang
124 119. Pemimpin tertinggi.
125 120. Jalan Tengah.
126 121. Tidak mau
127 122. Maaf, aku harus menikahimu.
128 123. Air Putih
129 124. Ini bukan mimpi
130 125. Fotokan Dong!
131 126. Coba ulangi!
132 127. Aku Lapar.
133 128. Kakakmu Aman Bersamaku.
134 129. Aku Istrinya kan?
135 130. Aku mencintaimu, apa adanya.
136 131 Jingga centil.
137 132. Umbi Bakar
138 133. Rencana Tama
139 134. Harus Dijelaskan
140 135. Cinta
141 136. Kakaaak.
142 137. Usaha Sendiri
143 138. Pulanglah.
144 139. Kepercayaan
145 140. Batu Alam
146 141. Tama dan Kawanya
147 142. Pulang
148 143. Oma
149 144. This is Time to begin.
150 145. Syok
151 146. Amer turun tangan
152 147. Kemarahan Baba.
153 148. Buna peredam Baba
154 149. Cari Tama.
155 150. Jingga hanya butuh Bang Adip.
156 151. Mungkin Karma
157 152. Om Tito
158 153. Fotokopian Baba.
159 154. Perang dingin.
160 155. Kesaksian Vivi
161 156. Si Hijau
162 157. Permainan Ikun
163 158. Baba berhianat
164 159. Bunga
165 160. Tekad Jingga.
166 161. Buna meradang
167 162. Blokir Bandara.
168 163. Kamu bukan orang lain.
169 164. Nila Angkat Bicara
170 165. Baba berangkat.
171 166. Baba fokus berfikir
172 167. Tangkap Pencuri
173 168. Ketiduran
174 169. Desa T
175 170. Saya Mertuanya
176 171. Tengsin, dan Wibawa
177 172. Silahkan istirahat, saya tinggal dulu
178 173. Ke Bukit
179 174. Nikahkan kami sebagaimana mestinya.
180 175. Tidak akan ada yang Patah
181 176. Butuh Berapa Trillyun?
182 177. Ya Sudah sahkan
183 178. Ingat kamu masih kuliah
184 179. 1 bulan Kelamaan.
185 180.Aku mau tinggal di sini
186 181. Berpikir keras
187 182. Maskawin Berharga
188 183. Diusir Baba
189 184. Dikerjai Amer.
190 185. Kasih Tau Apa?"
191 186. Berisik!!!
192 187. Aku mau jadi suami yang punya Harga diri.
193 188. Ada Syaratnya
194 189. Yeeaay Makan.
195 190. Baba udah setuju
196 191. Jingga spechless
197 192. Aku percaya
198 193. Besok Jangan PHP
199 194. Mobil Sasrahan
200 194. Persiapan 1
201 195. Persiapan 2
202 196. Minta Maaf
203 197. Tips dari Oma.
204 198. Rahasia Uwak.
205 199. Sejarah mobil merah.
206 200. Sukurrriiin.
207 201. Masih Kuat
208 202. Akad Resmi.
209 203. Aku bukan Pedoopil.
210 204. Nanti Malam Wajib lho ya
211 205. Mirip.
212 206. Aku malu.
213 207. Siapa nama Besan Mas Ardi?
214 208. Baba tidak mau kalah
215 209. Jingga menangis
216 210. Om Dika mau ngomong Penting.
217 211. Kenapa Dika dan Adip nangis2?
218 212. Kenapa Adip Sampai Terlantar?
219 213. Itu nama Uwak Adip
220 214.
221 215. Buna harus kasih Tabu Jingga
222 216. Mudik...
223 217. Menantu Idaman
224 218. Kertas Apa Itu?"
225 219. Harusnya Om Dika dikabari
226 220. Masih Sempat
227 221. Mengerjai Jingga
228 222. Cekungan
229 223. Stroke.
230 234. Yang Nggak bikin Gendut
231 235. Coba Kaya Buna.
232 236. Emaak.
233 237. Ikut Polisi
234 Kencan dengan Motor
235 229. Parah
236 230. Harus Merasakan Juga
237 231. Rumah Kita.
238 232. Merpati Indah
239 233. Cita- cita Adip
240 234. Tama.
241 235. Apa aku akan begitu juga?
242 236. Kasih Ijin
243 Tanggung Jawab
244 Cita- citq Adip
245 Pamit.
246 Bocah...
247 Salah Paham
248 Ikhlas
249 Wajar.
250 Dasar Adip....
251 Kejutan
252 Baba Ikut
253 Siswi Berkerudung
254 Rendi Gila
255 Antar Ke Bandara.
256 Dia mengancam
257 Jurus Jingga
258 Abaang.
259 Terbang.
260 Kebalik
261 Itu Baru Istri Bang Adip
262 Salah sebut Nama
263 Isak Jingga
264 Buna..
265 Jingga pamit
266 Sembab
267 Hentikan
268 Halusinasi
269 Pelatihan.
270 Travelling
271 Tamat
272 Nabung Kangen
273 Ketemuan Yuk!!!
Episodes

Updated 273 Episodes

1
1. Hamil lagi.
2
2. I am not baby sister
3
3. Dosen Killer
4
4. Lapar
5
5. Mobil Merah
6
6. Matre
7
7. Kak Tama
8
8. Berdebat
9
9. Tidak jadi cerita.
10
10. Lolos
11
11. Pilihan Baba
12
12. Dewi Fortuna.
13
13. Bertemu calon dari Baba
14
14. Ngeri
15
15. Pemuda bertopi
16
16. Kabur
17
17. Leaflet
18
18. Seperti petualangan
19
19. Ajak Kak Tama
20
20. Jingga yang polos.
21
21. Memo Kuno
22
22. Manis.
23
23. Kata Buna
24
24. Seminggu lagi
25
25 Berantem
26
26. Pantes
27
27. Naik Darah
28
28. Penasaran.
29
29. Adip pensiun
30
30. Tari dan Uti
31
31. Ke Siapa?
32
32. Sangat Dingin
33
33. Sedikit lega
34
Terima Kasih
35
34. Ayo Temui
36
35. 1 masalah clear
37
36. Mulai nyaman bercerita
38
37. Bertemu dengan Nenek
39
39. Pak Rendi tahu
40
40. Pak Rendi Gila
41
41. Fatma
42
42. Merayu Bunga
43
43. Oma tidak suka
44
44. Mengadu ke Oma
45
45. Dapet Ijin
46
46. Hilang Respect
47
47. Perlu Pelajaran.
48
48. Oma tidak boleh luluh
49
49. Berangkat
50
50. Ketinggalan
51
51. Pertanyaan
52
52. Bimbang
53
53. Nggak mungkin
54
54. Tidak berkutik
55
55. Ditunda
56
56. Putus
57
57. Padam
58
58. Ketemu Adip
59
59. Pelit
60
60 Penasaran.
61
61. Tari dan Uti Tau
62
62. Pusat Perhatian.
63
63. Tebar Pesona
64
64. Deal
65
65. Otewe
66
66. Diacuhkan.
67
67. Malu
68
68. Buang Angin.
69
69. Sampai
70
Promosi : SkySal
71
70. Rencana Baba Ardi.
72
71. Mulai tanpa hp.
73
72. Kaya Jin
74
73. Iblis jahat.
75
74. Tak Bertenaga
76
75. Buna Kesal
77
76. Perahu Siap
78
77. Mulai Merasakan keindahan
79
78. Sampai
80
79. Serasi
81
80. Gadis Desa
82
81. Terlambat.
83
82. Amer
84
83. Berisik.
85
84.Perhatian
86
85. Kakak Ganteng
87
P- Kak Novi Rahajeng
88
86. Imam
89
87. Ngapain?
90
88. Tali Timba
91
89. Mengecewakan
92
90. Bukan Dokter.
93
91. Jangan sampai menyesal
94
P - Kak Erma Roviko
95
92. Jadi Makmumnya
96
93. Penyihir jahat
97
94. PR untuk Om Gery
98
95. Sekarang saatnya
99
96. Aku punya minuman untukmu
100
P - Kak Dini Ratna
101
97. Tunggu Dulu Ya
102
98. Kalian mau ikut?
103
99. Kembalilah ke Sekolah
104
100. Rencana ke Kota.
105
101. Celingak celinguk.
106
P- Kak Liana
107
102. Mantap.
108
103. Ternyata seorang Hafids
109
104. Belanja Amer
110
105. Pasti kembali
111
106. Bertengkar
112
107. Telpon saja
113
108. Bangga
114
109. Minder
115
110. Bisikan
116
111. Jingga tidak tahu
117
112. Langsung pucat
118
113. Perahu sudah jalan
119
114. Khawatir
120
115. Dibius.
121
116. Didobrak.
122
117. Hujan
123
118. Pohon Pinang
124
119. Pemimpin tertinggi.
125
120. Jalan Tengah.
126
121. Tidak mau
127
122. Maaf, aku harus menikahimu.
128
123. Air Putih
129
124. Ini bukan mimpi
130
125. Fotokan Dong!
131
126. Coba ulangi!
132
127. Aku Lapar.
133
128. Kakakmu Aman Bersamaku.
134
129. Aku Istrinya kan?
135
130. Aku mencintaimu, apa adanya.
136
131 Jingga centil.
137
132. Umbi Bakar
138
133. Rencana Tama
139
134. Harus Dijelaskan
140
135. Cinta
141
136. Kakaaak.
142
137. Usaha Sendiri
143
138. Pulanglah.
144
139. Kepercayaan
145
140. Batu Alam
146
141. Tama dan Kawanya
147
142. Pulang
148
143. Oma
149
144. This is Time to begin.
150
145. Syok
151
146. Amer turun tangan
152
147. Kemarahan Baba.
153
148. Buna peredam Baba
154
149. Cari Tama.
155
150. Jingga hanya butuh Bang Adip.
156
151. Mungkin Karma
157
152. Om Tito
158
153. Fotokopian Baba.
159
154. Perang dingin.
160
155. Kesaksian Vivi
161
156. Si Hijau
162
157. Permainan Ikun
163
158. Baba berhianat
164
159. Bunga
165
160. Tekad Jingga.
166
161. Buna meradang
167
162. Blokir Bandara.
168
163. Kamu bukan orang lain.
169
164. Nila Angkat Bicara
170
165. Baba berangkat.
171
166. Baba fokus berfikir
172
167. Tangkap Pencuri
173
168. Ketiduran
174
169. Desa T
175
170. Saya Mertuanya
176
171. Tengsin, dan Wibawa
177
172. Silahkan istirahat, saya tinggal dulu
178
173. Ke Bukit
179
174. Nikahkan kami sebagaimana mestinya.
180
175. Tidak akan ada yang Patah
181
176. Butuh Berapa Trillyun?
182
177. Ya Sudah sahkan
183
178. Ingat kamu masih kuliah
184
179. 1 bulan Kelamaan.
185
180.Aku mau tinggal di sini
186
181. Berpikir keras
187
182. Maskawin Berharga
188
183. Diusir Baba
189
184. Dikerjai Amer.
190
185. Kasih Tau Apa?"
191
186. Berisik!!!
192
187. Aku mau jadi suami yang punya Harga diri.
193
188. Ada Syaratnya
194
189. Yeeaay Makan.
195
190. Baba udah setuju
196
191. Jingga spechless
197
192. Aku percaya
198
193. Besok Jangan PHP
199
194. Mobil Sasrahan
200
194. Persiapan 1
201
195. Persiapan 2
202
196. Minta Maaf
203
197. Tips dari Oma.
204
198. Rahasia Uwak.
205
199. Sejarah mobil merah.
206
200. Sukurrriiin.
207
201. Masih Kuat
208
202. Akad Resmi.
209
203. Aku bukan Pedoopil.
210
204. Nanti Malam Wajib lho ya
211
205. Mirip.
212
206. Aku malu.
213
207. Siapa nama Besan Mas Ardi?
214
208. Baba tidak mau kalah
215
209. Jingga menangis
216
210. Om Dika mau ngomong Penting.
217
211. Kenapa Dika dan Adip nangis2?
218
212. Kenapa Adip Sampai Terlantar?
219
213. Itu nama Uwak Adip
220
214.
221
215. Buna harus kasih Tabu Jingga
222
216. Mudik...
223
217. Menantu Idaman
224
218. Kertas Apa Itu?"
225
219. Harusnya Om Dika dikabari
226
220. Masih Sempat
227
221. Mengerjai Jingga
228
222. Cekungan
229
223. Stroke.
230
234. Yang Nggak bikin Gendut
231
235. Coba Kaya Buna.
232
236. Emaak.
233
237. Ikut Polisi
234
Kencan dengan Motor
235
229. Parah
236
230. Harus Merasakan Juga
237
231. Rumah Kita.
238
232. Merpati Indah
239
233. Cita- cita Adip
240
234. Tama.
241
235. Apa aku akan begitu juga?
242
236. Kasih Ijin
243
Tanggung Jawab
244
Cita- citq Adip
245
Pamit.
246
Bocah...
247
Salah Paham
248
Ikhlas
249
Wajar.
250
Dasar Adip....
251
Kejutan
252
Baba Ikut
253
Siswi Berkerudung
254
Rendi Gila
255
Antar Ke Bandara.
256
Dia mengancam
257
Jurus Jingga
258
Abaang.
259
Terbang.
260
Kebalik
261
Itu Baru Istri Bang Adip
262
Salah sebut Nama
263
Isak Jingga
264
Buna..
265
Jingga pamit
266
Sembab
267
Hentikan
268
Halusinasi
269
Pelatihan.
270
Travelling
271
Tamat
272
Nabung Kangen
273
Ketemuan Yuk!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!