Kisah Cinta Anak Sultan

Kisah Cinta Anak Sultan

1. Hamil lagi.

Anak?

Sebagai orang tua, mereka memang melahirkanya, memberi makan, rumah, kasih sayang dan pelajaran.

Tapi sampai kapanpun, anak adalah anak, dia punya dunia dan jiwa sendiri. Tak bisa dipaksa meski kita mengarahkanya. Dia mempunyai jiwa yang bebas, dan tak ada yang pantas membelenggunya.

Seperti anak panah dan peluru. Kita memang membidiknya, setepat mungkin, tapi kemana melesat, mereka punya jalanya. Alam dan Tuhan yang menggerakanya.

********

Hai pembaca semua.

*Sebelum membaca novel ketiga saya, saya minta maaf, atas semua kekurangan dalam novel saya nanti.

Ini tentang anak si Alya dan Ardi novel pertamaku. Kalau mau tau jalan cerita sebelumnya boleh tengok ke Berlianku istriku.

Tapi kalau belum sempat. Inysa Alloh masih tetap nyambung untuk dibaca, karena Jingga dan Emaknya beda cerita. Beda latar juga. hehehe

Novel ini dibuat pure hanya kehaluan dari author*. Tolong jangan menuntut sempurna karena author manusia biasa. Hehe

Jika suka silahkan baca, tinggalkan like, komen dan love favorit. Syukur mau kasih vote dan tips. Hehe, selamat membaca.

Kalau nggak suka boleh pergi tapi jangan cela. Kritik boleh tapi jangan hancurkan mental author yaa.

Tolong diambil baiknya, jeleknya lupakan.

****

"What? Buna hamil lagi, Ba?" tanya Jingga terperangah setelah mendengar penuturan ayah ibunya.

Jingga Pelangi Ardi Gunawija, usianya 20 tahun, putri pertama dari keluarga Gunawijaya. Keluarga konglong merat nomer satu di Negaranya.

Di dalam ruang keluarga sebuah istana. Anak ibu dan ayahnya itu sedang berkumpul. Ardi Gunwijaya dan istrinya sedang menyampaikan berita gembira ke putri sulungnya. Bahwa mereka akan kedatangan anggota keluarga baru yang masih ada di perut Nyonya Alya.

Tapi berita itu berkebalikan dengan hati Jingga. Betapa tidak, di usia 46 tahun ibunya hamil lagi. Bukan Jingga benci dengan adik-adiknya, tapi sekarang Jingga sudah punya 5 adik.

2 adik kembar laki-laki yang berusia 2 tahun di bawahnya, yang berarti usia 18 tahun dan mereka berdua tinggal di luar negeri. 1 adik perempuan yang usianya jarak 3 tahun di bawah adik kembarnya yang artinya berusia 15 tahun, dia sedang menempuh pendidikan di pondok pesantren di luar negeri juga.

Dan adik selanjutnya 2 orang adik kembar laki-laki yang usianya masih 4 tahun. Setiap hari bikin keributan membuat Jingga pusing tujuh keliling, karena sangat nakal. Bisa-bisanya ibunya hamil lagi.

Jingga stress kalau ibunya lahiran kembar lagi. Saat Jingga kecil, belum puas dimanja Jingga harus sudah mengalah dengan kehamilan kedua ibunya. Dan seterusnya, Jingga selalu dinomor duakan dari adik-adiknya.

"Iya Sayang" jawab Bunda Alya, ibu Jingga yang dipanggil dengan sebutan Bunal, atau Buna.

"Kenapa ekspresimu tidak suka begitu?" tanya Baba Ardi ayah Jingga.

"Hhhh" Jingga hanya menghela nafas sangat kecewa tapi tidak mungkin mengungkapkan ke Babanya.

"Jingga suka kok, tapi Jingga kasian sama Buna" jawab Jingga.

"Kenapa kasian Sayang?" tanya Buna lmebutm

"Buna kan sudah tua, Bun, kenapa masih hamil lagi? Emang Buna nggak capek?" tanya Jingga cemberut menunduk tidak berani menatap Babanya yang galak.

"Anak itu rejeki Sayang, banyak orang yang ingin punya anak lhoh, Baba dan Buna bersyukur dikasih banyak, tandanya Buna masih dipercaya, masa capek? Kamu seneng kan punya adek lagi?" tanya Bunanya Jingga lembut.

"Tau ah. Terserah Buna dan Baba aja" jawab Jingga kecewa.

"Huaaaa.... Biru nakal"

"Hijau yang nakal, Uuhh!"

Dari arah kamar samping tempat area bermain terdengar suara tangisan anak balita bertengkar. Jingga menghela nafasnya. Itu seperti sudah menjadi makanan sehari-hari Jingga. Sampai Jingga stress sendiri dua adik kembar nya ini sangat aktif dan selalu menjadi biang onar.

"Adikmu menangis. Buna ke sana dulu ya. Jingga ngobrol sama Baba" ucap Buna Jingga berdiri dan meninggalkan anak dan suaminya.

Adik-adik Jingga akan sangat nurut dan dekat dengan Bunanya. Karena Buna Jingga memang sangat baik. Tapi jika tidak ada Bunanya mereka selalu membuat ulah.

Jingga kemudian mengeluh kesal lagi, setiap Jingga ingin mengungkapkan sesuatu ke ibunya, selalu ditinggal karena adiknya. Dan itu selaku terjadi di sepanjang hidupnya.

Entah pada saat adik keduanya si Amer (Merah) dan Si Ikun (Kuning), saat mereka mulai besar, bunanya disibukan lagi dengan kelahiran si Nila adik ketiganya. Pokoknya Jingga selalu di nomor duakan. Dan sepanjang hidup, Bunanya selalu sibuk mengurusi balitanya yang tiada henti.

Dan saat adik-adiknya besar, ibunya mulai hamil lagi, ada anak kecil lagi. Begitu seterusnya.a

"Baba sama Buna sudah sampaikan apa yang Baba ingin sampaikan. Katanya kamu ingin sampaikan sesuat juga ke Baba sama Buna. Apa yang ingin kamu sampaikan?" tanya Baba Jingga.

Malam ini mereka bisa berkumpul bertiga terjadi setelah mereka janjian dari 3 hari yang lalu. Sepeninggal kakek Jingga 5 tahun lalu, ayah Jingga sangat sibuk, bahkan sering kali keluar negeri.

"Nggak jadi Ba" ucap Jingga lirih.

Sebenarnya Jingga ingin cerita banyak tentang kuliahnya, teman-temanya. Tapi mendengar kabar ibunya hamil lagi membuat Jingga kesal dan hilang mut ngobrolnya.

"Kamu anak pertama Baba. Kamu harus kuat dan mandiri, harus bisa jadi contoh dan menyayangi adik-adikmu!" tutur Baba Jingga untuk yang kesekian kalinya.

"Ya Ba!" jawab Jingga lirih

Sebenarnya mendengar kata-kata itu Jingga ingin memberontak. Kenapa Babanya selalu berkata dan menuntut anak pertama.

Apa salah jadi anak pertama. Jingga juga ingin diperhatikan kedua orang tuanya, bukan pengawal dan baby sisternya. Anak pertama juga ingin mendapatkan jatah dimengerti dan disayangi.

"Ya sudah. Baba masih banyak pekerjaan, kalau tidak ada yang mau disampaikan Baba kembali ke ruang kerja!" ucap Baba Jingga berdiri hendak pergi.

Jinggak diam dan menunduk. Selalu begitu, mereka hanya berkumpul saat makan bersama. Setelah itu Babanya akan sibuk di ruang kerjanya.

Selesai di ruang kerja Babanya bersama Bunanya di kamar tidak boleh diganggu. Kalau ada waktu berlibur bersama, perhatian mereka ke adik-adik Jingga yang masih kecil.

"Ba" panggil Jingga ragu menghentikan langkah Babanya.

"Kenapa?" tanya Baba Jingga berhenti dan menoleh ke anaknya.

"Boleh nggak sekali aja Jingga pergi tanpa pengawal, Jingga ingin habiskan akhir pekan liburan bareng temen. Jingga udah semester 7 Ba. Jingga udah dewasa Ba. Jingga nggak mau diawasi pengawal terus!" ucap Jingga akhirnya mengeluarkan unek-uneknya.

Baba Jingga menggerakan bibirnya sambil berfikir. Lalu menatap putrinya dengan seksama. Jingga memang sudah tumbuh besar, dia menjadi putri yang berani dan disegani.

Karena Jingga anak pertama, Baba dan Bunanya melarang Jingga kuliah di luar negeri. Kemana Jingga pergi selalu di awasi pengawal, bahkan kuliahpun begitu.

Apalagi karena sifat Jingga yang berbeda dari ibunya. Bahkan meski ibu, nenek dan adiknya berhijab, Jingga bersikeras memilih tidak.

Orang tuanya mengalah dan hanya bisa mendoakan agar kelak mau. Dan sebagai syaratnya karena Jingga nurut, Jingga tidak boleh jauh dari orang tuanya dan selalu dikawal.

"Kamu tau kan, kamu anak pertama, dan kamu putri kesayangan Baba dan Buna. Baba tidak mau kecurian terjadi sesuatu denganmu. Tidak. Kamu harus pergi dengan pengawal Baba" jawab Baba Ardi tegas.

"Ba.. kenapa Adik Nila boleh kuliah di luar negeri, tanpa pengawal dan Jingga nggak? Nila kan putri Baba juga" seru Jingga akhirnya protes.

"Adik Nila manis penurut, dia juga tinggal di pesantren, jadi Baba ijinkan kuliah di luar Negeri. Kamu Baba suruh pakai jilbab seperti Buna saja tidak mau" jawab Baba Jingga beralasan.

Salah Jingga memang tidak mau menurut. Tapi Jingga memang belum terketuk untuk meniru ibunya.

"Baa" panggil Jingga lagi memohon.

"Harus dengan pengawal, kemanapun kamu pergi"

"Sehari aja Ba! Jingga pengen maen!" rengek Jingga lagi.

"Nggak!"

"Baba!"

"Tidak"

"Jingga udah besar Ba. Bentar lagi Jingga Sarjana, bentar lagi Jingga dewasa dan bekerja"

"Dan sebentar lagi, Baba akan temukan kamu dengan calon jodoh kamu, baru Baba bebaskan kamu dari pengawal!" ucap Baba Jingga tegas membuat Jingga semakin terjepit.

"What?" pekik Jingga kaget dan tidak terima.

"Sudah. Baba mau kerja. Selesaikan tugas kuliahmu. Sebentar lagi kamu skripsi kan? Jangan buat Baba marah. Kamu tahu kan hukumanya?" tutur Baba Jingga tidak mau ada penolakan dan tolelir keputusan. Baba Jingga berlalu meninggalkan Jingga.

Jingga kemudian menghentakan kakinya dan mengepalkan tanganya. Jingga merasa sangat kesal dilahirkan menjadi anak pertama. Apalagi dengar dirinya mau dijodohkan.

Terpopuler

Comments

MeiSudarmini Soegi

MeiSudarmini Soegi

Jingga.. ada di warna Pelang
termasuk salah satu fenomena alam yang indah
itu sebabnya Baba menjaga Jingga menurut pandangan umum terlihat berlebihan

2022-06-29

1

MeiSudarmini Soegi

MeiSudarmini Soegi

terserah author ajaa...🤣🤣

2022-06-29

0

MeiSudarmini Soegi

MeiSudarmini Soegi

Jingga..
apa pas lahir senja menjelang petang??
termasuk warna favorit??

2022-06-29

0

lihat semua
Episodes
1 1. Hamil lagi.
2 2. I am not baby sister
3 3. Dosen Killer
4 4. Lapar
5 5. Mobil Merah
6 6. Matre
7 7. Kak Tama
8 8. Berdebat
9 9. Tidak jadi cerita.
10 10. Lolos
11 11. Pilihan Baba
12 12. Dewi Fortuna.
13 13. Bertemu calon dari Baba
14 14. Ngeri
15 15. Pemuda bertopi
16 16. Kabur
17 17. Leaflet
18 18. Seperti petualangan
19 19. Ajak Kak Tama
20 20. Jingga yang polos.
21 21. Memo Kuno
22 22. Manis.
23 23. Kata Buna
24 24. Seminggu lagi
25 25 Berantem
26 26. Pantes
27 27. Naik Darah
28 28. Penasaran.
29 29. Adip pensiun
30 30. Tari dan Uti
31 31. Ke Siapa?
32 32. Sangat Dingin
33 33. Sedikit lega
34 Terima Kasih
35 34. Ayo Temui
36 35. 1 masalah clear
37 36. Mulai nyaman bercerita
38 37. Bertemu dengan Nenek
39 39. Pak Rendi tahu
40 40. Pak Rendi Gila
41 41. Fatma
42 42. Merayu Bunga
43 43. Oma tidak suka
44 44. Mengadu ke Oma
45 45. Dapet Ijin
46 46. Hilang Respect
47 47. Perlu Pelajaran.
48 48. Oma tidak boleh luluh
49 49. Berangkat
50 50. Ketinggalan
51 51. Pertanyaan
52 52. Bimbang
53 53. Nggak mungkin
54 54. Tidak berkutik
55 55. Ditunda
56 56. Putus
57 57. Padam
58 58. Ketemu Adip
59 59. Pelit
60 60 Penasaran.
61 61. Tari dan Uti Tau
62 62. Pusat Perhatian.
63 63. Tebar Pesona
64 64. Deal
65 65. Otewe
66 66. Diacuhkan.
67 67. Malu
68 68. Buang Angin.
69 69. Sampai
70 Promosi : SkySal
71 70. Rencana Baba Ardi.
72 71. Mulai tanpa hp.
73 72. Kaya Jin
74 73. Iblis jahat.
75 74. Tak Bertenaga
76 75. Buna Kesal
77 76. Perahu Siap
78 77. Mulai Merasakan keindahan
79 78. Sampai
80 79. Serasi
81 80. Gadis Desa
82 81. Terlambat.
83 82. Amer
84 83. Berisik.
85 84.Perhatian
86 85. Kakak Ganteng
87 P- Kak Novi Rahajeng
88 86. Imam
89 87. Ngapain?
90 88. Tali Timba
91 89. Mengecewakan
92 90. Bukan Dokter.
93 91. Jangan sampai menyesal
94 P - Kak Erma Roviko
95 92. Jadi Makmumnya
96 93. Penyihir jahat
97 94. PR untuk Om Gery
98 95. Sekarang saatnya
99 96. Aku punya minuman untukmu
100 P - Kak Dini Ratna
101 97. Tunggu Dulu Ya
102 98. Kalian mau ikut?
103 99. Kembalilah ke Sekolah
104 100. Rencana ke Kota.
105 101. Celingak celinguk.
106 P- Kak Liana
107 102. Mantap.
108 103. Ternyata seorang Hafids
109 104. Belanja Amer
110 105. Pasti kembali
111 106. Bertengkar
112 107. Telpon saja
113 108. Bangga
114 109. Minder
115 110. Bisikan
116 111. Jingga tidak tahu
117 112. Langsung pucat
118 113. Perahu sudah jalan
119 114. Khawatir
120 115. Dibius.
121 116. Didobrak.
122 117. Hujan
123 118. Pohon Pinang
124 119. Pemimpin tertinggi.
125 120. Jalan Tengah.
126 121. Tidak mau
127 122. Maaf, aku harus menikahimu.
128 123. Air Putih
129 124. Ini bukan mimpi
130 125. Fotokan Dong!
131 126. Coba ulangi!
132 127. Aku Lapar.
133 128. Kakakmu Aman Bersamaku.
134 129. Aku Istrinya kan?
135 130. Aku mencintaimu, apa adanya.
136 131 Jingga centil.
137 132. Umbi Bakar
138 133. Rencana Tama
139 134. Harus Dijelaskan
140 135. Cinta
141 136. Kakaaak.
142 137. Usaha Sendiri
143 138. Pulanglah.
144 139. Kepercayaan
145 140. Batu Alam
146 141. Tama dan Kawanya
147 142. Pulang
148 143. Oma
149 144. This is Time to begin.
150 145. Syok
151 146. Amer turun tangan
152 147. Kemarahan Baba.
153 148. Buna peredam Baba
154 149. Cari Tama.
155 150. Jingga hanya butuh Bang Adip.
156 151. Mungkin Karma
157 152. Om Tito
158 153. Fotokopian Baba.
159 154. Perang dingin.
160 155. Kesaksian Vivi
161 156. Si Hijau
162 157. Permainan Ikun
163 158. Baba berhianat
164 159. Bunga
165 160. Tekad Jingga.
166 161. Buna meradang
167 162. Blokir Bandara.
168 163. Kamu bukan orang lain.
169 164. Nila Angkat Bicara
170 165. Baba berangkat.
171 166. Baba fokus berfikir
172 167. Tangkap Pencuri
173 168. Ketiduran
174 169. Desa T
175 170. Saya Mertuanya
176 171. Tengsin, dan Wibawa
177 172. Silahkan istirahat, saya tinggal dulu
178 173. Ke Bukit
179 174. Nikahkan kami sebagaimana mestinya.
180 175. Tidak akan ada yang Patah
181 176. Butuh Berapa Trillyun?
182 177. Ya Sudah sahkan
183 178. Ingat kamu masih kuliah
184 179. 1 bulan Kelamaan.
185 180.Aku mau tinggal di sini
186 181. Berpikir keras
187 182. Maskawin Berharga
188 183. Diusir Baba
189 184. Dikerjai Amer.
190 185. Kasih Tau Apa?"
191 186. Berisik!!!
192 187. Aku mau jadi suami yang punya Harga diri.
193 188. Ada Syaratnya
194 189. Yeeaay Makan.
195 190. Baba udah setuju
196 191. Jingga spechless
197 192. Aku percaya
198 193. Besok Jangan PHP
199 194. Mobil Sasrahan
200 194. Persiapan 1
201 195. Persiapan 2
202 196. Minta Maaf
203 197. Tips dari Oma.
204 198. Rahasia Uwak.
205 199. Sejarah mobil merah.
206 200. Sukurrriiin.
207 201. Masih Kuat
208 202. Akad Resmi.
209 203. Aku bukan Pedoopil.
210 204. Nanti Malam Wajib lho ya
211 205. Mirip.
212 206. Aku malu.
213 207. Siapa nama Besan Mas Ardi?
214 208. Baba tidak mau kalah
215 209. Jingga menangis
216 210. Om Dika mau ngomong Penting.
217 211. Kenapa Dika dan Adip nangis2?
218 212. Kenapa Adip Sampai Terlantar?
219 213. Itu nama Uwak Adip
220 214.
221 215. Buna harus kasih Tabu Jingga
222 216. Mudik...
223 217. Menantu Idaman
224 218. Kertas Apa Itu?"
225 219. Harusnya Om Dika dikabari
226 220. Masih Sempat
227 221. Mengerjai Jingga
228 222. Cekungan
229 223. Stroke.
230 234. Yang Nggak bikin Gendut
231 235. Coba Kaya Buna.
232 236. Emaak.
233 237. Ikut Polisi
234 Kencan dengan Motor
235 229. Parah
236 230. Harus Merasakan Juga
237 231. Rumah Kita.
238 232. Merpati Indah
239 233. Cita- cita Adip
240 234. Tama.
241 235. Apa aku akan begitu juga?
242 236. Kasih Ijin
243 Tanggung Jawab
244 Cita- citq Adip
245 Pamit.
246 Bocah...
247 Salah Paham
248 Ikhlas
249 Wajar.
250 Dasar Adip....
251 Kejutan
252 Baba Ikut
253 Siswi Berkerudung
254 Rendi Gila
255 Antar Ke Bandara.
256 Dia mengancam
257 Jurus Jingga
258 Abaang.
259 Terbang.
260 Kebalik
261 Itu Baru Istri Bang Adip
262 Salah sebut Nama
263 Isak Jingga
264 Buna..
265 Jingga pamit
266 Sembab
267 Hentikan
268 Halusinasi
269 Pelatihan.
270 Travelling
271 Tamat
272 Nabung Kangen
273 Ketemuan Yuk!!!
Episodes

Updated 273 Episodes

1
1. Hamil lagi.
2
2. I am not baby sister
3
3. Dosen Killer
4
4. Lapar
5
5. Mobil Merah
6
6. Matre
7
7. Kak Tama
8
8. Berdebat
9
9. Tidak jadi cerita.
10
10. Lolos
11
11. Pilihan Baba
12
12. Dewi Fortuna.
13
13. Bertemu calon dari Baba
14
14. Ngeri
15
15. Pemuda bertopi
16
16. Kabur
17
17. Leaflet
18
18. Seperti petualangan
19
19. Ajak Kak Tama
20
20. Jingga yang polos.
21
21. Memo Kuno
22
22. Manis.
23
23. Kata Buna
24
24. Seminggu lagi
25
25 Berantem
26
26. Pantes
27
27. Naik Darah
28
28. Penasaran.
29
29. Adip pensiun
30
30. Tari dan Uti
31
31. Ke Siapa?
32
32. Sangat Dingin
33
33. Sedikit lega
34
Terima Kasih
35
34. Ayo Temui
36
35. 1 masalah clear
37
36. Mulai nyaman bercerita
38
37. Bertemu dengan Nenek
39
39. Pak Rendi tahu
40
40. Pak Rendi Gila
41
41. Fatma
42
42. Merayu Bunga
43
43. Oma tidak suka
44
44. Mengadu ke Oma
45
45. Dapet Ijin
46
46. Hilang Respect
47
47. Perlu Pelajaran.
48
48. Oma tidak boleh luluh
49
49. Berangkat
50
50. Ketinggalan
51
51. Pertanyaan
52
52. Bimbang
53
53. Nggak mungkin
54
54. Tidak berkutik
55
55. Ditunda
56
56. Putus
57
57. Padam
58
58. Ketemu Adip
59
59. Pelit
60
60 Penasaran.
61
61. Tari dan Uti Tau
62
62. Pusat Perhatian.
63
63. Tebar Pesona
64
64. Deal
65
65. Otewe
66
66. Diacuhkan.
67
67. Malu
68
68. Buang Angin.
69
69. Sampai
70
Promosi : SkySal
71
70. Rencana Baba Ardi.
72
71. Mulai tanpa hp.
73
72. Kaya Jin
74
73. Iblis jahat.
75
74. Tak Bertenaga
76
75. Buna Kesal
77
76. Perahu Siap
78
77. Mulai Merasakan keindahan
79
78. Sampai
80
79. Serasi
81
80. Gadis Desa
82
81. Terlambat.
83
82. Amer
84
83. Berisik.
85
84.Perhatian
86
85. Kakak Ganteng
87
P- Kak Novi Rahajeng
88
86. Imam
89
87. Ngapain?
90
88. Tali Timba
91
89. Mengecewakan
92
90. Bukan Dokter.
93
91. Jangan sampai menyesal
94
P - Kak Erma Roviko
95
92. Jadi Makmumnya
96
93. Penyihir jahat
97
94. PR untuk Om Gery
98
95. Sekarang saatnya
99
96. Aku punya minuman untukmu
100
P - Kak Dini Ratna
101
97. Tunggu Dulu Ya
102
98. Kalian mau ikut?
103
99. Kembalilah ke Sekolah
104
100. Rencana ke Kota.
105
101. Celingak celinguk.
106
P- Kak Liana
107
102. Mantap.
108
103. Ternyata seorang Hafids
109
104. Belanja Amer
110
105. Pasti kembali
111
106. Bertengkar
112
107. Telpon saja
113
108. Bangga
114
109. Minder
115
110. Bisikan
116
111. Jingga tidak tahu
117
112. Langsung pucat
118
113. Perahu sudah jalan
119
114. Khawatir
120
115. Dibius.
121
116. Didobrak.
122
117. Hujan
123
118. Pohon Pinang
124
119. Pemimpin tertinggi.
125
120. Jalan Tengah.
126
121. Tidak mau
127
122. Maaf, aku harus menikahimu.
128
123. Air Putih
129
124. Ini bukan mimpi
130
125. Fotokan Dong!
131
126. Coba ulangi!
132
127. Aku Lapar.
133
128. Kakakmu Aman Bersamaku.
134
129. Aku Istrinya kan?
135
130. Aku mencintaimu, apa adanya.
136
131 Jingga centil.
137
132. Umbi Bakar
138
133. Rencana Tama
139
134. Harus Dijelaskan
140
135. Cinta
141
136. Kakaaak.
142
137. Usaha Sendiri
143
138. Pulanglah.
144
139. Kepercayaan
145
140. Batu Alam
146
141. Tama dan Kawanya
147
142. Pulang
148
143. Oma
149
144. This is Time to begin.
150
145. Syok
151
146. Amer turun tangan
152
147. Kemarahan Baba.
153
148. Buna peredam Baba
154
149. Cari Tama.
155
150. Jingga hanya butuh Bang Adip.
156
151. Mungkin Karma
157
152. Om Tito
158
153. Fotokopian Baba.
159
154. Perang dingin.
160
155. Kesaksian Vivi
161
156. Si Hijau
162
157. Permainan Ikun
163
158. Baba berhianat
164
159. Bunga
165
160. Tekad Jingga.
166
161. Buna meradang
167
162. Blokir Bandara.
168
163. Kamu bukan orang lain.
169
164. Nila Angkat Bicara
170
165. Baba berangkat.
171
166. Baba fokus berfikir
172
167. Tangkap Pencuri
173
168. Ketiduran
174
169. Desa T
175
170. Saya Mertuanya
176
171. Tengsin, dan Wibawa
177
172. Silahkan istirahat, saya tinggal dulu
178
173. Ke Bukit
179
174. Nikahkan kami sebagaimana mestinya.
180
175. Tidak akan ada yang Patah
181
176. Butuh Berapa Trillyun?
182
177. Ya Sudah sahkan
183
178. Ingat kamu masih kuliah
184
179. 1 bulan Kelamaan.
185
180.Aku mau tinggal di sini
186
181. Berpikir keras
187
182. Maskawin Berharga
188
183. Diusir Baba
189
184. Dikerjai Amer.
190
185. Kasih Tau Apa?"
191
186. Berisik!!!
192
187. Aku mau jadi suami yang punya Harga diri.
193
188. Ada Syaratnya
194
189. Yeeaay Makan.
195
190. Baba udah setuju
196
191. Jingga spechless
197
192. Aku percaya
198
193. Besok Jangan PHP
199
194. Mobil Sasrahan
200
194. Persiapan 1
201
195. Persiapan 2
202
196. Minta Maaf
203
197. Tips dari Oma.
204
198. Rahasia Uwak.
205
199. Sejarah mobil merah.
206
200. Sukurrriiin.
207
201. Masih Kuat
208
202. Akad Resmi.
209
203. Aku bukan Pedoopil.
210
204. Nanti Malam Wajib lho ya
211
205. Mirip.
212
206. Aku malu.
213
207. Siapa nama Besan Mas Ardi?
214
208. Baba tidak mau kalah
215
209. Jingga menangis
216
210. Om Dika mau ngomong Penting.
217
211. Kenapa Dika dan Adip nangis2?
218
212. Kenapa Adip Sampai Terlantar?
219
213. Itu nama Uwak Adip
220
214.
221
215. Buna harus kasih Tabu Jingga
222
216. Mudik...
223
217. Menantu Idaman
224
218. Kertas Apa Itu?"
225
219. Harusnya Om Dika dikabari
226
220. Masih Sempat
227
221. Mengerjai Jingga
228
222. Cekungan
229
223. Stroke.
230
234. Yang Nggak bikin Gendut
231
235. Coba Kaya Buna.
232
236. Emaak.
233
237. Ikut Polisi
234
Kencan dengan Motor
235
229. Parah
236
230. Harus Merasakan Juga
237
231. Rumah Kita.
238
232. Merpati Indah
239
233. Cita- cita Adip
240
234. Tama.
241
235. Apa aku akan begitu juga?
242
236. Kasih Ijin
243
Tanggung Jawab
244
Cita- citq Adip
245
Pamit.
246
Bocah...
247
Salah Paham
248
Ikhlas
249
Wajar.
250
Dasar Adip....
251
Kejutan
252
Baba Ikut
253
Siswi Berkerudung
254
Rendi Gila
255
Antar Ke Bandara.
256
Dia mengancam
257
Jurus Jingga
258
Abaang.
259
Terbang.
260
Kebalik
261
Itu Baru Istri Bang Adip
262
Salah sebut Nama
263
Isak Jingga
264
Buna..
265
Jingga pamit
266
Sembab
267
Hentikan
268
Halusinasi
269
Pelatihan.
270
Travelling
271
Tamat
272
Nabung Kangen
273
Ketemuan Yuk!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!