3. Dosen Killer

Rasanya ingin teriak, melihat gelas di depanya rasanya ingin dilempar sekuatnya. Tapi kesadaran Jingga masih penuh. Buna Jingga tidak pernah mengajarkan hal seperti itu. Buna Jingga sangat baik, pasti akan sedih jika Jingga marah.

Jingga kemudian menelan lidahnya. Di hadapan Jingga ada dua anak yang tanpa dosa memelototi Jingga mengacak-acak makanan di piring yang tadi diambilkan oleh Buna Jingga. Sampai nasi itu berhamburan di piring. Dan sesekali dua anak itu malah beradu sendok.

"Hijau! Biru! Makan yang bener" ucap Jingga menasehati dua bocah kecil yang wajahnya

mirip denganya

"Hihihi" malah dua anak itu saling pandang cekikikan.

"Hhhh" Jingga hanya menghela nafas menahan sabar. Dua adiknya malah terkesan ngeledek Jingga.

"Kak Jingga jelek kalau marah-marah, hihi" ejek Biru malah ngata-ngatain Jingga.

"Biru... makan nggak!" jawab Jingga.

"Di pipi Kak Jingga ada apanya tuh?" tanya Hijau meledek kakaknya lagi.

Lalu Jingga spontan meletakan sendok makanya dan mengelap pipinya panik. Setelah mengusap-usap pipinya tidak ada apapun yang Jingga temukan. Lalu Jingga memandang cemberut ke kedua adiknya.

"Hihi yeyeye Kak Jingga kena prank" seru Hijau dan Biru.

"Hiiissshh. Kaliaan!!" dengus Jingga kesal dan melotot. Jingga pun mengangkat tangan berniat menakuti adiknya. Tapi belum apa-apa adik-adiknya berteriak.

"Bunaaa, Baba, huaaa. Kak Jingga nakal" teriak kedua adik Jingga.

"Hah? Kakak nakal? Kalian kecil-kecil sudah pandai berbohong ya?" cibir Jingga.

Lalu dari arah kamar mandi, Baba Jingga keluar memapah Buna mereka. Buna mereka memang masih terlihat sangat imut. Bahkan teman-teman Jingga banyak yang bilang Buna Jingga seperti kakak Jingga.

Buna Jingga bertubuh kecil, bibirnya mungil manis sekali. Kulitnya juga bersih, alis dan hidungnya cantik alami. Pantas jika Baba mereka masih semangat membuat anak. Tapi pagi ini Buna Jingga terlihat pucat.

"Sayang kenapa teriak-teriak huh?" tanya Buna mereka ke kedua anak bungsunya.

"Buna sakit?" tanya Biru dan Hijau.

"Iya Buna sakit karena kalian!" jawab Jingga.

"Jingga, Baba, antar Buna ke kamar, suapi adik-adikmu ya!" tutur Baba Jingga.

Jingga langsung syok dan melihat jam tanganya 15 menit lagi waktunya berangkat kuliah. Padahal waktu nyuapi kedua adik kembarnya bisa 1 jam lebih. Mereka pasti akan banyak alasan. Bermain-main dan mengerjai Jingga.

"Ba.. tapi Jingga mau kuliah" jawab Jingga menolak Babanya.

"Sebentar saja. Biar Buna kalian istirahat, Hijau Biru patuhi kakak kalian. Buna lagi sakit jangan bikin Buna sedih" tutur Baba mereka.

"Nggak apa-apa Ba, biar Kak Jingga kuliah aja. Hijau Biru makan sendiri bisa kan? Makanlah cepat, setelah itu temani Buna ke kamar ya!" lerai Buna mereka.

Buna mereka sesakit apapun memang sangat baik dan bijak. Hal itu yang membuat Jingga suka tidak tega sendiri, meskipun Jingga menggerutu.

"Ya Buna!" jawab Hijau dan Biru bersamaan.

"Tapi Sayang kamu butuh istirahat. Anak-anak butuh pengawasan" jawab Baba mereka lagi. Maunya Babanya istrinya itu fokus ke kesehatanya, tidak boleh diganggu.

"Ba... Jingga juga butuh kuliah. Buna nggak apa-apa" jawab Buna mereka.

"Ya sudah Baba bantu Buna istirahat, Jingga suapi Biru dan Hijau, tapi 15 menit aja" jawab Jingga akhirnya mengalah.

"Makasih Sayang, Hijau Biru, nggak boleh nakal yaa" tutur Buna mereka.

Lalu Baba mereka menuntun Buna mereka ke kamar. Dan menelpon dokter. Jingga kemudian meninggalkan makanya. Beralih ke kedua adiknya. Mau tidak mau Jingga harus menyuapi adiknya agar adik-adiknya makan dengan baik.

"Baca doa dulu. Bismillahirrohmanirrohim. Allohumma bariklana fi ma rozak tana waqina 'adza bannar" bimbing Jingga ke adiknya.

"Ingat Kakak, mau kuliah, kalau nggak nurut makan sama eyang Siti, apa sama Bu Ida? Apa sama tante Fitri! Mengerti?" gertak Jingga kekedua adik nakalnya.

"Huh!" Biru dan Hijau bersedekap menunjukan muka kesalnya.

"Aak" Jingga menyodorkan sesendok nasi dan potongan ayam dibumbu kuning. Hijau dan Biru masih menutup mulutnya.

"Aak nggak! Kakak laporin ke Baba nih!" ancam Jingga lagi.

"Iya iya!" jawab Biru akhirnya membuka mulut.

"Nah gitu dong!" jawab Jingga lalu memasukan makanan ke mulut adiknya.

"Kukuk kunapa banyk sekli nasinya" protes Biru sambil mengunyah makanan merasa kepenuhan.

"Nggak udah protes biar cepet selesai habis ini kalian temani Buna! Sekarang hijau. Aak" tutur Jingga galak ke adik satunya lagi.

"Nggak may sayurnya, nasinya dikurangi" protes hijau melihat nasi di sendok yang dipegang kakaknya kebanyakan.

"Makan nggak!" ancam Jingga.

"Nggak, dikurangi dulu nasinya!" jawab Hijau tetap protes.

Daripda mengulur waktu, Jingga pun mengurangi nasinya. Lalu Jingga menyuapi adik-adiknya dengan muka garangnya secara bergantian. Baru 5 suap, adik-adiknya sudah protes dan berlarian meninggalkan Jingga.

"Hhhh" Jingga hanya menghela nafasnya. Melatakan sendok dan meninggalkan meja makan yang masih berantakan. Jingga menyusul adik-adiknya ke kamar.

Di kamar Babanya menggulung kemejanya. Berbaring memijat kepala Buna mereka. Adik-adik mereka pun berhambur naik ke kasur ikut peduli dengan Buna mereka.

"Sudah makanya Nak?" tanya Buna mereka.

"Baru beberapa suap Bun!" jawab Jingga.

"Kenapa nggak dihabiskan Sayang?" tanya Buna mereka.

"Kak Jingga galak banget. Sekali suap Biru langsung kenyang" jawab Biru pintar masih tetap mengadu ke Bunanya.

"Biru.. bilang aja emang kamu nggak mau makan!" jawab Jingga tidak mau difitnah anak kecil.

"Benar kok Bun. Kak Jingga galak, nggak kaya Buna. Hijau mau makan sama Buna aja!" jawab Hijau.

"Sudah-sudah. Buna kalian lagi sakit, nggak apa- apa nanti makan lagi. Kalian bermainlah sana" lerai Baba mereka.

"Ya udah Bun, Ba! Jingga berangkat!" jawab Jingga.

****

Gedung universitas elit di kota itu tampak. Bunga-bunga indah di taman kampus itu membuat suasana kampus terlihat menyenangkan. Pohon-pohon tinggi pun mengelilingi pagar gedung besar itu sehingga suasana rindang.

Beberapa mahasiswa terlihat duduk bergerombol dan saling berbincang di kursi- kursi yang disediakan di bawah pohon. Jingga pun melewatinya. Melihat sekeliling teman sekelasnya sudah tidak ada di tempat mereka nongkrong.

Jingga kemudian melirik jam tangan mahalnya.

"Ya ampun Tuhan. Sekarang kan jamnya Dokter Rendi. Haishh, gawat!"

Jingga pun langsung berlari menuju kelas kuliahnya. Jingga lupa kalau pagi ini waktunya praktikum mata kuliah anatomi. Dosen Jingga pagi ini dosen pria yang killer, pelit nilai, menerapkan aturan kuliah yang banyak sekali.

Satu kelebihan Dosen Jingga ini. Dia sudah sukses di usianya ke 30 sudah lulus S2 di Amerika, dan sedan lanjut S3 . Dia juga tampan dan masih single. Beberapa mahasiswanya akan salah fokus ketika mengikuti mata kuliah beliau.

Tapi banyak juga yang mengatainya dosen paking kejam sedunia. Karena dosen itu bisa memberi tugas seenak jidat dan sangat pelit nilai.

"Brak" Jingga dengan tergesa-gesa membuja pintu kelasnya.

Pria tampan berbaju rapi itu sedang berdiri mengucapkan salam. Ternyata Dosennya itu juga baru masuk.

Semua teman-teman Jingga menoleh ke arahnya. Tidak terkecuali dosenya.

"He.. "Jingga langsung melebarkan senyumnya, menyadari dirinya salah.

Terpopuler

Comments

MeiSudarmini Soegi

MeiSudarmini Soegi

nggemesin sih..

2022-06-29

0

🌸Santi Suki🌸

🌸Santi Suki🌸

Semangat Kak 💪💪💪💪

2022-01-13

0

Hanna Randell

Hanna Randell

belum up juga nih🤧

2021-12-17

0

lihat semua
Episodes
1 1. Hamil lagi.
2 2. I am not baby sister
3 3. Dosen Killer
4 4. Lapar
5 5. Mobil Merah
6 6. Matre
7 7. Kak Tama
8 8. Berdebat
9 9. Tidak jadi cerita.
10 10. Lolos
11 11. Pilihan Baba
12 12. Dewi Fortuna.
13 13. Bertemu calon dari Baba
14 14. Ngeri
15 15. Pemuda bertopi
16 16. Kabur
17 17. Leaflet
18 18. Seperti petualangan
19 19. Ajak Kak Tama
20 20. Jingga yang polos.
21 21. Memo Kuno
22 22. Manis.
23 23. Kata Buna
24 24. Seminggu lagi
25 25 Berantem
26 26. Pantes
27 27. Naik Darah
28 28. Penasaran.
29 29. Adip pensiun
30 30. Tari dan Uti
31 31. Ke Siapa?
32 32. Sangat Dingin
33 33. Sedikit lega
34 Terima Kasih
35 34. Ayo Temui
36 35. 1 masalah clear
37 36. Mulai nyaman bercerita
38 37. Bertemu dengan Nenek
39 39. Pak Rendi tahu
40 40. Pak Rendi Gila
41 41. Fatma
42 42. Merayu Bunga
43 43. Oma tidak suka
44 44. Mengadu ke Oma
45 45. Dapet Ijin
46 46. Hilang Respect
47 47. Perlu Pelajaran.
48 48. Oma tidak boleh luluh
49 49. Berangkat
50 50. Ketinggalan
51 51. Pertanyaan
52 52. Bimbang
53 53. Nggak mungkin
54 54. Tidak berkutik
55 55. Ditunda
56 56. Putus
57 57. Padam
58 58. Ketemu Adip
59 59. Pelit
60 60 Penasaran.
61 61. Tari dan Uti Tau
62 62. Pusat Perhatian.
63 63. Tebar Pesona
64 64. Deal
65 65. Otewe
66 66. Diacuhkan.
67 67. Malu
68 68. Buang Angin.
69 69. Sampai
70 Promosi : SkySal
71 70. Rencana Baba Ardi.
72 71. Mulai tanpa hp.
73 72. Kaya Jin
74 73. Iblis jahat.
75 74. Tak Bertenaga
76 75. Buna Kesal
77 76. Perahu Siap
78 77. Mulai Merasakan keindahan
79 78. Sampai
80 79. Serasi
81 80. Gadis Desa
82 81. Terlambat.
83 82. Amer
84 83. Berisik.
85 84.Perhatian
86 85. Kakak Ganteng
87 P- Kak Novi Rahajeng
88 86. Imam
89 87. Ngapain?
90 88. Tali Timba
91 89. Mengecewakan
92 90. Bukan Dokter.
93 91. Jangan sampai menyesal
94 P - Kak Erma Roviko
95 92. Jadi Makmumnya
96 93. Penyihir jahat
97 94. PR untuk Om Gery
98 95. Sekarang saatnya
99 96. Aku punya minuman untukmu
100 P - Kak Dini Ratna
101 97. Tunggu Dulu Ya
102 98. Kalian mau ikut?
103 99. Kembalilah ke Sekolah
104 100. Rencana ke Kota.
105 101. Celingak celinguk.
106 P- Kak Liana
107 102. Mantap.
108 103. Ternyata seorang Hafids
109 104. Belanja Amer
110 105. Pasti kembali
111 106. Bertengkar
112 107. Telpon saja
113 108. Bangga
114 109. Minder
115 110. Bisikan
116 111. Jingga tidak tahu
117 112. Langsung pucat
118 113. Perahu sudah jalan
119 114. Khawatir
120 115. Dibius.
121 116. Didobrak.
122 117. Hujan
123 118. Pohon Pinang
124 119. Pemimpin tertinggi.
125 120. Jalan Tengah.
126 121. Tidak mau
127 122. Maaf, aku harus menikahimu.
128 123. Air Putih
129 124. Ini bukan mimpi
130 125. Fotokan Dong!
131 126. Coba ulangi!
132 127. Aku Lapar.
133 128. Kakakmu Aman Bersamaku.
134 129. Aku Istrinya kan?
135 130. Aku mencintaimu, apa adanya.
136 131 Jingga centil.
137 132. Umbi Bakar
138 133. Rencana Tama
139 134. Harus Dijelaskan
140 135. Cinta
141 136. Kakaaak.
142 137. Usaha Sendiri
143 138. Pulanglah.
144 139. Kepercayaan
145 140. Batu Alam
146 141. Tama dan Kawanya
147 142. Pulang
148 143. Oma
149 144. This is Time to begin.
150 145. Syok
151 146. Amer turun tangan
152 147. Kemarahan Baba.
153 148. Buna peredam Baba
154 149. Cari Tama.
155 150. Jingga hanya butuh Bang Adip.
156 151. Mungkin Karma
157 152. Om Tito
158 153. Fotokopian Baba.
159 154. Perang dingin.
160 155. Kesaksian Vivi
161 156. Si Hijau
162 157. Permainan Ikun
163 158. Baba berhianat
164 159. Bunga
165 160. Tekad Jingga.
166 161. Buna meradang
167 162. Blokir Bandara.
168 163. Kamu bukan orang lain.
169 164. Nila Angkat Bicara
170 165. Baba berangkat.
171 166. Baba fokus berfikir
172 167. Tangkap Pencuri
173 168. Ketiduran
174 169. Desa T
175 170. Saya Mertuanya
176 171. Tengsin, dan Wibawa
177 172. Silahkan istirahat, saya tinggal dulu
178 173. Ke Bukit
179 174. Nikahkan kami sebagaimana mestinya.
180 175. Tidak akan ada yang Patah
181 176. Butuh Berapa Trillyun?
182 177. Ya Sudah sahkan
183 178. Ingat kamu masih kuliah
184 179. 1 bulan Kelamaan.
185 180.Aku mau tinggal di sini
186 181. Berpikir keras
187 182. Maskawin Berharga
188 183. Diusir Baba
189 184. Dikerjai Amer.
190 185. Kasih Tau Apa?"
191 186. Berisik!!!
192 187. Aku mau jadi suami yang punya Harga diri.
193 188. Ada Syaratnya
194 189. Yeeaay Makan.
195 190. Baba udah setuju
196 191. Jingga spechless
197 192. Aku percaya
198 193. Besok Jangan PHP
199 194. Mobil Sasrahan
200 194. Persiapan 1
201 195. Persiapan 2
202 196. Minta Maaf
203 197. Tips dari Oma.
204 198. Rahasia Uwak.
205 199. Sejarah mobil merah.
206 200. Sukurrriiin.
207 201. Masih Kuat
208 202. Akad Resmi.
209 203. Aku bukan Pedoopil.
210 204. Nanti Malam Wajib lho ya
211 205. Mirip.
212 206. Aku malu.
213 207. Siapa nama Besan Mas Ardi?
214 208. Baba tidak mau kalah
215 209. Jingga menangis
216 210. Om Dika mau ngomong Penting.
217 211. Kenapa Dika dan Adip nangis2?
218 212. Kenapa Adip Sampai Terlantar?
219 213. Itu nama Uwak Adip
220 214.
221 215. Buna harus kasih Tabu Jingga
222 216. Mudik...
223 217. Menantu Idaman
224 218. Kertas Apa Itu?"
225 219. Harusnya Om Dika dikabari
226 220. Masih Sempat
227 221. Mengerjai Jingga
228 222. Cekungan
229 223. Stroke.
230 234. Yang Nggak bikin Gendut
231 235. Coba Kaya Buna.
232 236. Emaak.
233 237. Ikut Polisi
234 Kencan dengan Motor
235 229. Parah
236 230. Harus Merasakan Juga
237 231. Rumah Kita.
238 232. Merpati Indah
239 233. Cita- cita Adip
240 234. Tama.
241 235. Apa aku akan begitu juga?
242 236. Kasih Ijin
243 Tanggung Jawab
244 Cita- citq Adip
245 Pamit.
246 Bocah...
247 Salah Paham
248 Ikhlas
249 Wajar.
250 Dasar Adip....
251 Kejutan
252 Baba Ikut
253 Siswi Berkerudung
254 Rendi Gila
255 Antar Ke Bandara.
256 Dia mengancam
257 Jurus Jingga
258 Abaang.
259 Terbang.
260 Kebalik
261 Itu Baru Istri Bang Adip
262 Salah sebut Nama
263 Isak Jingga
264 Buna..
265 Jingga pamit
266 Sembab
267 Hentikan
268 Halusinasi
269 Pelatihan.
270 Travelling
271 Tamat
272 Nabung Kangen
273 Ketemuan Yuk!!!
Episodes

Updated 273 Episodes

1
1. Hamil lagi.
2
2. I am not baby sister
3
3. Dosen Killer
4
4. Lapar
5
5. Mobil Merah
6
6. Matre
7
7. Kak Tama
8
8. Berdebat
9
9. Tidak jadi cerita.
10
10. Lolos
11
11. Pilihan Baba
12
12. Dewi Fortuna.
13
13. Bertemu calon dari Baba
14
14. Ngeri
15
15. Pemuda bertopi
16
16. Kabur
17
17. Leaflet
18
18. Seperti petualangan
19
19. Ajak Kak Tama
20
20. Jingga yang polos.
21
21. Memo Kuno
22
22. Manis.
23
23. Kata Buna
24
24. Seminggu lagi
25
25 Berantem
26
26. Pantes
27
27. Naik Darah
28
28. Penasaran.
29
29. Adip pensiun
30
30. Tari dan Uti
31
31. Ke Siapa?
32
32. Sangat Dingin
33
33. Sedikit lega
34
Terima Kasih
35
34. Ayo Temui
36
35. 1 masalah clear
37
36. Mulai nyaman bercerita
38
37. Bertemu dengan Nenek
39
39. Pak Rendi tahu
40
40. Pak Rendi Gila
41
41. Fatma
42
42. Merayu Bunga
43
43. Oma tidak suka
44
44. Mengadu ke Oma
45
45. Dapet Ijin
46
46. Hilang Respect
47
47. Perlu Pelajaran.
48
48. Oma tidak boleh luluh
49
49. Berangkat
50
50. Ketinggalan
51
51. Pertanyaan
52
52. Bimbang
53
53. Nggak mungkin
54
54. Tidak berkutik
55
55. Ditunda
56
56. Putus
57
57. Padam
58
58. Ketemu Adip
59
59. Pelit
60
60 Penasaran.
61
61. Tari dan Uti Tau
62
62. Pusat Perhatian.
63
63. Tebar Pesona
64
64. Deal
65
65. Otewe
66
66. Diacuhkan.
67
67. Malu
68
68. Buang Angin.
69
69. Sampai
70
Promosi : SkySal
71
70. Rencana Baba Ardi.
72
71. Mulai tanpa hp.
73
72. Kaya Jin
74
73. Iblis jahat.
75
74. Tak Bertenaga
76
75. Buna Kesal
77
76. Perahu Siap
78
77. Mulai Merasakan keindahan
79
78. Sampai
80
79. Serasi
81
80. Gadis Desa
82
81. Terlambat.
83
82. Amer
84
83. Berisik.
85
84.Perhatian
86
85. Kakak Ganteng
87
P- Kak Novi Rahajeng
88
86. Imam
89
87. Ngapain?
90
88. Tali Timba
91
89. Mengecewakan
92
90. Bukan Dokter.
93
91. Jangan sampai menyesal
94
P - Kak Erma Roviko
95
92. Jadi Makmumnya
96
93. Penyihir jahat
97
94. PR untuk Om Gery
98
95. Sekarang saatnya
99
96. Aku punya minuman untukmu
100
P - Kak Dini Ratna
101
97. Tunggu Dulu Ya
102
98. Kalian mau ikut?
103
99. Kembalilah ke Sekolah
104
100. Rencana ke Kota.
105
101. Celingak celinguk.
106
P- Kak Liana
107
102. Mantap.
108
103. Ternyata seorang Hafids
109
104. Belanja Amer
110
105. Pasti kembali
111
106. Bertengkar
112
107. Telpon saja
113
108. Bangga
114
109. Minder
115
110. Bisikan
116
111. Jingga tidak tahu
117
112. Langsung pucat
118
113. Perahu sudah jalan
119
114. Khawatir
120
115. Dibius.
121
116. Didobrak.
122
117. Hujan
123
118. Pohon Pinang
124
119. Pemimpin tertinggi.
125
120. Jalan Tengah.
126
121. Tidak mau
127
122. Maaf, aku harus menikahimu.
128
123. Air Putih
129
124. Ini bukan mimpi
130
125. Fotokan Dong!
131
126. Coba ulangi!
132
127. Aku Lapar.
133
128. Kakakmu Aman Bersamaku.
134
129. Aku Istrinya kan?
135
130. Aku mencintaimu, apa adanya.
136
131 Jingga centil.
137
132. Umbi Bakar
138
133. Rencana Tama
139
134. Harus Dijelaskan
140
135. Cinta
141
136. Kakaaak.
142
137. Usaha Sendiri
143
138. Pulanglah.
144
139. Kepercayaan
145
140. Batu Alam
146
141. Tama dan Kawanya
147
142. Pulang
148
143. Oma
149
144. This is Time to begin.
150
145. Syok
151
146. Amer turun tangan
152
147. Kemarahan Baba.
153
148. Buna peredam Baba
154
149. Cari Tama.
155
150. Jingga hanya butuh Bang Adip.
156
151. Mungkin Karma
157
152. Om Tito
158
153. Fotokopian Baba.
159
154. Perang dingin.
160
155. Kesaksian Vivi
161
156. Si Hijau
162
157. Permainan Ikun
163
158. Baba berhianat
164
159. Bunga
165
160. Tekad Jingga.
166
161. Buna meradang
167
162. Blokir Bandara.
168
163. Kamu bukan orang lain.
169
164. Nila Angkat Bicara
170
165. Baba berangkat.
171
166. Baba fokus berfikir
172
167. Tangkap Pencuri
173
168. Ketiduran
174
169. Desa T
175
170. Saya Mertuanya
176
171. Tengsin, dan Wibawa
177
172. Silahkan istirahat, saya tinggal dulu
178
173. Ke Bukit
179
174. Nikahkan kami sebagaimana mestinya.
180
175. Tidak akan ada yang Patah
181
176. Butuh Berapa Trillyun?
182
177. Ya Sudah sahkan
183
178. Ingat kamu masih kuliah
184
179. 1 bulan Kelamaan.
185
180.Aku mau tinggal di sini
186
181. Berpikir keras
187
182. Maskawin Berharga
188
183. Diusir Baba
189
184. Dikerjai Amer.
190
185. Kasih Tau Apa?"
191
186. Berisik!!!
192
187. Aku mau jadi suami yang punya Harga diri.
193
188. Ada Syaratnya
194
189. Yeeaay Makan.
195
190. Baba udah setuju
196
191. Jingga spechless
197
192. Aku percaya
198
193. Besok Jangan PHP
199
194. Mobil Sasrahan
200
194. Persiapan 1
201
195. Persiapan 2
202
196. Minta Maaf
203
197. Tips dari Oma.
204
198. Rahasia Uwak.
205
199. Sejarah mobil merah.
206
200. Sukurrriiin.
207
201. Masih Kuat
208
202. Akad Resmi.
209
203. Aku bukan Pedoopil.
210
204. Nanti Malam Wajib lho ya
211
205. Mirip.
212
206. Aku malu.
213
207. Siapa nama Besan Mas Ardi?
214
208. Baba tidak mau kalah
215
209. Jingga menangis
216
210. Om Dika mau ngomong Penting.
217
211. Kenapa Dika dan Adip nangis2?
218
212. Kenapa Adip Sampai Terlantar?
219
213. Itu nama Uwak Adip
220
214.
221
215. Buna harus kasih Tabu Jingga
222
216. Mudik...
223
217. Menantu Idaman
224
218. Kertas Apa Itu?"
225
219. Harusnya Om Dika dikabari
226
220. Masih Sempat
227
221. Mengerjai Jingga
228
222. Cekungan
229
223. Stroke.
230
234. Yang Nggak bikin Gendut
231
235. Coba Kaya Buna.
232
236. Emaak.
233
237. Ikut Polisi
234
Kencan dengan Motor
235
229. Parah
236
230. Harus Merasakan Juga
237
231. Rumah Kita.
238
232. Merpati Indah
239
233. Cita- cita Adip
240
234. Tama.
241
235. Apa aku akan begitu juga?
242
236. Kasih Ijin
243
Tanggung Jawab
244
Cita- citq Adip
245
Pamit.
246
Bocah...
247
Salah Paham
248
Ikhlas
249
Wajar.
250
Dasar Adip....
251
Kejutan
252
Baba Ikut
253
Siswi Berkerudung
254
Rendi Gila
255
Antar Ke Bandara.
256
Dia mengancam
257
Jurus Jingga
258
Abaang.
259
Terbang.
260
Kebalik
261
Itu Baru Istri Bang Adip
262
Salah sebut Nama
263
Isak Jingga
264
Buna..
265
Jingga pamit
266
Sembab
267
Hentikan
268
Halusinasi
269
Pelatihan.
270
Travelling
271
Tamat
272
Nabung Kangen
273
Ketemuan Yuk!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!