"Mas Arkan, Mas Raka. Gak nyangka ketemu disini!" sapanya.
Arkan dan Raka bertukar pandang tak percaya. Hal buruk akan terjadi pastinya setelah itu. Identitas mereka akan terungkap didepan Rachel dan Olivia.
"Ehk, Mbak Mona? Mau makan Mbak?" tanya Raka pura-pura bukan seperti seorang pelanggan.
"Ssst, jemput suami!" bisiknya.
"Itu dia, sampai jumpa lagi ya, daah!" Mona berlalu menemui sang suami dan berpelukan disertai cipika cipiki.
Arkan dan Dafa mengerutkan kening melihat pemandangan menakjubkan. Rupanya suami Mona jauh lebih tua setengah baya mungkin dari usia Mona. Wajar saja Mona memilih datang di Club memuaskan birahinya yang mungkin saja tidak di dapatnya dari si tua bangka.
"Siapa sih mereka kalian kenal?" Olivia digelayuti rasa penasaran sama seperti halnya Rachel tapi Rachel lebih memilih memendam pertanyaannya.
"Tetangga Liv," jawab Raka cepat.
"O ya? itu Ayah apa suaminya?" tanya Oliv tak percaya.
"Suaminya," jawab Raka.
"Ha? kok pantes jadi anaknya ya? jangan-jangan perempuan itu pelakor lagi?" tebak Olivia.
"Hus, jangan gitu dong, Liv. Mungkin saja emang jodoh. Kita kan gak tau istri si bapak masih hidup atau gak. Lagian istrinya fine-fine aja tu punya suami yang jauh lebih dewasa." Rachel akhirnya mengeluarkan argumennya.
"Iya Liv, Rachel benar. Usia dan Status kan bukan halangan dalam sebuah hubungan," imbuh Arkan.
Olivia berdecak.
"Heh, perempuan itu sangat cantik pasti dia mau karna si bapak kaya raya," dengus Olivia kekeh pada pendapatnya.
"Biarin ajalah, ayo makan gak usah urusin orang lain!" tegur Raka. Ia juga yang mulai, Ia juga yang sok bijak.
Usai menyelesaikan rentetan obrolan dan cerita panjang Raka menawarkan diri untuk mengantarkan mereka pulang.
"Jika tidak keberatan bolehkan kami antar!" usul Raka. Raka rupanya punya niat terselebung ingin mendekati Olivia.
"Beneran, Ka. Boleh lah kalau mau?" Olivia antusias.
"Kalian bawa kendaraan apa kesini?" Raka lebih terbuka dibanding Arkan.
"Hanya sepeda motor," jawab Oliv lagi.
Prok!
Raka bertepuk.
"Bagus, ya udah ini kunci motornya Ar. Aku akan mengantar Olivia kamu antar Rachel ya!" Raka merogoh kunci motor dari sakunya karena memang Ialah yang jadi sopirnya tadi.
Arkan menangkap kunci motor itu dengan sigap. Wajah Rachel sedikit manyun. Ia jadi deg-degan akan di antar pria untuk pertama kalinya.
Olivia menggenggam tangan Rachel kemudian membisikan sesuatu. "Jangan takut, aku yakin mereka orang baik, Hel. Kali ini kamu harus mendapatkan pacar awas kalau kamu mengelak. Lihat saja aku pilihkan lelaki yang wajahnya mempesona melebihi tampannya Arjuna mungkin."
"Oliv..." desis Rachel takut.
"Udah nurut aja, aku titip sahabatku ya, Kan. Tolong antar kan dengan selamat!" pesan Olivia.
"Oke, jangan khawatir," jawab Arkan.
Olivia bergegas menarik lengan Raka dan meninggalkan mereka berdua.
Arkan tersenyum simpul menoleh kearah Rachel. Rachel menundukkan kepala sejak tadi tampa menyadari ada sebuah motor didepannya. Gegas Arkan menarik tubuh Rachel hingga jatuh kepelukan nya.
Barulah Rachel membuka mata saat dalam posisi didalam Kungkungan Arkan. Keduanya bertemu pandang dengan perasaan masing-masing.
Arkan mengembangkan lagi senyum pikatnya.
"Rachel tidak papa?" tanya Arkan. Lembut dan memiliki suara khas yang tak kalah menggoda dengan tampangnya.
"Oh iya, Kak. Makasih banyak ya?" ucap Rachel membalas tersenyum meski malu-malu.
Arkan mengangkat tubuh Rachel berdiri dan melanjutkan tujuan mereka tadi.
Diperjalanan Arkan orangnya tidak bisa dalam keheningan.
"Rachel tinggal sama siapa?"
"Orang tua dan kakak laki-laki, Kak. Tapi kakak laki-laki Rachel sedang kuliah di Irlandia," jawab Rachel.
"Wah, jauh ya. Kenapa kamu juga tidak kuliah di luar negeri?"
Rachel tersenyum ketir.
"Orang tua Rachel terlalu takut aku seorang diri disana, Kak. Mereka terlalu memanjakan aku," jawab Rachel.
Ada perasaan kagum di diri Arkan akan sosok Gadis seperti Rachel. Cantik bagaikan putri juga memiliki tutur bahasa lembut. Apalah daya Ia terlalu nista untuk Rachel. Rachel berasal dari keluarga baik-baik dan juga penyayang.
Jeledek!
Arkan hilang pokus dan menabrak polisi tidur cukup keras tampa sadar Rachel melingkarkan kedua tanganya dipinggang Arkan menyandarkan kepala dipunggung sambil memejamkan mata.
Arkan melirik tangan itu dan lagi-lagi mengulas senyum.
Andai Ia adalah lelaki yang tidak punya kehidupan kelam pasti Arkan ingin mengenal Rachel lebih dekat.
"Kakak sendiri masih punya orang tua?" tanya Rachel balik dengan posisi yang masih memeluk Arkan.
"Ayah sudah meninggal sedang Ibu, aku juga tidak tahu, Hel."
"Maksud Kakak?"
"Ibuku tidak terlalu baik seperti orang tuamu yang aku tau dia meninggalkan kami demi lelaki lain, na'as bukan?"
"Jangan berpikir demikian, Kak. Mungkin ada alasan lain yang membuat Ibu Kakak meninggalkan Kakak dan Ayah Kakak."
"Entahlah, buktinya dia tega meninggalkan Kakak sejak masih sangat kecil dan butuh kasih sayang."
"Jadi sekarang Kakak seorang diri dong?"
"Iya."
"Semua orang memiliki masalahnya sendiri ya. Sebenarnya Papa gak terlalu mengekang aku tapi Mama sangat berlebihan melakukan ini dan itu harus laporan sudah tidak ada bedanya dengan ajudan," ucap Rachel dibalut kekehan kecilnya.
"Itu artinya tanda bukti kalau Mama Rachel tidak ingin Rachel melampaui batas.
"Iya, Kak. Sulit untuk Rachel berdekatan dengan pria saat ini." Rachel mengeratkan pelukannya karena Arkan sedikit mempercepat laju motornya, hari beranjak sore. Arkan harus kembali dan bersiap, pekerjaannya telah menunggu.
Rachel mengarahkan jalan menuju rumahnya hingga mereka telah sampai.
Arkan tercekat melihat rumah Rachel dari pagar besi.
Rumah besar tingkat dua yang berukiran indah memiliki halaman sangat luas.
"Kenapa, Kak?" tanya Rachel yang melihat Arkan terpaku.
"Rachel anak orang kaya ya?"
"Alhamdulilah, tapi Rachel tidak pernah membedakan status, Kak. Rachel harap Kakak jangan menolak berteman dengan Rachel ya, Rachel nyaman mengenal Kakak." Gadis itu sungguh bijak dan berhati mulia. Arkan semakin terbius dibuai nya.
"Tidak, Hel. Tapi Kakak malah yang minder Kakak takut Rachel malah enggan berteman dengan Kakak."
"Tidak, Kak. Rachel sangat senang mengenal Kakak. Rachel yakin Kak Arkan adalah pria yang baik."
"Itu tidak benar, Hel. Nyatanya pekerjaan Kakak sangat buruk."
"Kak, kok diem. Masuk dulu yuk. Tenang saja orang tua Rachel juga sedang menginap di Lampung," jawab Rachel.
Arkan mengernyit.
"Hehehe.. Maaf Rachel tidak cerita. Oang tua Rachel berangkat pagi tadi. Jadi kemungkinan akan lama disana."
"Oh iya, Hel. Lain kali saja ya. Kakak ada perlu," tolak Arkan.
"Oh, Oke. Jangan kapok ya Kak kenal Rachel."
"Apa maksud mu, Hel. Kakak bukan tipe orang seperti itu jangan khawatir ya telpon Kakak kalau Rachel butuh sesuatu."
"Oh iya kalau gitu Rachel mintak dong nomor Kakak."
Rachel mengeluarkan ponselnya. Arkan memberikan nomornya segera.
"Ya sudah, Kakak pergi dulu jaga diri Rachel baik-baik dirumah!" pesan Arkan.
"Siap, Kak. Makasih ya!" Setelah Rachel masuk dan melambaikan tangan Arkan segera meninggalkan tempat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
kosong
semangat
2022-03-17
2
kosong
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
2022-03-17
2
buk e irul
kadang keliru antara Arkan ambek Arfan wkwkwk 🤣😘😘😘
2022-03-13
2