Part_02 Mengukir Kisah

Arkan tidak tinggal diam dan membalas permainan partner ranjangnya. Menyapu sekitar permukaan ranum milik gadis itu. Keduanya melangkah mundur kearah ranjang hingga keduanya jatuh bersamaan.

Gadis itu kewalahan dan melepaskan perkelahian mereka. nafasnya tampak tersengal-sengal. Arkan tersenyum menatap gadis didepannya memalingkan wajah.

Dirasa gadis itu mulai beradaptasi dan menstabilkan nafasnya kembali. Arkan mengawalinya dengan membelai wajah gadis itu dengan jari jemarinya hingga gadis itu terpejam dan menggeliat menikmatinya.

Arkan menurunkan gerakan tanganya berulang-ulang dan berhenti dibawah dagunya yang sedikit ada belahan. Tapi belahan dagu tersebut salah satu yang menunjang semakin sempurnanya kecantikan gadis tersebut.

Lama bertemu pandang, Arkan memangut lagi bibir menawan tersebut.

Yang kedua kalinya tidak terlalu lama karena Ia berpindah ke bawah telinga gadis itu. Gadis itu menggeliat lagi, merasai sesuatu basah milik Arkan menggelitik disana.

Gadis itu melingkarkan tangan milik nya di leher Arkan. Arkan menyapu dan menggigit sedikit di beberapa bagian di bawah telinganya.

Arkan menatap lagi bola mata bening dan teduh yang telah cukup lama ada dibawahnya.

"Nona, aku tanya sekali lagi. Apa ini sudah kau rencanakan sebelumnya atau kau hanya salah tempat?" Arkan ingin memastikan tujuan gadis belia tersebut tanpa sebuah keterpaksaan.

"Jangan berhenti, aku mohon," jawab gadis itu menarik tubuh Arkan lebih merekat kedalam pelukannya.

Arkan sedikit bingung, reaksi gadis itu bukanlah suatu yang biasa. Ada luka yang tercetak di dalam raut wajahnya.

"Kalau kau tidak melakukan ini, maka aku akan mati," imbuh gadis itu lagi.

Arkan mengangguk. Ia memiringkan tubuh gadis belia itu dan menarik ress sleting dibelakang punggungnya lalu melihat beberapa titik luka lebam disana.

"Ada apa denganmu, Nona?" Arkan menjadi bimbang meski si gundul andalannya sudah menegang.

Gadis itu memeluk tubuh Arkan lagi lalu menangis tersedu-sedu.

"Jangan tanyakan apa pun, aku mohon lakukan untukku. Aku sangat tersiksa, aku ingin melepaskan semua yang mengganggu otakku."

Gadis itu vmendamba kan sebuah kehangatan dan belaian, Ia melepas sendiri gaunnya di depan Arkan agar Arkan segera menunaikan keinginannya.

Arkan terkesima melihat keindahan tubuh polos gadis didepannya.

"Aku rasa aku memiliki tubuh yang tidak kalah cantik dari mereka. Apa kau juga akan menolaknya?" tanya gadis itu.

Arkan memantik wajah gadis belia itu.

"Apa Maksudmu?" Arkan melihat ada beban besar disana.

"Apa benar aku tidak pantas bersanding dengan pria mana pun yang aku cintai. Apa aku seburuk itu, mengapa mereka memaksaku biar aku laku?"

Arkan menggeleng tak mengerti maksud dari perkataan gadis di depannya.

Gadis itu tak peduli anggapan Arkan dan menarik lengan Arkan kearah buah kenyal miliknya, meminta Arkan melakukan aksi disana dalam bentuk apapun.

Ia tidak tahu beban apa yang gadis itu telah lewati. Ia melakukan permintaan si gadis jika itu akan mengurangi bebannya.

Ia tak ingin menunggu lagi dan melahap buah kenyal itu milik gadis itu meski di selimuti keraguan.

Gadis itu menggigit bibir bawahnya menahan sentuhan yang bermain diujung bukit kembar miliknya. Ia menjambak rambut Arkan dengan kuat dan tak berhenti menggeliat.

Tiba di titik inti, Kumbang itu menikmati sari yang telah membuncah di area tengah milik kuntum tersebut. Cukup lama Ia berpaku dan menetap akhirnya Ia kembali lagi keatas dan memangut lagi bibir ranum gadis itu.

Arkan membuai gadis itu dengan sejuta Cinta dan kenikmatan hingga gadis itu sampai puncaknya.

Arkan mulai mengarahkan batangan tumpul miliknya kearah inti Dara. Tapi Ia mengalami kesulitan.

Shiitt... kenapa jalannya sempit sekali...

"Kenapa?" desis Gadis itu menunggu dalam keheranan.

"Apa belum tersentuh?"

Gadis itu mengangguk pelan.

"Kau yakin ingin menyerahkan mahkota ini untukku?" Arkan menatap dalam rona gadis itu.

Gadis itu mengangguk lagi, nampaknya Ia benar-benar siap.

"Baiklah, kuharap kau tidak menyesal."

Dengan gerakan perlahan Arkan mulai berusaha menembus pertahanan gadis itu.

"Aw..." gadis itu menjerit merasakan perih. Arkan berhasil merobek mahkota gadis itu.

"Rileks lah, aku akan melakukanya dengan hati-hati." Arkan terpaksa memperlambat ritme milik nya agar tidak menyakiti jalan yang baru saja terbuka.

Kenapa ini sangat berbeda?..

Baru kali itu Arkan merasakan kalau penyatuannya dengan perempuan terasa sangat nikmat.

Cukup Lama bermain, beberapa menit berlalu Sesuatu yang dingin dan basah membanjiri kelopak bunga milik gadis itu.

Arkan di singgapi hasrat membara melebihi malam-malam sebelumnya.

Arkan kemudian membungkus tubuh polos mereka dengan selimut dan memeluk Si gadis agar si gadis merasa tenang.

Arkan mengusap rambut gadis itu sampai Ia terpejam lalu memeriksa lagi luka dipunggung gadis itu diam-diam. Rasa penasaran akan kehidupan gadis belia itu membuatnya berniat untuk mengetahuinya esok hari.

Dengan banyaknya pertanyaan dibenaknya membuat Arkan akhirnya ikut tertidur pula.

...🌾🌾🌾🌾...

Malam yang gelap telah disulap menjadi pagi yang Indah, Mentari menampakkan senyumnya untuk seluruh mahkluk hidup dimuka bumi.

Cahaya itu dapat menghangatkan tubuh setelah melewati malam panjang dalam fase dingin. Bahkan bunga-bunga bermekaran menebarkan keharuman di pekarangan setiap rumah.

Seorang gadis yang masih berbungkus selimut dalam kungkungan pemuda mulai mengerjap-ngerjap kan bola matanya dan memutar netra beningnya menatap langit-langit.

Gadis itu mengalihkan tatapannya pada wajah Arkan yang masih tertidur pulas dalam posisi memeluk erat tubuhnya.

Gadis itu mengusap wajahnya kasar.

Gadis itu terisak-isak tapi Ia langsung sadar untuk segera pergi dari tempat terkutuk itu. Gadis itu turun dari ranjang perlahan dan secepatnya memakai gaun miliknya.

Baru saja hendak melangkah membuka pintu, Ia ingat kalau Ia harus membayar pekerjaan pemuda itu. Namun sayangnya Ia tak membawa uang sepeser pun. Gadis itu meraba tubuhnya dan menemukan cincin di jari manisnya.

Gadis itu berinisiatif melepasnya dan meninggalkannya diatas meja. Ia masih bingung bagaimana cara memberitahu pemuda itu kalau cincin itu adalah jaminannya.

Gadis itu memeriksa laci dan beberapa tempat. Ia menemukan sebuah lipstik di tepi ranjang. Ia meraih lipstik itu secepatnya dan meninggalkan tulisan di atas meja.

"Semoga ini terlihat," gumam gadis itu buru-buru.

Selesai menulis pesan, gadis itu bergegas meninggalkan Arkan.

Terpopuler

Comments

kosong

kosong

👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼

2022-03-17

2

kosong

kosong

💪💪💪💪💪💪

2022-03-17

2

Rhiedha Nasrowi

Rhiedha Nasrowi

waktu bacanya sedikit tepat 😁😁😁

2022-01-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!