Udara dingin menyergap di tengah kebisuan.
Kebisuan yang kemudian dipecah oleh kesiur udara yang secara cepat berubah menjadi gemuruh.
Titik hitam yang melebar di atas langit-langit ruangan di mana jasad Lin Mu dibaringkan, kini berubah menjadi pusaran asap berputar-berputar. Di bagian tengahnya, terbentuk cekungan cukup dalam, persis menyerupai lorong waktu di film-film fiksi ilmiah.
Seperti diterjang badai, ruangan itu mulai dikuasai angin, berputar seperti spiral yang melilit. Menjatuhkan apa pun di sekitarnya.
Selimut yang menutupi tubuh kaku Lin Mu bahkan telah terbang entah kemana dan sejak kapan.
Dan seperti menjadi titik pusat perhatian, jasad Lin Mu tidak sama sekali terusik di tempatnya. Tetap dalam geming seolah membatu.
Dari dalam pusaran asap hitam di atas langit-langit tersebut tadi, muncul sebuah cahaya menggumpal layaknya awan. Memiliki warna putih terang kebiruan. Melesat turun dengan cepat menembus tepat di bagian dada Lin Mu.
Entah apa yang terjadi ....
Dalam beberapa saat, cahaya tadi kembali keluar dari tubuh pemuda itu. Namun tak lagi dengan bentuk gumpalan, melainkan sekepal tangan raksasa transparan, yang bentuknya sebatas pergelangan saja. Di dalam genggaman tangan aneh itu, terdapat sesuatu yang mungkin didapatnya dari dalam tubuh Lin Mu.
Semakin erat dan rekat kepalan tangan itu menggenggam, seakan menghancurkan sesuatu tak kasat mata yang tak diharapkan di dalamnya. Entah itu jiwa Lin Mu, atau mungkin bukan.
Perlahan jasad Lin Mu mulai terangkat dan melayang di ketinggian sekitar satu meter di atas brankarnya. Sedangkan cahaya putih kebiruan yang tadi itu, masih berpendar di sekitaran tubuhnya.
Lain daripadanya, asap hitam bagian dari pusaran--mungkin, terlihat merayap menyusur telapak tangan kanan Lin Mu, kemudian berkumpul dan bersatu menghasilkan cahaya putih sangat terang, membentuk sebuah lingkaran tepat di pangkal jari telunjuknya.
Sesaat kemudian, seiring asap hitam yang perlahan samar, cahaya putih itu telah berubah menjadi sebuah cincin dengan bentuk aneh, melingkari jari telunjuk Lin Mu.
Bersamaan dengan semua asap, angin, juga cahaya tadi menghilang dari ruangan, tubuh Lin Mu mulai kembali diturunkan, mendarat di atas brankarnya seperti semula.
Ajaibnya ....
Semua luka dan lebam-lebam di sekujur tubuh pemuda itu ... turut menghilang tanpa bekas yang berarti. Juga wajah naasnya, saat ini terlihat menunjukkan sebuah ekspresi--pertanda ada kehidupan, walau masih dalam keadaan terpejam.
_________
Pagi harinya.
Di antara koridor kosong, tepat di depan sehelai pintu, Zhou nampak berdiri diam bersidekap tangan dengan mata terpejam. Pakaian yang dikenakannya masih nampak sama seperti kemarin. Ia mungkin tak pulang.
Terdengar hembusan napas kasar dari mulutnya secara berulang. Entah apa yang tengah dipikirkannya saat ini dengan ekspresi demikian.
Sampai suara-suara di ujung sana mengejutkannya. Suara jerit histeris wanita, tepat berasal dari dalam ruangan yang kemarin dilangsungkan operasi atas tubuh Lin Mu.
Tanpa babibu, Zhou berlari menyongsong ruangan tersebut, untuk memastikan; ada apa gerangan di sana?
"Apa telah terjadi sesuatu?!" tanya Zhou setelah sepasang kakinya sampai di ambang pintu.
"Dokter Zhou, kami juga tidak tahu ada apa ini! Menakutkan sekali!" Dua orang perawat wanita mengungkapkan dengan ekspresi ketakutan.
Sepasang mata Zhou terbelalak melebar.
Ruangan itu telah dalam keadaan berantakan, dengan semua barang dan alat-alat medis yang tak lagi pada tempatnya.
"Ini ... tubuhnya meninggi dalam semalam," gumam Zhou terperanjat, menatap keanehan yang terjadi pada tubuh Lin Mu. Kaki pemuda itu tiba-tiba memanjang, nyaris melewati ujung brankar. "Aneh!" lanjut Zhou lagi seraya menyentuh bagian bawah dada Lin Mu yang telanjang dipulas kernyitan tebal di wajahnya. Dan keterkejutannya pun semakin menanjak, ketika .... "Bagaimana bisa dia memiliki suhu tubuh?!"
Ditekan rasa penasaran, Zhou bergerak menempelkan jari telunjuknya di bawah lubang hidung Lin Mu untuk memastikan dugaannya.
Swuuussshhh ....
Dokter wanita ahli akupuntur itu tersentak hingga spontan memundurkan tubuhnya ke belakang, ketika tanpa diduganya, sepasang mata Lin Mu tiba-tiba terbuka.
Bola mata dengan lensa berwarna hijau terang itu nampak mengerikan. Terlebih tatapan tajam yang bila selintas dilihat, berisi tatapan membunuh yang kental dan penuh dendam.
Tak terkecuali dua orang perawat yang berdiri di belakangnya. "Aaaaaa, ada hantu!!" teriak mereka bersamaan. Empat bola mata itu seolah tercongkel saking terkejutnya. Tubuh mereka gemetaran tak terkendali diserang ketakutan.
Walau sebenarnya tak cukup berbeda dengan kedua perawat itu, Zhou mencoba untuk tetap tenang. Rambut panjang berponi dengan warna cola miliknya, nampak melecut seiring kepala yang ia tolehkan ke arah dua wanita perawat yang berdiri di belakangnya.
"Pelan sedikit. Sebelumnya pasien hanya berada dalam kondisi mati suri," kata Zhou berusaha menjelaskan. Yang disambut senyuman mengambang oleh kedua perawat itu.
Menyesuaikan dengan kemungkinan yang terjadi dalam pengetahuannya selama menjadi dokter, Zhou mendeskripsikan. Walaupun yang terjadi pada Lin Mu, termasuk kasus langka dan mungkin ... terbilang mustahil untuk bisa mendapatkan harapan walau setitik.
Usaha keras para dokter juga dirinya kemarin malam, cukup menghasilkan keputusan mutlak yang tak mungkin terpatahkan; Tak ada lagi harapan hidup untuk pemuda itu. Fungsi vital dalam tubuhnya telah dikatakan mati seluruhnya.
Kecuali ... KEAJAIBAN!
Dan itu benar terjadi. Alam belum mengizinkan pemuda itu merasakan panasnya api kremasi, atau pengapnya peti mati yang tertimbun di dalam tanah, menyusul tubuhnya yang membusuk.
Sebuah kesempatan menunda waktu Lin Mu untuk bertemu malaikat maut. Ia telah merengkuh kembali kehidupannya.
Perlahan tapi pasti, meski terlihat masih kaku, Lin Mu berusaha mengangkat tubuhnya untuk duduk.
Zhou tak membantunya karena masih cukup terkejut dengan keajaiban yang disaksikannya. Bingkai matanya nampak melebar mengamati setiap gerak-gerik pemuda penerima anugrah tak terduga di hadapannya tersebut.
"Siapa kalian?" tanya Lin Mu mengedar tatap pada ketiga wanita di sekitarnya itu, setelah tegak tubuhnya terduduk. Satu kakinya nampak terangkat, membentuk lutut menekuk dengan lengan tertumpu tepat di atasnya. Sedang kaki lainnya tergolek begitu saja.
"Ada di mana aku?" lanjutnya bertanya dengan ekspresi berubah bingung.
Baik Zhou atau pun kedua perawat itu, belum nampak ada yang akan menjawab pertanyaannya. Sepertinya mereka masih dipeluk keterkejutan luar biasa. Terlebih, Lin Mu nampak sehat-sehat saja, tak terlihat seperti orang yang baru saja mengalami kecelakaan hebat.
Terjatuh dari lantai empat sebuah villa mewah, bukankah itu sangat elegan?
Selain tindakan operasi karena keadaan kritis seperti yang dilakukan padanya kemarin malam ... kenyataan parahnya, dia seharusnya mati di tempat dengan keadaan tubuh tak berbentuk. Bukan begitu?
....
Tidak jika waktu belum mengizinkannya!
Yang terjadi pada Lin Mu ... sepertinya hanya goresan takdir yang melenceng dari alurnya.
.....
Detik merangkak menjadi menit ....
Setelah tak mendapatkan respon dari Zhou dan kedua perawat itu, Lin Mu mulai bergerak menyapukan tatapnya pada dirinya sendiri.
Diamatinya setiap susunan tubuhnya, mulai dari lengan, bentuk kaki, warna kulit, hingga meraba bagian wajahnya, lalu ....
"Siapa aku?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
Asyiek...
2022-03-27
0
Abdullah
mantap
2022-02-28
1
Abdullah
oke
2022-02-28
0