04. Pulang

Selepas Isya Mila baru pulang ke rumah, tubuhnya masih terasa segar dan penuh semangat, mungkin karena pengaruh sabu yang dikonsumsinya tadi di puncak, di sebuah villa milik kedua orang tua Micelle.

Saat masuk ke dalam rumah samar-samar Mila mendengar suara Mamanya yang sedang mengobrol dengan Mbok Darmi di ruang makan. 

Mila buru-buru menghampiri Mamanya, setidaknya cara itu bisa sedikit meluluhkan hati wanita cantik nan bersahaja itu, yang bisa jadi saat ini sedang kesal kepadanya karena telat pulang. 

Ternyata Bu Suaidah sedang merapikan meja makan, sedangkan Mbok Darmi bertugas mengangkat piring-pring kotor ke dapur.

“Hai, Ma...!“ Sapa Mila dengan riang, kemudian berjalan ke dekat Mamanya dan mencium kedua pipi wanita itu dengan hangat. 

“Kok pulangnya malam?” Tanya Bu Suaidah sambil cemberut.

“Maaf, Ma..., hari ini banyak tugas dari sekolah, dan besok pagi harus udah terkumpul di meja Guru, jadi ya udah Mila selesein dulu semua tugas-tugas itu bareng Micelle, Sofi dan Fina di rumahnya Micelle. Mama nggak marah kan, Mila pulangnya agak telat?” 

Bu Suaidah akhirnya tersenyum. 

“Nggak apa-apa sih kalau untuk urusan sekolah, ya sudah sana mandi, setelah itu makan.

"Iya, Ma." Ujar Mila sambil berlalu ke kamarnya, di lantai dua.

Mila langsung mendengus kesal saat melihat Arkana sudah menunggunya di depan pintu kamarnya.

"Ng... dek...abang ada perlu ni sama kau." Ujar Arkana sambil memasang muka manis.

Mila langsung mendelikan matanya. kesal mengingat Abangnya sudah memotong uang bayaran dari hasil menjual keperawanannya itu.

"Ada perlu apa?!"

"Hihi.. " Arkana nyengir kuda. "Ng...abang mau tanya, ngomong-ngomong dibayar berapa kau tadi?"

Mila masuk ke dalam kamar sambil mengacungkan jari telunjuknya ke atas.

“What! cuma satu juta doang? Kok murah banget?”

Mendengar ucapan abangnya seperti itu, Mila tersinggung, ia langsung balik badan dan kembali ke hadapan Arkana.

“Isssh!” Mila memukul bahu Arkana, ia sangat tidak suka dengan ucapan Abangnya yang seolah ingin meledeknya. "Abang juga kan yang maksa! ”

“Eiitsss, kok nyalahin Abang, mana ada abang maksa, abang kan cuma nawarin, kau sendiri kenapa mau?”

“Ya karena aku butuh, Papa sama Mama nggak pernah bisa ngasih aku uang jajan sebanyak itu.” Ujar Mila, raut wajahnya mendadak berubah sedih. 

“Ya sudah, semuanya kan tergantung kau sendiri, keputusan ada ditangan kau. Jangan salahkan Abang dong."

“Iya sih, tapi jangan meledekku seperti itu dong!”

Tanpa sadar Mila meninggikan suaranya, membuat Bu Suaidah yang mendengarnya dari lantai bawah sontak mendongak ke arah lantai atas seraya mengernyitkan dahi.

“Ada apa ini ribut-ribut?!”

Mila langsung kaget.

“Oh nggak kok, Ma! biasa ni Bang Ar,  godain Mila terus!"

“Jangan kau goda adik kau itu Ar! Dia masih capek, belum istirahat, dari sejak pulang sekolah langsung ke rumah temannya untuk mengerjakan tugas!"

“Hehe.. iya Ma! Kalau gitu maafin abang ya, dek.” Ujar Arkana sambil mencibirkan mulutnya, meledek Mila.

“Awas kau!” Mila melotot.

Arkana hanya menanggapinya dengan seringai, membuatnya terkesan semakin menyebalkan di mata Mila.

“Mil, beneran cuma dibayar segitu?”Tanya Arkana lagi, rupanya ia masih penasaran. “Maksud abang setidaknya genapin kek jadi 1,5.”

Mila langsung mendengus sambil membelalakan matanya.

“Ngemeng sih gampang, kere tau! Tadi aja udah abang minta duluan kan tiga ratus? Ayo ngaku!” Ujar Mila dengan suara yang ditekan, khawatir terdengar lagi oleh Mamanya.

“Hahaha, iya sih.” 

“Nah tuh kan, udah ah, aku mau masuk!” 

Mila baru mau melangkahkan kakinya ke dalam kamar. Namun tiba-tiba Arkana menarik tangannya.

“Satu lembar lagi dooong...” Pinta Arkana sambil menengadahkan tangannya ke hadapan Mila.

Ditodong begitu Mila langsung melotot, ia sudah semakin tidak bisa menahan emosinya.

“Uangku udah habis, Abang...!”

“Masa udah langsung habis aja sih?” Arkana heran.

“Aku habis nyabu sama Micelle, Sofi dan juga Fina.” Bisiknya dengan nada memanas-manasi.

Arkana langsung kaget, ditatapnya wajah Mila sambil melotot. 

“Apa melotot! Marah? Nggak boleh?” Ujar Mila sambil mendongak seraya mengangkat kedua alisnya.

“Kok nggak ngajak-ngajak Abang sih?”

“Dih, ngapain juga ngajak Abang! Udah ah aku mau istrahat dulu!"

Mila buru-buru menutup pintu kamarnya.

“Dasar adik kurang ajar! Abang masih ada di sini langsung main tutup aja!"

Mila tidak menanggapinya, ia malah bernyanyi dengan keras.

"Isssh.." Geram Arkana, kemudian membanting pintu kamarnya, di samping kamar Mila.

Brugh! Suara daun pintu yang dibanting terdengar hingga ke lantai bawah.

"Hey.......... !" Teriak Bu Suaidah dari lantai bawah.

Terpopuler

Comments

momy ida

momy ida

awal baca kok bikin nyesek y...... secara peegaulannya itu ngeri.... 😣😣😣

2022-03-27

0

Nae Sarang

Nae Sarang

duuuh kok bisa semurah itu ya

2022-01-08

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!