Happy reading guyz🤗🤗
Scotlandia, kediaman Rahzheda.
Tampak tiga orang pria sedang duduk dengan wajah lesuh mereka. Akhir-akhir ini mereka mengalami sedikit masalah dengan perusahan. Serangan tiba-tiba membuat keuangan mereka mulai menipis.
Ya, setelah mereka menerima Zahira kembali di rumah mewah itu, banyak masalah yang timbul perlahan lahan, mereka mengira dengan menerima sang Mamah adalah awal yang baik, namun siapa sangka jika Zahira, istri dari Murat Rahzheda yang tak lain adalah Mamah Kila, Faruk dan Timur itu berulah lagi, semua aset kepemilikan perusahan dan berbagai hotel dan club malam, kini hanya menyisah kan nama, di karena kan semua itu tidak lagi menjadi milik mereka melainkan di pindah tangan kan oleh sang Mamah kepada seorang pria yang tak lain adalah adik dari Zahira sendiri.
"Papah menyesal telah menerima Mamah kalian lagi, seharus nya Papah mengikuti kemauan adik kalian, tapi Papah di butakan cinta Mamah kalian. Papah minta maaf, Papah sudah gagal menjaga adik kalian yang entah di mana keberadaan nya." ucap nya lirih dengan raut penyesalan yang mendalam.
"Sudahlah Pah, mungkin ini yang terbaik, setidak nya kita sudah tau kebusukan Mamah, kita berdoa saja semoga Kila baik-baik saja." balas Faruk dengan tenang.
Tok..tok..tok.
"Tuan, di luar ada seseorang yang ingin menemui anda." ucap salah satu pembantu di rumah tersebut.
"Siapa bik?" tanya Timur tanpa ekspresi.
"Beliau tidak memberitahukan nama nya, namun beliau berkata jika ia ingin berbicara dengan Tuan, dan kata nya ini sangat penting." jelas sang pembantu kembali.
"Suruh masuk saja, bik!" balas Timur lagi.
"Baik Tuan." seru sang pembantu dan berlalu menemui tamu.
Tampak seorang pria paru baya berjalan masuk bersama pembatu. Pria itu pun menunduk sopan ke arah Murat dan kedua putra nya.
"Silahkan duduk." ucap Faruk yang mempersilahkan sang tamu.
"Maaf mengganggu waktu istirahat, Tuan. Tapi saya kesini hanya ingin memberikan dokument ini." jelas sang pria dengan sopan sembari memberikan dokument tersebut kepada Murat.
Seperti tau dengan raut wajah ketiga pria di depan nya, pria paru baya itu pun tersenyum sembari menjelas kan siapa dia sebenar nya dan apa tujuan ia berkunjung kerumah mewah itu.
"Perkenal kan nama saya, Armand Jelerick, saya di minta seseorang untuk mengantar kan dokument ini, setidak nya hak kepemilikan perusahan Tuan tetap menjadi milik keluarga Rahzheda. Dan masalah pemindah tanganan dokument kepemilikan, tidak perlu Tuan pikir kan, karena semua nya sudah saya urus." jelas nya panjang lebar tanpa mengatakan siapa sosok di balik ini semua.
"Kenapa Bapak mau membantu keluarga kami! kami tidak mengenal Bapak." timpal Timur yang bingung dengan kehadiran pria yang menyelamat kan mereka dari keterpurukan.
"Saya bukan orang penting, tapi saya hanya melakukan tugas yang di perintah kan kepada saya." balas nya dengan sopan. "Saya pamit undur diri." ucap nya kembali dan hendak berdiri namun tertahan kala Murat berucap.
"Katakan siapa anda! dan siapa yang menyuruh anda." tanya Murat dengan raut wajah serius.
"Maaf, saya tidak memiliki hak untuk menjelas kan, jika Tuan ingin menemukan jawaban nya, ini." balas Pak Armand sembari menyodor kan sebuah kartu nama.
"Selamat siang." ucap Pak Armand dan berlalu keluar meninggal kan kediaman Rahzheda.
Setelah Pak Armand naik, mobil pun perlahan lahan keluar dari pelataran rumah mewah itu.
"Bu, Tuan besar sudah menerima dokument itu, beliau pun mendesak saya untuk mengatakan identitas sosok di balik ini semua, namun saya tidak mengatakan apapun, selebih nya saya hanya memberikan kartu nama perusahan kita." jelas Pak Armand.
"Baik! jika saja Pak Armand tidak memberitahukan apa yang terjadi saat ini, mungkin Ayah dan kedua kakak saya sudah menjadi gelandangan. Terima kasih, Pak." jawab nya sembari berulang kali mengucap kan terima kasih.
Flasback On.
"Haha...Murat, kau mengira aku kembali karena ingin bersama kamu dan anak-anak, jangan mimpi! aku kesini untuk membalas kan rasa sakit hati ku, saat kau memasuk kan adik ku ke penjara." gelak tawa terdengar begitu lantang di ruangan itu, di ikuti dengan perkataan mencemoh.
"Kau!" pekik Murat dengan marah, ketika mengetahui sang Istri di balik semua masalah yang terjadi beberapa bulan terakhir ini.
"Ya, aku di balik semua masalah yang terjadi. Kau terlalu bodoh, dan kau tidak boleh menyalah kan aku, karena kau sendiri yang menanda tangani pemindahan semua kekayaan kamu kepada ku dan Balleri dalam keadaan sadar tanpa paksaan." jelas Zahira dengan senyum mengembang.
"Keluar dari rumah ku, sekarang juga!" marah Murat sembari mencengram lengan sang Istri dan menyeret nya keluar, namun langkah nya terhenti saat seorang pria berdiri tegap di depan nya.
"Selamat berjumpa kembali, Kakak ipar!" seru pria itu tanpa ekspresi. "Kau berani mengusir Kakak ku dari sini, baik. Tapi ingat, setelah ini kau yang akan kutendang dari rumah ini beserta kedua anak angkuh mu itu." ucap nya kembali dengan menunjuk wajah Murat.
"Hey, Ballery. Berani nya kau membentak Ayah ku!" ucap Furkan dan memberi bongeman mentah di wajah pria tersebut.
"Shiitt!" umpat sang pria saat ia terhempas di lantai.
"Dan kau, kau tega melakukan ini semua kepada keluarga mu, baik setelah ini, kami tidak memiliki hubungan darah apapun dengan mu." pekik Furkan dengan menguat kan hati ketika semua perkataan nya terucap kepada orang yang sangat di hormati selama ini.
"Pergi dari sini!" pekik Faruk kembali sembari mendorong sang Mamah dan Paman nya.
"Dasar anak kurang ajar, seharus nya sejak dulu kau sudah ku bunuh." ucap Zahira telak, dan ucapan itu membuat hati Faruk seperti di tusuk beribu ribu belati, ia tidak menyangka jika sang Mamah pernah berpikir untuk membunuh nya.
Menyadari keputusasaan sang anak setelah mendengar perkataan tajam sang Istri, Murat pun merangkul Faruk memasuki rumah kembali. "Nak, seorang Ibu tidak pernah berniat membunuh anak nya, mungkin apa yang Mamah kalian ucap kan hanya emosi nya sesaat, dan mungkin saat ini ia sedang menyesali setiap perkataan nya pada kamu." ucap Murat menenang kan sang anak tertua nya.
Faruk hanya diam, kini pikiran nya sedang kalut, ia begitu merindukan sosok sang adik.
"Andai Kila ada di sini, mungkin semua ini bisa kita lewati dengan canda tawa dari nya." seru Faruk lirih.
"Pah, semua bisnis kita sudah di police line. Timur di larang keras untuk masuk di perusahan milik Timur." seru Timur dengan terengah engah.
Faruk maupun Murat menatap senduh ke arah Timur. Timur pun merasa ada yang tidak beres, ia pun ikut duduk bergabung bersama sang Papah dan Abang nya.
"Apa yang terjadi?" tanya Timur dengan khawatir.
"Maafkan Papah, kita tidak memiliki apapun lagi." jelas Murat dengan mata berkaca kaca. Ia tidak menyangka jika Istri yang begitu ia cintai tega melakukan semua ini untuk yang kedua kali nya.
"Apa yang sebenar nya terjadi, Pah." tanya Timur meminta penjelasan.
"Mamah kalian memindah tangan kan semua aset kekayaan Papah kepada Ballery. Dan kita di beri waktu dua hari lagi untuk meninggal kan rumah ini beserta fasilitas yang ada." jelas Murat dengan penyesalan yang teramat dalam.
"T-tapi bagaimana jika suatu saat Kila kembali! dan tidak mengetahui keberadaan kita." gumam Timur dengan lemas nya.
Ketiga nya pun sibuk dengan pikiran masing-masing hingga tersadar saat seorang pelayan menghampiri mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments