Happy Reading🤗
Hampir lima belas menit berlalu, tampak Murat, Faruk dan Timur sedang duduk dalam diam dengan pemikiran masing-masing. Namun seketika ketiga pria itu tersadar saat melihat Kila menuruni anak tangga dengan mengangkat sebuah koper besar. Ketiga nya serempak berdiri dan menghampiri Kila.
"Sayang, jika kamu menolak perjodohan itu, Papah akan membatal kan nya, tapi Papah mohon jangan pergi dari sini." ucap Murat dengan perasan takut akan kepergian anak perempuan nya.
"Kila akan menerima perjodohan itu, tapi untuk menerima wanita itu lagi, maaf, Kila gak bisa. Jika Papah mau Kila gak pergi dari rumah ini, Kila bakalan tinggal tapi dengan satu syarat, jangan pernah lagi menerima kehadiran wanita itu di sini maupun rumah kita yang ada di Indonesia. Apa Papah bisa? dan jawaban nya Papah pasti gak bisa kan?." balas Kila dengan pasrah namun di akhir kalimat nya ia tertawa kala melihat kebungkaman sang Papah.
"Dek, jangan pergi. Kakak mohon! kita bisa diskusi kan ini dengan kepala dingin." ucap Timur kala melihat sang adik yang sudah mengeret koper nya menuju pintu.
"Maafin Kila, Kakak. Tapi Kila gak bisa tinggal serumah dengan wanita yang kalian anggap sebagai Mamah, karena bagi Kila wanita itu sudah lama mati dan selama nya tidak akan Kila akui jika ia adalah Ibu yang telah ngelahirin Kila." jelas Kila dengan hati yang sudah terlanjur sakit.
"Baik jika kamu ingin pergi dari rumah ini, tapi biarkan kami tau kemana tujuan akan kepergian kamu saat ini." seru Faruk dengan rasa bersalah nya.
"Kalian tidak perlu tau kemana Kila akan pergi, karena Kila ingin hidup sendiri tanpa bayang-bayang Papah, Abang dan juga Kakak, Kila mau menjalani kehidupan Kila dengan cara Kila sendiri." ucap nya mantap dan berlalu keluar dari rumah mewah itu tanpa melihat raut wajah sedih ketiga pria yang ia sayangi.
Gadis itu pun segera berjalan masuk menaiki mobil nya setelah kepala keamanan memasuk kan koper milik nya ke bagasi mobil.
Maafin Kila, tapi Kila gak mau nerima wanita itu lagi, apapun yang terjadi. Kila sayang kalian. Gumam nya sembari menatap ke rumah yang banyak meninggal kan kenangan manis beserta ketiga pria yang di cintai nya.
Setelah kepergian Kila, ketiga pria itu bagaikan orang yang kehilangan arah, bagaimana tidak, tepat dua bulan kepergian Kila, mereka tak kunjung menemukan gadis itu di mana pun.
Seluruh orang suruhan mereka, tak satu pun mendapat kan kabar keberadaan gadis itu.
"Mencari seorang perempuan saja kalian tidak becus. Dasar tidak berguna!" hardik Faruk dengan marah sembari memberikan bogeman mentah di wajah beberapa pria yang menjadi suruhan nya.
"Maafkan kami bos, tapi seluruh Scotlandia telah kami susuri selama hampir 3 tahun ini, tapi tak menemukan keberadaan Nona muda." jelas seorang pria yang menjadi kaki tangan Faruk.
"Saya tidak mau tau, kerah kan seluruh orang kita untuk menemukan Kila, dan saya tidak mau mendengar kegagalan kalian lagi!" seru kembali sembari melambai tangan kepada pria tersebut.
"Baik bos, kami pamit undur diri." ucap pria itu dan segera keluar dari ruangan Faruk beserta antek-antek nya.
'Di mana kamu, Dek? kami sangat mengkhawatir kamu.' gumam nya lirih sembari memijit pelipis nya. 'Sudah tiga tahun, kami tidak mendapat kan kabar kamu, apa kamu tau kami seperti orang tak punya semangat hidup setelah kepergian kamu hingga sekarang.' membatin nya tanpa bisa di tahan pun butiran bening itu lolos dengan sendiri nya.
Indonesia, Balikpapan.
Seorang gadis dengan balutan dress berwarna hijau tosca kini sedang melenggang masuk ke sebuah club malam, yang menjadi tempat berlangsung nya pesta ulang tahun salah satu sahabat nya.
"Kila sayang!" teriak Khania Alziro Sorkhan.
Mendengar nama nya di panggil, Kila pun mencari arah suara yang sangat di kenal nya, tak berselang lama ia pun mendapati Khania dengan balutan dress pendek berwarna merah.
"Baby, aku kira kamu gak bakalan datang di pesta ku!" rengek Khania saat Kila sudah berada di depan nya.
"Mana mungkin aku melewat kan hari bahagia Khania ku! tapi maaf aku dateng nya telat." balas Kila dengan lembut nya sembari memeluk sahabat nya dengan tulus.
"Makasih Kila sayang! aku tambah cinta deh sama kamu." ucap Khania dengan senyum bahagia kala melihat sahabat terbaik nya menghadiri pesta ulang tahun nya.
Kedua wanita itu sedang berpelukan layak nya adik kakak, dan pelukan kedua nya terlepas kala Khania mendapati Kakak sepupu nya yang juga hadir di pesta nya.
"Kakak!" pekik Khania. Kila pun dengan segera melepaskan pelukan mereka.
"Selamat ulang tahun sayang!" ucap Rayyan lembut dengan wajah datar nya.
"Makasih Kakak!" balas Khania dan kedua nya pun saling berpelukan melepas rindu.
"Kakak, kenalin ini sahabat terbaik Khania. Nama nya Anesya Azkila." ucap Khania mengenal kan Kila kepada sang Kakak sepupu nya.
"Rayyan Artiza Shorkan!" ucap nya masih dengan wajah datar nya.
Kila pun tersenyum sembari membungkuk, namun yang di dapat Kila hanya wajah datar dari pria di depan nya.
"Sayang, aku kesana bentar ya!" bisik Kila di telinga Khania.
"Jangan lama-lama ya, jangan sembarangan minum." balas Khania mengingat kan sang sahabat.
"Iya bawel, Kila tau kok." ucap Kila dan mencium pipi Khania setelah nya gadis itu pun berjalan ke sebuah meja yang berada di pojok club.
Gerak gerik Kila tak luput dari pandangan Rayyan. Diam-diam Rayyan pun tersenyum kala melihat tingkah gadis di depan nya.
"Kakak, wajah nya jangan gitu dong, kan sahabat Khania jadi takut." pinta Khania dengan wajah cemberut nya.
"Hhmmm." balas Rayyan dengan deheman.
"Ya sudah, Kakak kesana dulu." ucap Rayyan dan kembali memeluk adik kesayangan nya sebelum berjalan meninggal kan Khania untuk menghampiri Grey yang sedang duduk di salah satu meja.
Rayyan kini sedang duduk bersama Grey dan juga Henson, namun sejak tadi Grey hanya diam dan tak menggubris segala perkataan nya.
"Woi, lagi lihatin apa sih?" tanya Rayyan ketus sembari menyiku lengan Grey, hingga sang empuh merintih kesakitan.
"Aaisst sakit tau!" pekik Grey tanpa mengedar kan pandangan nya.
"Lah kamu nya sih dari tadi di ajak ngomong mala diam aja." balas Rayyan acuh tak acuh.
"Bro, lihat sana deh. Ada cewek cantik banget!" seru Grey dengan menarik narik lengan Rayyan untuk melihat ke arah sang gadis.
"Apa sih! yang mana juga!" pekik Rayyan dengan kesal nya namun ia pun mengikuti arah yang di tunjuk asisten sekaligus sahabat nya.
"Oh itu, itu sih nama nya Kila, sahabat Khania." balas nya dengan santai dan segera meraih gelas vodca di depan nya.
"Udah cantik, putih, tinggi, hidung macung dan montok abis deh. Boleh juga tuh jadi koleksi gue." celetuk Grey dan hendak berdiri namun di tahan oleh Herson.
"Jangan gila deh kamu, gak bisa liat yang mulus-mulus langsung mau di buat koleksi." timpal Henson dengan ketus nya.
"Bu bos, sudah saat nya anda kembali. Waktu pertemuan Bu bos tinggal beberapa menit dari sekarang." ucap seorang pria dengan sopan nya sembari membungkuk.
"Baik Pak Armand, ya sudah, Pak Armand bisa tunggu Kila di luar, Kila mau pamit dulu sama Khania." balas Kila dengan senang hati.
"Baik Bu bos!" ucap sang pria dan mengarah kan beberapa anak buah nya untuk keluar.
Kila pun berdiri dan menghampiri Khania. "Sayang, aku harus segera kembali, maaf ya! tapi hadiah nya udah di anter ke rumah kamu!" ucap Kila dengan berat hati kala ingin meninggal kan sahabat nya yang sedang berbahagia.
"Kamu dateng aja, aku bahagia banget! makasih ya udah ngebelain datang selarut ini kesini." balas Khania dan sekali lagi kedua nya pun berpelukan.
"Ya sudah, havefun honey!" teriak Kila dan melambai ke arah Khania. Khania pun membalas lambaian tangan sahabat tercinta.
"Pak Armand, apa hadiah nya udah di kirim ke rumah Khania?" tanya Kila saat sudah berada di ambang pintu di mana Pak Armand dengan setia nya menunggu kehadiran nya.
"Semua nya sudah saya kirim ke sana! mari!" balas Pak Armand dan mempersilah kan Kila untuk keluar terlebih dahulu.
"Makasih. Pak Armand." seru Kila sembari mengancungkan kedua jempol nya.
Pak Armand pun tersenyum, ia sungguh mengagumi sosok Kila, yang tidak pernah membeda kan kasta sosial, sekalipun diri nya adalah seorang Nyonya, ia selalu sopan dan baik jika bersama orang yang lebih tua.
"Bu bos, Tuan Muda pertama sedang menyelidiki anda kembali, tapi Pak Armand sudah membersih kan jejak nya dan bisa di pasti kan jika keluarga anda tidak bisa menemukan anda." ucap Pak Armand dengan sopan nya.
"Terus hilang kan jejak saya, Pak. Apa yang di kerjakan wanita itu?" balas Kila sembari menanyakan aktifitas sang Mamah.
"Nyonya Zahira seperti sebelum-sebelum nya selalu mencari jejak anda, dan seperti biasa, Nyonya selalu mendapat kan jalan buntu." jelas Pak Armand.
"Tutup semua nya, saya tidak ingin satu pun dari keluarga saya mengetahui keberadaan saya. Terlebih wanita itu." ucap nya dengan wajah datar nya.
"Baik Bu bos." balas Pak Armand kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments