Happy Readding🤗
Pak Armand yang sedang memantau kestabilan perusahan Ayah sang majikan nya pun tampak terkejut kala melihat nama yang terpampang di layar iPad nya telah berganti kepemilikan.
'Apa-apaan ini? mana mungkin ini terjadi.' gumam nya pelan dan terus menatap layar iPad nya dengan serius.
Pak Armand pun segera menelpon seseorang. "Apa yang terjadi di sana? mengapa aset kepemilikan Tuan besar bisa berganti tangan!" tanya denga serius.
"Informasi yang saya dapat dari orang kita, menyatakan jika Nyonya besar lah yang berada di balik semua ini, dan dua hari lagi Tuan besar bersama dengan kedua kakak Bu bos, harus meninggal kan rumah mewah itu." jelas pria yang menjadi lawan bicara Pak Armand.
"Lakukan semua nya tampa celah." titah Pak Armand kepada lawan bicara nya.
"Baik, Pak." balas sang pria.
Pak Armand pun beranjak dan menuju ruangan sang CEO.
Tok..tok..tok.
"Masuk!" sahut Kika dari dalam.
Pak Armand pun berjalan menghampiri meja Kila dengan raut wajah panik. Menyadari perubahan ekspresi pria paru baya di depan nya, Kila pun menyergit kan alis nya.
"Kenapa dengan wajah Pak, Armand?" tanya Kila dengan datar.
Pak Armand pun mulai menjelas kan situasi yang terjadi. Kila murka, ia begitu marah sehingga menghempas kan seluruh dokument yang ia pelajari sejak tadi.
"Arrgghhh... Zahira, tunggu pembalasan ku!" gumam nya dengan menggebrek meja di depan nya.
"Atur penerbangan sekarang juga!" titah nya dengan sorot mata tajam.
"Baik, Bu." balas Pak Armand dan berlalu keluar. Pak Armand begitu terkejut mendapati sikap lain dari seorang Kila yang di kenal nya. Pak Armand tau jika sosok Kila bisa berubah menyeram kan ketika keluarga nya di usik.
'Ballery, Zahira, kalian berdua akan merasa kan akibat nya, dan kau Zahira, aku pasti kan kau akan bertekuk lutut di hadapan ku sekalipun kau yang melahir kan aku.' desis nya tajam dengan kemarahan yang tak terbendung lagi.
Flasback Off.
"Lakukan semua nya sekarang! buat keluarga Artajendra bangkrut, dan pasti kan kakek ku tau siapa di balik kehancuran mereka." seru nya dengan seringai licik.
"Baik Bu, segera saya laksanakan!" balas Pak Armand.
"Pak, antar saya kembali ke hotel sekarang, saya sangat capek." ucap nya kembali sembari memejam kan mata nya.
"Baik Bu." balas Pak Armand kembali.
Murat, Faruk dan Timur tampak sibuk dengan pemikiran mereka, semua yang terjadi sejak beberapa bulan lalu hingga kejadian pagi ini, membuat mereka kepikiran siapa sosok yang membantu mereka selama ini.
"Apa mungkin Kila di balik ini semua?" seru Timur tiba-tiba.
Murat dan Faruk pun saling melempar pandangan satu sama lain. "Bisa jadi, karena Kila gak bakalan biarin apapun terjadi sama keluarga kita." balas Faruk dengan yakin.
"Ayah pun berpikir demikian, mana mungkin ada orang luar yang membantu kita untuk saat ini. Apa kita coba datangi saja perusahan yang ada di kartu ini." timpal Murat sembari menunjuk kartu nama di atas meja.
"Kita bukti kan saja hari ini." celetuk Timur santai, ia yakin jika sang adik lah yang membantu mereka.
"Tidak untuk hari ini, Kila pasti tidak akan menemui kita dalam waktu dekat ini. Kita tunggu beberapa waktu lagi." Faruk menimpali perkataan sang adik dengan tidak setuju.
"Sudah-sudah jangan berdebat lagi, kita tunggu beberapa hari lagi." putus Murat telak.
"Ayah takut jika Kila akan membalas kan dendam nya kepada Mamah kalian, Ayah tidak dapat membayang kan kekeras kepalaan adik kalian." seru Murat khawatir.
"Mamah berhak mendapat kan balasan nya, apa yang Mamah perbuat selama ini sudah sangat keterlaluan. Dan Ayah tolong buka mata dan hati Ayah, stop mencintai wanita seperti Mamah yang hidup nya hanya di selimuti dendam dan kebencian. Toh, selama Mamah ninggalin kita, kita bisa hidup dengan bahagia." ucap Timur mengingat kan sang Ayah.
Setelah keluar dari rumah itu, Pak Armand pun menaiki mobil yang di dalam nya ada sosok Kila.
"Kita akan kembali ke Indonesia, siap kan helikopter di helipad hotel dua jam dari sekarang!" titah nya kepada Pak Armand yang sudah duduk di samping kemudi.
"Baik Bu!" balas Pak Armand.
Mobil pun perlahan lahan keluar dari pelataran rumah mewah Rahzheda family, suasana yang begitu di rindukan oleh sosok Kila ketika ia melewati setiap jalan yang mengingat kan diri nya kepada kebersamaan ia beserta Ayah dan kedua kakak nya.
"Bu, saya sudah mereserfasi meja untuk makan siang anda." ujar perempuan yang duduk di samping Kila, yang tak lain adalah sang sekertaris.
"Baiklah! Bagaimana perkembangan kerja sama kita dengan RAS? apa semua nya berjalan dengan lancar?" tanya Kila kepada sang sekertaris.
"Semua nya berjalan lancar, dan tahap pembangunan nya sudah cukup rampung, hanya tinggal penanda tangan kontrak perpanjangan kerja sama dengan RAS. Dan Direktur utama RAS mengundang anda pada besok malam, untuk menghadiri pesta penyambutan untuk Direktur utama yang baru." jelas Brenda mendetail.
"Batalkan beberapa pertemuan saya besok, dan katakan kepada sekertaris RAS jika saya akan sedikit terlambat menghadiri pesta penyambutan itu." perintah nya kembali.
"Baik Bu!" balas Brenda dengan anggukan dan segera mengkonfirmasi berita tersebut kepada sekertaris RAS.
Tanpa terasa mereka pun sudah tiba di restoran yang akan menjadi tempat makan siang mereka. Pak Armand pun dengan sigap nya membuka kan pintu untuk Kila.
"Mari Bu." ucap Pak Armand mempersilah kan.
Kila pun turun dan berjalan menuju pintu masuk di ikuti Pak Armand beserta Brenda dari belakang.
Sang pelayan pun dengan sopan mengarah kan Kila menuju ruangan VVIP yang telah di reserfasi oleh Brenda sebelum nya.
"Mari Nyonya, ruangan nya ada di sana." ucap sang pelayan mengarah kan Kila beserta Brenda dan Pak Armand.
"Hhmmm." balas Kila dengan deheman.
Kila pun duduk di salah satu kursi di ikuti Pak Armand dan Brenda yang duduk sedikit menjauh dari kursi nya
"Pak, panggil Gifar untuk bergabung di sini." pinta Kila kepada Pak Armand.
Pak Armand pun mengangguk dan berlalu meninggal kan ruangan tersebut.
"Brenda, apa kau belum mau menikah?" tanya Kila yang ingin tau dengan jawaban Brenda.
Brenda pun mengaruk tengkuk nya yang tidak gatal. "Boro-boro menikah, pacar saja saya tidak punya." balas Brenda malu-malu.
"Maka nya Bre, kau harus meluang kan waktu kamu untuk refresing sejenak, dan ubah cara tatapan kamu saat berpapasan dengan lawan jenis. Kamu itu cantik, gadis dengan totalitas tinggi mana mungkin tidak ada yang mau sama kamu." seru Kila menggeleng kepala kala mengingat tatapan mengintimidasi Brenda saat berpapasan dengan beberapa pria.
"Bu bos bisa aja, saya hanya ingin fokus dengan karir beserta pekerjaan saya saja, untuk itu saya belum memikir kan nya. Saya ingin menjalan kan kewajiban saya sebagai tulang pungung keluarga. Mungkin masalah itu nanti saya pikirkan jika saya sudah membuat orang tua saya bangga dengan pencapaian saya." jelas Brenda kembali dengan senyum mengembang.
"Terserah kamu deh Bre, inti nya saya akan menunggu kabar baik dari kamu." seru Kila dengan senyum tulus nya.
Di tengah-tengah obrolan mereka, pintu pun di dorong dan tampak Pak Armand bersama Gifar yang berjalan masuk.
"Ayo duduk, kita makan bersama." seru Kila kepada Gifar dan Pak Armand.
Mereka pun makan dalam diam, hanya dentuman sendok dan garpu yang saling bersahutan. Setelah hampir lima belas menit acara makan siang itu pun berakhir. Mereka pun beranjak dan keluar dari ruangan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments