HAPPY READING
Dini semakin kalut sesudah mendengar pernyataan sayang dari Anto. Sekarang dia harus menjawab pertanyaan tentang hubungannya dengan Harry. Anto menyatakan sayang padanya saat dia sudah jadian ama Harry. Lho koq ama Harry? Mungkin ada yang tanya kan kenapa Dini bisa jadi ceweqnya Harry, bukan Robby.
Ceritanya tiga minggu sejak hari patah hati memang Dini jadian ama Robby. Si nyong Ambon itu memang manis dan lembut perlakuannya pada Dini, walau suaranya menggelegar. Mungkin karakter dasar sukunya. Walau menggelegar tapi dia lembut, enggak pernah ketus, dan Dini cukup terhibur jadi pacarnya.
Awalnya kedekatan mereka atas dasar pelarian kalau dari pihak Dini. Robby adalah pacar pertama Dini, tapi pasti bukan cinta pertamanya. Bisa dibedakan ya antara pacar pertama dengan cinta pertama. Dan sepertinya walau mereka pacaran, Dini belum jatuh cinta ke Robby. Dia baru pada taraf suka pada attensi dari Robby. Just it. Enggak lebih.
Yang Dini ingat saat itu Robby datang hari Minggu malam ke rumah, bukan malam Minggu.
“Din, gue boleh ngomong enggak?” tanya Robby ragu-ragu. Padahal biasanya sosok ini suka ngocol dan jarang serius. Dini suka dengan Robby yang ceplas ceplos dan enggak jaim. Beda dengan Anto yang cenderung diam dan dewasa walau mereka masih SMA.
“Gue rasa di rumah gue enggak ada undang-undang tamu dilarang ngomong deh By,” jawab Dini santai.
“Maksud gue, gue mau ngomong serius,” jawab Robby lagi.
‘Sial, depan dia kenapa gue jadi enggak pede ya?’ Robby tak habis pikir. Karena biasanya dia dan Dini bisa bercerita dan bercanda tanpa kesulitan bicara seperti ini.
“Ya ngomong aja By, gue enggak bakal larang koq, lo aneh deh, biasanya kita kan juga ngobrol tanpa minta waktu bicara,” kekeh Dini mentertawai Robby yang terlihat sedang bingung.
“Gue sayang ama elo, gue pengen elo jadi pacar gue,” bisik Robby lirih.
‘Akhirnya kata-kata keramat itu bisa juga keluar dari mulut gue,’ batin Robby.
‘Serius gue panas dingin bilang sayang ke ceweq judes depan gue ini. Ceweq pertama yang gue tembak, ceweq pertama yang bisa bikin gue panas dingin. Walau banyak temen ceweq gue yang lebih cantik dari dia. Banyak ceweq lebih cantik yang mau gue grepe’in tanpa gue harus jadi pacarnya, tapi pesona ceweq hobby camping ini emang beda jauh ama ceweq disco yang gampang banget gue cium bahkan gue ajak ke tempat tidur kalau gue mau.’ Robby lega dia bisa mengungkapkan isi hatinya untuk Dini.
‘Dari gelagatnya yang agak ragu, aku udah nebak Robby akan bilang itu, aku sudah kenal Robby orang yang periang, mudah ngobrol sama siapa aja, dan biasanya kami becanda rame, jadi aku aneh aja dia sejak tadi bicara tersendat,’ batin Dini.
“Sorry By, gue enggak bisa jawab sekarang ya, gue harus mikir dulu,” balas Dini. Dia tak ingin salah langkah sehabis patah hati tiga minggu lalu. Patah hati karena ternyata selama ini hanya dianggap adik oleh Anto.
***
Esoknya sehabis pulang sekolah Dini langsung ke rumah Anto. Rumah Anto dan rumah Dini hanya beda jalan, mereka beda RT saja. Anto menyambut Dini dengan manis dan mengajak masuk ke rumahnya, dengan santainya dia teriak, “Ma calon mantu datang Ma!”
Dini hanya bisa mencubit lengan Anto. “Jangan asal ngomong Maz,” kata Dini sambil menghampiri ibunya Anto.
Namun Anto masih sempat membisikkan, “Emang itu kenyataan koq.”
Dini salim kepada mama Anto. Dia memang sering main kesini jadi lumayan dekat dengan mamanya Anto. “Tante sehat kan?” tanyanya.
“Alhamdulillah sehat Nduk,” jawab wanita paruh baya bernama Rahma yang masih terlihat cantik itu.
“Tante lanjut kedalam ya, kamu ngobrol aja ama Masmu, atau kalian mau pergi?”
Ha ha ha Dini memang sering kesini bila membutuhkan Anto mengantarnya kemana pun. Jadi wajar bila saat ini bu Rahma berpikir saat ini Dini juga minta diantar ke suatu tempat.
“Enggak tante, Dini cuma pengen ngobrol aja ama Maz. Sekarang Maz sudah sombong, jarang ke rumah lagi,” adu Dini pada mamanya Anto.
***
“Terserah kamu!” itu jawaban Anto ketika Dini minta pendapatnya tentang ungkapan sayang dari Robby kemarin malam.
Di benaknya Anto mengakui dia sudah kalah selangkah dari Robby. Tapi bila dia melarang, apa alasannya? Sedang dia sendiri belum berani menyatakan rasa kasihnya pada gadis kecilnya itu.
Gadis kecil yang sejak dulu sudah menjadi harapannya untuk mendampingi hidupnya kelak.
Kalau Anto pikir ,Robby jelas bukan typenya Dini, Robby walau darah Ambon tapi tidak suka main musik, Robby tidak suka puisi, Robby tidak suka camping, Robby tidak suka main catur.
Rasanya akan aman membiarkan Dini sejenak merasakan indahnya cinta ABG. Cinta hura-hura, bukan cinta serius seperti yang akan dia persembahkan pada gadisnya itu.
Biarlah, karena Anto yakin, percintaan Robby dan Dini tidak akan berlangsung lama. Dia yakin Robby tidak akan bisa diajak diskusi politik dan diskusi bacaan beratnya Dini.
Anto tau sejak SMP, dalam pengetahuan politik dan bacaan Dini bukan level anak seumurannya. Sejak SMP bacaannya novel berat sekelas Marga T, Agatha Cristie walau tetap masih baca Lima Sekawan dan Tin Tin. Makanya saat Dini minta pendapatnya untuk menjawab pernyataan sayangnya Robby, dia hanya jawab, terserah.
Sejak mendapat jawaban itu dari Anto, maka Dini berani menerima permintaan Robby. Mereka pacaran dengan syarat harus saling terbuka dan tak boleh ada yang selingkuh.
“Lebih baik kita putus dulu baik-baik baru kita memulai dengan yang lain. Karena perselingkuhan itu menyakitkan!” itu persyaratan yang Dini ajukan saat mereka jadian.
FLASH BACK OFF
“Lalu kenapa kamu jadian ama Harry? Kamu enggak pernah minta pendapatku tentang Harry kan? Kalau Robby aku masih bisa tolelir.Dia enggak rusak-rusak amat. Hanya sedikit nakal tapi bisa dimengerti lah, masih taraf wajar. Tapi kalau Harry, dia enggak baik buat kamu De,” Anto berkata lagi, serius dia tak mengerti koq Dini bisa jadian ama Harry.
Buat Anto, Harry sangat jauh dengan Robby. Dan itu akan berpengaruh buruk untuk gadis kecilnya nan polos. Dia tak ingin Dini terluka. Karena siapa pun teman main Harry tahu, Harry sangat mudah making love dengan siap saja tanpa terikat rasa suka tau tidak. Making love buat Harry hanya seperti jajan bakso yang asal manggil tukang yang lewat. Tanpa tahu baksonya enak atau tidak.
FLASH BACK ON
“Yank, gue mau ngomong serius,” malam itu Robby datang ke rumah Dini, enam bulan setelah mereka pacaran. Wajahnya kuyu, enggak centil seperti biasanya, enggak ada senyum konyolnya, dan enggak ada cium pipi seperti biasa saat dia ketemu dengan Dini. Entah kenapa hari ini Robby sampe lupa nyium pipi Dini seperti kebiasaannya setiap mereka ketemu..
“Kenapa By? Ada yang salah? Dini bikin kamu marah? Dini bikin kamu cemburu? Kita udah pernah janji kan kita bakal bilang apa yang kita enggak suka, biar kita enggak salah paham,” jawab Dini nervous.
DEG …
‘Ada apa ya,’ pikir Dini.
Koq raut wajah Robby jadi menakutkan begini. Rasanya dia tidak bikin kelakuan yang bisa menyebabkan Robby marah. Rasanya dia juga tidak main mata ama cowoq lain sehingga bisa bikin pacarnya itu cemburu. Dini jadi super ketakutan lihat mimik seriusnya Robby kali ini. Ini bukan Robby yang dia kenal.
“Enggak, lo enggak bikin gue marah, lo enggak bikin gue cemburu. Please ya lo dengerin dulu apa yang mau gue bilang, biar lo ga salah paham ama gue,” ujar Robby pelan.
Robby bingung bagaimana menyampaikan persoalan ini ke kekasihnya itu. Rasanya dia tidak rela harus mengatakan semua ini pada Dini. Tapi disisi lain ada hati yang sangat dia kasihani dan segani yang meminta pertolongannya dengan serius.
\==========================================================================
Hallo semua. Semoga selalu sehat yaaaa
YANKTIE mengucapkan terima kasih kalian sudah mampir ke cerita sederhana ini. Ditunggu komen manisnya ya
Jangan lupa juga kasih LIKE, hadiah secangkir kopi atau setangkai mawar dan setiap hari Senin gunakan VOTE yang kalian dapat gratis dari noveltoon/mangatoon untuk diberikan ke novel ini ya
Salam manis dari Sedayu~Yogyakarta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
~🌹eveliniq🌹~
salken dari Find the Perfect Love dan cinta online
2022-03-03
1
SyaSyi
ti mampir yuk di karya aku Cintaku Tak Semanis Es Cream
2022-02-13
1