Pangeran Bandung cilik yang sedang berbaring di atas rerumputan Siwalaya membuka matanya ketika mendengar sesuatu mendekat.
Pangeran Bandung Kecil
(Suara apa itu?)
(Drap drap drap)
Suara itu terdengar lagi dan seolah melesat cepat ke arah bebatuan di dekatnya.
Pangeran cilik itu mengangkat badannya dan memasang mata tajam. Ia mengambil busur panahnya dari atas tanah secara perlahan.
Pangeran Bandung Kecil
(Apakah itu tadi suara langkah berlari seseorang?)
(Ssseerrttt)
Pangeran Bandung Kecil
(Ada yang sedang bersembunyi di dalam lubang bebatuan itu...)
Pangeran Bandung Kecil
(Binatangkah?)
Pangeran Bandung Kecil
(Manusiakah?)
Pangeran Bandung Kecil
(Tapi jika itu manusia, siapa yang berani memasuki wilayah keramat perbatasan Pengging dan Boko?)
Pangeran Bandung Kecil
(Bukankah tempat ini selalu sepi karena orang-orang tidak berani masuk kesini?)
Putri Jonggrang Kecil
Hh-hiks....hh-hikss....
Pangeran Bandung Kecil
(Itu suara tangisan? Ada yang sedang menangis?)
Pangeran Bandung berjalan perlahan ke arah bebatuan di sana dan mengarahkan busur panahnya ke dalam lubang bebatuan itu.
Pangeran Bandung Kecil
Siapa di sana?!
Pangeran Bandung Kecil
Keluarlah atau aku akan membunuhmu dengan anak panahku!
Putri Jonggrang Kecil
(............)
Putri Jonggrang Kecil
Hik...hikks....
Pangeran Bandung Kecil
Siapa yang sedang bersembunyi di dalam?!
Pangeran Bandung yang tidak sabar bergerak cepat melompat ke bagian depan lubang bebatuan dan mengintip ke dalamnya. Seketika, ia pun terbelalak kaget.
Pangeran Bandung Kecil
(Si-siapa anak perempuan ini? Mengapa ia jongkok bersembunyi dan menangis di sini?)
Pangeran Bandung Kecil
Kau---
Putri Jonggrang Kecil
Tolong jangan bunuh aku! Ampuni aku!
Anak perempuan itu mengangkat kedua tangannya ke kepala dan menangis tersedu.
Pangeran Bandung Kecil
Kau siapa? Kenapa aku belum pernah melihatmu sebelumnya di Pengging?
Putri Jonggrang Kecil
(.........)
Pangeran Bandung Kecil
Kenapa kau masih menangis? Apa kau takut padaku?
Pangeran Bandung Kecil
Tadi aku hanya ingin membuatmu keluar. Sama sekali aku tidak berniat membunuhmu.
Putri Jonggrang Kecil
(......)
Pangeran Bandung Kecil
Aku selalu ke sini saat sore hari untuk berlatih panah. Sebelumnya aku tidak pernah bertemu siapa pun di sini. Itu makanya tadi aku sedikit kaget.
Pangeran Bandung Kecil
Sepertinya kita sebaya. Bagaimana kalau kita bermain bersama saja?
Pangeran Bandung Kecil
Menjelang senja biasanya disini banyak capung merah berkeliaran. Kau mau menangkapnya bersama denganku?
Putri Jonggrang Kecil
Ca-capung merah?
Gadis cilik itu kini memiringkan kepalanya sambil mengusap air mata yang tadi terus mengalir di pipi gembilnya.
Pangeran Bandung Kecil
Kalau kau sudah tidak takut padaku, keluarlah dari sana.
Pangeran Bandung mengulurkan tangannya pada Putri Jonggrang yang meringkuk di dalam lubang.
Setelah terdiam sesaat memandang Pangeran Bandung, putri cilik polos itu pun kemudian mengangguk dan menyambut uluran tangan Pangeran Bandung.
Comments
Maimai
pertemuan pertama aja udah berkesan antara Bandung dan roro
2022-11-15
0
zahra
kecil-kecil udah bisa ngrayu itu ceritanya ya kak. kan biar nggak nangis🤭
2022-01-16
0