Part 1. Lembar Penghantar
Selamat datang di Siwalaya, nama lama dari komplek Candi Prambanan.
Saya Rouzel Soeb, penulis dari "Senja di Siwalaya" akan mengantar Anda sekalian melihat perspektif berbeda dari cerita rakyat fenomenal "Roro Jonggrang & Bandung Bondowoso" yang mewarnai berdirinya Candi Prambanan hingga saat ini.
Kisah ini adalah hasil modifikasi sedemikian rupa dari legenda cinta diantara sepasang pria dan wanita yang ditakdirkan untuk saling membenci dan bermusuhan.
Dendam, konflik politik serta kondisi internal dua kerajaan mendasari sikap dua tokoh utama dalam kisah ini.
Tokoh pertama adalah Bandung Bondowoso. Ia adalah pangeran kerajaan Pengging yang sangat cerdas dan kuat. Dalam catatan cerita aslinya, kerajaan Pengging memang merupakan kerajaan kaya, hangat, sejahtera dan makmur.
Tokoh kedua adalah Roro Jonggrang yang cantik dan penakut, namun kerap bersembunyi dibalik sikap arogan. Ia adalah putri dari kerajaan Boko. Dalam catatan cerita aslinya, kerajaan Boko dikenal sebagai kerajaan miskin, tandus, dan memiliki rakyat yang melarat.
Selama ini Anda mengenal keduanya dalam kisah singkat tentang kekuatan gaib Bandung Banowoso dan tipu muslihat Roro Jonggrang, yang membuat nasib keduanya berakhir tragis. Tapi saya akan menawarkan kepada Anda kisah ini dengan sudut pandang modern dan analisa realistis - yang sudah disesuaikan dengan kondisi Indonesia di masa itu serta berbagai fakta yang dilandasi riset. Tentunya, kisah saya ini adalah fiktif belaka dan tidak akan menghancurkan inti dari cerita aslinya.
Sekarang jika Anda adalah pria, kondisikan diri Anda sebagai tokoh utama, Pangeran Bandung.
Jika Anda adalah wanita, kondisikan diri Anda sebagai tokoh utama, Putri Jonggrang.
Anda sedang berdiri di Candi Prambanan menjelang petang dan merasakan dinginnya semilir angin yang menerpa wajah Anda.
Semburat senja yang berwarna jingga keemasan terlihat melalui mata Anda, dan pantulan sinarmya menyapu lembut pipi Anda - membuat segalanya di sana terlihat seakan memerah dan sedikit kelam.
Saat kaki Anda menginjak rerumputan yang mulai mengering, Anda bisa mendengar suara burung berkicauan mewarnai langit senja di sana. Nyanyian mereka di langit seakan pertanda bahwa mereka sedang berpamitan dengan Anda untuk beristirahat hari itu.
Hanya sesaat di antara warna yang kemerahan, Anda merasakan kesedihan luar biasa saat melihat bangunan kokoh Candi Prambanan.
Ada sesuatu yang pernah terjadi pada Anda di sana, berabad-abad silam.
Anda merasakan sesak, dan ada rasa yang sangat menyedihkan ketika Anda melihat patung Roro Jonggrang yang berdiri sendiri di sana. Anda mengamatinya lebih dalam dan mendadak ikut merasa sangat kesepian.
Kini Anda mencoba mengumpulkan kembali potongan ingatan Anda, dan melihat diri Anda berada dalam dimensi lain ruang waktu. Masa lalu.
Sekarang..... Anda telah memasuki kawasan Siwalaya pada abad ke-9 Masehi.
Comments
Maimai
wow baru tau ini, klo kerajaan boko kerjaan miskin.
2022-11-15
0
...
liat dari blurb di dpn udh keliatan bagus
2022-01-22
2
...
kece nih pasti
2022-01-22
2