Pagi menyambut, jam menunjukkan pukul 6 pagi. Nev yang tidurnya tidak bisa nyenyak dari semalam pun bangun lebih dulu dari pada Elsie. Ia menatap wanita disampingnya yang masih terlelap itu.
'Rasanya ini semua seperti mimpi. Bagaimanapun caranya pernikahan konyol ini harus segera berakhir. Aku tidak mau terlalu lama terjebak dalam situasi ini. Kalau bukan karna mama dan papah mau mengirimku ke Afrika, seandainya aku tidak mau dijodohkan. Aku gak akan terlibat dalam pernikahan konyol ini. ' Baru bangun tidur saja ia sudah mengumpat dalam hati.
Tiga puluh menit Nev selesai bersiap siap, ia harus segera ke kantor. Pekerjaan sudah menunggunya disana. Saat pandangannya mengarah ke ranjang tempat tidur, ternyata Elsie masih terlelap.
"Mau sampai jam brapa ia tertidur, dasar gadis pemalas! " Selesai bersiap lalu ia keluar kamar.
Sinar mentari pagi menerobos sela sela tirai kamar dan menghampiri wajah cantik Elsie. Gadis itupun merasa terusik dari tidurnya, lalu ia mengerjapkan mata. Pandangannya menyapu seluruh isi kamar.
"Kemana pria sombong itu? " Ia bangkit dari tidurnya, lalu menghampiri jendela untuk membuka tirai kamarnya.
"Apa dia kekantor hari ini ya? "
Gadis itu pun tak mau ambil pusing, tidak peduli dengan pria yang sudah menjadi suaminya tersebut. Akhirnya ia memutuskan untuk mandi dan bersiap siap untuk ke kantor.
*Ruang makan*
"Pagi mah, pah." El menghampiri kedua orang tuanya yang duduk di meja makan.
"Pagi sayang. " Hanya ayahnya lah yang menjawab sapaanya.
"El, kamu itu gimana sih. Kamu kan sekarang udah jadi seorang istri. Harusnya bangunnya lebih pagi dari suamimu dong sayang. Biar kamu bisa siapin segala kebutuhan suamimu sebelum kerja. " Nyonya Ruli langsung memberikan ultimatum kepada Elsi.
"Iya bun, namanya juga belum biasa." El memutar mata malas.
"Sayang, seharusnya kamu belajar jadi istri yang baik nak. Walaupun belum terbiasa dan diantara kalian belum ada cinta, tapi kamu harus mencoba mengahargai suamimu sayang. " Tuan Sebastian memberi petuah untuk putri tersayangnya itu.
"Iya yah, akan El coba deh! "
Setelah selesai sarapan Elsie berangkat lebih dulu, sebab ia ada metting dengan clien.
*kantor Nixon Grub*
"Jadwal ku selanjutnya apa Rik? " Nev terlihat sibuk dengan file - file yang ada di mejanya ketika ia bertanya pada Riko.
"30 menit lagi ada pertemuan dengan perwakilan dari ALE grub tuan, dan ini materinya nanti. " Riko menjelaskan pada Nev sekaligus menyerahkan file materi metting nanti.
"Baiklah, biar ku pelajari dulu. Sisanya kau siapkan semuanya."
"Baik tuan, saya permisi kalau begitu. " Riko pun berlalu dari ruangan presdir itu.
Waktu terus bergulir, tidak terasa jam makan siangpun tiba. Nev dan Riko memutuskan untuk makan siang di sebuah restoran yang tidak jauh dari kantor.
Sesampainya di restoran, mereka langsung memesan makanan. Makan siangpun berlangsung dengan baik. Ketika mereka usai makan, terlihat lah sosok Elsi yang memasuki restoran itu juga.
"Tuan muda, itu bukannya nona Elsie istri anda." Riko memberi tahu, Nev pun menoleh ke arah yang dituju Riko.
'Kurang ajar dia, kenapa dia dengan seorang lelaki? Apa dia tidak menyadari akan statusnya? ' Nev berkata dalam hati, dengan menatap tajam ke arah Elsie.
"Tuan muda, tuan! " Riko melambaikan tangan di depan wajah Nev, sebab tampak Nev sedang melamun.
"Apa yang kau lakukan Riko? " Pandangan mata tajam nya beralih ke Riko.
"Maaf kan saya tuan, tapi apakah tuan ingin menghampiri nona muda? " Tanya Riko dengan sangat hati hati.
"Tidak, ayo kita kembali kekantor saja. "
Setelah dari restoran Nev kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaanya.
*Kediaman keluarga Sebastian *
Setelah jam kerja kantor usai, Elsie pun pulang kerumahnya. Begitu membuka pintu utama ia di kagetkan dengan keberadaan beberapa koper yang terletak diruang tamu.
"Bun, Bunda." Ia sedikit teriak untuk memanggil bundanya.
"Ada apa sih El, kok teriak - teriak gitu. " Sang bunda menghampiri El dari arah dapur.
"Bunda mau kemana? Kok ada koper banyak banget? " El bertanya sambil memegangi koper yang berjejer itu.
"Kok malah bunda sih yang kemana, itu koper koper isinya baju dan barang barang kamu. Bukannya kamu sama suamimu akan tinggal di apartmentnya Nev? " Bunda Ruli tampak bingung, ia kira putrinya sudah mengetahui rencana Nev menantunya itu.
Dari lantai dua, Nev suami Elsie berjalan menuruni tangga. Ia mendengar suara El dari atas tadi, mangkanya dia langsung turun.
"Maaf bunda, aku belum sempat bicara dengan Elsie tentang rencana pindahan kami ini. Karna terlalu sibuk tadi dikantor." Nev berjalan mendekati bunda Ruli dan Elsi.
"Tapi aku rasa ISTRIKU ini tidak akan menolak kan, untuk tinggal bersama dengan suaminya? " Ia menekankan kata istri di depan El, dan kata katanya sedikit mengandung ancaman.
"Iya Nev, pasti Elsie mau kok. Iya kan sayang?" Bunda merangkul El sembari tersenyum.
"Tapi bund.. " Belum selesai Elsie bicara, bundanya sudah memotongnya.
"Udahlah sayang, kamu kan sekarang sudah menjadi seorang istri. Jadi, kamu harus nurut sama suami. Lagian kan apartment Nev tidak jauh dari sini." bunda Ruli mencoba membujuk El.
' Dasar manusia arogan, pemaksa. Masak dia mau ngajak pindah gak ngomong sama aku dulu. Awas aja kamu ya ! ' Tatapan tajam El langsung mengarah Nev, tapi Nev berpura pura saja tidak lihat.
"Iya bund, El ikut kak Nev pindah. Ya udah El siap siap dulu. " El ingin beranjak dari tempat itu namun suara Nev menghentikannya.
"Apa yang hendak kamu siapkan? Semuanya sudah siap disini. Kita tinggal berangkat saja, sopir sudah menunggu di luar. " Jelas Nev kepada Elsie.
"Tapi El juga belum pamit sama ayah kan bund, El mau pamit dulu sama ayah. " Bukannya menanggapi perkataan Nev, Elsie justru mencoba merengek lagi kepada sang bunda.
Tiba tiba dari luar masuk lah ayah Sebastian, yang baru saja pulang dari kantor.
"Ada apa kok sebut sebut nama ayah? " Tanya ayah Sebastian yang masih merasa bingung, sebab namanya dibawa bawa.
"Ini lho yah, menantu kita mau ngajak El untuk pindah tinggal di apartmentnya. Menurut ayah gimana, boleh kan? " bunda Ruli menjelaskan kepada suaminya sambil ngasih kode dikit dengan kerlingan mata, berharap suaminya paham.
"Oh... Gitu. Kamu yakin Nev dengan keputusanmu itu? ayah tidak akan setuju lho kalau kamu sampai menyakitinya. " Tegas ayah El kepada menantunya.
Mendengar perkataan ayahnya seperti itu, El merasa yakin, bahwa ayahnya akan melarang Nev untuk membawanya pergi.
"Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menjaga Elsie yah! Mohon doanya. " Nev berkata sembari menundukkan pandangannya tanda menghormati ayah mertuanya itu.
' Jangan harap kau manusia sombong. Aku yakin kali ini ayah akan menyelamatkanku. ' seringai licik muncul dari bibir El.
"Baik lah kalau begitu, ayah MENYETUJUI keputusanmu untuk pindah. Dan ayah titip El ya Nev, tolong jaga dia! " Tutur ayah El dengan penuh keyakinan.
Duuarr!!! Bak disambar petir disore bolong, ( eh salah ya haha.. ) badan El lemes seketika. Ia tidak menyangka ayahnya akan dengan mudah menyetujui permintaan Nev.
"Tapi yah.. " El masih ingin membela diri.
"Sudah lah sayang, kamu kan sudah menikah. Dan sekarang statusmu adalah seorang istri. Jadi kamu ikuti apa kata suamimu. Ayah yakin kok, suamimu akan menjagamu dengan baik. " Bujukan ayah Sebastian yang tidak dapat di elakkan lagi.
" Baiklah, ya udah. El berangkat ya yah bund. " Ia bersalaman kepada orang tuanya.
"Saya pamit dulu ayah, bunda. " Pamit Nev kepada kedua mertuanya.
Akhirnya El dan Nev pindah dan tinggal di apartment nya Nev.
•
•
•
•
•
•
•
Terimakasih temen temen udah mapir di novel pertama mamayo. Minta dukungannya ya dengan klik like, coment, dan jangan lupa tap love untuk menambahkan ke rak favorit kalian see you next episode
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Ka'Unna
lanjuut Thor,,
2022-04-12
1
🎀ᵀᵗᵇ'ˢnadyan
jejak like coment n fav
mampir di " haruskah cinta memilik" yuksss
2022-03-09
1
💮Aroe🌸
wah, bakal ada konflik ni di rumah baru😂
bagus ceritanya, tor😍 aku suka😋
tar aku lanjut pelan pelan
🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️
2022-03-05
1