04

Malam harinya , Olivia tengah berdiri di depan rumahnya. Ia sangat bingung harus berkata apa pada Charlotte , pernikahan kontrak? atau pernikahan paksa? Gadis itu seperti melamun dan sangat berat jika harus menerima kenyataan bahwa dirinya akan menikah besok.

Dengan perlahan tangan kanannya membuka pintu , terlihat lah Charlotte yang sedang duduk dengan banyak cemilan di samping-sampingnya.

''Kamu sudah pulang? Ayo ikut makan , aku tadi beli ke minimarket dekat sini. Ternyata enak ya , aku kira tidak enak karna penampilan luarnya sedikit mencolok.'' Ujar Charlotte sambil terus mengunyah. Olivia duduk di sebelah sahabatnya itu sambil tertunduk.

''Ada apa? Apa terjadi sesuatu?'' Charlotte bisa melihat wajah sedih dari Olivia. Gadis itu menatap Charlotte dengan tatapan sendu.

''Charlotte , aku akan menikah huaaa.........'' Tangis Olivia pecah lalu memeluk Charlotte.

''Ayo ceritakan semuanya Olivia , aku akan mendengarkan.'' Ucap Charlotte sambil mengusap pelan punggung Olivia.

Olivia menceritakan semuanya secara detail , saat ini ia sungguh butuh sandaran. Gadis yang masih memiliki impian yang harus ia lakukan kini harus menikah dengan orang yang tidak ia kenal. Charlotte mendengarkan Olivia yang terus bercerita tanpa menyela atau menjawab.

Charlotte juga bingung harus memberi solusi bagaimana , dirinya kurang paham dalam hal itu. Hingga satu jam kemudian , Olivia merasa lebih baik setelah bercerita dan menumpahkan semua rasa yang ia rasakan.

''Kau mengerti kan? Apa yang aku rasakan?'' Tanya Olivia karna Charlotte hanya diam.

''Iya , aku adalah gadis yang mudah mengerti semuanya. Sudah sana mandi , kau sudah bau keringat dan bau makanan. Aku dari tadi udah seperti ingin memakanmu hehehe......'' Jawab Charlotte sambil tersenyum.

''Dasar , otak makanan aja.'' Olivia menuju kamar mandi , Charlotte hanya terkekeh sambil melihat Olivia menghilang di balik pintu.

''Tapi bagaimana dengan Vernon?'' Gumam Charlotte setelah mengingat kalau Olivia sudah memiliki kekasih yang kini sudah menjalin hubungan selama 1 tahun.

Dering ponsel dari Olivia membuat Charlotte terbuyarkan dari lamunannya. Di layar ponsel itu tertera nama Vernon. Charlotte membiarkan saja ponselnya terus berbunyi.

15 menit kemudian , Olivia keluar dengan mata sembabnya dan duduk di sebelah Charlotte yang masih sibuk nyemil.

''Ada panggilan dari Vernon , tapi tidak ku jawab.'' Olivia mengambil ponselnya dan ada pesan masuk dari Vernon.

Tok.

tok.

tok.

''Itu pasti Vernon.'' Olivia beranjak keluar dan membuka kan pintu.

''Hay sayang , kenapa gak angkat ponselmu? Kamu gak apa-apa kan?'' Tanya Vernon , Olivia mengangguk lalu mereka bicara di luar.

''Apa?!'' Pekik Vernon kaget.

''Maaf Vernon , semoga kamu dapat yang lebih baik dariku.'' Olivia pergi dari sana dan menutup pintu dengan rapat , di matanya Vernon adalah pria yang baik jadi ia akan sangat sulit untuk melupakan nya.

Olivia kembali menangis dan terduduk , dirinya sangat sedih kehilangan kekasih yang begitu ia cintai.

****

Keesokan paginya , Olivia tengah berdiri di depan banyak orang dengan wajah yang sudah dirias cantik dan menggunakan gaun pengantin. Pagi-pagi buta sekali , Olivia sudah di jemput oleh beberapa orang dan di ajak pergi , begitu juga dengan Charlotte yang masih tidur dan susah bangun itu di gotong oleh satu pria di bawa ke mobil yang sama dengan Olivia.

Kini , Olivia sedang berdiri di depan Christian dengan perasaan yang aneh. Apa ia harus bahagia? Tapi bukan pernikahan yang ia inginkan. Apa ia harus sedih? Tapi semua wanita pasti akhirnya akan menikah.

Banyak mata yang menatap mereka dengan bahagia , Charlotte duduk sendiri di salah satu meja dan hanya menatap sedih Olivia. Meski Olivia yang menikah tapi Charlotte yang merasa sedih , ia pasti akan kehilangan Olivia dan harus kembali ke rumah ayahnya yang sangat ketat itu. Itulah pikir Charlotte karna Olivia tidak mengatakan kalau dirinya akan tinggal bersama.

Sampai acara selesai , semuanya berjalan dengan lancar. Nenek dan kakak Christian begitu bahagia mendapat Olivia sebagai menantu.

Setelah menyapa semua kolega dan juga beberapa teman bisnis , Christian mengajak semuanya langsung pulang karena ia sangat tidak suka jika harus ada acara lainnya maupun basa-basi. Olivia mengajak Charlotte juga , gadis itu hanya menurut meski masih bingung.

Saat gerbang di buka , mobil harus mengitari kolam dan air pancur agar sampai di depan Mension yang begitu megah. Bahkan Olivia dan Charlotte sampai menatap takjub dengan Mension itu.

Mereka berdua di ajak turun oleh nenek Grizelle karena nenek tau mereka akan canggung jika masuk sendiri. Mension itu terdiri dari 2 lantai dan saat masuk kedalam , semuanya tertata rapi dan barangnya sangat mewah.

''Christian , ajak pengantinmu untuk masuk ke kamarnya.'' Titah nenek pada Christian yang hanya diam.

''Sudahlah nak , kamu ikuti Christian saja.'' Olivia mengangguk sambil tersenyum lalu mengikuti Christian dari belakang.

''Kamu nak Charlotte ya?'' Tanya nenek pada Charlotte yang masih celingukan.

''Iya , nek. Kenapa aku ikut kesini ya?'' Chalondra yang masih disana langsung merangkul Charlotte.

''Kamu akan tinggal disini , bersama kita. Kami sudah tau kau pasti tidak bisa tinggal di luar sendiri tanpa Olivia , jadi kamu akan tinggal bersama kami.'' Ujar Chalondra dengan tersenyum lebar.

''Benarkah? Tapi aku tidak ingin terlalu merepotkan kalian.'' Charlotte bicara dengan menunduk.

''Hey , Tidak ada yang merasa begitu. Kamu mau tinggal di mension utama atau mansion belakang? Kamu bisa pilih.'' Chalondra sangat senang dengan kehadiran Olivia dan Charlotte. Ia akan punya adik perempuan sekarang.

''Aku tidak enak jika harus menginap disini , aku Mension belakang saja.'' Jawab Charlotte.

''Baiklah , kalau begitu aku antar kesana. Nenek , nenek istirahat saja. Aku akan mengantar dia ke Mension belakang.'' Nenek mengangguk lalu pergi dari sana. Chalondra mengantar ke belakang mension utama. Memang benar , di mension belakang sangat mewah sama halnya di mension utama.

Kedua mension itu hanya terhalang oleh kolam renang. Charlotte terus mendengarkan ucapan Chalondra yang menceritakan apapun yang ia mau. Ternyata Mension belakang ada juga penghuni lain , yaitu anak kecil yang kiranya baru berumur 5 tahun.

''Dimana anak kecil itu? Kenapa tidak kelihatan?'' Tanya Charlotte penasaran.

''Mungkin dia sedang tidur , sudahlah nanti juga kalian bertemu. Ini adalah kamarmu , nanti sewaktu-waktu aku akan menginap disini dan bercerita banyak denganmu. Sekarang istirahat lah. Oh iya , sudah ada pakaian yang kau butuhkan di kamar ini. Semoga betah ya.'' Ujar Chalondra lalu pergi dari sana , Charlotte masuk kedalam kamarnya.

Disisi lain , Olivia dan Christian sedang bersitegang merebutkan tempat tidur. Olivia bukan gadis yang mudah di tindas meski , ia sedikit takut dengan Christian.

''Dengar , peraturan pertama adalah kamu tidak boleh tidur di kasur , di lantai atau di sofa karna itu akan mengotori semuanya.'' Ujar Christian dengan arogannya sambil duduk di atas sofa.

''Ck , terus aku tidur dimana? Apa aku harus tidur di langit-langit kamar?'' Ketus Olivia sambil melirik tajam.

''Terserah , asal jangan keluar kamar.'' Pria itu dengan sombong bersandar di sofa sambil menaikan kakinya.

''Kedua , kamu tidak boleh ikut campur dengan urusan pribadiku. Dan Ketiga , kau harus membersihkan kamar setelah aku pergi kekantor. Untuk apa ada dirimu jika hanya ingin tidur dan makan saja.'' Olivia menyipitkan kedua matanya.

''Dan satu lagi , jangan pernah membantah atau berita itu akan menyebar saat kau buka mulut.'' Ucap Christian saat melihat Olivia hendak membuka mulutnya.

Olivia hanya mengangguk lalu pergi ke closet room untuk mengganti pakaiannya. Disana ia melihat takjub pada lemari yang begitu berjajar rapi disana. Ada dua lemari pajang dan lebar yang berhadapan. Salah satunya pakaian Christian dan satunya lagi pakaian Olivia.

Semua baju Olivia tertata di depan dan ada meja aksesoris untuknya dan Christian juga. Oliva bahkan sampai mencubit dirinya sendiri untuk menyadarkan diri.

''Bajunya banyak sekali , apa mereka memintaku jualan? Ini sangat banyak , apa aku bisa memakai semua ini?'' Gumam Olivia sambil melihat-lihat.

''Cepat bodoh!! Kamu ingin aku menunggu?!!" Teriak christian dari luar.

"Sebentar bodoh." Ucap Olivia sambil perlahan mengecilkan suaranya.

"Semoga dia tidak dengar , semoga saja." Gadis itu seperti was-was kalau semisalnya pria didepan sampai mendengar ucapannya. Dengan cepat Olivia mengambil bajunya dan menuju kamar mandi.

"Ck , dasar lelet." Kesal Christian , ia sudah mandi lebih dulu saat Olivia masuk kedalam closet room.

"Maaf....." Ujar Olivia lalu pergi ke kamar mandi dengan bibir yang terus bicara meski tidak terdengar.

Bersambung……………………

...****************...

...Terima kasih sudah membaca 😘...

Terpopuler

Comments

Rini Susanti Rizal

Rini Susanti Rizal

bagus

2022-11-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!