Pernikahan Paksa Dengan CEO Tampan
Di sebuah restoran yang menyajikan makanan Jepang , terlihat seorang gadis muda yang cantik sedang membawakan makanan dengan senyum manisnya. Rambut panjangnya yang bergelombang , ia ikat satu agar tidak menganggu kinerjanya.
Gadis itu bernama Olivia Xavier Surendra , gadis yang memiliki semangat dan senyum yang ceria.
''Oliv , minta tolong antar ke meja 20 okey? Aku mau ke kamar mandi sebentar. Terima kasih!!'' Ujar Salah satu temannya kerjanya.
Olivia tersenyum lalu mengantarkan makanan itu ke meja 20.
''Permisi , ini makanan yang anda pesan.'' Ujar Olivia ramah dan menyajikan makanan itu.
Baru beberapa langkah Olivia pergi , sebuah berkas melayang mengenai tumit kakinya.
''Gimana sih!!! Masa udah lebih 2 bulan dan proyek ini belum mulai juga?!! Apa kerjaan kalian dari bulan lalu hah!!! Mau makan gaji buta kalian?!!!'' Bentak seorang pria muda dengan gaya arogannya.
Pria dengan stelan jas mewah dan kaca mata hitam yang bertengger di hidungnya menambah kesan tampan dalam dirinya.
''Maaf pak CEO , kami sedang melakukan reset tanah agar tidak merugikan nantinya untuk perusahaan. Saya sudah berusaha agar selesai bulan ini dan bisa membangun setelahnya.'' Ujar bawahannya dengan takut dan terus menunduk.
Meski marah dan bersikap kasar , tidak mengurai ketampanan pria itu.
''Saya tidak mau tau , dalam Minggu ini harus sudah bisa memulai pembangunan. Jika tidak maka semuanya akan saya pecat!!'' Tegas pria itu lagi , Olivia menatap mereka berdua dengan kedua tangan di depan dada.
''Ba-baik pak , saya permisi.'' Ujar bawahan tadi lalu memungut berkas yang berserakan di bawah kaki Olivia. Merasa tidak tega , Olivia ikut membantu membereskan berkas itu.
''Terima kasih nona.'' Ujar pria itu dan berlalu pergi dari sana. Olivia hanya tersenyum menatap kepergian pria tadi.
''Tempramen yang buruk.'' Gumam Olivia menatap pria itu dan menggeleng.
''Pelayan!!! Kemari!!'' Panggil pria itu pada Olivia.
''Iya , tuan? Ada yang bisa saya bantu?'' Tanya Olivia sopan setelah sampai di depan pria itu.
''Tukar kopi saya dan semua makanan ini dengan yang baru.'' Titah pria itu , Olivia hanya menatap dengan bingung. Apa ada yang salah dengan makanannya? Pikir Olivia.
''Apa kamu tuli?? Kamu tenang saja , Saya bayar semuanya.'' Ujar Pria itu dengan sombong.
''Baik.'' Olivia membawa makanan itu kembali , dalam hati Olivia sudah merasa ingin mencakar wajah pria tadi.
Dalam hati Olivia terus mengumpat pria tadi , bagaimana bisa makanan yang baru datang kembali di ganti padahal belum di sentuh sama sekali? Sungguh boros.
''Ganti dengan yang baru , katanya akan di bayar semuanya.'' Ujar Olivia malas , untuk pertama kalinya ia di buat kesal oleh pelanggan.
Tak lama kemudian , Olivia kembali membawakan makanan yang baru dan pergi secepatnya agar dirinya tidak emosi.
''Semoga tidak ketemu pria sepertinya lagi tuhan.'' Ujar Olivia berdoa , dirinya bersandar pada dinding dapur dan terus bergumam.
''Ada apa? Apa yang membuatmu bicara sendiri seperti itu? Kau tidak gila kan?'' Tanya sahabat baiknya yang bernama Charlotte Humaira. Mereka sudah berteman semenjak tiga tahun belakangan.
''Ya gak lah , hanya saja sedang kesal dengan pelanggan. Kau tau? Dia sangat arogan dan sombong , yang pastinya dia suka memerintah.'' Charlotte mendengarkan curhatan sahabatnya itu dengan manggut-manggut.
''Sudah , sudah , berhenti bergosip dan sekarang bersiap untuk menutup restoran.'' Ujar Sang manager yang datang entah dari mana.
''Baik kak.'' Jawab mereka berdua lalu pergi dari sana.
*
Setelah selesai membereskan semuanya , Olivia dan Charlotte berjalan keluar dari restoran. Mereka berjalan dengan bergandengan tangan , mungkin karna kebiasaan.
Saat mereka berjalan melewati sebuah gang , terdengar suara rintihan seorang wanita. Charlotte yang penakut dengan cepat menarik tangan Olivia agar berjalan lebih cepat.
Tapi gadis itu malah berhenti , Olivia memang gadis yang memiliki penasaran yang tinggi dan selalu ikut campur dengan urusan orang lain.
Olivia hendak melangkah tapi tangannya di tahan oleh Charlotte.
''Jangan!! Siapa tau yang kita dengar bukan manusia?'' Ujar Charlotte takut.
''Maka aku akan lari , hahaha....'' Di saat seperti ini masih saja Olivia bercanda.
Olivia melepas tangan Charlotte lalu berjalan pelan ke arah gang itu. Karna gangnya terlalu gelap membuat Olivia mengeluarkan senternya , gadis itu memang selalu membawa senter karna temannya yang sangat penakut itu. Jalan menuju kosan mereka , terkadang mati lampu jadi Olivia membawa senter untuk jaga-jaga.
Dengan perlahan , Olivia melangkah dengan senter mengarah ke arah gang.
''Apa yang kalian lakukan?'' Tanya Olivia saat ia mendapati seorang pria yang sedang mengungkung seorang wanita.
''Bukan urusanmu , pergilah!!'' Bentak pria itu , Olivia terus melangkah dan menarik wanita itu karna melihat ada banyak lebam di wajahnya.
''Kau!!!'' Pria itu melayangkan tangannya ke arah Olivia tapi dengan cepat Olivia menghindar.
''Wah.....Sebenarnya aku tidak ingin berkelahi. Tapi ya sudahlah.'' Ujar Olivia dan menaruh tasnya.
Setiap serangan yang di berikan pria itu selalu bisa di tangkis oleh Olivia. Gadis itu bahkan memberikan serangan yang lebih ganas , hingga pria itu berakhir kalah.
''Awas kau , aku akan membalasmu.'' Ujar pria itu dengan segera pergi.
''Tentu , akan aku tunggu.'' Ujar gadis itu lalu mengambil tasnya lagi dan keluar dari sana bersama wanita tadi.
Charlotte yang menunggu dengan cemas di luar akhirnya dapat bernafas lega setelah melihat sahabatnya baik-baik saja.
''Terima kasih , kalau tidak ada kamu , aku tidak tau lagi apa yang akan terjadi.'' Ujar Wanita tadi.
''Sama-sama , kamu pulang aja. obati lukamu.'' Jawab Olivia , Charlotte mendekat ke arah Olivia dan berbisik.
''Apa dia manusia?'' Pertanyaan Charlotte membuat Olivia gemas.
''Jika dia hantu , tidak mungkin kan dia jalan? Biasanya hantu kan terbang.'' Tanya Charlotte lagi sambil memperhatikan wanita tadi berjalan menjauh. Memang benar , wanita itu berpenampilan acak-acakan jadi membuat Charlotte berfikiran yang aneh-aneh.
''Dia manusia , jangan banyak berfikir.'' Ujar Olivia lalu berjalan duluan , Charlotte langsung mengikuti Olivia dengan masih melihat kanan kiri karna takut.
Sesampainya di kosan mereka , Olivia langsung merebahkan diri , sedangkan Charlotte membersihkan diri. Olivia menatap langit-langit kamar dengan pikiran yang entah berkelana kemana.
''Apa kau sudah mendengar berita? Tentang reuni yang akan kita lakukan di bar besok malam?'' Ujar Charlotte yang sudah keluar dengan pakaian siap tidur dan menuju meja riasnya.
''Sudah , apa kau akan datang?'' Tanya Olivia memiringkan badannya dengan tangan sebagai penyangga kepala.
''Tentu , aku bisa makan gratis kan? Yang traktir kita disana itu adalah ketua kelas yang dulu itu. Dia kan memang tajir melintir. Aku bisa makan sepuasnya tanpa harus bayar. Astaga , aku sangat bersemangat jika mengingat hal itu.'' Mereka berdua adalah alumni dari satu kelas , karna Charlotte yang sangat pendiam membuat Olivia tidak begitu tau dirinya.
Mereka mulai menjalin persahabatan setelah bekerja satu restoran. Dan mereka baru tau kalau mereka satu kelas setelah berteman satu tahun.
''Jika kau ikut , maka aku akan ikut. Aku tidak bisa membiarkan gadis polos sepertimu keluar ke tempat seperti itu.'' Ujar Olivia.
''Tidak apa , yang penting dapat makan gratis.'' Ujar Charlotte senang.
''Dasar bocah , dan ya , jangan minum apapun selain cola atau air putih. Mengerti?'' Charlotte mengangguk dan naik ke atas kasur.
''Mandi sana , bau.....iiiiiii......'' Ujar Charlotte mengejek , Olivia hanya tersenyum lalu berjalan ke arah kamar mandi.
Kenapa Olivia sangat ketat pada Charlotte? Karna orang tua Charlotte memberikan Olivia tanggung jawab agar menjaga Charlotte. Jika tidak ada Olivia , mungkin saja Charlotte tidak di izinkan tinggal sendiri.
Olivia juga tidak keberatan karna dirinya sudah menganggap Charlotte sebagai adiknya. Gadis polos itu sama sekali tidak pernah berbohong pada Olivia , dirinya selalu mengungkapkan apa yang ada di benaknya. Itulah mengapa dia di katakan masih polos.
...****************...
...Terima kasih telah membaca 😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments