Eros kini berada dalam ruangan meeting. Pak Rustan sang ceo meminta dirinya untuk menghubungi email insinyur di perusahaan sipil. Hal itu membuat ia melihat kartu nama dengan sebuah ingatan yang mungkin Eros mengingat ingatannya bersama Halwa.
Sudah hampir satu setengah tahun, mereka telah menikah. Namun kesibukannya mungkin, belum membuat Halwa hamil. Terlebih ia memikirkan hidupnya semakin datar, atau memang ia harus mempunyai waktu liburan.
'Jika proyek ini sukses, mas akan membawa kamu ke Paris Wawa.' senyum Eros menatap foto pernikahannya bersama Halwa di meja kerjanya.
Eros pun mencoba memasukan email yang diberikan pak Ceo, agar rapat pertemuan dengan perusahaan ternama berhasil. Sehingga ia bisa mempunyai waktu cuti satu minggu bersama sang istri. Ia juga merasa tak enak pada ibu mertua, selama ia keluar kota. Halwa lebih sering di temani tanpa dirinya. Hal itu membuat Eros merasa bersalah, hingga di mana Eros mereservasi makan malam untuk malam ini.
"Lo udah kontak email insinyur muda cantik Ros?" tanya Emir yang menghampiri meja Eros.
"Belum, baru mau."
"Alamak, mentang mentang pria tampan di hadapan gue udah sold dan bikin karyawan cewe pada baper, tetap aja lo dingin ya. Tapi sama istri gimana bro, sehat?" goda Emir.
"Mana berkasnya, biar gue periksa. Kalau lo udah selesai, kerjaiin hal lain. Gue sibuk!" mengertagkan beberapa berkas, berusaha merapihkan.
Alhasil Emir hanya menaikan alis, ia menghela nafas. Kala Eros memang tipekal pria yang lempeng dan setia. Hingga ia semakin penasaran, sudah lama ia tak melihat Halwa yang saat itu masih memakai seragam biru putih.
"Sory deh, bikin mood lo ga baik. Owh ya, gue denger kerjasama kita sama insinyur muda. Andai gue yang di utus, gue pasti gercep banget. Lo rekomendasiin dong bro, biar gue ikut juga. Please!" senyum Emir.
Eros hanya menaikan alis, dengan menggerakan jarinya agar rekan kerjanya itu keluar dari ruangannya. Alhasil Emir hanya menghela nafas dan berlalu keluar dengan lemas tapi masih mode memohon.
Eros, kini menatap berkas kerjasama. Ia mencoba mengetik email yang tertera dalam sebuah berkas atau kartu nama. Hal itu menjadi senyum mengingat Halwa, ia mempunyai kisah cerita dengan email langit indah. Meski tidak sama persis dengan email akun Halwa. Eros menjadi penasaran, ingin sekali membangun romantis masa dulu lewat kenangan lamanya bersama Halwa Tusabina.
TREG .. TREG. KLIK!!
Eros selesai mengirim beberapa file. Hingga di mana ia segera menutup laptopnya dan berlalu untuk bersiap pulang menemui istri tercinta.
Ia sadar, kala saat menikah memang telah banyak merasakan perubahan, tak menemui Halwa yang ceria dan lebih agresif padanya. Atau memang pada umumnya, pasangan akan menjaga image dan lebih canggung menghormati jika masih halal dan belum halal statusnya. Hingga sadar, Eros membuat kejutan agar masa kenangan indah lamanya kembali membuat harinya berwarna.
***
Berbeda Di rumah orangtua Halwa bersama Ama Anih.
"Ama, sampai kapan Zalwa harus diam seperti ini, semua ini menjadi boomerang nantinya?"
"Nak, percayalah. Halwa sangat senang, kala kekasihnya yang ia selalu percaya. Eros pria baik, ia punya alasan lain, mungkin ga mau pria sebaik Eros jatuh pada wanita yang salah. Semua memang salah Ama Halwa pergi nak, hingga keputusan Wawa benar benar nekat dan membuatnya takut."
"Ama, coba katakan. Apa pesan akhir Halwa ada untuk Zalwa. Bukan cuma pernikahan saja kan, Zalwa merasa di hantui bersalah. Pernikahan Halwa merasa biasa saja, Zalwa merasa tetap sepi dan Zalwa yakin. Mas Eros pasti sudah curiga, karna pasti nurani memang berbeda. Hanya saja mas Eros terlalu baik untuk menanyakannya pada Zalwa. Ama."
"Nak, selagi semua bisa tertutup rapat. Percayalah, jangan menyerah. Kamu sudah baca buku yang di kirim Halwa?" tanya Ama.
Zalwa menggeleng, hingga ahirnya ia akan mencoba mencari. Karna jujur ia lupa meletakkannya di mana. Hingga di mana ia menatap pesan yang berbunyi membuat ia menatap bingung, dan perlahan membacanya dengan pelan.
"Suamimu mau pulang ya Nak?"
"Ya, mah. Mas Eros mau pulang, Zalwa belum siap lagi buat masakan."
"Ya udah, cepat siapakan di sini aja. Ama bantuin Ya?" senyum sang ibu.
"Gak usah Ama. Mas Eros meminta aku bersiap, mau jemput katanya sebentar lagi mau sampai."
Mendengar hal itu, Ama Anih memeluk sang anak. Sudah lama anak sulungnya menderita karna tak bisa pergi keluar jauh hanya karnanya. Bahkan sekolah ataupun pengalaman bekerja saja tidak ingin di lanjutkan.
Berbeda dengan Halwa yang di negeri sebrang, sudah beberapa tahun terakhir ia amat rindu pada anak bungsunya itu. Untung saja Zalwa selalu menemani, sehingga rasa sedih itu membuatnya semakin sedikit terobati.
CEKLEG! MEMBUKA PINTU.
Eros sengaja pulang lebih dulu kerumah, karna ingin mengambil atm yang tertinggal. Ia lalu berlalu ke kamar dan memasuki tangannya kedalam rak untuk mencari sebuah dompet yang ia selipkan di sebuah lipatan. Hal itu memang management keuangan Eros sangat tertata, ia sengaja tak membawa atm masa depannya untuk membawa sang istri ke Paris atau Amsterdam tempat impiannya bersama. Bahkan sekedar bulan madu, membuat Eros tersenyum.
BRAAAGH!!
Eros menatap nanar, kala yang ia raih. Ada sebuah buku pink dengan catatan tulisan From Halwa Tusabina.
"Buku Apa ini, sejak kapan Halwa istriku mempunyai buku seperti ini. From apa maksudnya .. ?" bingung Eros.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Mr Azusi
benar cinta yg rumiy
2022-01-31
0
penjual online
suka
2022-01-11
0
Lolita
lagi manus manisnya di tinggal 🤔
2022-01-11
0