Halwa merasa lelah, namun mendengar kesedihan Zalwa membuat ia melepas Eros untuk bersama Zalwa. Ia ingat saat dahulu di bully, awalnya Zalwa memang tak menyukai wajahnya yang terlalu buruk. Seiringnya waktu dengan Herbal, Halwa bisa secantik saat ini meski tak seperti Zalwa. Maka dari itu ia berkorban dan membalas budi pada Zalwa untuk menjadi dirinya.
Ingatan Halwa saat itu membuat sesak di dada, ia hanya diam dan tetap melanjutkan jalannya menuju kelas dengan kepala menunduk menuju rumah. Baginya semua itu sudah biasa, sudah seperti makanan sehari hari untuknya. Bagusnya ada Zalwa yang suport agar dirinya selalu tampil percaya diri.
Namun Halwa sekilas melirik cowok terakhir yang berceletuk.
"Astagfirullah, nggak ngaca apa ya, aku aja eneg sendiri liat wajah sama penampilan kamu", ucap seseorang.
Membuat batin Halwa meringis pelan melihat penampilan cowok yang tak dia kenal itu membully fisiknya. Bahkan meludah, memaki dan masih banyak lagi.
Sehingga Halwa kembali pulang, saat Zalwa lebih dulu sampai dirumah. Ia melihat hal yang tak di inginkan untuk Halwa saat ini mantap meninggalkan dan sulit berkomitmen arti cinta.
Ia begitu terkejut, kenyataan sang Ibu telah di duakan oleh Ayah yang selama ia banggakan. Hingga ia memutuskan dan berlari ke kamar Zalwa sang kakak.
"Kenapa kaka sembunyikan semua ini dari Halwa, kenapa harus ibu menderita oleh Ayah kita kak?" Huhuu tangisan Zia nama panggilan Halwa berada di peluk Zalwa.
"Kamu gak akan mengerti dek, cukup gak usah membahas semua ini. Ibu sudah terlalu sulit, jangan lagi menambah beban!"
"Beban, apa setelah menikah akan banyak beban yang di hadapi. Kak, bantu Halwa jadilah Halwa saat ini, kita bertukar peran. Dengan begitu kita selamatkan ibu dan mahar pernikahan bisa membantu ibu dari jeratan hutang Ayah!"
"Apa maksudmu Dek. Kakak gak ngerti, jangan aneh aneh. Kamu harus sadar dan pikirkan dengan kepala dingin!"
"Ka, kekasih Halwa akan datang. Jadilah pengantin wanita. Eros tidak tau kalau aku punya kembaran, aku mohon kakak mau ya!"
"Enggak dek, pria itu mencintai kamu. Kakak tidak mengenal dan mencintainya!"
"Dia sangat baik, kelak kakak akan jatuh cinta padanya!"
Halwa kembali melepas cincin, lalu di kenakan pada Zalwa. Ia memeluk dan senyum pada sang kakak saat ini. "Maaf, Halwa harus pergi. Titip Ibu kak!"
BAYANGAN ZALWA BERUBAH KALA HALWA BENAR BENAR PERGI DENGAN KILAT.
Saya nikahkan. Halwa dengan seperangkat alat shalat dan emas tersebut, di bayar tunai!! itu adalah bayangan Zalwa yang kini menjadi Halwa palsu. Sungguh miris, ia berada di posisi sulit saat ini.
Tangisnya pecah, karna ketidak adilan hingga ia seberusaha mungkin tetap menunaikan janji menjadi Halwa, sesaat adiknya pergi memberikan kebaya indah di dalam balutan yang tak pernah Zalwa bayangkan.
Hanya bisa meremas kebaya itu, sang ibu masuk dan berusaha menenangkan agar anaknya itu tetap tenang.
Malam ini, Zalwa telah duduk di taman. Ia menghampiri berbagai sebuah restoran yang mirip seperti club. Dengan melihat bangunan besar di penjuru kota Amsterdam. Ia menunggu kedatangan Eros yang tak lain, menunggu hubungannya tak baik jika di teruskan ingin di bawa pergi ke mana, tak mungkin menikah dengan kekasih adiknya. Bagaimanapun, aku Zalwa kakak Halwa, Eros harus mengejar Halwa.
Dengan berat hati, sudah empat jam ia menunggu tak ada batang hidungpun yang muncul. Zalwa benar benar kesal, mengapa ia ada di posisi seperti ini.
JLEGEEER !!! HUJAN RINTIK TURUN SEMAKIN LEBAT. ZALWA TERKEJUT DENGAN MALU.
Zalwa menatap dagunya kala sebuah payung hitam, telah memayungi membuat kepala rambut tak jatuh. Belum lagi sebuah mantel, Eros datang dengan kilat memintanya untuk pulang. Meski tak ingin, awalnya Zalwa ingin tetap membicarakan jika ia bukan Halwa. Tapi beberapa puluh menit, ia terkejut akan sikap manis pria jangkung di hadapannya.
'Dek, apa ini kekasih kamu Eros, kita memang kembar yang sangat mirip. Tapi kepribadian kakak berbeda, apa kakak sanggup di pinang oleh pria dari pilihan ayah yang kasar. Atau kakak harus menikah dengan kekasihmu yang lembut dan sopan. Kenapa kamu pergi dek, jangan membuat pilihan sulit bagi kakak.' batin Zalwa yang kini menjadi Halwa.
Zalwa akhirnya dengan berat hati, harus meletakkan surat dengan sebuah tulisan di bangku panjang. Dengan tulisan untuk Halwa, dengan berat hati ia segera berdiri dan menerima pelukan sang ibu, yang tak mana ia harus mengajak sang ibu agar tak bersedih, dan menikah dengan pria pilihan adiknya yang pergi ke negri sebrang.
Zalwa tak menyangka, jika nasibnya harus begini. Ia ingin sekali berbicara dengan menatap wajah pria bernama Eros, meminta maaf dan meski hubungan mereka harus putus di tengah jalan kelak nanti. Zalwa harus sadar, dan tak boleh putus asa, jika kelak suatu hari pria itu mengetahui hal yang besar ini akan terkuak.
Ia mau tidak mau hanya memilih Eros kini yang harus ia terima, di banding pria pilihan ayah Husein yang sangat kasar terlebih usianya lebih jauh dua puluh tahun. Tidak ada lagi, kebahagiaan selain melihat ibunya tersenyum.
***
BERBEDA HAL DI KEDIAMAN KELUARGA BAHREIN.
"Eros, apa kamu sudah mantap. Malam ini kita harus meminang kekasihmu. Dengan begitu proses pernikahan kalian harus cepat di segerakan, Ya kan Pak?" tanya sang ibu bernama Rita.
Eros hanya tersenyum, dan Pak Sutejo hanya menaikan alis dan semar mesem tersenyum lebar dengan gayanya yang menarik kumis tipis. Ia hanya bisa mendukung pilihan putra sulungnya itu.
Eros menghubungi Halwa, agar malam ini ia bersiap. Dengan perasaan berbunga, ia menatap satu kotak cincin yang terhias di dalam ukiran nama inisal mereka.
Sementara Zalwa, ia terkejut kala pesan dari Eros.
AMAA .. AYAH, GAWAT?? TERIAK ZALWA MENGHAMPIRI MEJA DAPUR.
Ama Anih dan Ayah Husein tertegun menohok, kala Zalwa memberikan sebuah ponsel lipat. Yang memang itu adalah milik Halwa.
"Ama, bagaimana ini. Apa Zalwa tak bisa menolak, andai saja Halwa tak jadi pergi ke negri sebrang." menatap sedih.
"Nak, percayalah. Kamu terima, dan namamu Halwa sayang saat ini dan selamanya! Ini demi kebaikanmu, dengan begitu kamu tidak perlu menikah dengan Bahron anak teman ayahmu." peluk Ama, karna ia tak rela jika Zalwa menikah dengan pria yang notabane pernah gila dan pernah membuat kasus kekerasan pada tetangga.
"Zalwa, kamu terima. Lagi pula ayah sudah melihat sisi baik Eros. Mereka orang ternama, dengan begitu maharmu bisa untuk menebus hutang ayah. Jika kamu tak mau, maka pilihannya adalah Bahron." ketus Ayah Husein bertolak pinggang, dengan menaikan sebuah sarung ia berjalan pergi ke arah luar.
"Ayah, tapi Halwa bagaimana. Kelak kedepannya?" isak Zalwa.
"Wanita itu tidak akan pernah menemui hubungan kalian, sudah berapa kali ayah bilang padamu. Jangan buang waktumu!"
'Tapi, aku hanya mencoba melakukan yang terbaik. Ama, Zalwa takut akan pernikahan ini dengan sebuah kebohongan.' batin Zalwa merasa sedih meski wajahnya tersenyum, karna Eros pria dulu yang ia sukai
"Sudahlah, ayo masuk Nak! Di luar sangat dingin dan ekstrem, bersiaplah untuk malam ini!"
HAAACIH ..HAAACIH!! BERSIN ZALWA.
Ibu Anih yang selalu di panggil Ama. Ia membantu memberikan mantel pada Zalwa, dengan berat hati Zalwa menerima balutan mantel berbulu itu dengan senyum dan lembut. Ada rasa kesedihan mendalam, kala dirinya harus merusak hubungan dirinya dengan sang adik.
'Kenapa setiap aku mencintai dalam, pria selalu membuatku sakit? Apa aku di takdirkan tak bisa untuk mencintai dan saling mencintai seperti pasangan umumnya dengan pilihanku sendiri," Benak Zalwa menunduk dan bersandar menghadap kaca. Kala dirinya hanya diam tak ingin menoleh ke arah manapun. Jelas ia lebih cantik dari Halwa benaknya menatap cermin.
Hingga ia menatap cermin, lalu membuka lemari dan barang barang Halwa. Tersirat pesan dan sebuah buku kecil kegemaran dan kesukaan Halwa. Tak lupa sebuah pesan surat yang di tulis Halwa sebelum pergi. Betapa hancur dirinya yang tak sebebas Halwa, andai ia tak lemah, mungkin ia bisa pergi bersama Halwa. Dan Zalwa tak terpisahkan. Tapi Ama, Ama anih sang ibu, yang telah menderita. Zalwa tak bisa meninggalkannya sedikitpun.
"Entah aku harus bahagia atau bersedih, kepergian Halwa sudah cukup membuat aku menang di rumah ini." tapi Zalwa menoleh ketika arah pintu mengetuk.
TOOOK .. TOOOK!! SUARA KETUKAN PINTU.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Maria Ozawa
lanjut
2022-03-02
0
DIARA VS
next
2022-02-12
0
DIARA VS
suka
2022-02-12
0