ep 05- Tugas Satria

Awal pendakian merupakan tahapan yang sangat berat bagiku. Ibu terlihat bersemangat berjalan di depanku karena Ibu sudah beberapa kali mendaki gunung.

Malam itu....

Jarum jam berputar perlahan-lahan menuju angka 18.30. Belum ada tanda-tanda Ibu akan berubah. Malah ibu semakin sinis terhadapku.

"Ngapain coba, guru kamu mengadakan liburan individu segala?" kata Ibu dengan wajah cemberut sambil membuat api unggun.

Aku hanya diam saja dan tidak mau membahasnya.

"Ya gak tau Bu, ini kan tugas sekolah, dan semua siswa harus mengikutinya," kataku pura-pura gak tahu maksud dan tujuan liburan.

"Buang-buang waktu..." kata Ibu dengan membantingkan setangkai kayu.

"Tapi Bu, Caca bagahgia bisa liburan sama Ibu!" Aku mulai meninggikam Suaraku.

"Berani ya kamu melawan Ibu?" Ibu mulai emosi.

"Caca gak melawan Bu, Caca hanua menjelaskan," kataku mulai menangis.

"Terserah kamu! Nangis aja bisanya," Ibu langsung pergi memasuki tenda.

Setelah Ibu pergi aku langsung menangis sekeras-kerasnya, aku tak tahu harus dengan cara apa lagi agar Ibu bisa mengerti.

****

Waktu sudah menunjukan pukul 09.00 malam. Malam itu udara dingin sekali sampai-sampai badanku menggigil dan aku pergi kekamar mandi untuk mengambil wudlu karena sudah Adzan Isya.

"A'udzubillaahiminassaitoonirrozim, Bismillahirrohmannirrohim, Alif... Lamm mim..." setelah menunaikan Shalat Isya

aku Muroza'ah, karena memang sudah rutinitasku setelah menunaikan Shalat muroza'ah agar bisa tetap menjaga hafalanku.

Setelah melaksanakan Shalat Isya dan muro'zaah, aku langsing mengganti pakaianku yang baru untuk pergi jalan-jalan menyusuri indahnya gunung.

Puncak Gunung ini sangat sepi. Hanya beberapa pengunjung yang datang. Aku duduk di kursi di bawah pohon besar sambim memandangi gelang cantik yang melingkar di tanganku. Jam tanganku ini adalah pemberian dari Yusuf sang pujaan hati.

Dar...

Suara Petir tandanya akan turun hujan.

kerecek...kerecek...kerecek...

beberapa menit kemudian turunlah hujan membasahi bumi ini.

Aku berlari kearah tempat berteduh karena di tempat ku Shalat jauh dari tenda.

Tiba-tiba di sampingku ada seorang pemuda menyodorkan payung.

"Ka... Ka Satria..." aku keget dan heran kenapa Satria bisa ada di sini.

"Iya, Ini aku," sambil tersenyum.

"Ka... Ka Satria kenapa bisa ada di sini?" kataku seperti biasa aku selalu gugup kalau berada di dekat Satria.

"Kan kamu sendiri yang bilang kamu liburan di puncak Gunung, makannya aku susulin kamu ke sini!" kata Satria dengan santainya.

"I....iya ta... tapi bagaimana dengan Sekolah Kakak?!" kataku penasaran.

" Begini Raisa. Sebenarnya aku di beri tugas oleh Pak Andri untuk membantu kamu dekat dengan Ibumu,"

"Oh," aku tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Malam itu hujan sangat lebat sekali sampai-sampai aku tidak bisa kembali lagi ke tenda. Satria bahagia karena malam itu bisa duduk berduaan di sampingku.

"Akhirnya aku bisa berduaan dengan Raisa," batin Satria.

"Nih, minum...!" Satria menyodorkan minuman.

"Terimakasih Kak,"

"Sudah Raisa jangan terlalu di pikirkan! aku yakin setelah pulang dari sini Ibu kamu sudah berubah,"

"Iya, Kak," kataku sambil menundukan kepala.

"Aku punya sesuatu untukmu," Satria membuka tas. Mengambil sesuatu dari dalamnya.

"Jaket ini sengaja aku beli sebelum aku berangkat ke sini. Saat itu aku pertama kali membelikan seauatu untukmu," Satria menyerahkan Jaket itu padaku dengan penuh senyuman.

Aku menerima jaket yang di berikan oleh Satria. Kerna Satria sudah bela-belain jauh-jauh ke sini untuk memberikannya padaku.

"Masya Allah"

"Asal kamu mau berjanji setelah ini kamu jangan menyerah memperjuangkan tujuanmu dekat dengan Ibumu,"

"Terimamasih banyak, kak?"

Satria mengangguk.

Suatu ketika hujan pun berhenti. Aku bersama Satria mengambil air ke bawah gunung dekat jurang, Satria berinisiatif mengambil airnya dengan menggunakan tambang yang di belit ke ember, jadi aku tidak perlu repot-repit mengambil air kebawah.

Setelah mengambil air aku berjalan-jalan sebentar menyusuri gunung dan berfoto sebentar dengan menggunakan kamer yang di bawa Satria.

Waktu sudah menunjujakan pukul 11.00 malam. aku harus kembali ke tenda karena aku takut Ibu mencariku.

Bagai petir yang menyambar. Rasa sakit itu kembali di rasakan. Karena setelah aku kembali ke tenda Ibu tidak sekalipun menanyakan dari mana aku semalaman ini. Aku semakin terisak tidak kuasa menahan air mata dan aku pun pergi jauh dari tenda.

"Kenapa tuh anak?" kata Ibu bertanya pada Satria.

"Tante tau kenapa guru menyuruh Raisa untuk liburan?" kata Satria.

"Iya... karna ini adalah tugas dari sekolah,"

"Tante salah, guru menyuruh Raisa liburan karena Raisa ingin dekat dengan Tante! Raisa tiap hari mencurahkan isi hatinya pada Guru, hanya untuk bisa dekat lagi dengan tante. Tan?! Raisa ingin sekali seperti Kakaknya Rangga selalu Tante perhatikan," kemudian Ibuku tersentuh hatinya dengan semua perkataan Satria.

"Tante Harus bertemu dengan Raisa," kemudian Ibu pergi mencariku dengan terisak tangis.

Aku duduk dibawah sebuah pohon besar. Tangisanku meledak. Histeris. Rasanya diriku telah kehilangan keseimbangan. Aku ingin pergi ketempat dimana aku bisa teriak bebas. Dan bilang...! Ya Allah aku ingin Ibuku mempeehatikanku seperti Ibu memperhatikan Kak Rangga. hati ini terlalu sakit Ya Allah, aku mohon Ya Allah dengarkan Do'a ku ini,"

Air mata ini terus mengalir terisak-isak sambil melihat jam tangan di tanganku menunjukan pukul 23.000.

"Raisa...!"

"Raisa...!"

"Raisa...!" Ibu ku memanggil-manggil namaku dengan wajah penuh penyesalan dengan berteriak.

"Raisa...!"Tak berhenti memanggilku.

"Kamu di mana, Nak...?, maafkan Ibu Raisa!"

Dengan percikan hujan akhirnya Ibu menemukanku. kemudian langsung memelukku dengan erat, aku sempat keheranan kenapa Ibu menangis?.

"Ibu kenapa nangis...? Bilang sama Caca siapa yang berani bikin Ibu seperti ini?!" kataku dengan paniknya.

" Maafkan Ibu Caca...!" sambil menangis terus memeluku.

"Mi... Minta maaf untuk apa, Bu?." aku kaget belum mengerti.

"Maafkan Ibu jika selama ini Ibu kurang memperhatikan kamu!" mendengar kalimat ini aku sangat bahagia dan rasanya aku ingin terbang ke awang-awang dengan sejuta kebahagiaan yang aku dapat malam ini.

"Iya Bu, terimakasih ibu mau berubah untuk aku. Aku akan berusaha lebih baik lagi untuk menjadi anak yang ibu banghakan,"

" Maafkan Ibu Caca, maafkan Ibu...! Hikz...hikz...hikz."

Malam itu aku, Ibu dan Satria langsung membuat acara syukuran dalam rangka kebahagiaan keluargaku dan rasa terimakasihku kepada satria karena dia sudah membantuku mempersatukanku dengan Ibu.

Aku dan Satria menyalakan api unggun untuk memperhangat suasana. Aku tak menyangka Ibu bisa berubah secepat itu berekat bantuan Satria.

"Makasih ya Kak," kataku.

"Makasih buat apa?" balas Satria pura-pura tak mengerti.

"Makasih, berkat bantuan Kakak aku bisa damai sama Ibuku,"

"Beres."

Terpopuler

Comments

akun nonaktifkan

akun nonaktifkan

5 like dulu ya😚🎶

Mampir karyaku sekalian like backnya🥺

Pasti aku selalu mampir karyamu loh!😆

2020-07-24

0

Nurul Afifah

Nurul Afifah

aku penggemar karya kakak kaka sehat?

2020-07-05

0

Hana Me

Hana Me

hadir di sini

2020-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 ep 01 -Menuju Ke Sekolah
2 ep 02 -Di Kediaman Raisa
3 ep 03 - Butuh Liburan
4 ep 04 - Puncak Gunung
5 ep 05- Tugas Satria
6 ep 06- Tidak Mau Pacaran
7 ep 07 - Graduation Part 1
8 ep 08 - Graduation Part 2
9 ep 09 - Awal Pertemuan
10 ep 10 - Yusuf Ke Bandung
11 ep 11 - Ta'aruf
12 ep 12 - Bahagia
13 ep 13- Kembalinya Satria ke Indonesia.
14 ep 14 - Kapan Nikah ?
15 ep 15 - Di Paksa Menikah Part 1
16 UCAPAN TERIMAKASIH
17 ep 16 - Di Paksa Menikah Part 2
18 ep 17 - Patah Hati
19 ep 18 - Kekerasan
20 ep 19 - Menyusul Perkataan Abah.
21 ep 20 - Khitbah
22 ep 21 - Pernikahan
23 ep 22 - Malam Pertama
24 ep 23 - Kerinduan
25 ep 24 - Kecelakaan
26 ep 25 - Antara Aku, Kau dan Dia
27 ep 26 - Menikahlah denganku!
28 ep 27 - Ikhlas
29 ep 28 - Ayah Meninggal
30 ep 29 - Pernikahan Kedua.
31 ep - 30 Malam Bersejarah
32 LANJUT ATAU TIDAK ?
33 ep 31 - Kecemburuan Istri Kedua
34 ep 32 - Morgan
35 Ep 33 - Kecemburuan Yusuf
36 ep 34 - Car Free Day
37 35 - Getaran yang tak Biasa
38 ep 36 - Dua Garis Merah
39 ep 37 - Sang Pelangi
40 ep 38 - Perceraian.
41 ep 39 - Kamukah Jodohku?
42 ep 40 - Maafkan!
43 ep 41 - Move On
44 ep 42 - Kecemburuan Morgan
45 ep 43 Pindah Rumah
46 ep 44 - Masih Mencintai
47 ep 45 - Berubah
48 ep 46 - Harus Seiman!
49 ep 47 - Hari Ulang Tahun Yusuf
50 ep 48 - Salah Paham
51 ep 49 - Lamaran Kak Rangga
52 ep 50 - Sesak Di Dada
53 ep 51 - Hafidzah melahirkan
54 ep 52 - Pertemuan di Pernikahan Kak Rangga
55 ep 53 - Jika Aku Menjadi Mu'alaf?
56 ep 54 - Ajari Aku Islam
57 ep 55 - Perkenalan dengan Bu Angel
58 ep 56 - Lomba Hafidz Al-Qur'an
59 ep 57 - Juara Tahfidz Al-Qur'an
60 ep 58 - Belum Move On
61 ep 59 - Mu'alaf
62 ep 60 - Tak Ada Restu
Episodes

Updated 62 Episodes

1
ep 01 -Menuju Ke Sekolah
2
ep 02 -Di Kediaman Raisa
3
ep 03 - Butuh Liburan
4
ep 04 - Puncak Gunung
5
ep 05- Tugas Satria
6
ep 06- Tidak Mau Pacaran
7
ep 07 - Graduation Part 1
8
ep 08 - Graduation Part 2
9
ep 09 - Awal Pertemuan
10
ep 10 - Yusuf Ke Bandung
11
ep 11 - Ta'aruf
12
ep 12 - Bahagia
13
ep 13- Kembalinya Satria ke Indonesia.
14
ep 14 - Kapan Nikah ?
15
ep 15 - Di Paksa Menikah Part 1
16
UCAPAN TERIMAKASIH
17
ep 16 - Di Paksa Menikah Part 2
18
ep 17 - Patah Hati
19
ep 18 - Kekerasan
20
ep 19 - Menyusul Perkataan Abah.
21
ep 20 - Khitbah
22
ep 21 - Pernikahan
23
ep 22 - Malam Pertama
24
ep 23 - Kerinduan
25
ep 24 - Kecelakaan
26
ep 25 - Antara Aku, Kau dan Dia
27
ep 26 - Menikahlah denganku!
28
ep 27 - Ikhlas
29
ep 28 - Ayah Meninggal
30
ep 29 - Pernikahan Kedua.
31
ep - 30 Malam Bersejarah
32
LANJUT ATAU TIDAK ?
33
ep 31 - Kecemburuan Istri Kedua
34
ep 32 - Morgan
35
Ep 33 - Kecemburuan Yusuf
36
ep 34 - Car Free Day
37
35 - Getaran yang tak Biasa
38
ep 36 - Dua Garis Merah
39
ep 37 - Sang Pelangi
40
ep 38 - Perceraian.
41
ep 39 - Kamukah Jodohku?
42
ep 40 - Maafkan!
43
ep 41 - Move On
44
ep 42 - Kecemburuan Morgan
45
ep 43 Pindah Rumah
46
ep 44 - Masih Mencintai
47
ep 45 - Berubah
48
ep 46 - Harus Seiman!
49
ep 47 - Hari Ulang Tahun Yusuf
50
ep 48 - Salah Paham
51
ep 49 - Lamaran Kak Rangga
52
ep 50 - Sesak Di Dada
53
ep 51 - Hafidzah melahirkan
54
ep 52 - Pertemuan di Pernikahan Kak Rangga
55
ep 53 - Jika Aku Menjadi Mu'alaf?
56
ep 54 - Ajari Aku Islam
57
ep 55 - Perkenalan dengan Bu Angel
58
ep 56 - Lomba Hafidz Al-Qur'an
59
ep 57 - Juara Tahfidz Al-Qur'an
60
ep 58 - Belum Move On
61
ep 59 - Mu'alaf
62
ep 60 - Tak Ada Restu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!