ep 03 - Butuh Liburan

Aku pernah mencurahkan segala sakit yang kurasa ini kepada Guruku ( Pak Andri ) sambil menahan air mataku, yah! Sudah seharusnya seorang Guru menjadi tempat keluh kesah muridnya, dan pada umumnya mereka akan mencoba mengerti, menenangkan dan memberikan solusi.

"Pak, apa kehadiranku di dunia ini adalah kesalahanku? Sehingga banyak orang yang menghinaku, beginilah ku kubur semua yang ada pada diriku," aku mencurahkan semuanya kepada Pak Andri.

"Kamu salah Raisa, kamu jangan hanya memikirkan yang menghinamu saja, tapi kamu harus melihat bahwa di luar sana masih banyak yang menyayangimu, yang memujimu bahkan memperhatikanmu," Pak Andri memberiku saran.

"Tapi Pak! Bukan hanya orang lain yang menyakitiku tetapi orang tua ku sendiri pun selalu menyakitiku bahkan aku tak pernah sekalipun Ibu ku memperhatikan aku, aku ingin dekat Pak sama keluarga ku seperti mereka dekat dengan Kakak ku," aku menjelaskan kepada Pak Andri sambil menangis terisak-isak.

"Oke, sekarang Bapak mengerti," Pak Andri berkata sambil berpikir sejenak dan tarik napas.

"Sepertinya kamu butuh liburan,"

" Li... li... liburan, Pak?" tanyaku dengan wajah kaget dan sedikit keheranan.

"Iya,"

"Ta... ta... tapi, Pak!" aku tarik napas sebentar.

"Apa hubungannya ceritaku dengan liburan?" sambungku dengan penasaran.

"Iya karena agar kamu bisa dekat dengan keluargamu lagi. Nanti Bapak akan telepon Ibu kamu untuk menemani kamu liburan maka dengan itulah kamu akan bisa dekat lagi dengan keluargamu,"

"Tapi Pak!" kataku memotong pembicaraan Pak Andri.

"Kenapa Raisa...?" sambung Pak Andri.

"Apakah Ibu Saya mau?" aku tak yakin dengan rencana Pak Andri.

" kamu serahkan saja kepada Bapak...!" sambil tersenyum.

Kring...kring...kring...

Suara telepon di rumahku berbunyi kemudian Ibu mengangkatnya.

"Halo..."

"Ia, halo..."

"Bisa bicara dengan Ibunya Raisa?!"

"Iya... saya sendiri?" ibu keheranan kenapa Pak Guru bisa menelepon Ibu, pikirannya karena aku ada masalah di sekolah.

"Begini Bu, kami selaku pihak sekolah mengadakan liburan Individu secara bergilir dan kebetulan minggu ini adalah gilirannya Raisa," kata Pak Andri memberi informasi liburan kepada ibu.

"Iya... terus apa yang harus saya lakukan, Pak?" kata Ibu.

"Tugas Ibu adalah menemani Raisa! Karena liburan ini adalah liburan Individual bersama keluarga dalam rangka agar murid-murid SMA Bandung bisa lebih dekat dengan keluarga..." kata Pak Andri terus membujuk Ibu.

"Baik, tapi saya tidak punya uang untuk menemani Raisa liburan,"

"Oh, tidak-tidak! Bu soal biaya itu sekolah yang tanggung, karena ini adalah perogram sekolah," kata Pak Andri menjelaskan kepada Ibu dan akhirnya Ibu pun terbujuk untuk mau menemaniku liburan.

Hatiku berubah menjadi bahagia dan rasanya ingin cepat-cepat pergi liburan dan menjadi keluarga yang selayaknya.

"Nah... Raisa mulai besok dan tiga hari ke depan kamu bisa pergi liburan!" kata Pak Andri dengan penuh kasih sayang.

"Terimakasih Pak, Bapak memang Guru terhebat yang pernah Raisa kenal."

Setelah berbicara dengan pak Andri, aku langsung kembali masuk kedalam kelas untuk melanjutkan belajar.

Setelah masuk ke kelas ternyata guru Bahasa Indonesia Izin karena ada urusan keluarga, jadi kelas kosong. Aku, Delia dan Astuti jadi asyik ngerumpi.

"Eh... Del, Tut?" kataku.

"Apa?" jawab Delia dan Astuti kompak.

"Curhat donk!" kataku.

"Ia Donk, hehehe..." balas Delia dan Astuti kompak.

"Ih, udah kayak acara Mamah dan Aa aja, hahahaha..."kata Delia sambil terbahak-bahak.

"Tadi aku mencurahkan hati aku ke Pak Andri," tarik napas sebentar.

"Terus! Terus!" kata Astuti penasaran dengan kelanjuyannya.

"Aku menceritakan semua isi hatiku pada Pak Andri," tarik napas lagi.

"Ya terus apa kelanjutannya, Ca?!" Delia dan Astuti di bikin penasaran.

"Setelah semuanya aku ceritakan, Pak Andri menyuruhku untuk LI - BU - RAN!, LIBURAN!" sambil berteriak.

"Hah! Liburan!" kata Delia dan Astuti kompak.

"Iya liburan! dan besok aku dan Ibu berangkatnya," balasku.

Tak lama kemudian bel berbunyi tanda istirahat.

"Del, Tut... aku duluan ya? Gak kuat mau ke kamar mandi." kataku buru-buru.

Ketika aku keluar dari kamar mandi, aku langsung mengambil wudhu untuk melaksanakan Shalat Dzuhur. Saat aku mengambil widhu, terdengarlah suara Adzan di angkasa membuat hati menjadi lebih tenang. Setelah aku mengambil wudhu aku langsung bergegas ke masjid.

Aku tak sengaja bertemu Satria, di masjid waktu mau Shalat Dzuhur, disaat aku melihat Satria, ternyata Satria sudah memperhatikanku dari tadi. Aku yang tak sengaja melihat Satria tentu saja malu dan membuatku salah tingkah, dan kepalaku sepontan mengarah ke pandangan lain.

Satria tersenyum melihat tingkah laku aku yang salah tingkah.

"Raisa... Raisa..." gumam Satria sambil geleng kepala dan tersenyum nakal.

"Duh, kenapa aku bisa nengok ke Satria Sih?" batinku sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatal.

Setelah melaksanaman Shalat Dzuhur aku langsung pergi ke kantin untuk makan siang karena perut sudah lapar.

Sesampainya di kantin, Delia dan Astuti sudah menungguku di meja dan sudah memesankan makanan untukku, karena Delia dan Astuti udah tahu makanan kesukaanku.

Tak lama kemudian Satria datang menghampiriku dengan percaya diri.

"Raisa..." kata Satria menyapaku lalu duduk di kursi samping Delia.

"Iya, Kak," balas aku simple.

"Jutek amat..." ledek Satria.

"Ada apa ya kak?" tanyaku kesal.

"Ya mau ngobrol sama kamu lah...!" Sambung Satria.

"Udah Sat mending kamu pergi deh!" kata Delia menyuruh Satria pergi.

Siang itu bel pun berbunyi tandanya pulang. Aku pun terburu-buru karena ingin cepat pulang, aku pulang sambil lari-lari sampai terjatuh.

Brug...

Diriku terjatuh di tangga depan gerbang sekolahan dan buku-buku yang aku bawah pun berjatuhan.

"Sini, aku bantu!" suara laki-laki menghampiriku kemudian aku menoleh kepadanya.

"Eh, Kak Satria..."sambil tersenyum malu. Satria membantuku membereskan buku yang aku bawa dan membantuku berdiri.

"Buru-buru amat..." kata Satria.

"Iya, kak," jawabku sambil menunduk tidak berani menatapnya.

"hati-hati dong, gimana? Ada yang sakit?" tanya Satria perhatian.

"Enggak kak, permisi aku buru-buru! Assalamuallaikum," kataku buru-buru pergi.

"Waalaikumsalam." Satria menjawab salamku dengan penuh senyuman dan tidak berhenti melihatku sampai aku naik angkot.

"Kamu semakin cantik saja, Raisa." Gumamnya.

Setelah aku naik angkot Satria langsung menemui Delia karena dia penasaran kenapa aku buru-buru pergi. Di sebuah perpustakaan Delia sedang mencari buku, kemudian Satria menghampiri Delia.

"Del..." Satria Ngos-ngosan.

"Iya, Sat..." Delia kaget kenapa Satria menghampirinya.

"Itu si Raisa kenapa buru-buru pulang? Gak pulang sama kamu?" tanya Satria kepo.

"Aku belum tahu Sat, aku belum ketemu dia lagi,"

"Yasudah! Aku minta nomor Handphone nya aja..."

"Oke deh..."

Uhh dasar Delia. Kenapa dia memberikan nomorku ke Satria.

Terpopuler

Comments

Papi Suho❤️💦

Papi Suho❤️💦

mampir juga ya ke ceritaku.

"Jiwa baru Zhuge Liying".

2020-07-29

0

melniss

melniss

wkwkwk Delia emng ya iseng banget anaknya.. wkwkw

2020-07-06

0

Nurul Afifah

Nurul Afifah

gimana kabarnya?

2020-07-05

0

lihat semua
Episodes
1 ep 01 -Menuju Ke Sekolah
2 ep 02 -Di Kediaman Raisa
3 ep 03 - Butuh Liburan
4 ep 04 - Puncak Gunung
5 ep 05- Tugas Satria
6 ep 06- Tidak Mau Pacaran
7 ep 07 - Graduation Part 1
8 ep 08 - Graduation Part 2
9 ep 09 - Awal Pertemuan
10 ep 10 - Yusuf Ke Bandung
11 ep 11 - Ta'aruf
12 ep 12 - Bahagia
13 ep 13- Kembalinya Satria ke Indonesia.
14 ep 14 - Kapan Nikah ?
15 ep 15 - Di Paksa Menikah Part 1
16 UCAPAN TERIMAKASIH
17 ep 16 - Di Paksa Menikah Part 2
18 ep 17 - Patah Hati
19 ep 18 - Kekerasan
20 ep 19 - Menyusul Perkataan Abah.
21 ep 20 - Khitbah
22 ep 21 - Pernikahan
23 ep 22 - Malam Pertama
24 ep 23 - Kerinduan
25 ep 24 - Kecelakaan
26 ep 25 - Antara Aku, Kau dan Dia
27 ep 26 - Menikahlah denganku!
28 ep 27 - Ikhlas
29 ep 28 - Ayah Meninggal
30 ep 29 - Pernikahan Kedua.
31 ep - 30 Malam Bersejarah
32 LANJUT ATAU TIDAK ?
33 ep 31 - Kecemburuan Istri Kedua
34 ep 32 - Morgan
35 Ep 33 - Kecemburuan Yusuf
36 ep 34 - Car Free Day
37 35 - Getaran yang tak Biasa
38 ep 36 - Dua Garis Merah
39 ep 37 - Sang Pelangi
40 ep 38 - Perceraian.
41 ep 39 - Kamukah Jodohku?
42 ep 40 - Maafkan!
43 ep 41 - Move On
44 ep 42 - Kecemburuan Morgan
45 ep 43 Pindah Rumah
46 ep 44 - Masih Mencintai
47 ep 45 - Berubah
48 ep 46 - Harus Seiman!
49 ep 47 - Hari Ulang Tahun Yusuf
50 ep 48 - Salah Paham
51 ep 49 - Lamaran Kak Rangga
52 ep 50 - Sesak Di Dada
53 ep 51 - Hafidzah melahirkan
54 ep 52 - Pertemuan di Pernikahan Kak Rangga
55 ep 53 - Jika Aku Menjadi Mu'alaf?
56 ep 54 - Ajari Aku Islam
57 ep 55 - Perkenalan dengan Bu Angel
58 ep 56 - Lomba Hafidz Al-Qur'an
59 ep 57 - Juara Tahfidz Al-Qur'an
60 ep 58 - Belum Move On
61 ep 59 - Mu'alaf
62 ep 60 - Tak Ada Restu
Episodes

Updated 62 Episodes

1
ep 01 -Menuju Ke Sekolah
2
ep 02 -Di Kediaman Raisa
3
ep 03 - Butuh Liburan
4
ep 04 - Puncak Gunung
5
ep 05- Tugas Satria
6
ep 06- Tidak Mau Pacaran
7
ep 07 - Graduation Part 1
8
ep 08 - Graduation Part 2
9
ep 09 - Awal Pertemuan
10
ep 10 - Yusuf Ke Bandung
11
ep 11 - Ta'aruf
12
ep 12 - Bahagia
13
ep 13- Kembalinya Satria ke Indonesia.
14
ep 14 - Kapan Nikah ?
15
ep 15 - Di Paksa Menikah Part 1
16
UCAPAN TERIMAKASIH
17
ep 16 - Di Paksa Menikah Part 2
18
ep 17 - Patah Hati
19
ep 18 - Kekerasan
20
ep 19 - Menyusul Perkataan Abah.
21
ep 20 - Khitbah
22
ep 21 - Pernikahan
23
ep 22 - Malam Pertama
24
ep 23 - Kerinduan
25
ep 24 - Kecelakaan
26
ep 25 - Antara Aku, Kau dan Dia
27
ep 26 - Menikahlah denganku!
28
ep 27 - Ikhlas
29
ep 28 - Ayah Meninggal
30
ep 29 - Pernikahan Kedua.
31
ep - 30 Malam Bersejarah
32
LANJUT ATAU TIDAK ?
33
ep 31 - Kecemburuan Istri Kedua
34
ep 32 - Morgan
35
Ep 33 - Kecemburuan Yusuf
36
ep 34 - Car Free Day
37
35 - Getaran yang tak Biasa
38
ep 36 - Dua Garis Merah
39
ep 37 - Sang Pelangi
40
ep 38 - Perceraian.
41
ep 39 - Kamukah Jodohku?
42
ep 40 - Maafkan!
43
ep 41 - Move On
44
ep 42 - Kecemburuan Morgan
45
ep 43 Pindah Rumah
46
ep 44 - Masih Mencintai
47
ep 45 - Berubah
48
ep 46 - Harus Seiman!
49
ep 47 - Hari Ulang Tahun Yusuf
50
ep 48 - Salah Paham
51
ep 49 - Lamaran Kak Rangga
52
ep 50 - Sesak Di Dada
53
ep 51 - Hafidzah melahirkan
54
ep 52 - Pertemuan di Pernikahan Kak Rangga
55
ep 53 - Jika Aku Menjadi Mu'alaf?
56
ep 54 - Ajari Aku Islam
57
ep 55 - Perkenalan dengan Bu Angel
58
ep 56 - Lomba Hafidz Al-Qur'an
59
ep 57 - Juara Tahfidz Al-Qur'an
60
ep 58 - Belum Move On
61
ep 59 - Mu'alaf
62
ep 60 - Tak Ada Restu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!