ep 02 -Di Kediaman Raisa

Sejak kecil aku merasa kedua orang tua ku memperhatikan kakak ku dibanding aku, tak peduli dia salah atau benar mereka akan selalu membelanya, hingga suatu saat terjadi pertengkaran pun aku yang harus mengalah, aku pun mulai melakukan apapun untuk menarik perhatian mereka. Cara yang aku pilih adalah berusaha keras sekolah agar bisa seperti orang lain.

"Yah...?" tidak menjawab.

"Yah...?" masih tidak menjawab Ibu pun mulai kesal.

"Yah, kalau Ayah seperti ini terus bagaimana kita bisa punya uang?" tanya Ibu dengan nada tinggi. Ayah hanya diam dan tidak menanggapi amarah Ibu.

"Kamu lihat sendirikan? Kenapa Ibu tidak bisa biayain kamu sekolah, Ayah kamu jarang usaha, darimana ibu bisa bayar sekolah kamu?" sambil banting-banting barang dapur karena terlalu emosi.

Pagi itu ibu tidak berhenti marah-marah hingga semua kesalahan-kesalahanku di masalalu di ungkit hingga larut malam pun masih marah-marah dan seakan-akan apa yang ada di dunia ini adalah kesalahanku hingga datang lah kakak ku pulang main.

Malam itu kami makan bersama-sama duduk satu meja dan saling behadap-hadapan tetapi tidak di hadiri Ayah karena Ayah masih marah.

"Kak sudah makan?" tanya Ibu dengan penuh kasih sayang sambil menyediakan makanan untuk Kak Rangga karena Kak Rangga adalah anak kesayangannya.

"Belum, Bu,"

"Loh! Kok belum sih, mau makan sama apa?"

"Sama ayam aja Bu..."kata Kak Rangga karena Kak Rangga tidak bisa makan selain sama ayam dan telur.

"Siap Bos!" kata Ibu memanjainya.

Buek... Buek... Buek...

Suara Burung hantu di malam yang sunyi dan hati yang sepi. Lalu aku keluar rumah dan memandang bintang sambil memikirkannya. apakah aku akan bertemu dia lagi ya Allah, rasa apa ini apakah ini bisa di sebut zina hati? ahhh entahlah.

"Kamu cantik..." dalam bayanganku terus terbayang apa yang di katakan dia waktu dulu.

"Meong... meong... meong..." malam itu aku di hampiri seekor Kucing cantik dan aku pun mengelusinya.

"Hay Kucing cantik?"

"Meong... meong..." ah entah apa yang kucing ini katakan tapi yang pasti dia menjawab kata-kataku.

"Kucing, apa kamu mempunyai nama?" Kucing itu mendengkur kakiku.

"Baik lah, aku akan memberimu nama dan mulai malam ini kamu aku panggil Imut ya, Imut karena kamu adalah kucing yang imut dan lucu.

"Imut... aku masuk dulu ya, aku ngantuk mau bobo, sekarang kamu pulang dulu besok kamu boleh datang lagi kesini!" lalu aku masuk dan berbaring di atas ranjang sambil memikirkannya lagi.

"Raisa!"

"Raksa!"

"Yusuf, kamu kemana aja?"

"Ada," sambil tersenyum dan memandangku.

"Tapi Yusuf, aku sangat merindukanmu aku tiap hari selalu memikirkanmu," jawabku dengan nada bahagia.

"Lupakan aku Raisa! Aku sudah tidak mencintaimu lagi, kamu harus membuka lembaran baru dengan orang lain!" Jawaban Yusuf sambil meninggalkan rumahku.

"Tapi Yusuf!" aku berteriak memanggil namanya.

" Yusuf!"

"Yusuf, jangan tinggalkan aku Yusuf!"

dan aku pun terbangun dari tidurku.

"Hah... hah...hah..." keringat bercucuran.

Astagfirullahaladzim cuman mimpi. Badan ku lemas dan aku langsung ke kamar mandi dan mengambil air Wudhu lalu melaksanakan Shalat Tahazud.

Malam itu setelah Shalat Tahazud aku mencurahkan hati ini kepada Allah.

"Ya Allah rasa apakah ini? Mengapa aku tidak bisa melupakannya?" sambil menangis dan kemudian bersujud lalu berdo'a lagi.

"Ya Allah, jika dia jodohku tolong pertemukan lagi hamba dengan nya dan jika dia bukan jodohku tolong hapus dirinya dalam pikirkanku dan fokuskan aku dalam menuntut ilmu, berikan hamba jodoh yang menurut Engkau yang terbaik ya Allah,"

Aku harus menceritakan mimpiku ini kepada Delia karena Delia adalah pendengar yang sangat setia. Dari mulai aku berkenalan dengan Yusuf, sampai aku berpisah dengannya dia selalu mendengarkan curahan hatiku dan memberikan seribu solusi.

"Halo..."

"Ya halo..." Delia terbangun dari tidurnya dan menjawab telepon ku.

"Siapa nih...?" sepertinya Delia tidak melihat siapa yang menelponnya.

"Ini aku Caca, kenapa Del kamu masih tidur ya? Bangun Del! Aku mau curhat nih..."

"Kebiasaan kamu ah nelepon malam-malam enggak bisa besok-besok?"

"Enggak Del ini tentang Yusuf."

"Apa! Yusuf...?" Delia terkejut dan langsung terbangun sepertinya Delia tertarik dengan curhatanku.

"Terus! Terus!" sambung Delia penasaran ingin mendengarkan penjelasannya.

"Barusan aku memimpikannya,"

Aku terus menceritakan kejadian di mimpiku kepada Delia.

"Gimana, Del?"

"Gimana apanya, Ca?"

"Ya maksudnya apa aku harus melupakan Yusuf yang sudah menguasai hati ku?" kataku meminta saran kepada Delia.

"kalau menurut aku iya Ca kamu harus melupakan yusuf! Ya karena kamu itu cantik, baik, Solihah kamu harus mulai membuka hati kepada orang lain!" kata Delia menasehatiku.

"Dengarkan aku Ca! Sekarang kamu fokus aja kepada belajar kamu! Jangan terlalu memikirkan yang kan milikmu nanti kamu sakit!" sambung Delia dengan penuh kasih sayang.

"Iya Del terimakasih ya? Kamu memeng sahabatku dan pendengar yang baik dengan sejuta solusi."

" Ah, kamu ini kalau bicara suka berlebihan biasa aja kali, kan memang sudah seharusnya seorang sahabat memberikan yang terbaik buat sahabatnya, iya gak?" kata Delia, Delia memang Motivatorku.

"Ya Sudah kita tidur takut kesiangan besokkan ujian terakhir di Sekolah...!" Delia mengahiri teleponnya.

Aku kembali ke kamar tetapi aku tidak melanjutkan tidurku karena jika aku sudah terbangun suka tidak bisa tidur, lalu aku membuka buku dan belajar karena besok ujian terakhir.

Meskipun aku tidak bisa tidur, tapi lama kelamaan aku kembali tertidur pada waktu akan menjelang waktu subuh.

Dalam mimpi pemuda yang bernama Yusuf itu datang lagi. Tapi kedatangannya kali ini sedikit berbeda. Yusuf datang membawa seorang gadis cantik berkimar merah, bibirnya tipis, matanya sipit, alisnya tebal menyatu dan mempunyai lesung pipit tentu saja berbeda dengan diriku yang jauh dari kata cantik. Entah siapa gadis yang di bawa Yusuf itu, tetapi yang jelas mimpiku ini membuat diriku sangat cemburu.

Aku membukakan mataku, mengusuap wajahku dengan kedua tanganku. Tak sadar air mataku mengalir deras di pipiku. Entah apa maksud dengan semua mimpi ini. Apakah aku terlalu merindukan Yusuf? Atau apakah Yusuf memang bukan Jodoh yang di takdirkan tuhan untuk ku?

Aku tidak mau memikirkan mimpiku lagi, aku hanya bangkit dari tidurku dan masuk kedalam kamar mandi untuk mengambil Wudhu untuk menjalankam Shalat Subuh.

Ketika aku masuk kekamar mandi, aku hendak melihat cermin yang terpajang di kamarku lalu menatap wajahku, aku teringat pada gadis yang ada di mimpi yang di bawa Yusuf.

"Ah, aku tidak boleh memikirkan yang tidak seharusnya aku pikirkan," batinku.

Setelah mengambil wudhu aku langsung melaksanakan Shalat Subuh.

Terpopuler

Comments

Papi Suho❤️💦

Papi Suho❤️💦

semangat terus untuk authornya.

2020-07-29

0

⊰⊹Rose Bread⊰⊹

⊰⊹Rose Bread⊰⊹

aduh pangeran jangan bawa wanita jahat masalah rupa kalo tua semua jelek pak ntar yang baik dan sayang pergi baru nyesel Lo😂

2020-07-28

2

melniss

melniss

punya lesung pipit? aku dunk wanita yang di bawa Yusuf ckxkx, ihh nggk ahh nggk mau aku jadi perempuan yang kerjaannya perusak hubungan orang

2020-07-06

1

lihat semua
Episodes
1 ep 01 -Menuju Ke Sekolah
2 ep 02 -Di Kediaman Raisa
3 ep 03 - Butuh Liburan
4 ep 04 - Puncak Gunung
5 ep 05- Tugas Satria
6 ep 06- Tidak Mau Pacaran
7 ep 07 - Graduation Part 1
8 ep 08 - Graduation Part 2
9 ep 09 - Awal Pertemuan
10 ep 10 - Yusuf Ke Bandung
11 ep 11 - Ta'aruf
12 ep 12 - Bahagia
13 ep 13- Kembalinya Satria ke Indonesia.
14 ep 14 - Kapan Nikah ?
15 ep 15 - Di Paksa Menikah Part 1
16 UCAPAN TERIMAKASIH
17 ep 16 - Di Paksa Menikah Part 2
18 ep 17 - Patah Hati
19 ep 18 - Kekerasan
20 ep 19 - Menyusul Perkataan Abah.
21 ep 20 - Khitbah
22 ep 21 - Pernikahan
23 ep 22 - Malam Pertama
24 ep 23 - Kerinduan
25 ep 24 - Kecelakaan
26 ep 25 - Antara Aku, Kau dan Dia
27 ep 26 - Menikahlah denganku!
28 ep 27 - Ikhlas
29 ep 28 - Ayah Meninggal
30 ep 29 - Pernikahan Kedua.
31 ep - 30 Malam Bersejarah
32 LANJUT ATAU TIDAK ?
33 ep 31 - Kecemburuan Istri Kedua
34 ep 32 - Morgan
35 Ep 33 - Kecemburuan Yusuf
36 ep 34 - Car Free Day
37 35 - Getaran yang tak Biasa
38 ep 36 - Dua Garis Merah
39 ep 37 - Sang Pelangi
40 ep 38 - Perceraian.
41 ep 39 - Kamukah Jodohku?
42 ep 40 - Maafkan!
43 ep 41 - Move On
44 ep 42 - Kecemburuan Morgan
45 ep 43 Pindah Rumah
46 ep 44 - Masih Mencintai
47 ep 45 - Berubah
48 ep 46 - Harus Seiman!
49 ep 47 - Hari Ulang Tahun Yusuf
50 ep 48 - Salah Paham
51 ep 49 - Lamaran Kak Rangga
52 ep 50 - Sesak Di Dada
53 ep 51 - Hafidzah melahirkan
54 ep 52 - Pertemuan di Pernikahan Kak Rangga
55 ep 53 - Jika Aku Menjadi Mu'alaf?
56 ep 54 - Ajari Aku Islam
57 ep 55 - Perkenalan dengan Bu Angel
58 ep 56 - Lomba Hafidz Al-Qur'an
59 ep 57 - Juara Tahfidz Al-Qur'an
60 ep 58 - Belum Move On
61 ep 59 - Mu'alaf
62 ep 60 - Tak Ada Restu
Episodes

Updated 62 Episodes

1
ep 01 -Menuju Ke Sekolah
2
ep 02 -Di Kediaman Raisa
3
ep 03 - Butuh Liburan
4
ep 04 - Puncak Gunung
5
ep 05- Tugas Satria
6
ep 06- Tidak Mau Pacaran
7
ep 07 - Graduation Part 1
8
ep 08 - Graduation Part 2
9
ep 09 - Awal Pertemuan
10
ep 10 - Yusuf Ke Bandung
11
ep 11 - Ta'aruf
12
ep 12 - Bahagia
13
ep 13- Kembalinya Satria ke Indonesia.
14
ep 14 - Kapan Nikah ?
15
ep 15 - Di Paksa Menikah Part 1
16
UCAPAN TERIMAKASIH
17
ep 16 - Di Paksa Menikah Part 2
18
ep 17 - Patah Hati
19
ep 18 - Kekerasan
20
ep 19 - Menyusul Perkataan Abah.
21
ep 20 - Khitbah
22
ep 21 - Pernikahan
23
ep 22 - Malam Pertama
24
ep 23 - Kerinduan
25
ep 24 - Kecelakaan
26
ep 25 - Antara Aku, Kau dan Dia
27
ep 26 - Menikahlah denganku!
28
ep 27 - Ikhlas
29
ep 28 - Ayah Meninggal
30
ep 29 - Pernikahan Kedua.
31
ep - 30 Malam Bersejarah
32
LANJUT ATAU TIDAK ?
33
ep 31 - Kecemburuan Istri Kedua
34
ep 32 - Morgan
35
Ep 33 - Kecemburuan Yusuf
36
ep 34 - Car Free Day
37
35 - Getaran yang tak Biasa
38
ep 36 - Dua Garis Merah
39
ep 37 - Sang Pelangi
40
ep 38 - Perceraian.
41
ep 39 - Kamukah Jodohku?
42
ep 40 - Maafkan!
43
ep 41 - Move On
44
ep 42 - Kecemburuan Morgan
45
ep 43 Pindah Rumah
46
ep 44 - Masih Mencintai
47
ep 45 - Berubah
48
ep 46 - Harus Seiman!
49
ep 47 - Hari Ulang Tahun Yusuf
50
ep 48 - Salah Paham
51
ep 49 - Lamaran Kak Rangga
52
ep 50 - Sesak Di Dada
53
ep 51 - Hafidzah melahirkan
54
ep 52 - Pertemuan di Pernikahan Kak Rangga
55
ep 53 - Jika Aku Menjadi Mu'alaf?
56
ep 54 - Ajari Aku Islam
57
ep 55 - Perkenalan dengan Bu Angel
58
ep 56 - Lomba Hafidz Al-Qur'an
59
ep 57 - Juara Tahfidz Al-Qur'an
60
ep 58 - Belum Move On
61
ep 59 - Mu'alaf
62
ep 60 - Tak Ada Restu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!