"Libur telah tiba hore! " di perjalanan menuju ke rumahku, aku nyanyi-nyanyi karena saking senangnya rasanya aku ingin cepat-cepat sampai di rumah.
Di pertengah perjalanan menuju ke rumah aku melihat Nenek-nenek yang sangat tua ingin nyebrang, ah rasanya sangat berdosa jika aku tidak menyebrangkannya.
"Sini Nek, biar saya bantu menyebrang...!"
"Terimakasih Nak, semoga kebaikan mu di balas oleh Allah..." kata Nenek sambil mengusap rambutku dan mendo'akan ku.
"Aamiin... Hati-hati Nek...!"
Setelah itu aku melanjutkan perjalanan menuju kerumah dan sesampainya di rumah aku melihat Ibu sudah berada di kursi depan rumah.
"Assalamuallaikum," aku mengucapkan salam sambil mencium tangan ibu.
"Waalaikumsallam," kata ibu menjawab salamku dengan wajah judesnya.
"Ca, Memangnya acara liburan itu wajib ikut apa...?" pertanyaan Ibu yang sangat sinis, sepertinya Ibu tidak mau liburan.
"I... Iya Bu," kataku gugup.
"Ya sudah sekarang kamu persiapakan kebutuhannya biar besok langsung berangkat."
"Be... Beneran, Bu?" kata ku dengan raut wajah bahagia.
"Aaaaaaaa terimakasih, Ibu," kataku sambil memeluk Ibu.
"Sudah-sudah jangan berlebihan...!"
Siang itu aku langsung pergi ke super market untuk membeli kebutuhan liburan besok, kemudian di tengah perjalanan aku bertemu dengan Satria.
"Raisa...!" Satria memanggilku dari ke jauhan dengan menggunakan Mobil mewah, tetapi aku pura-pura tidak mendengarnya.
"Raisa...!"
"Raisa...!" Satria terus memanggilku sampai-sampai dia menghampiriku.
"Raisa....!"
"Waalaikumsallam, kak," aku menoleh padanya dengan menjawab salam meskipun Satria tidak mengucapkan salam tapi sudah sepantasnya seorang Muslim Wajib mengucapkan salam.
"Maaf... Raisa, Assalamuallaikum," Satria mengulangi panggilannya dengan mengucapkan salam.
"Waalaikumsallam, ada apa Kak memanggilku?" aku mengajukan pertanyaan tapi aku tidak berani menatapnya.
"Kamu mau kemana, Raisa?" Satria bertanya padaku dan keluar dari mobilnya lalu mendekatiku.
"Mau ke super market beli keperluan untuk liburan besok," kataku sambil pergi tetapi Satria menahanku dan memegang tanganku.
"Tunggu Raisa...! mau aku antar...?"
"Maaf, Kak," Sambil melepaskan tangannya karena tidak seharusnya seorang muslim berpegangan tangan dengan yang bukan mahramnya.
"Oh Sorry!" kata Satria dengan muka memerah.
"Assalamuallaikum, Kak"
"Waalaikumsallam, aku harap kamu mau aku temanin, Raisa?" kata Satria terus mencegahku.
"Ya sudah kak, ayo kalau mau menemaniku...!" kataku terpaksa mengajaknya karena tak tega melihat wajah melasnya.
"Yes..."
Sepanjang perjalanan aku bercerita kepada Satria tentang persiapan liburanku sampai-sampai di pertengahan perjalanan ada seorang Kakek-kakek yang ingin menyebrang jalan, yah... seperti biasa aku memang tak pernah tega. Seperti biasa aku pasti menyebrangkannya.
"Ayo, Kek Saya bantu...!"
"Terimakasih Nona?"
"Iya sama-sama,Kek."
Sepertinya Satria kagum melihatku membantu kakek itu sampai-sampai wajahnya bengong.
"Suts... Suts..." aku melambaikan tangan ke wajahnya tetapi Satria masih bengong.
"Kak..."
"Kak..." Satria terkejut.
"Iya, Raisa..." Satria menjawabku dengan wajah memerah.
"Kenapa Kakak bengong aja, ayo...!" tanyaku penasaran.
"Iya, ayo...!" kata Satria.
"Raisa..." Satria mengagetkanku.
"Iya,Kak..."
" Kamu itu sempurna."
"Sempurna... maksud Kakak...?
"Iya Kamu itu sudah cantik, baik, suka menolong pula." kata Satria memujiku, ah aku jadi malu.
"Ah, Kakak bisa saja, di dunia ini tidak ada yang Sempurna, Kak." kataku sambil tersenyum.
Aku dan Satria terus bercerita sepanjang perjalanan sambil tertawa lepas.
"Memangnya kamu mau liburan kemana?"
tanya Satria sambil makan nasi goreng yang ada di dekat Super Market.
"Ke puncak gunung, Kak."
"Memangnya kamun kuat?"
"Belum tahu ini kemauan Ibu ku."
Sesampainya di rumah aku langsung masak sambil nyanyi-nyanyi dan menari-nari saking senangnya.
"Apaan sih berisik nyanyi-nyanyi mulu, norak tahu gak..." kata Kak Rangga dengan wajah menyindirku. tapi aku tidak ku hiraukan karena hal seperti ini sudah biasa.
Setelah Shalat Isa aku langsung tidur karena tidak mau besok kesiangan. Tetapi aku sebelum tidur aku tak lupa menelephone Delia untuk curhat rutianan hehehe.
Raisa : "Halo, Asslamuallaikum,"
Delia : "Iya halo Waalaikumsallam, gimana Ca persiapan liburan kamu?"
Raisa : "Iya sudah beres, aku mau cerita Del kalau aku tadi bertemu dengan Satria,"
Delia : "Apa....? terus-terus...!"
Raisa : "Nanti saja ceritanya ya, sekarang aku mau tidur dulu takut kesiangan,"
Raisa :" Assalamuallaikum," kataku mengakhiritelephonenya tidak jadi bercerita.
Delia : "Yah Caca... bikin penasaran saja kamu, Waalaikumsallam."
Pagi itu aku bangun jam tiga pagi langsung shalat Tahazud, setelah shalat Tahazud aku langsung siap-siap karena aku tak mau terlambat.
Allahuakbar... Allahuakbar...
Allahuakbar.. Allahuakbar...
Suara Adzan subuh berkumandang
Kukuruyuk...
Ayam pun telah bersuara itu artinya hari sudah pagi.
Sesampainya Waktu Subuh aku langsung melaksanakan Shalat subuh.
"Ya Allah, berikan Hamba dan Ibu hamba keselamatan dalam menjalankan liburan kami, Ya Allah, dan setelah menjalankan liburan bukakan lah pintu hati Ibu hamba agar Ibu bisa berubah menjadi Ibu yang menyayangiku. Aamiin" Do'a ku setelah melaksanaka Shalat.
"Ibu..." Aku membangunkan Ibu.
"Iya Ca, Ibu siap-siap..."
Ah.. rasanya aku tak sabar ingin cepat-cepat sampai du gunung saja. Menikmati pemandangan yang begitu indah bersama Ibu tercinta.
Dred... Dred...
suara nada getaran ponsel. Ku lihat pesannya tapi tak tau dari siapa karena tidak ada namanya.
Satria : "Assalamualaikun, Raisa," Isi pesannya.
Raisa : "Waalaikumsalam." aku membalas salam pesan itu.
Satria : "Selamat pagi, Raisa..." Pesan yang ke dua tetapi tidak ku balas hanya di lihat saja.
"Siapa sih..." gumamku.
Satria : "Raisa...?" pesan yang ketiga.
Satria : "Aku Satria." Apa... Satria darimana Satria mempunyai nomer ponselku...? ini pasti dari Delia aku harus menghubungi Dia.
Satria : "Halo..." Satria menghubungi Delia.
Delia : "Iya, Sat..." Delia menjawab Telepon Satria.
Raisa : "Nomer yang anda tuju sedang sibuk..."
"Loh ko sibuk sih... ya sudah deh nanti saja kalau ketemu Delia," gumamku.
Kembali ke Satria menghubungi Delia.
Satria : "Del, kok Raisa tidak menjawab pesanku ya...?"kata satria.
Delia : "Ya elah Sat... Sabar dong...! buru-buru amat. Mau kemanasih...?" kata Delia sambil ketawa-tawa.
Satria : "Sepertinya Raisa tidak menyukaiku, Del...?" kata Satria mulai tidak percaya diri.
Delia : "Ya elah Sat... Jangan pesimis gitu kali...! semangat dong...! Raisa hanya belum mengenal kamu." kata Delia memberi semangat kepada Satria.
Satria : "Gitu ya, Del...?" kata Satria dengan nada lemas.
Delia : "Iya, Sat... santai aja kali nanti ku bantu. Udah dulu Sat aku mau berangkat sekolah dulu... takut telat." kata Delia mengakhir Telepon Satria.
Satria : "Iya, Thank you."
Di sepanjang perjalanan aku bernyanyi-nyanyi karena saking senangnya bisa berangkat liburan bersama Ibu.
Ditengah perjalanan ada pesan dari Satria.
Satria : "Selamat liburan Raisa..." Pesan ke satu.
Satria : "Pasti kamu sedang bahagia, ya?" pesan ke dua.
Satria : "Semangat liburnya disana! Jangan banyak mikirin aku, ya...! hehe..." pesan ketiga.
"Ih, apaan sih Satria... Pede banget." Gumamku sambil nyengir.
Sesampainya di gunung aku melihat pemandangan yang begitu indah dan disana aku mengambil foto-foto.kemudian aku pamit ke Ibu sebentar untuk ke kamar mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
⊰⊹Rose Bread⊰⊹
jadi pengen muncak, sama temen2 bakar panci😢
2020-07-28
0
melniss
mantappp!! kak btw kasih krisan untuk novelku dunk "Ketika Adzan Menyentuh Hatiku"
2020-07-06
0
Hana Me
mantapp, Thor
2020-06-26
0