Gelisah

Thanks buat reader yang masih mau membaca karya author.

...Love u all....

...----------------...

******

"Sore Mam, maaf ya Nia baru pulang."

"Sore sayang, kok nggak ngabarin mama, dari mana aja syg?"

"Maaf Mam, tadi Nia anterin teman Nia ke kosnya."

"Emang kosnya di mana sayang, teman kamu siapa sayang?"

"Teman baru Nia Ma, namanya Rosa, dia ngekos dekat sini juga, itu loh Mam di kos-kosan Bu Romlah."

"Oh ia sayang ya udah, sana ganti terus mandi, lalu makan ya, mama siapin makanannya dulu," Bu Laura beranjak ke dapur.

"Ok Mam. Nia ke kamar ya," Rania menjawab sambil menaiki tangga menuju kamar.

Rania melempar tasnya ke tempat tidur, melepas sepatu dan beranjak ke kamar mandi.

Segaarrrnyaaa kalau udah habiis mandii, Rania beranjak menuruni tangga menuju meja makan, di sana ada mamanya sudah menunggu Rania.

"Sini sayang makan dulu, nih udah mama siapin."

"Thanks Mam."

Rania menyantap makanan dengan tenang, tapi kemudian ia ingat apa yg terjadi hari ini. Rania berniat untuk menanyakan pada mamanya, mungkin saja mamanya tau kan?

"Mam, Nia mau nanya boleh?" Rania melihat mamanya.

"Boleh sayang, mau nanya apa emangnya?" Bu Laura memperhatikan anaknya.

"Eeehhmmmm... Gini Mam."

Sambil mengunyah makanan, Rania bingung dan berpikir akan mulai dari mana ceritanya.

"Apa sayang, katanya mo nanya, kok malah diam."

"Eh, ia Mam... Oyah Mam, tadi di sekolah Nia ngeliat sesuatu yang harusnya selama ini nggak pernah Nia liat, Nia Ngeliat hantu Mam."

"HANTU?" mamanya kaget bukan main, karena emang Bu Laura tidak terlalu percaya hal-hal seperti ini..

"Ia Mam, makanya Nia bingung, selama ini nggak pernah tu Nia liat ke beginian, kok tiba-tiba tadi di sekolah Nia bisa lihat. Apa keluarga kita ada yang mempunyai kelebihan seperti itu Mam?"

"Ehhmm, kalau dari mama sendiri, setau mama nggak ada sayang, mungkin nanti coba kamu tanyakan sama papa kamu."

"Ok deh Mam, nanti aku tanyakan ke Papa, kalau Papa udah pulang."

Karena Rania sudah selesai makan, ia beranjak ke kamar, ah mendingan dia chat Rosa aja deh sama Lany sekalian, begitu pikirnya.

Rania melangkahkan kaki menuju kamar, sampai di kamar, kok tiba-tiba Rania ngerasa ada yang ngeliatinnya dari jauh, merinding banget rasanya, padahal masih sore..

Rania duduk lalu ngechat Lany sama Rosa, biar lebih afdol ia mulai berpikir kenapa nggak buat group aja untuk mereka bertiga ye kan.

Rania memulai dengan nama group "Trio somplak."

Rania mulai memasukan nomor Lany dan Rosa .

♡ Chat room trio somplak ♡

"Hay guys."

Lany : Woyyy. Gini amat nama groupnya, hahahahah

Rosa : Hhahhahaha.. ada-ada aja kamu Nia.

"Oyah guys, gue tu mo cerita, ini di kamar gue kok tiba-tiba merinding sendiri ya?"

Lany : Hahaha hayyoookk awas ada hantu.

Rosa : Udah tenang aja Ran, nggak usah takut, btw kalian lagi ngapain ni.

"Lagi chat-chatan di group trio somplak, hahahaha"

Rania dan Lany sama-sama mengirim teks seperti itu di group.

Rosa : Hahahahah. Bisa aja kalian mah.

"Udah ya guys, aku mau nemuin Papa dulu, nanti kita lanjut lagi, bye-bye syantik ku berdua, hahahah.

Lany & Rosa : Hhhhhhahahaha lebay.

"Chat room end"

Rania berniat menemui papanya di ruang tamu, karena Pak William sudah pulang kantor, ia akan menanyakan perihal dirinya yang bisa melihat hantu.

"Hay Pa, lagi ngapain?" basa basi Rania.

"Hay sayang, nggak kok, papa lagi duduk aja sambil ngopi. ada apa sayag?"

"Ehmm. Mama di mana Pa, kok nggak sama Papa di sini?"

"Oh, Mama di taman sayang, ngurus bunga-bunga kesukaan Mama, biasalah hehehe," kata Pak William sambil tersenyum ke arah Rania putrinya.

"Oyah Papa, Nia mau nanya boleh?"

"Anak papa yang cantik ini mo nanya apa?"

"Pa, dari keluarga Papa, ada nggak yang punya kelebihan, melihat makhluk yang nggak biasa dilihat mata telanjang manusia pada umumnya."

"Hhhhmmmmm.. Bentar ya, papa ingat-ingat dulu," Pak William mulai dengan gaya sok berpikir.

"Ah, ia syg setau papa, Nenek kamu mempunyai indra keenam, atau yang biasa disebut indigo."

"Nenek?"

Tapi sayang, Rania tidak mengingat dengan benar wajah neneknya, soalnya nenek Rania sudah meninggal sejak ia masih bayi, dan foto neneknya nggak ada, karena nenek Rania nggak suka berfoto kata papanya.

"Oyah Pa, tadi di jalan ke sekolah, Nia nolongin seorang nenek. Kok Nia jadi kangen nenek Nia ya." Rania meneteskan air matanya.

"Cup cup cup, jangan nangis dong sayang, nenek Nia udah bahagia di surga, walaupun waktu nenek ninggalin Nia, Nia msh bayi, usia 6 bulan. Tapi Nia harus tau, kalau nenek sayang banget sama Nia, Nia harus selalu doain nenek ya, biar nenek bahagia di surga." Pak William berucap sambil menghibur anaknya.

"Nenek itu ciri-cirinya seperti apa sih pa?" Rania penasaran sama neneknya.

"Nenek kamu orangnya baik sekali, cantik, punya lesung pipi dan tahi lalat ada pada ujung mata bagian kiri."

Deg.

Dalam hati Rania berucap.

"Kok persis kayak nenek yang tadi ia bantuin di jalan ya, ah tapi masa ia sih."

"Sayang, kok diam?" papanya mengagetkan Rania yang asik berpikir..

"Oyah Pa, tadi nenek-nenek yang Nia bantu kok ciri-cirinya persis kayak nenek Nia yg Papa jelasin sih, dan 1 lagi Pa, tadi nenek yang Nia tolongin, ngasi Nia gelang ini," Rania menunjukan gelang yang ada pada pergelangan tangannya.

Pak William Kaget melihat gelang yang dipakai Rania.

"Sayang, itu gelangnya kok sama persis kayak punya nenek kamu?" kata papanya.

"Ah, masa sih Pa," Rania msh bingung dengan ini semua.

"Ia sayang, masa papa bohong sih. Jangan-jangan nenek emang sengaja nemuin kamu buat ngasih gelang itu sayang, dari tadi kamu nanya, emang kenapa sih sayang, ada apa?"

"Jadi gini Pa, tadi di sekolah, tiba-tiba aja Nia bisa ngeliat hantu, padahal kan selama ini Nia nggak pernah liat."

"Hmmm sepertinya dugaan papa benar, nenek sengaja nemuin kamu, memberikan gelang itu ke kamu, sebagai pelindung kamu. Juga karena kamu sudah 17 tahun, mungkin udah saatnya mata batin kamu terbuka," jelas Pak William.

Rania mendengarkan apa yang papanya jelaskan, kata papanya memang akan ada yang mewarisi kelebihan seperti yang neneknya miliki..

Tapi papanya nggak nyangka bakalan Rania-lah orangnya, cucu nenek. Tapi Pak William juga berpesan agar Rania jangan takut sama makhluk yang mungkin mengganggu aku kedepannya.

Asal selalu mengandalkan Tuhan, pasti semuanya akan baik-baik saja, begitu kata papanya.

"Papa, Nia... Serius amat ngobrolnya."

Mama datang dari taman dan ikutan duduk di sofa sama Rania dan Pak William.

"Ini Mam, anak kita Nia, ternyata dia yang terpilih mewarisi kelebihan seperti Ibu. Semoga dia ikhlas dan nggak takut."

"Oh, jadi Ibu punya kelebihan seperti itu Pa?" tanya Bu Laura.

"Ia Ma, dan sekarang Nia yang mewarisinya, Nia sayang, kamu nggak apa-apa kan?" Tanya papanya.

Khawatir Rania nggak akan mau nerima kelebihan ini.

"Ma, Papa. Nia nggak apa-apa kok, Nia ikhlas, mungkin emang ini takdir Nia. Semoga Nia bisa lebih baik kedepannya dan selalu andalkan Tuhan."

"Ternyata anak papa sama mama makin dewasa," kompak papa dan mamanya.

Rania membalasnya dengan senyuman, ia yakin dibalik semua ini ada hikmah, ada tujuan Tuhan dalam hidupnya.

Akhirnya Rania mulai tenang, sedikit banyak ia sudah tau, akan seperti apa kira-kira kehidupan yang akan ia jalani selanjutnya ..

...----------------...

Gomawo/Terimkasih.

Terimakasih udah baca novelnya Nunna.

Tuhan Yesus memberkati.

Jangan lupa dukungannya buat author ya.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Ahmad Haidir

Ahmad Haidir

salam toleransi ya Thor,,, dari agama Islam 🙏🙏🙏

2022-06-09

0

lihat semua
Episodes
1 Mata Batin Ku ⊙.
2 Tentang Rosa
3 Gelisah
4 Penjaga Warisan Nenek
5 Memberitahu Lany
6 Cewek Penghuni Sekolah
7 Rosa Pindahan dan Sedikit Gangguan
8 Kak Dani
9 Memulai Penyelidikan Tentang Ningsih
10 Makhluk Menyeramkan Itu
11 Penyelidikan II
12 Diary Ningsih
13 Akhir Kisah Ningsih
14 Persiapan Menjelang Liburan
15 Holiday in Puncak
16 Penemuan Mayat Seorang Gadis
17 Orang Misterius
18 Menggagalkan Penculikan Wati
19 Ki Jarwo
20 Mencari Bukti
21 Penangkapan Ki Jarwo
22 Malam Terakhir di Villa [ Di Tembak ]
23 Sosok Hantu Faisal
24 Menyampaikan Pesan Hantu Faisal
25 Tembok Yang di Cakar.
26 Penguntit dan Sosok Anak Kecil
27 Dinner with kak Dani
28 Teror dan Kembali ke Sekolah
29 Makhluk Tanpa Kepala
30 Laki-laki Dari Masa Lalu
31 Teror Untuk Mama Laura
32 Menghadapi Makhluk Peneror
33 Serangga Pengganggu
34 Paket Misterius
35 Menjelaskan Pada Mama
36 Perencanaan Camping
37 Sosok Tuti yang Malang.
38 Menemui Sang Ibundanya Tuti
39 Ambisi Yang tak Pernah Padam
40 Rencana Licik Pak Teguh
41 Menyelesaikan Masalah Mimpi Buruk Sang Mama
42 Sedikit Peringatan Untuk Teguh
43 Pernyataan Cinta George
44 Pelet yang Gagal
45 Menemukan Petunjuk
46 Camping Hari Pertama
47 Ke Mall Bersama Nyonya Laura
48 Hilangnya Weny
49 Mencari Weny
50 Melawan Mrs G, dan Miss Wewe G, Penunggu Pohon Tua
51 Weny di Temukan
52 Api Unggun & Rencana Licik George
53 Surprise Dani untuk Nia
54 Kampus
55 Makhluk usil
56 Bunda Laura Hilang
57 Mendapat Petunjuk dari Aritana
58 Mencari Bunda Laura
59 Membebaskan Bunda Laura
60 Menjebak Teguh [ Akhir Kisah Teguh ]
61 Dinner Romantis Nia dan Dani
62 Kebahagiaan Nia
63 PENGUMUMAN
64 Cowok Populer di Kampus
65 Kejadian di Kampus Pagi Ini
66 Bertemu Pak Dosen di Bioskop
67 Gangguan Sosok penuh Dendam
68 Pertemuan Dua Keluarga, Calon Besan
69 Penyelidikan Tentang Santi Part 1
70 Penyelidikan part II
71 Penyelidikan Part III (Membuntuti Pak Rio)
72 Meringkus Pak Rio
73 Pertunangan Nia dan Dani ( End )
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Mata Batin Ku ⊙.
2
Tentang Rosa
3
Gelisah
4
Penjaga Warisan Nenek
5
Memberitahu Lany
6
Cewek Penghuni Sekolah
7
Rosa Pindahan dan Sedikit Gangguan
8
Kak Dani
9
Memulai Penyelidikan Tentang Ningsih
10
Makhluk Menyeramkan Itu
11
Penyelidikan II
12
Diary Ningsih
13
Akhir Kisah Ningsih
14
Persiapan Menjelang Liburan
15
Holiday in Puncak
16
Penemuan Mayat Seorang Gadis
17
Orang Misterius
18
Menggagalkan Penculikan Wati
19
Ki Jarwo
20
Mencari Bukti
21
Penangkapan Ki Jarwo
22
Malam Terakhir di Villa [ Di Tembak ]
23
Sosok Hantu Faisal
24
Menyampaikan Pesan Hantu Faisal
25
Tembok Yang di Cakar.
26
Penguntit dan Sosok Anak Kecil
27
Dinner with kak Dani
28
Teror dan Kembali ke Sekolah
29
Makhluk Tanpa Kepala
30
Laki-laki Dari Masa Lalu
31
Teror Untuk Mama Laura
32
Menghadapi Makhluk Peneror
33
Serangga Pengganggu
34
Paket Misterius
35
Menjelaskan Pada Mama
36
Perencanaan Camping
37
Sosok Tuti yang Malang.
38
Menemui Sang Ibundanya Tuti
39
Ambisi Yang tak Pernah Padam
40
Rencana Licik Pak Teguh
41
Menyelesaikan Masalah Mimpi Buruk Sang Mama
42
Sedikit Peringatan Untuk Teguh
43
Pernyataan Cinta George
44
Pelet yang Gagal
45
Menemukan Petunjuk
46
Camping Hari Pertama
47
Ke Mall Bersama Nyonya Laura
48
Hilangnya Weny
49
Mencari Weny
50
Melawan Mrs G, dan Miss Wewe G, Penunggu Pohon Tua
51
Weny di Temukan
52
Api Unggun & Rencana Licik George
53
Surprise Dani untuk Nia
54
Kampus
55
Makhluk usil
56
Bunda Laura Hilang
57
Mendapat Petunjuk dari Aritana
58
Mencari Bunda Laura
59
Membebaskan Bunda Laura
60
Menjebak Teguh [ Akhir Kisah Teguh ]
61
Dinner Romantis Nia dan Dani
62
Kebahagiaan Nia
63
PENGUMUMAN
64
Cowok Populer di Kampus
65
Kejadian di Kampus Pagi Ini
66
Bertemu Pak Dosen di Bioskop
67
Gangguan Sosok penuh Dendam
68
Pertemuan Dua Keluarga, Calon Besan
69
Penyelidikan Tentang Santi Part 1
70
Penyelidikan part II
71
Penyelidikan Part III (Membuntuti Pak Rio)
72
Meringkus Pak Rio
73
Pertunangan Nia dan Dani ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!