Part 4

Dara masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dara berjongkok di makam Setyo, matanya tak berkedip melihat batu nisan bertulis nama Setyo.

"Ga mungkin hiks hiks hiks... kenapa kamu pergi begitu cepat.. hiks hiks hiks... Kamu jahat Tyo... jahat... "ucap Dara sembari terus menangis di makam Setyo sembari tertunduk mencengkeram tanah makam yang masih basah. "

"Dara, sebaiknya kita pulang. Karena sebentar lagi waktu telah petang, pasti kamu sudah ditunggu sama keluargamu "ajak Rendy mencolek bahu Dara. "

"Tyo..aku pulang dulu ya.. kamu baik baik di sana.. besok pasti aku datang lagi kemari untuk jenguk kamu "ucap Dara masih terus meneteskan air mata. "

Dengan sangat berat, Dara bangkit dari jongkoknya meninggalkan makam Setyo.

Selama perjalanan pulang, Dara hanya diam saja tak berucap apapun. Pikiran Dara menerawang jauh di awang awang mengingat kebersamaanya dengan Setyo.

"Kenapa Tuhan.. Kau ambil dia begitu cepat... "gerutu Dara masih meneteskan air mata. "

"Dara, sudahlah. Ikhlaskan kepergian Setyo, bukan cuma kamu yang merasakan kesedihan. Kami sekeluarga juga merasa sangat kehilangan Setyo "ucap Rendy sang kaka dari almarhum Setyo. "

Dara tak berucap apapun, hanya berjalan dengan pikiran kosong.

Tak terasa langkah Dara dan Rendy telah sampai di depan mobil Rendy. Rendy segera membukakan pintu mobilnya.

Darapun masuk dalam mobil Rendy,dan Rendy segera mengemudikan mobinya mengantarkan Dara langsung pulang ke rumahnya.

Tak berselang lama, sampailah mobil Rendy didepan gang besar menuju rumah kontrakan orang tua Dara.

Dara turun dari mobil Rendy dengan suasana hati yang tak menentu.

"Ka,makasih ya sudah antar Dara pulang "ucap Dara tersenyum kecut pada Rendy. "

"Iya Dara sama sama "jawab Rendy dengan senyum manisnya. "

Setelah itu barulah Rendy menyalakan mesin mobilnya dan melajukannya kembali menuju jalan pulang.

Sementara Dara mendapat cibiran tetangga kanan kiri. Segerombolan emak emak yang sedang ngerumpi.

"Eh Dara, diantar siapa kamu barusan?? Jangan jangan kamu jadi simpenan om om ya??!!"cibir mpo Kokom. "

"Ya, padahal anakku yang sekelas dengan Dara sudah pulang beberapa jam yang lalu "cibir bu Mimin menatap Dara sinis. "

"Orang tuanya kan terlilit hutang, jadi ya bener itu barusan sama om om "cibir mpo Nuri. "

Dara mengepalkan tinjunya dan menahan rasa geram,sembari menatap mereka satu persatu dengan tatapan tajam.

Perlahan tapi pasti Dara mendekati mpo Nuri. Mencengkeram kerah baju mpo Nuri.

"Coba katakan lagi yang barusan mpo katakan!! "bentak Dara sembari melotot pada mpo Nuri dengan satu tangan masih mencengkeram kerah baju mpo Nuri. "

"Emang saya takut sama bocah ingusan sepertimu ??!!!Emang bener kan, orang tuamu itu terlilit hutang ga bisa bayar??!! "sindir mpo Nuri melirik sinis pada Dara. "

"Dengar ya mpo, jika sekali lagi mpo hina orang tuaku. Mpo akan merasakan yang lebih dari ini!! "ancam Dara melotot pada mpo Nuri. "

Sementara dari jauh, terlihat ibunya Dara berlari lari menghampiri Dara.

"Dara, jangan seperti ini nak. Lepasin cengkeramanmu ini. Ga baik berbuat seperti ini"tegur bu Ranti mencoba melepaskan tangan Dara yang masih saja mencengkeram kerah baju mpo Nuri. "

Namun Dara begitu kencang mencengkramnya, hingga bu Ranti tak bisa melepaskannya.

Tiba tiba Dara berucap.

"Ibu ga usah belain orang kaya dia!! Dia sudah hina ibu, Dara ga terima bu!!"cebik Dara dengan emosi yang meluap luap. "

Sementara bu Mimin dan mpo Kokom tak berani berkata apa apa lagi.

"Dara, apa kamu sudah lupa pesan terakhirku?? Janganlah kamu bersikap kasar, jadilah wanita yang lemah lembut ."

Suara yang tak asing bagi Dara, ya suara Setyo. Hingga Dara perlahan lahan melepaskan cengkeraman tangannya di baju mpo Nuri.

Dara berlalu pergi begitu saja dari hadapan ibunya dan mpo Nuri.

Sementara ibu Ranti meminta maaf pada mpo Nuri.

"Maafkan anak saya ya mpo?? "ucap bu Ranti sembari menangkupkan kedua tangannya. "

"Tidak akan saya maafkan!! Ajari anakmu tata krama dan sopan santun yang benar!! "ucap sinis mpo Nuri. "

Bu Ranti bergegas pulang, menyusul Dara.

Setelah sampai di rumah, bu Ranti sangat marah pada Dara.

"Dara... Dara.. "bu Ranti memanggil manggil Dara. "

"Ada apa bu, teriak teriak?? Dara mau mandi "tanya Dara yang berada di batas pintu kamar mandi.

"Perbuatanmu itu sudah bikin malu ibu, tahu ga!! "bentak bu Ranti melotot pada Dara. "

Kebetulan sekali ayah Dara baru saja pulang dari bengkel. Cape cape pulang ingin istirahat, malah disuguhi pemandangan yang sungguh tak enak.

"Bu, ada apa si?? Sebentar lagi maghrib loh bu. Marah marah seperti itu. Bapak itu lagi cape banget, pulang harusnya disuguhi kopi dan senyuman istri serta anak. Ini malah disuguhi omelan"sindir pak Rinto menghela nafas panjang sembari menyandarkan punggungnya di sofa. "

"Ini pak, Dara sudah bikin malu kita. Barusan tingkahnya itu ga sopan sama mpo Nuri!! " ibu Ranti mengadu pada suaminya. "

"Emang ga sopannya bagaimana bu? "tanya pak Rinto menyelidik. "

"Cengkeram kerah baju mpo Nuri sambil melotot ke mpo Nuri pak! "jawab bu Ranti geram. "

"Masa kamu masih ga tahu sifat anakmu bu?? Dara tidak akan berbuat seperti itu, jika tidak di dahului dulu bu "ucap pak Rinto. "

"Loh, kok bapak malah belain Dara?? Harusnya kalau anak ga benar ya dinasehatin. Kalau melenceng dilurusin "cebik bu Ranti protes. "

"Apa kamu sudah tahu bu, kenapa Dara berbuat kasar sama mpo Nuri? "tanya pak Rinto menatap bu Ranti. "

"Kata Dara, mpo Nuri hina kita pak "jawab bu Ranti singkat. "

"Ya kan berarti Dara ga salah bu. Kaya ibu ga tahu saja mulutnya mpo Nuri? "cebik pak Rinto."

"Dara, emang mpo Nuri ngomong apa ke kamu nak? "tanya pak Rinto menyelidik. "

Darapun menceritakan awal mula terjadi keributan. Dari Dara diantar oleh kaka almarhum Setyo.

Sampai di bully jadi simpanan om om. Dibilang karena orang tua terlilit hutang,sampai Dara yang rela jadi simpenan om om.

"Bu, kamu sudah dengar?? Sekarang ayah tanya, setelah ibu dengar seperti itu. Apa ibu masih menyalahkan Dara? "tanya sang ayah pada bu Ranti. "

Bu Ranti hanya terdiam, tak terasa matanya berkaca kaca.

"Dara, ibu minta maaf ya nak. Harusnya ibu belain kamu, bukan malah memojokanmu seperti tadi "ucap ibu menatap sendu pada Dara. "

"Ibu ga salah, jadi ga perlu minta maaf. Dara sudah biasa dihina teman sekolah, tetangga itu ga apa apa. Tapi Dara ga rela jika ayah dan ibu dihina orang. Kalian berdua adalah pahlawanku,pahlawan tanpa tanda jasa "ucap Dara agak sedikit diselingi candaan supaya ibunya tak bersedih lagi. "

😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

setuju sama pak Rinto, lagian udah tau Mpok niri yang salah, Ranti kok malah nyalahin dara. hummmm

2021-12-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!