Pagi itu adalah hari pertama Leni dengan pekerjaan barunya sebagai seorang sekretaris. Ia sudah bersiap sejak subuh, karena ia tak ingin terlambat di hari pertamanya bekerja. Pukul 05.15 ia sudah sampai di rumah Revan. Tukang kebun yang sedang menyirami bunga pun segera membukakan gerbang setelah Leni memencet bel rumah itu.
Leni begitu terpana melihat rumah besar di hadapannya.
"Ini sih 100 kali lipat lebih besar dari rumahku..." batin Leni. Tapi ia langsung berusaha menguasai dirinya.
"Selamat pagi Neng..Anda sekretaris Tuan Revan kan?semalam tuan memberi tahu bapak,kalau ada yang datang pagi oagi suruh langsung masuk aja.." kata tukang kebun itu.
" Selamat Pagi Pak..saya Leni sekretarisnya Tuan Revan.Bapak namanya siapa?" tanya Leni.
"Panggil saja saya Pak Nanang Neng..silahkan langsung masuk aja Neng.." kata Pak Nanang
"Iya Pak...permisi" kata Leni.
Leni langsung masuk rumah, ia sudah diaambut oleh pelayan di rumah Revan.
"Selamat Pagi..Mbak Leni langsung naik saja...Tuan baru saja pulang jogging Mbak.." kata pelayan itu.
"Iya Bu..saya permisi dulu." kata Leni membungkukkan badan sedikit.
" Wah...sekretaris Tuan Muda cantik banget ya..Nis..sopan lagi orangnya"kata pelayan yang bernama Siti.
"Iya Bu Siti..cocoknya sih jadi istrinya Tuan aja..udah cantik,baik lagi..nggak kaya Non Jeni itu..pecicilan belum jadi nyonya aja udah sok banget..amit amit deh.." kata Anis.
"Ehm...jangan keras keras nanti kalau Tuan dengar bisa dipecat kita.." kata Bu siti.
"Ehm...." Suara deheman mengalihkan pembicaraan Bu siti dan Nisa.
"Eh...Tuan..maaf Tuan tadi mbak Leni sudah datang saya suruh langsung ke atas." kata Bu Siti.
"Hmmm....jangan nggosip terus.Dosa"kata Revan sambil berlalu meninggalkan dua pembantunya itu. Mereka pun melanjutkan pekerjaan mereka.
Di kamar Revan dengan cekatan Leni membersihkan tempat tidur Revan. Setelah itu Ia langsung mempersiapkan stelan Jas dan kemeja yang berada di walk in closet. Tak lupa ia menyiapkan dasi, sepatu dan kaos kakinya. Instruksi dari Revan semalam ia lakukan dengan seksama.
"Selamat pagi Pak..air mandinya sudah saya siapkan. Baju Bapak juga sudah saya siapkan." kata Leni.
"Hmmm...terimakasih.Tunggu aku dibawah, kita akan sarapan bersama."kata Revan.
"Maaf Pak..saya sudah sarapan dirumah.Saya akan menunggu Anda di bawah." kata Leni dengan sopan.
" Hmm.." jawab Revan singkat.
" Cih...dasar manusia batu!" kata Leni dalam hati.
Leni menunggu Revan yang sedang serapan di ruang tengah sambil membaca majalah yang ada di meja itu.
"Ehm..." Leni yang mendengar Revan berdehem segara berdiri.
"Ayo berangkat." kata Revan. Leni pun mengangguk dan mengikuti Revan di belakangnya.
Saat masuk mobil Leni membuka pintu belakang.
"Leni..saya bukan supir kamu. Duduk di depan!" perintah Revan.
Leni pun langsung duduk di samping Revan. Sepanjang perjalanan ke kantor tak seorangpun dari mereka yang membuka pembicaraan. Leni melihat sekilas jadwal Revan hari ini.Agar nanti saat Revan menanyainya ia tidak lupa.
"Apa Jadwal saya hari ini" tanya Revan.
"Pukul 10 pertemuan dengan perwakilan GBS group untuk membicarakan proyek pembangunan apartemen di kota D pak...setelah itu anda dijadwalkan untuk makan siang bersama Tuan Freederich dari Paris dan dilanjutkan meeting untuk membahas perkembangan proyek di Paris. Untuk pertemuan di luar hanya itu Pak...Selebihnya tidak ada jadwal untuk nanti sore."Jelas Leni tanpa melihat catatan sedikitpun.
"Hmm......cukup melelahkan."Kata Revan sambil membuang nafas.
30 menit kemudian mereka sampai di gedung utama Rex corp. Revan langsung membawa Leni mejanya yang depat berada dipintu ruangannya
" Leni tempatmu disini aku akan memanggilmu menggunakan tombol merah ini jika aku membutuhkanmu." kata Revan.
" Iya Pak...saya mengerti." jawab Leni sambil membungkukkan badannya sedikit.Revan pun masuk ke ruangannya.
"Hufft.....aku jadi gugup banget ya..." kata Leni setelah kepergian Revan.
Hari itu, Leni mendampingi Revan kemanapun ia pergi. Ia sedikit berlari kecil karen kewalahan mengikuti langkah lebar Revan. Hingga tak sengaja terpeleset dan...
" Loh..kok nggak jatuh dilantai.." batin Leni ketika ia membuka mata, ia sudah melihat wajah Revan di depan matanya. Ternyata Revan telah menangkap tubuh Leni yang hampir terjatuh. Seketika jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya.
" Maaf Pak...." kata Leni berusaha mengendalikan keadaan.
"Makanya hati hati.." kata Revan yang sebenarnya juga merasakan hal yang sama.
Leni pun melanjutkan perjalanannya mengikuti Revan.
"Len..mulai nanti sore kamu mulai Les bahasa Korea. Saya sudah menghadirkan guru Les untukmu. Dalam satu bulan kamu harus sudah menguasai bahasa korean dengan baik."Kata Revan.
"Oh ya perlu kamu ketahui, ibukku asli orang korea selatan. Dan ia mempunyai bisnis butik disana, Jadi kita akan sering pergi ke sana nantinya." Lanjut Revan.
"Iya pak.."kata Leni dengan sopan.
"Pantes muka dia oppa oppa banget...wajarlah emaknya orang korea....hadeehhh...beruntung banget bisa kerja bareng oh sehun walauoun cuma KW"batin Leni sambik cekikikan.
"Leni...what happened with you? why you laugh suddenly?ada yang lucu?"kata Revan sambik mengerutka dahi.
"It doesn't matter Sir...I only remember something.I'm sorry Sir" kata Leni salah tingkah.
Revan hanya menggeleng.
"Uuuhhhh....sehun oppa KW....gantengnya nggak ketulungan..."batin Leni tanpa sadar sudah memukul mukul bahu Revan dengan kedua tangannya dengan gemas.
"LEENNII!!apa kamu sudah gila?? tanpa sebab kamu mukulin saya?Mau saya pecat sekarang juga,Hah?"teriak Revan yang kesal karena sikap Leni yang begitu aneh.
"Maaf pak..saya kelepasan...saya mohon jangan pecat saya." kata Leni memelas.
"Aduh..kenapa sih pake kelepasan aegyo segala....kan jadi malu..."batin Leni. Kini mukanya sudah memerah karena malu.
"Lain kali jangan diulangi lagi, akan sangat memalukan jika tingkahmu seperti itu di depan klien." kata Revan menatap Leni dengan tajam.
" Iya Pak..maafkan saya" kata Leni sambil terus menunduk.
" Len..muka kamu...merah banget..Kamu demam?" kata Revan.
" Tttiidak Pak..saya permisi dulu ke toilet." kata Leni. Ia langsung berlari ke toilet setelah mendapat anggukan dari Revan.
"Ck...gadis aneh.." kata Revan sambil tersenyum tipis. Ia pun kembali ke ruangannya.
Di toilet, Leni berusaha menetralkan rasa malunya.
"Iihhh..malu malu malu...kamu ngapain sih Len pakai acara mukul mukul dia segala..malu maluin tau..bisa hancur reputasi kamu sebagai sekretaris jeniusnya CEO." kata Leni pada dirinya sendiri.
Ia terus menepuk nepuk kedua pipinya untuk menetralkan perasaannya. Beberapa karyawan yang melihat tingkah Leni memandang aneh padanya. Ia pun segera keluar dari toilet. Dan kembali ke meja kerjanya yabg berada di dwoan ruang CEO.
Tanpa Leni ketahui, Revan di dalam ruangan tertawa keras melihat rekaman CCTV yang memperlihatkan tingkah Leni.
Tanpa ia sadari, seorang wanita berpenamlilan seksi masuk ke ruangan Revan.
"Hai baby...kamu kelihatan seneng banget...." kata wanita itu.
"Jenni..Mau apa kamu kemari?"kata Revan langsung mengubah ekspresinya ke mode datar.
"Aku kangen banget Beib..sama kamu..jalan yuk..: kata Jeni dengan manja.
"Aku sibuk." jawab Revan singkat.
"Eh...tadi aja ketawa ketawa sekarang malah sibuk." kata Jeni langsung duduk di pangkuan Revan.
"Sekarang lebih baik kamu keluar. Aku mau kerja." Kata Revan sikapnya semakin dingin.
" Tapi Rev..masa jauh jauh aku datang cuma buat kamu anggurin.." kata Jeni.
Revan langsung berdiri dari posisinya dan
Bruukk..
Pantat Jeni langsung mendarat dengan sukses di lantai.
"aawww..Rev kamu tega jatuhin aku ke lantai?" kata Jeni yang kesakitan.
" Itu akibatnya kalau kamu keras kepala, sekarang keluar." kata Revan.
"Nggak Mau..." Jawab Jeni dengan ketus.
"LLEEEENNIIII!!!"""teriak Revan.
Leni pun masuk ke ruangan Revan.
"Ada apa Pak..apa ada yang bisa saya bantu" tanya Leni.
"Kenapa kamu ijinkan perempuan ini masuk ke ruanganku!Sekarang panggil security! Cepat!" Teriak revan frustasi.
"Iya..iya aku keluar...nggak usah panggil security buat ngusir aku!" kata Jeni sambil menghentakkan kakinya. Ia pun keluar dari ruangan Revan.
"Lain kali jika ada perempuan itu kesini, usir saja." kata Revan.
"Baik Pak.." jawab Leni sambil membungkukkan badan.
"Oh ya Len..apa hari sabtu kamu ada acara?"tanya Revan.
"Hari sabtu saya menghadiri acara pertunangan Jesslyn sahabat saya Pak..." jawab Leni.
" Kebetulan saya tadi mengajak kamu karena saya juga diundang kesana.Kita berangkat bersama." kata Revan.
"Iya Pak...saya terima tawaran Bapak." kata Leni dengan percaya diri.
" Eh..enak aja ..siapa yang tawarin kamu ikut. saya memerintah kamu" kata Revan.
"Iya pak..." kata Leni.
"Eh..yang ngajak siapa, yang marah marah siapa...dasar CEO aneh..untung Sehun Oppa KW..."batin Leni.
Ia pun kembali ke mejanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments