Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit, Sean tiba di Mansion Keluarga Astin. Ia masuk kedalam Mansion bertepatan dengan waktu makan malam. Papa Robbert dan Mama Ivanka telah menunggu Sean di ruang makan.
"Dari mana kamu ?" tanya Papa Robbert dingin.
"Markas Pa" kata Sean sembari menuangkan Soup kedalam mangkuk.
"Beneran kamu ke markas ?? Atau kamu sedang berbohong sayang?" tanya Mama Ivanka.
"Beneran dari Markas Ma.." jawab Sean sambil menyendokkan Soup kedalam mulutnya.
"Kamu habis kencan sama pacar kamu ya ??" tuduh Mama Ivanka. Sean terkejut dengan tuduhan Mama Ivanka hingga ia tersedak.
"Mama jangan ngarang" kata Sean dingin.
"Ngarang gimana ? Tante Merry sendiri yang bilang ke Mama, ada fotonya juga kok. Lihat ini Pa, pacar anak kita cantik banget loh" kata Mama Ivanka sembari menunjukkan ponselnya kepada Papa Robbert.
"Waa... ini kemajuan Ma.. hahahaha.." kata Papa Robbert meledek Sean.
"Dia bukan pacar aku Ma. Pacar aku cuma Gia, tidak akan pernah ada yang menggantikannya." jawab Sean kemudian berlalu meninggalkan ruang makan.
Sean menuju kamarnya untuk mandi dan tidur. Dibawah guyuran shower, fikirannya kembali terngiang Alexa yang tersenyum kepadanya. Ia mulai berhalusinasi melihat Alexa sedang memegang dada bidangnya sambil tersenyum cantik.
"Gue pasti sudah gila !!! bisa-bisanya gue berfantasi gila seperti ini" kata Sean kesal.
Sean menyudahi ritual mandinya sebelum otaknya berfikir semakin jauh. Ia merebahkan diri di tempat tidurnya hingga akhirnya tertidur.
Alexa masih terjaga hingga tengah malam. Ia tidak bisa tidur karena setiap ia menutup mata ada bayangan wajah Sean yang menatapnya.
"Ya Tuhan, gue sudah punya prince..kenapa hati gue bisa terbuka untuk orang lain ?" batin Alexa.
"Tuhan, bantu aku menjaga hati ini untuk prince" batin Alexa. Setelah lelah berfikir, Alexa pun tertidur.
Malam yang dingin telah beralih menjadi pagi yang hangat. Alexa terbangun saat mendengar bunyi alarm alami yang berdering dari lantai 1.
"ALEXA..!!! BANGUN..WAKTUNYA SEKOLAH!!" teriak Mama Nessa membangunkan Alexa.
Alexa bergegas mandi dan bersiap-siap untuk ke sekolah. Ia menyisir rambutnya dengan rapi dan mengaplikasikan sedikit bedak dan lipbalm untuk mempercantik dirinya. Beberapa saat kemudian Alexa sudah siap berangkat ke sekolah. Papa Kevin pun sudah menyelesaikan sarapannya kemudian mengantar Alexa ke sekolah.
"Pa.. apa aku boleh bawa mobil sendiri ?" tanya Alexa.
"Boleh, emang kamu sudah berani berangkat sendiri ?" tanya Papa Kevin.
"Berani dong. Kalau gini terus aku takut akan merepotkan Papa kedepannya Pa" kata Alexa.
"gapapa sayang. Papa tidak akan repot karena kamu. Kamu adalah putri semata wayang Papa. Papa bekerja untuk kamu, jadi kamulah yang Papa utamakan" jawab Papa Kevin. Alexa tersenyum dan memeluk Papa Kevin.
"I Love You Pa.." kata Alexa sembari mencium pipi Papa Kevin.
"I love you too sayang.. Kamu aja masih manja seperti anak kecil gini, gimana Papa mau tega membiarkan kamu berangkat sendiri??" kata Papa Kevin.
"aku sudah besar Pa.." kata Alexa dengan kesal.
Papa Kevin tertawa melihat Alexa yang sedang kesal. Beberapa saat kemudian Alexa tiba di sekolah. Sedangkan Papa Kevin melanjutkan perjalanannya menuju G.K Group. Semua mata tertuju pada Alexa, si murid baru yang rupawan. Saat melewati lapangan banyak lelaki yang membicarakannya, bahkan ada yang mengajaknya berkenalan secara terang-terangan.
"Gila !!!! murid baru itu cantik banget" bisik Revan
"Bahkan kecantikan bunga sekolah telah ia kalahkan" bisik Yudi.
"Hai.. Cantik, kenalan dong. Gue Dion, loe siapa?" tanya Dion sambil berjalan di samping Alexa. Alexa hanya diam dan tersenyum kemudian melanjutkan langkahnya menuju kelas. Dalam hatinya ia tidak ingin berkenalan dengan siapapun, akan tetapi ia takut mengatakannya.
"Hei.. kok nggak dijawab sih ? Loe anak baru kan ? Loe pindahan dari mana ?" tanya Dion yang mulai kesal karena tidak direspon Alexa sama sekali. Alexa mulai takut karena Dion terus mengikuti langkahnya. Dari kejauhan Sean melihat Alexa yang sedang ketakutan. Ia pun menghampiri Alexa.
"Hei.. jawab dong jangan sombong !! mentang-mentang cantik jadi sok jual mahal !!" kata Dion sangat kesal. Dion mulai memaksa Alexa, ia hendak memegang tangan Alexa akan tetapi tidak berhasil karena Sean telah menepis tangan Dion.
"Se..sean ??" kata Dion dengan raut wajah ketakutan.
"Kalau dia nggak mau jangan paksa dia" kata Sean dingin.
"Tap..tapi gue cuma pengen kenalan sama anak baru itu Sean" kata Dion.
"Nggak ada yang boleh kenalan sama dia !!!!!" bentak Sean sembari mencengkeram rahang Dion. Alexa terkejut saat Sean berkata seperti itu.
"Apa maksud dia ngomong seperti itu??" batin Alexa.
Ia segera menghentikan Sean agar Sean tidak terlibat masalah di sekolah hanya karenanya.
"Sean.. udah... dia terlihat sangat kesakitan Sean.." kata Alexa sembari memegang pundak Sean. Sean masih tetap mencengkeram rahang Dion.
Entah mengapa Sean merasa sangat kesal dengan Dion. Semua siswa melihat Sean, Dion dan Alexa seakan menonton film romance action.
"Sean.. udah.. semua orang melihat ke arah kita. Ini memalukan Sean !!!!" kata Alexa sembari mencoba melepaskan tangan Sean dari rahang Dion. Sean melihat sekitar. Dan benar saja, ia, Alexa dan Dion menjadi pusat perhatian siswa satu sekolah. Alexa segera menggandeng tangan Sean dan mengajaknya menuju kelas mereka. Sean pun hanya menurut saat Alexa menggandengnya.
Semua siswa berbisik melihat Alexa yang berani menggandeng Sean. Bahkan Vallerie dan teman-temannya tidak menyangka jika Sean mau dipegang oleh Alexa, seorang anak baru.
"Val..loe liat kan.. Anak baru itu sok banget sih !!" kata Yuna dengan sewotnya.
"Gue juga tau Yun !!! Gue nggak boleh kalah sama wanita ****** itu." kata Vallerie dengan kesal.
"Loe harus peringatkan dia Vall kalau Sean itu punya loe" saran Angel.
"Pasti Ngel, tapi gue nunggu waktu yang tepat" kata Vallerie dengan senyuman seringai yang menghias bibir cantiknya kemudian pergi ke kelasnya. Yuna, Anna dan Angel mengikuti Vallerie menuju ke kelasnya.
Jean, Sally dan Rose segera masuk ke kelas sebelum Alexa tiba di kelas. Begitupun dengan Martin, Jonathan dan Kenzo yang juga bergegas masuk ke kelasnya. Beberapa saat kemudian Sean dan Alexa tiba di kelas mereka.
"Hai.. guys.." sapa Alexa. Teman satu kelas mereka terkejut karena Alexa menggandeng Sean dengan posesif. Alexa merasa bahwa teman sekelasnya menatapnya dengan wajah yang aneh.
"Kalian tidak sedang menyeberang jalan loh.. ngapain gandengan seperti itu ??" tanya Rose dengan tampang polosnya. Jean segera mencubit Rose karena mulut rose terlalu ember. Bukan hanya Jean, Sally juga melotot kepada Rose karena kesal.
Alexa pun baru tersadar bahwa saat ini tangannya masih menggenggam tangan Sean.
"Oh.. maaf.. gue nggak sengaja" kata Alexa yang kemudian segera melepaskan tangan Sean.
"Gue bego banget siih.. ngapain gue gandeng Sean dengan posesif seperti itu. Memalukan sekali !!!" batin Alexa mengapresiasikan penyesalannya.
"Cieee... yang sudah berani pegangan tangan" goda Jonathan.
"Yuhuu.. king kita sudah move on looh" goda Kenzo. Martin ingin sekali menggoda Sean, akan tetapi ia hanya bisa tersenyum karena saat ini Sean tengah melotot kepadanya. Alexa bergegas duduk di tempatnya. Wajahnya memerah karena malu. Ia pun mengambil buku dari dalam ranselnya dan menutup wajahnya dengan buku.
"Gue malu banget Jean.." keluh Alexa berbisik kepada Jean.
"hahahaha.. Gapapa Lex besok juga sudah lupa" kata Jean.
"Tapi kalian serasi banget loh lex.." kata Rose kembali menggoda Alexa.
"Serasi dari mana coba?? wajahnya aja galak gitu, sedangkan gue cantik gini. Mana mungkin kita serasi" kata Alexa dengan percaya diri.
"hahahaha...jangan bilang gitu. Gue doain kalian berjodoh deh" kata Sally sambil tertawa. Alexa hanya diam sambil melotot kepada Sally. Jean dan Rose tertawa menyaksikan Sally dan Alexa.
Bel masuk berbunyi, Pak Danang pun sudah masuk kedalam kelas pertanda pelajaran akan segera dimulai. Pak Danang memberikan tugas kelompok kepada semua siswa.
"Tugas kelompok kita adalah mereview suatu film. Filmnya kalian sendiri yang menentukan. Satu kelompok terdiri dari dua orang." jelas Pak Danang.
Pak Danang telah menyediakan kertas yang berisi nomor untuk mengacak anggota kelompok. Ia meminta masing-masing siswa mengambil satu nomor. Semua siswa mulai mengambil nomor secara bergiliran. Jean dan Martin mendapatkan nomor 3 yang artinya mereka satu kelompok.
"Alexa.. gue nggak mau sama dia.. kita tukar nomor dong" kata Jean.
"Eh.. jangan Jean !!! gue juga nggak mau sama Martin. Tampangnya mesum gitu" tolak Alexa asal nyeplos. Sean terlihat berusaha menahan tawa mendengar ocehan Alexa. Sedangkan Kenzo dan Jonathan tertawa mendengar Alexa mengejek Martin.
"Enak aja, gini-gini gue masih suci Lex" protes Martin.
"Hahahahaha... lalatpun tidak percaya jika loe masih suci Tin" kata Jean. Martin hanya diam menahan rasa kesalnya. Jonathan dan Rose sama-sama mendapatkan nomor 11 sehingga mereka menjadi satu kelompok.
"Untung gue sama Jojo" kata Rose berbisik kepada Sally. Jonathan tersenyum senang karena satu kelompok dengan Rose.
"Yesss.. gue sama Rose" batin Jonathan.
Sean membuka nomor yang ia dapatkan. Kemudian ia melihat orang-orang disekitarnya. Ternyata nomor Sean sama dengan nomor Sally. Ia juga melihat nomor yang diambil Kenzo sama dengan nomor yang diambil Alexa. Ia tidak ingin menjadi satu kelompok dengan Sally. Dengan gerakan yang cepat, ia menyahut nomor Kenzo dan menukarnya dengan nomornya sebelum kenzo menemukan kembaran nomornya.
"King itu nomor....." belum sempat Kenzo menyelesaikan pembicaraannya, Sean sudah membungkam mulut Kenzo dengan tatapan dinginnya.
Sally berteriak memanggil nomor yang dipegangnya. Karena ia belum menemukan nomor yang sama dengannya.
"wahai pemegang nomor 5 keluarlah !!!!!" teriak Sally sembari menunjukan nomornya kepada semua siswa.
"Apa ??? nih gue nomor 5" kata Kenzo dengan kesal. Sally terdiam karena ia satu kelompok dengan musuhnya.
"Siapa yang pegang nomor 12?" tanya Alexa sembari mencari pasangan dari nomornya. Sean memperlihatkan nomornya kepada Alexa. Sean dan Alexa saling menunjukkan nomornya. Kelas kembali gaduh karena semua siswa menyoraki Sean dan Alexa yang kembali disatukan dalam kelompok belajar.
"Cieeee... jodoh niiih.." goda Rose. Jean tertawa mendengar kata Rose.
"Jodoh beneran kan ?? sombong sih.. hahahaha.." kata Sally sembari menertawai Alexa.
"selamat yaa king" kata Martin yang tidak tahan ingin menggoda Sean.
"brengsek !!!" umpat Sean kemudian meninggalkan kelas.
"Sean.. kembali ke tempat kamu !!!" bentak Pak Danang. Akan tetapi Sean tetap pergi dari kelas.
~bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Fajar Ferdiyansyah
keren.... jdi baper 🙈🤭
2023-06-21
0
Tinna Augustinna
inget masa SMA dulu
2022-01-15
0