Diperjalanan, Sean dan Alexa saling diam. Saat Alexa melihat jalan, ia merasa ada yang aneh.
"Ini sepertinya bukan jalan ke mansion gue deh" batin Alexa. Ia pun mulai bertanya kepada Sean.
"Eh.. ini bukan jalan ke rumah gue" kata Alexa. Akan tetapi Sean tidak menjawabnya.
Beberapa saat kemudian, Sean menghentikan mobilnya didepan sebuah Boutique. Ia mengajak Alexa masuk kedalam Boutique. Alexa kagum melihat koleksi dress dan gaun yang di display di dalam Boutique. Sean memanggil pemilik Boutique agar melayani kebutuhan Alexa.
"Selamat siang Tuan Muda Sean. Ada yang bisa saya bantu Tuan ?" tanya Merry, pemilik Boutique.
"tolong layani dia tante" kata Sean sembari melihat Alexa yang masih asyik melihat-lihat dress.
"Apa dia pacar anda tuan ?" selidik Merry.
"Tante jangan banyak tanya. Layani saja dia dan beri dia pembalut. Dia sedang menstruasi." kata Sean dengan nada dinginnya kemudian menunggu Alexa di luar Boutique. Merry sedikit terkejut, baru kali ini ia mendengar Sean bicara dengan durasi panjang. Biasanya Sean hanya mengucapkan satu kata.
Merry Boutique adalah Boutique langganan Mama Ivanka. Setiap Mama Ivanka belanja, ia selalu meminta Sean mengantarnya. Sering kali Merry mencoba berbicara kepada Sean, akan tetapi tidak ada timbal balik dari pembicaraannya. Berbicara dengan Sean adalah suatu hal yang monoton bagi Merry. Akan tetapi ia sungguh tidak menyangka bahwa saat ini Sean datang ke Boutique dengan membawa kekasihnya.
"Mari ikut saya nona" Merry memanggil Alexa untuk membantu Alexa memilih pakaian. Alexa menoleh ke arah Merry. Wajah Merry berubah menjadi kagum saat melihat Alexa.
"Sungguh gadis yang sangat cantik. Mereka pasangan yang serasi. Tuan Sean sangat tampan dan pacarnya super cantik" batin Merry
"iya tante.." kata Alexa mendekati Merry.
Merry mengajak Alexa ke display mini dress. Ia meminta Alexa memilih dress yang ia suka. Alexa memilih dress warna hitam yang kontras dengan warna kulitnya. Setelah memilih, Merry meminta Alexa mencoba dress yang dipilihnya. Sebelumnya, Alexa minta pembalut kepada Merry. Setelah selesai memakai dress, Alexa menemui Merry di bagian kasir.
"semua berapa tante ?" tanya Alexa.
"Loh..kamu bayar sendiri ?" tanya Merry.
"iya tante, kan saya yang pakai." jawab Alexa.
"fix..dia gadis yang baik, tidak matre" batin Merry.
"tante.. saya harus bayar berapa ?" tanya Alexa menyadarkan Merry yang tengah melamun.
"4.769.000 nona" jawab Merry. Alexa mengambil uang tunai 5 juta dari dalam dompetnya.
"Kembaliannya buat makan siang tante dan karyawan disini saja ya tante." kata Alexa sembari tersenyum manis.
"Terimakasih nona. Sungguh beruntung tuan muda Sean punya pacar sebaik nona" kata Merry. Sean masuk kembali ke dalam Boutique untuk membayar pakaian yang dipilih Alexa. Ia kembali dibuat terpana oleh kecantikan Alexa saat Alexa memakai dress warna hitam yang membuat tubuh sexy Alexa semakin terlihat jelas.
"dia benar-benar cantik" batin Sean.
"Semua berapa tante ?" tanya Sean sembari mengeluarkan blackcard dari dalam dompetnya.
"Nona ini sudah membayarnya tuan" kata Merry.
"Kenapa loe yang bayar ?" tanya Sean.
"Kan gue yang pakai. Masa loe yang bayar sih" kata Alexa. Sean diam tanpa menjawab perkataan Alexa. Tiba-tiba ponsel Alexa berdering. Ia pun menjawab panggilan dari Papa Kevin.
"Papa kenapa ponselnya dimatikan siih" kata Alexa kesal.
"Papa tadi meeting sayang. Emang ada apa sayang ?" tanya Papa Kevin.
"Aku mau minta jemput Pa" kata Alexa dengan nada manjanya. Papa Kevin bersedia menjemput Alexa.
"Pa..aku di..." kata Alexa menoleh ke segala arah karena bingung kini dirinya berada dimana. Sean menunjuk cafe yang terletak di depan Boutique.
"Ooh.. di Javanese Cafe Pa" kata Alexa.
"Baiklah kamu tunggu dulu. Papa akan segera kesana" kata Papa Kevin kemudian mengakhiri panggilannya.
Sean mengajak Alexa ke cafe depan Boutique. Mereka tidak tahu jika Merry memotret mereka untuk kemudian dilaporkan kepada Mama Ivanka. Saat memasuki cafe, semua pegawai melihat Sean dan Alexa dengan kagum.
"mereka sweet banget yaa.. yang cowok tampan banget yang cewek juga cantik banget" bisik salah satu pekerja di cafe.
"Gue pengen tahu gimana anaknya kelak ya.." bisik pegawai lainnya sambil tersenyum melihat Sean dan Alexa.
Sean meminta Alexa duduk terlebih dahulu, sedangkan ia memesan makanan. Dari kejauhan terdapat beberapa anak SMA dari sekolah yang berbeda dengan Alexa dan Sean. Mereka melihat Alexa secara intens.
"Kita kenalan sama tuh cewek yuk ?? cantik banget seperti bidadari. Sayang kalau di anggurin" kata salah satu cowok yang bertindik dibagian alisnya.
"Dia sudah punya cowok, gue mundur aja deh" sahut cowok berambut pirang.
"mumpung cowoknya sedang antri memesan, kita manfaatkan kesempatan buat kenalan sama ceweknya bro" ucap cowok yang memakai topi.
Mereka bertiga menghampiri Alexa yang sedang asyik bermain ponselnya. Alexa tidak tahu jika disekitarnya ada beberapa cowok yang mencoba mendekatinya.
"Hai cantik.. kenalan dong.." pinta cowok bertindik.
"Maaf gue sedang tidak ingin berkenalan dengan siapapun" jawab Alexa.
"Jangan gitu dong. Cewek cantik itu nggak boleh sombong" kata cowok bertopi. Alexa tidak menggubris mereka bertiga. Ia kembali memainkan ponselnya. Cowok bertindik mengambil paksa ponsel Alexa.
"Hei.. Kembalikan ponsel gue!!!!" bentak Alexa.
"Jangan galak dong, masa cantik-cantik gini galak sih ??" kata cowok berambut pirang. Sean melihat Alexa dari tempat pemesanan. Ia tidak menyangka Alexa akan diganggu oleh anak berandalan. Alexa hendak merebut ponselnya dari cowok bertindik akan tetapi tinggi badannya tidak mampu menggapai cowok tersebut.
Tanpa banyak berkata Sean merebut ponsel Alexa dari cowok bertindik itu. Ketiga cowok itu terkejut melihat Sean muncul di depan mereka dengan tatapan dinginnya.
"Beraninya kalian mengganggu dia" kata Sean dingin.
"Siapa yang mengganggu ? kita hanya ingin berkenalan dengannya" jawab pria berambut pirang.
"Nggak ada yang boleh berkenalan dengannya" kata Sean sangat serius. Alexa terkejut mendengar kata Sean.
"alah kelamaan..!!!" kata cowok bertindik yang kemudian memaksa menyentuh **nta* Alexa. Sean mulai emosi melihat Alexa hendak disentuh anak berandalan. Ia memukul cowok bertindik dengan sangat keras hingga hidung cowok itu berdarah. Teman-teman cowok bertindik kabur seketika setelah mengetahui kemarahan Sean. Sean mencengkeram rahang cowok bertindik hingga cowok tersebut merasakan sakit yang luar biasa.
"gue sudah memperingatkan loe jangan ganggu dia tapi loe nggak mau menuruti perintah gue" kata Sean dengan tatapan dingin dan tajam.
"Maafkan gue" kata cowok bertindik. Alexa terkejut melihat kemarahan Sean.
"saat marah dia sangat menakutkan." batin Alexa.
"Nggak ada kata maaf dalam kamus gue" kata Sean. Ia hendak mengambil pisau lipat dari saku celananya.
"Sean.. jangan.. sudah cukup !!!. Kita pulang sekarang !!" kata Alexa.
"Orang seperti dia nggak bisa dibiarkan Lex !!" kata Sean yang masih tersulut emosi.
"jangan gitu ah..yang penting kita baik-baik saja. Lepaskan dia ya.." kata Alexa sembari memegang pundak Sean. Sean pun melepaskan cowok bertindik dan menggandeng Alexa keluar dari cafe. Alexa merasa aneh saat Sean menggandengnya. Tiba-tiba seseorang membunyikan klakson mobil tepat di depan Cafe.
"Oh.. Papa gue sudah jemput. Gue pulang dulu ya.. Terimakasih atas semuanya" kata Alexa sambil tersenyum kepada Sean kemudian masuk kedalam mobil. Sean tersenyum sambil melihat kepergian Alexa.
"Dia gadis yang cantik. dan baik juga" batin Sean.
Papa Kevin melihat Sean dari dalam mobil. Ia tersenyum saat tahu Alexa sudah berani berteman dengan lelaki.
"Semoga ini awal yang baik buat kamu nak. Lawanlah rasa takutmu. Lupakanlah masa lalu yang menyakitkan." batin Papa Kevin.
Papa Kevin melajukan mobilnya menuju ke Mansion Keluarga George. Selama perjalanan, Papa Kevin menahan dirinya untuk menggoda Alexa. Setelah tiba di Mansion, Papa Kevin meluapkan niatnya untuk menggoda Alexa.
"Ma.. anak kita baru sekolah 1 hari sudah punya cowok loh Ma.." goda Papa Kevin.
"Benarkah.. kok cepet banget sih Pa ?" tanya Mama Nessa ingin tahu.
"Cowoknya ganteng banget Ma, yaa... 11 12 sama Papa lah" goda Papa Kevin. Alexa sangat malu karena Papa Kevin mengetahui jika dirinya bersama cowok pada saat itu. Pipi Alexa bersemu merah menahan rasa malu akibat digoda oleh Papa Kevin.
"Papa apaan sih.. dia bukan pacar aku kok. Dia itu Ice Man. Orang paling galak di sekolah." kata Alexa.
"Tapi kamu suka kan.." sahut Mama Nessa.
"Mamaaaaa..." kata Alexa dengan manja. Mama Nessa dan Papa Kevin tertawa karena berhasil menggoda putri semata wayangnya. Alexa pun bergegas pergi ke kamarnya sebelum Papa dan Mamanya menggodanya lebih jauh lagi.
/////////
Mama Ivanka menerima notifikasi di ponselnya. Ia membuka pesan dari Merry. Mama Ivanka membelalakkan matanya saat melihat foto Sean bersama seorang gadis. Mama Ivanka tidak percaya kini putranya sudah membuka hatinya untuk wanita selain kekasih masa kecilnya.
"Ya.. Tuhan.. nggak heran kalau Sean bisa membuka hati. Gadis ini sangat cantik." kata Mama Ivanka seakan tidak percaya.
/////////
Sean tiba di markas 666. Markas 666 adalah tempat berkumpul para anggota "Devils". Saat Sean masuk kedalam markas, semua anggota membungkuk memberikan salam kepada Sean selaku Devils king.
"Selamat datang king" sapa Thomas Vincent sambil membungkuk kepada Sean.
"Panggil semua "Demons". Gue tunggu sekarang juga" kata Sean dengan nada dingin.
"Siap King" jawab Thomas.
Demons merupakan sebutan bagi pemimpin pasukan dari Devils. Thomas Vincent adalah salah satu Demon yang bertanggung jawab menjaga keamanan markas 666. Setelah mendapatkan perintah dari Sean, Thomas segera menghubungi semua Demons.
Sean beristirahat di ruang pribadinya sambil menunggu para demon berkumpul. Ia merebahkan diri di tempat tidurnya. Tiba-tiba terlintas senyuman Alexa di fikirannya. Ia tersenyum mengingat senyuman Alexa. Sejenak ia melupakan masa lalunya. Akan tetapi bayangan kekasih masa lalunya kembali muncul.
"Apa yang gue fikirkan ?? Gue sudah punya Gia. Gue nggak boleh menghianatinya" batin Sean.
"Hah.. !!!!! bisa gila gue mikirin dia terus" kata Sean sembari bangun dari rebahannya. Terdengar suara ketukan dari pintu utama ruang pribadi Sean. Ia membuka pintu dan terlihatlah sosok Thomas yang hendak melapor kepadanya.
"Semua Demon sudah hadir King. Mereka sudah menunggu anda di ruang sidang" kata Thomas. Sean hanya mengangguk menanggapi laporan dari Thomas.
Sean tiba di Ruang Sidang, semua demon membungkuk kepadanya saat ia hendak menduduki singgasananya. Sean terlihat berbeda saat ia menduduki singgasananya. Aura kekejamannya semakin terasa. Bahkan sifat dinginnya telah berubah menjadi aura membunuh.
"Sampaikan hasil kalian" kata Sean dengan nada dingin.
"Gue sudah berhasil mendapatkan belati yang loe inginkan King. Gue dapat langsung dari Afrika" kata Zayn Grey. Zayn adalah Demon yang bertanggungjawab dalam transaksi senjata.
"Pembuatan racun kelumpuhan baru berjalan 40 persen king. Gue kesulitan nyari bahan-bahannya. Gue harus menunggu teman gue nyari di pedalaman hutan" kata Jonathan yang bertanggung jawab dalam obat-obatan.
"Ada hacker yang mencoba merusak sistem kita King. Tapi gue udah berhasil mengirim virus untuk semua perangkatnya." kata Kenzo yang bertanggung jawab terhadap keamanan Cyber. Kenzo adalah Hacker paling handal.
"Saham perusahaan kita sedikit mengalami penurunan. Sepertinya ada penyusup yang masuk ke perusahaan kita. Gue akan segera menemukannya" kata Darren. Darren bertanggung jawab mengurusi urusan perusahaan.
"Bagus. Lakukan apa yang seharusnya kalian lakukan." kata Sean dingin kemudian ia pergi meninggalkan singgasananya. Sean segera pulang ke Mansion Keluarga Astin karena waktu makan malam segera tiba. Ia takut Papa Robbert akan memarahinya. Meskipun ia adalah king dari kelompok mafia terkuat, tetapi saat di rumah, ia tetap sebagai anak biasa yang patuh dengan perintah orang tuanya.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
🤩😘wiexelsvan😘🤩
visual bang sean ganteng,keren,macho bangettt thorrrr (bang V gitu llooohh ) 😍😍😍
2024-05-27
2
Rahayu Ayu
Lanjut thor
2022-02-11
0
Tinna Augustinna
lanjut
2022-01-15
0