Di Mansion keluarga George, Papa Kevin dan Mama Nessa telah mempersiapkan sekolah yang baru untuk putri kesayangan mereka.
"Sayang, mulai besok kamu akan bersekolah di Einstein International Highschool. Semua persyaratan dan administrasi sudah Papa urus." kata Papa Kevin sembari menyantap makan malam.
"Katanya itu sekolah paling bagus di kota S sayang. Mama yakin kamu akan betah bersekolah disana. Kamu mau kan sekolah disana ?" tanya Mama Nessa.
"Kalau aku sih terserah Mama sama Papa aja." kata Alexa Georgia.
Matahari bersinar dengan hangat di pagi yang dingin. Seseorang mengerjapkan matanya dan bangun dari tidur nyenyaknya saat bias sang mentari masuk melalui vitrase pada jendela kamarnya. Ia ingat bahwa hari ini ia akan mulai sekolah di tempat baru. Jadi ia bergegas bersiap-siap untuk pergi ke sekolah barunya.
"ALEXA... KATANYA MAU SEKOLAH.. !!!! AYO CEPAT BANGUUNN !!!!" teriak Mama Nessa dari Ruang Makan.
"MAMA..AKU UDAH DENGAAAR JANGAN TERIAK-TERIAK" teriak Alexa sambil menuruni anak tangga menuju Ruang Makan.
"Kamu tuh yang teriak-teriak" kata Mama Nessa.
"Mama yang teriak. Paa.. Mama membuatku kesal" adu Stella kepada Papa Kevin.
"Maa.. jangan membuat putri kesayanganku kesal" kata Papa Kevin.
Alexa adalah putri satu-satunya George Kevin dan Vanessa Callista. Alexa adalah gadis manja yang sangat cantik, terkadang dia bisa bersikap konyol, ia juga gadis yang cerdas, akan tetapi dia belum berpengalaman dengan kehidupan di luar Mansion Keluarganya. George Kevin adalah CEO G.K group yang merupakan pengusaha tersukses di negara B. Ia beserta keluarga kecilnya pindah ke negara K karena ada suatu masalah yang harus mereka hindari.
"Ooh.. jadi kamu lebih membela putri kamu ??? awas aja, nggak aku kasih jatah kamu Pa.." kata Mama Nessa.
"Eh.. jangan gitu dong Ma. Kenapa kamu nggak mau ngalah sama Alexa sih ??" tanya Papa Kevin.
"Jatah apa sih Pa ? Kalau Mama nggak mau ngasih, biar aku yang ngasih" kata Alexa dengan polosnya. Papa Kevin dan Mama Nessa tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan polos Alexa.
"Udah.. kamu jangan pedulikan Mama kamu. Kita berangkat sekarang yuk.." ajak Papa Kevin segera menggandeng Alexa agar Alexa tidak terus menerus bertanya.
Sean tiba disekolah dengan mobil kesayangannya. Dibelakang Sean, disusul oleh Martin, Jonathan dan Kenzo. Seperti biasa, hampir semua siswi histeris menyaksikan beberapa pria tampan turun dari mobil.
"Guys..guys.. kita liat drama lagi yuk ?" ajak Jean.
"woke.. gue pengen lihat sampai kapan sih si bunga sekolah tidak punya urat malu ??" kata Sally penasaran.
"urat malu gimana sih ? urat bakso ada.." kata rose sambil membayangkan makan bakso.
"Makanan mulu yang loe fikirkan roje. Kalau gendut tahu rasa loe.." kata Jean.
"Biarin gendut. Asal kalian tahu, cewek gendut itu lebih memikat guys.." kata Rose.
"Udah dong, kita sedang fokus liat drama nih. Jangan sampai kelewatan loh.." kata Sally. Rose dan Jean pun mencari tempat yang strategis untuk menonton drama pagi.
Melihat kedatangan Sean, Vallerie bergegas menghampiri Sean ke parkiran. Martin, Jonathan dan Kenzo tertawa melihat Vallerie yang hampir sampai di depan Sean. Akan tetapi Sean tidak tahu jika Valerie hendak menghampirinya.
"King.." panggil Martin, Jonathan dan Kenzo secara bersamaan. Vallerie berada tepat didepan Sean.
"Brengsek !!!!" umpat Sean.
"Selamat pagi Sean.. kita sarapan bareng yuk ?? aku yang traktir deh.." ajak Vallerie. Sean hendak pergi, akan tetapi Vallerie menarik tangan Sean dan memaksa Sean pergi ke kantin bersamanya.
"Jangan ganggu gue" bentak Sean sembari melotot kepada Vallerie. Vallerie menjadi takut melihat tatapan mata Sean yang seakan ingin membunuhnya. Sean berlalu menuju ke kelasnya kemudian diikuti oleh Martin, Jonathan dan Kenzo yang menahan tawa melihat drama pagi antara Sean dan Vallerie.
Jean, Rose dan Sally yang melihat drama Bunga Sekolah tertawa terbahak-bahak karena untuk kesekian kalinya Vallerie ditolak oleh Sean. Suara tawa mereka terdengar oleh Yuna, Anna dan Angel bahkan Vallerie pun mendengarnya.
"Val.. mereka semua ngetawain loe tuh" kata Yuna.
"Gue juga denger Yun !!!" bentak Vallerie.
"Kok loe bentak gue sih Val ?" protes Yuna.
"Sorry.. gue nggak bermaksud membentak loe Yun. Gue sangat kesal sama mereka." kata Vallerie dengan kesal.
"Loe kesal dengan siapa Val ?" tanya Angel dengan tampang polosnya.
"Gengnya si Jean ngel !!!" jawab Vallerie.
"Kita harus memberi mereka pelajaran Val" usul Anna.
"Pasti. Tapi gue nggak mau nama baik sekolah ayah gue hancur hanya karena balas dendam kepada mereka. Jadi kita harus hati-hati saat memberi mereka pelajaran." kata Vallerie kemudian berlalu ke kelasnya.
Suara tawa Jean, Rose dan Sally juga terdengar oleh Sean, Martin, Jonathan dan juga Kenzo. Martin, Jonathan dan Kenzo yang sebelumnya menahan tawa di belakang Sean kini ikut tertular virus tertawa dari tiga orang gadis di kelasnya. Mereka tertawa terbahak-bahak bersama. Sean yang mendengar suara tawa ketiga sahabatnya bersama ketiga teman perempuan di kelasnya menjadi sangat kesal. Ia mengambil ponsel di dalam ranselnya dan memainkan ponselnya sambil memakaian earphone di kedua telinganya.
Di ruang kepala sekolah, Alexa bersama Papa Kevin menemui Tuan Bennedict selaku kepala dan Pak Danang selaku guru kelas.
"Jadi dia Alexa keponakan anda tuan Kevin ?" tanya Tuan Bennedict.
"Benar Tuan Bennedict. Dia keponakan saya tapi sudah saya anggap dia seperti putri saya sendiri" kata Papa Kevin.
"Untuk selanjutnya kamu ikut ke kelasnya Pak Danang ya Lex ??" kata Tuan Bennedict.
"Siap Pak.." kata Alexa dengan semangat.
"Sungguh suatu kehormatan bagi kami karena anda telah menyekolahkan keponakan anda di sekolah ini. Tapi kalau saya lihat-lihat anda dan keponakan anda ini sangat mirip loh tuan" kata Tuan Bennedict.
"Tentu saja, dia putri kakak kandung saya Tuan. Saya harus pergi sekarang karena ada meeting" kata Papa Kevin dengan nada dingin.
"Baiklah Tuan." kata Tuan Bennedict.
"Kenapa ekspresinya berbeda saat gue bilang Alexa mirip dengannya" batin Tuan Bennedict.
"Mari ikuti saya Nak. Saya akan antar ke kelas kamu." kata Pak Danang.
Sesuai dengan arahan kepala sekolah, Alexa mengikuti Pak Danang menuju ke kelasnya. Sebelum memasuki kelas, Papa Kevin memanggil Alexa.
"Sayang, kamu jaga diri kamu ya.. nanti Papa akan jemput kamu" kata Papa Kevin sembari mencium kening Alexa.
"Iya Om.." kata Alexa kemudian berlari menyusul Pak Danang.
"Heii.. dasar anak nakal !!" kata Papa Kevin sambil tertawa melihat tingkah konyol putrinya. Papa Kevin sengaja menyembunyikan kebenaran Alexa untuk menjaga keamanan putri semata wayangnya. Ia masih trauma dengan kejadian beberapa bulan yang lalu saat mereka masih di negara B.
Pak Danang masuk ke kelas tempat ia mengajar. Ia memberitahukan kepada siswanya bahwa hari ini mereka akan mendapatkan teman baru. Pak Danang pun memanggil Alexa yang masih menunggu di depan pintu. Saat Alexa menginjakkan kakinya kedalam kelas, semua mata menatapnya dengan tatapan kagum.
Lain halnya dengan Sean yang masih asyik memainkan ponsel dengan menggunakan earphone. Saat asyik bermain, tiba-tiba ponsel Sean terjatuh dari meja. Earphone yang ia pakai pun terlepas dari ponselnya. Ia mencoba mengambilnya, tangannya terhenti saat ia melihat gadis yang berdiri di samping meja guru. Ia terpana melihat kecantikan gadis yang baru masuk kedalam kelasnya.
"Apa ada yang salah yaa dengan penampilan gue ?" batin Alexa. Ia merasa tidak percaya diri saat orang menatapnya dengan tidak biasa.
"Hai.. Gue Alexa murid pindahan dari negara B" kata Alexa memperkenalkan diri sambil tersenyum.
"Ya Tuhan.. loe cantik banget sih.. bahkan lebih cantik dari bunga sekolah" kata Rose yang kagum dengan kecantikan Alexa.
"Loe akan jadi Queen di sekolah kita Alexa" kata Jean dengan kagum.
"Kalau gue cowok gue akan langsung nikahin loe Alexa" kata Sally yang juga terpesona dengan kecantikan Alexa.
Martin, Jonathan dan Kenzo yang sempat terpesona dengan Alexa mulai sadar dari hipnotis yang dipicu oleh kecantikan Alexa.
"Dia benar-benar cantik" bisik Jonathan kepada Kenzo.
"Dia memang cantik tapi dia bukan tipe gue" kata Kenzo dengan sombong. Martin fokus dengan Sean yang masih bengong melihat Alexa yang berdiri di depan kelas. Ia menepuk lengan Jonathan dan Kenzo.
"Ada apa ??" tanya Jonathan sambil berbisik. Martin menunjuk Sean dengan kepalanya. Jonathan dan Kenzo pun terkejut melihat Sean yang sebelumnya tidak pernah peduli dengan wanita, kini bisa terpesona dengan seorang gadis yang baru muncul. Baru kali ini mereka melihat Sean menatap gadis tanpa berkedip.
"Jean tolong kamu bantu Alexa jika dia kesulitan di awal-awal masuk sekolah ini" pinta Pak Danang.
"Baik Pak" jawab Jean dengan lantang. Pak Danang meminta Alexa duduk bersama Jean. Mata Sean mengikuti langkah kaki Alexa yang sedang menuju tempat duduknya. Pak Danang mengumumkan bahwa hari ini adalah jam kosong karena ada rapat bagi semua guru di sekolah. Setelah mengumumkan, Pak Danang berlalu meninggalkan kelas.
"Ekhem..Ekhem.. Ada yang tesepona nih.." kata Jonathan yang mengagetkan Sean hingga seketika tersadar dari aktivitas bengongnya.
"Siapa sih Jo ?" tanya Martin pura-pura tidak tahu. Jonathan melihat Sean sambil tersenyum.
"Apa Sean sedang terpesona ??" kata Kenzo yang membuat Sean kesal. Sean pun melotot kepada Kenzo hingga Kenzo ketakutan dan berhenti bicara. Jean, Rose dan Sally memperkenalkan dirinya kepada Alexa. Alexa pun memperkenalkan dirinya kepada Jean, Rose dan Sally.
"Lex.. loe tahu ?? Loe itu cantik banget siih.." kata Sally sembari memainkan rambut Alexa.
"Iya gue tahu kok Sal, gue emang cantik" kata Alexa sambil tersenyum dengan PeDenya.
"Loe PeDe banget sih Lex" tanya Jean yang jiwa keJulid-annya mulai muncul.
"Gue bukannya PeDe Jean, gue hanya mensyukuri apa yang Tuhan ciptakan untuk gue" kata Alexa
"Bener juga sih Jean" celetuk Rose.
Jean memperkenalkan semua teman-teman di kelas mereka. Alexa memang orang yang mudah bergaul dengan siapa saja. Oleh karena ia cepat sekali dekat dengan Jean, Rose dan Sally.
"Kalau yang duduk di belakang itu Sean Astin. dia adalah Ice man. Dia cowok paling tampan di sekolah kita. Tapi dia itu orang yang dingin, kejam dan anti dengan wanita. Setiap ada wanita yang mendekatinya, dia selalu menghindar bahkan dia tidak segan-segan mengusir wanita itu dengan kasar." ucap Jean memperkenalkan Sean. Alexa melihat Sean secara langsung.
"Kok gue seperti mengenalnya ya.." batin Alexa.
Alexa seakan terhipnotis oleh ketampanan seorang Sean Astin. Saat Sean berbalik menatapnya, ia segera membuang muka agar tidak ketahuan bahwa ia sedang mengagumi ketampanan Sean.
"Kenapa mereka mirip sekali" batin Sean.
Sean kembali tersihir dengan kecantikan Alexa. Ia tersenyum sembari menatap wajah cantik Alexa. Tanpa sengaja Rose melihat Sean yang sedang tersenyum sambil curi-curi pandang kepada Alexa.
"Sean.. kenapa loe senyum-senyum kepada Alexa ? Loe naksir sama Alexa yaa?" kata Rose. Jean, Sally, Martin, Jonathan dan Kenzo secara otomatis menoleh kearah Sean bahkan Alexa pun ikut menatap Sean. Kini, Sean tidak bisa mengelak, pipi Sean bersemu merah karena malu.
"Cieee... Ice man kita udah mulai cairr niihh.." kata Kenzo menggoda Sean.
"Waaah... bakal ada pasangan baru di kelas kita nih guys" sahut Jonathan yang juga ingin menggoda Sean. Semua teman sekelas Sean menyoraki Sean hingga kini wajahnya menjadi merah padam. Tak tahan dengan sorakan teman sekelasnya, Sean memutuskan keluar dari kelas.
Alexa Georgia
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Fajar Ferdiyansyah
semangat thorr keren ceritamu😍
2023-06-20
0
Fajar Ferdiyansyah
💐💐💐😘
2023-06-20
0
Ra2_Zel
Hai thor, aku mampir. salam dari Poor Child : Aisyah.
2022-01-14
0