Di sebuah apartemen elit yang terletak di pusat kota, terdapat sepasang keluarga yang sedang mengalami shock berat akibat ulah anak anak mereka.
Kedua keluarga sedang merundingkan untuk menentukan keputusan apa yang akan mereka lakukan untuk putra putri mereka yang telah berani tinggal berdua di apartemen itu.
Terkhusus untuk Ayah Melodi, beliau begitu kecewa dengan kelakuan anak perempuan sematawayangnya itu.
"Papi kan pernah bilang, tak baik anak gadis kita tinggal sendiri di kota yang penuh pergaulan ini. Mami terlalu mengikuti maunya, Sekarang lihat apa yang anak mami lakukan. Memalukan." Ucap Papi Darma pada sang istri.
"Pi sudahlah, Melodi kan bilang sudah jelaskan dia nggak buat aneh aneh sama temannya. Nak Rizki hanya numpang semalam saja pi." Ujar Mami Ekawati Maminya Melodi sambil memeluk anaknya yang sedari tadi terus di bentak oleh sang suami.
Sebenarnya Papi Darma adalah sosok yang begitu lembut untuk keluarganya, teruntuk putri satu satunya itu. Kejadian di masa lalu membuat pria berumur itu tak membenarkan atau menerima kejadian yang membuatnya kembali mengingat masa lalu itu.
"Mami terus saja membela anak ini. Dia terlalu kamu manjakan, dan lihatlah hasilnya. Begitu membanggakan bukan." Sinis Papi Darma pada sang istri.
Mami Wati yang melihat kemarahan suaminya, jadi tak berani untuk membantah ucapannya lagi. Dia paham dengan sikap suaminya ini, kejadian dulu masih membekas di ingatan suaminya.
"Begini saja pak, Bagai mana jika kita nikahkan mereka saja untuk solusinya." ucap Ayah Gunawan Ayahnya Rizki memberi solusi akan masalah ini.
"Nggak Yah... Nggak om." Ucap Rizki dan Melodi bersamaan setelah mendengar penuturan dari Pria yang masih terlihat gagah itu.
"Kenapa tidak!!!! Itu hal yang tepat untuk masalah kalian, kalian harus terima untuk itu. Saya setuju pak, nikahkan saja mereka. Secepatnya." Ucap Papi Darma menanggapi penuturan sang calon besan besannya itu.
"Pi!!!!!!..." Ucap Melodi memelas.
"Mi persiapkan semuanya dari sekarang. Papi mau mereka menikah besok sore, tah ada bantahan untuk hal itu.
"Saya setuju Pak Darma." Ucap Ayah Gunawan.
"Bu, nanti ibu bicarakan urusan persiapan untuk besok dengan Bu Darma yah." Ucap Pak Gunawan pada sang istri yang sedari tadi nampak diam saja memperhatikan obrolan mereka.
"Iya Yah." Ucap sang istri.
Kemudian para orang tua mulai membahas semua hal demi kelancaran hajat mereka besok.
Ibu Gunawan dan Mami Wati sedang membicarakan soal baju pengantin, katering, dan sampai masalah kecil lainnya.
Sedangkan kedua Orang tua lelaki sedang mempersiapkan masalah Penghulu dan surat surat nikah untuk besok, mereka sudah memutuskan untuk acara nikah yang sederhana karena mendadak. Namun untuk resepsi akan mereka pikirkan lagi, sesuai keputusan bersama. Yang penting kedua anak mereka resmi menjadi pasangan suami istri yang sah menurut agama dan Negara dulu.
Kedua keluarga itu tak mempunyai kendala yang cukup berarti dalam hal pendekatan kedua keluarga, sebab Pak Darma dan Pak Gunawan merupakan Partner bisnis yang cukup lama saling kenal. Untuk masalah surat surat tak butuh waktu lama untuk selesai, karena keluarga mereka merupakan keluarga yang cukup berpengaruh di negara ini maka mudah saja bagi mereka untuk itu.
"Mi aku pamit ke kampus dulu, aku ada kuliah siang." Pamit Melodi dengan wajah sembabnya pada ibunya yang sedang mengobrol di ruang makan apartemennya itu.
Setelah adanya keputusan untuk dirinya dan Rizki di putuskan, Melodi pergi ke kamarnya dan menangis sejadi jadinya di sana hingga ia ingat jika ada kuliah siang sebentar lagi. Kemudian melodi pun memutuskan untuk siap siap meski dengan malas, namun lebih baik di pergi ke kampus dari pada melihat situasi yang sedang berlangsung di apartemennya itu.
"Lebur dulu hari ini nak, sebentar lagi ada orang dari salon mau bawah beberapa baju pengantin untuk kamu besok."
"Tapi Mi.." Ucap Melodi keberatan.
"Iya sayang, kamu dan iki jang kemana-mana dulu. sebentar lagi orang salon udah tiba." Ucap Ibu Gunawan dengan lembut pada sang calon mantu.
Ibu gunawan merestui hubungan anaknya dengan calon mantunya itu, karena jelas akan asal usul keluarganya. Siapa yang tidak mengenal keluarga Kusuma, keluarga yang begitu tersohor di negeri ini akan kekayaan dan budi baiknya.
Ibu Gunawan begitu bersyukur dia tak perlu khawatir dengan jodoh anak semata wayangnya itu lagi. Apalagi dapat calon mantu yang begitu sempurna dalam bentuk fisik, dia juga berharap sifatnya juga secantik parasnya.
"Tapi tan aku ada kuliah siang ini." Ucap melodi masih mencoba merayu.
"Jangan panggil tante sayang, panggi Ibu sama seperti Iki manggil ibu." Ucap Ibu Gunawan.
"Iya tan... eh ibu." Ucap melodi canggung.
Mami wati hanya tersenyum atas percakapan antara putri dan calon besannya itu, dia berharap besannya dapat menganggap putrinya seperti putrinya sendiri.
"Oh iya kamu sama Iki udah di izinin nggak bisa masuk hari ini sayang, jadi jangan khawatir soal itu. oia kalian libur selama satu minggu sayang, Ibu udah telfon pihak kampusnya." Jelas Ibu gunawan membuat melodi menarik nafasnya panjang.
Melodi tak banyak bicara lagi, selanjutnya dia pamit untuk kembali ke kamarnya. Hari ini merupakan hari ter sial untuknya.
..."Ya Tuhan aku harus gimana ini, masa aku harus nikah sama iki sih. Ah menyebalkan."...
...Batin melodi....
Setelah sampai ke kamarnya melodi langsung menaruh tasnya di atas pembaringannya, di susul dirinya yang langsung menghempaskan diri pada tempat empuk sejuta umat itu.
Dreeettt
Dreeettt
Dreeettt
Melodi dengan malas mengangkat megambil telfon yang masih berada dalam tasnya dengan posisi yang masih setia menempel pada kasur empuknya itu. Di lihat nya id call sang penelpon kemudian segera mengangkatnya.
"Hmmmm." Melodi menyambut sang penelpon dengan hanya deheman saja.
"Mel gimana ini, masa kita harus nikah. Aku sama Larisa gimana coba." Ucap sang penelpon yang ternyata adalah Rizki sang calon suami dadakan.
"Kamu pikir aku nggak mikirin Anzas juga, loh sih pake acara datang ke apartemenku segala. Aku kan udah usul buat Kamu ke tempat Larisa aja ngeyel sih, jadinya apes kan kita." Ucap Melodi kesal.
..."Dia pikir aku nggak kesel apa."...
...Batin Melodi....
"Bawel kamu mel, pusing ni aku. Mana Larisa nelpon mulu lagi, makin merasa bersalah kan aku." Ucap Rizki masih tetap memikirkan sang kekasih Larisa.
"Aku juga ni, Anzas nelpon mulu nanyain ke kampus. gimana ni ki, Masa kamu bakal jadi suami aku. Nggak banget." Ucap Melodi mendramatisir sambil menghayal kehidupannya kelak.
"Heee, gini gini aku ganteng tahu. Kamu pasti bangga bisa punya suami kaya aku. lah kamu bisa jadi istri yang baik nggak buat aku?" Jelas Rizki memuji dirinya sekaligus meremehkan teman sekaligus calon istri dadakannya itu.
"Kampret kamu ki, males aku ngomong sama kamu bisa darah tinggi aku. Belum juga jadi suami sudah buat stres aja. Mikirin dong cara batalin keputusan yang nggak jelas ini." Omel Melodi yang membuat Rizki menjauhkan telfon dari telinganya.
"Eh buset, jadi perempuan tuh anggun sedikit kaya larisa. Ngomong kaya orang tuli aja kamu" Ucap Rizki tak habis pikir, meski sering mengalami hal tersebut akan sikap temannya itu tapi tetap saja dia suka mengomentarinya.
"Bacot kamu ki, kamh dimana? Ko dari tadi aku nggak lihat loh?" tanya Melodi yang penasaran akan keberadaan temannya itu.
"Aku lagi ngopi di restoran bawah, kenapa kangen yah ma calon suami." jawab Rizki yang berakhir dengan tawa Ngakak nya, hingga beberapa orang menoleh padanya.
"Kamu gila ya ki!!!! Saraf memang ni anak." Ucap Melodi yang masih tetap mendengar gelak tawa Rizki.
"Kamu kesini dong, ada yang mau aku omongin." ucap Rizki.
"Nggak bisa, di larang mami keluar." Ucap Melodi.
Kemudian mereka pun memutuskan untuk menyudahi obrolan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
玫瑰
Seru cerita nya ni
2022-06-18
0
Dewi Payang
Melodi ma Riski sama2 bawel 😁😁
lanjut thor
2022-03-23
0
Yanti Allief
semangat Thor...
2022-01-20
2