Bab 5 : Nomor Handphone

Daffa memejamkan matanya, karena tidak mau melihat mereka berpelukan lebih lama lagi. Setelah beberapa saat, ia membuka matanya lalu berbalik badan ke arah mereka berdua.

"Gini amat ketua kelas ya..." ucap Daffa dengan setengah tersenyum.

"Eh maaf, tadi terbawa suasana," ucap Ridho.

"Eh... Maaf." Ucap Vira dengan tersipu malu di depan Daffa.

Ridho dan Vira melepaskan pelukan mereka lalu menghampiri Daffa.

"Terima kasih Daf, ini semua berkat nasihat aneh mu," ucap Ridho sambil memegang pundak Daffa

"Iya betul tuh," ucap Vira dengan tersenyum

"Eh... Aneh ya," ucap Daffa dengan wajah bingung karena nasehatnya dibilang aneh oleh mereka berdua.

"Oh iya ini nomor hp ku, nanti aku kirim jawaban tugasnya setelah pulang ke rumah," ucap Ridho sambil memberikan handphone nya kepada Daffa.

"Oke." Ucap Daffa.

Daffa menerima hp milik Ridho lalu menambahkan kontaknya di handphone milik Ridho.

"Okeh sudah," ucap Daffa sambil mengembalikan handphone milik Ridho.

"Ini juga Daf, nomor hp ku," ucap Vira dengan tersenyum sambil memberikan hp miliknya.

"Kamu gak usah Vir, kan tadi perjanjiannya aku cuman minta Ridho buat kirim jawaban tugas tadi pagi," ucap Daffa.

"Gapapa Daf, soalnya kamu udah baik bangeeet," ucap Vira.

"Nggak usah." Ucap Daffa

Ridho mendekati Vira lalu membisikinya, seolah sedang merencanakan sesuatu tanpa sepengetahuan Daffa.

"Mengerti kan?" Bisikan Ridho kepada Vira.

"Oke aku mengerti." Bisikan Vira seakan sudah mengerti rencana mereka.

Vira berjalan ke arah Daffa, lalu menjalankan rencananya.

"Daf rambutmu kenapa?" Ucap Vira.

"Maksudnya?" Ucap Daffa yang bingung lalu memegang rambutnya.

Karena Daffa sedang sibuk merapikan rambutnya, dengan cepat Vira mengambil handphone milik Daffa yang berada di saku celananya, lalu menambahkan nomor kontaknya ke handphone milik Daffa.

"Eh tunggu," ucap Daffa sambil ingin meraih kembali handphone miliknya namun dihadang oleh Ridho.

"Kan kita satu kelas jadi gapapa Daf..." Ucap Ridho sambil menghadang Daffa.

"Sebentar... Okeh nih udah." Ucap Vira sambil mengembalikkan hp milik Daffa.

Daffa mengambil hp miliknya dari Vira, lalu dengan raut wajah yang kaget ia melihat nama kontak Vira di handphone nya yang dinamai Viraa Cantikk, dengan cepatnya Daffa mengganti nama tersebut menjadi Vira, lalu mematikan layar handphone nya.

"Apa yang kau lakukan Vir..." Ucap Daffa dengan raut wajah yang memerah.

Vira membalasnya dengan mengedipkan matanya dan tersenyum manis.

"Oh iya... Aku juga menambahkan kontak milik Syifa lho di handphone milikmu," Ucap Syifa sambil menahan tertawa karena Daffa tidak sadar.

"Apa?!" Ucap Daffa dengan jantungnya yang berdetak sangat kencang karena kaget mendengar perkataan Vira.

"Kamu tidak sadar ya Daf?" Ucap Ridho sambil tertawa.

Mendengarkan perkataan Vira dan Ridho, Daffa segera mengecek kembali daftar kontak miliknya. Mukanya kaget dan Matanya melebar melihat nama My Love terdapat di daftar kontaknya. Ia pun segera menghapus kontak tersebut.

"Percuma kalau kalau dihapus, soalnya udah aku kirim pesan ke kontaknya Syifa," ucap Vira sambil menutupi mulutnya karena menahan tertawa.

"Vira....!" Ucap Daffa dengan ekspresi wajah kesal.

"Hahahaha..." Vira dan Ridho tertawa terbahak-bahak.

"Pesan apa yang kamu kirim tadi?" Tanya Daffa dengan nada kesal.

"P, doank kok." Jawab VIra

"Serius lah Vir?" Tanya Daffa

"Serius lah, masa bohong." Jawab Vira

"Untung itu doang," ucap Daffa sambil mengelus dadanya.

"Cuma bercanda doang Daf, palingan Syifa gak tau siapa pengirimnya," ucap Ridho

"Lain kali aku harus lebih berhati-hati sama kalian berdua." Ucap Daffa

"Hehehe..." Ridho dan Vira tertawa bersamaan.

"Yuk Pulang, dah malem nih," Ucap Vira.

"Iya bener kata Vira, kita pulang sekarang aja Dho," ucap Daffa.

"Oke-oke, aku bayar dulu di kasir." Ucap Ridho saembari mengambil uang di dompetnya.

Daffa melihat jam di handphone miliknya, sedangkan Ridho ke kasir untuk membayar semua makanan yang mereka pesan.

"Daf, kamu itu udah kenal Syifa dari lama?" Tanya Vira sambil menunggu Ridho kembali.

"Enggak kok, baru kenal," jawab Daffa.

"Oh, aku kira udah kenal dari dulu." Ucap Vira.

Ridho kembali setelah membayar di kasir, lalu mereka bertiga menuju keluar restoran Chicken Good.

"Aku pulang duluan ya..." ucap Daffa sambil berjalan pulang ke arah rumahnya.

"Oke Daf," ucap Ridho.

"Sampai jumpa di sekolah besok pagi." Ucap Vira sambil melambaikan tangannya.

Pada saat hampir sampai di belokan, Daffa menoleh ke belakang dan berteriak memanggil Ridho dan Vira.

"Vira...! Tadi pas aku lihat handphone milik Ridho, banyak nomor kontak cewek...!" Daffa berteriak sangat keras sampai-sampai Ridho dan Vira mendengarnya.

"Daffa, kamu ini..." Ucap Ridho dengan kaget karena teriakan Daffa.

"Apa bener yang dikatakan Daffa?!" Tanya Vira dengan wajah menakutkan dan aura yang mengerikan disampingnya.

"Eh... Nggak kok," jawab Ridho dengan raut wajah takut.

"Hahahaha...!" Daffa tertawa keras sambil berlari pulang.

Daffa bergegas berlari pulang ke rumahnya, karena tidak diperbolehkan pulang lebih dari jam 10 oleh ayahnya.

Setelah beberapa menit, Daffa akhirnya sampai di depan rumahnya.

"Sam-pai ju-ga," ucap Daffa dengan nafas yang ngos-ngosan.

Daffa berjalan menuju pintu rumahnya, sesampainya di depan pintu rumah, ia mengetuk pintu.

Tok tok tok....

"Assalamualaikum Yah, ini Daffa." Ucap Daffa sambil mengetuk pintu.

"Waalaikumussalam, iya Daf sebentar ayah ke situ." Ucap ayah.

Ayah Daffa membuka pintu, lalu menyuruh Daffa masuk.

"Sesudah beribadah langsung terus tidur Daf, Ayah juga mau tidur." ucap ayah

"Baik Yah." Ucap Daffa.

Ayah Daffa mengunci pintu lalu masuk ke kamarnya. Sedangkan Daffa ke kamar mandi untuk berwudhu.

Saat sedang mengambil air wudhu, Daffa mendengar suara barang terjatuh.

Brukk...!

Daffa pun mempercepat mengambil air wudhu nya, lalu keluar dari kamar mandi dan menaiki tangga kemudian masuk ke kamarnya.

Selesai beribadah, Daffa mengambil Handphone miliknya lalu mengecek pesan yang dikirim oleh Ridho.

"Ridho mana Ridho, oh ini dia." Ucap Daffa yang mencari pesan Ridho sambil duduk di meja belajarnya.

Dengan mata yang mengantuk, Daffa mengambil catatan bukunya lalu ia mengerjakan tugas sekolahnya sambil mengkoreksi jawaban yang salah menurutnya.

"buset dah, jawabannya ridho panjang-panjang banget gila." Ucap Daffa sambil melihat pesan yang Ridho kirim kepadanya.

Berselang beberapa menit, akhirnya Daffa selesai mengerjakan tugas sekolahnya lalu ia menyiapkan buku-buku yang harus dibawa besok.

Setelah semuanya selesai, Daffa pun segera menuju ke kasur karena dirinya yang sudah sangat mengantuk.

"Selesai juga." Ucap Daffa sambil mengulet dan berjalan ke kasurnya.

Daffa melompat ke kasur dan terpental-pental.

"Akhirnya bisa tidur juga." Ucap Daffa yang sudah berada di kasurnya, lalu ia memejamkan matanya dan tertidur lelap.

Bersambung....

Episodes
1 Bab 1 : Prolog (Fix)
2 Bab 2 : Hujan Yang Dingin
3 Bab 3 : Kucing Pengganggu
4 Bab 4 : Ridho & Vira
5 Bab 5 : Nomor Handphone
6 Bab 6 : Pura-Pura Sakit Perut
7 Bab 7 : Pakaian Olahraga
8 Bab 8 : Mendapat Hukuman
9 Bab 9 : Menunjukkan Kemampuan
10 Bab 10 : Mimpi Buruk?
11 Bab 11 : Telat Pulang
12 Bab 12 : Diculik
13 Bab 13 : Pergi Ke Rumah Vira
14 Bab 14 : Mamah Muda
15 Bab 15 : Dinner Bareng
16 Bab 16 : Terjebak Di Kamar
17 Bab 17 : Perjanjian
18 Bab 18 : Pergi Bersama
19 Bab 19 : Saling Sindir
20 Bab 20 : Mendadak Sakit
21 Bab 21 : Masa Lalu Yang Kelam
22 Bab 22 : Kamar Menjadi Berantakan
23 Bab 23 : Kelakuan Tiga Gadis
24 Bab 24 : Terbangun
25 Bab 25 : Menemukan Komik
26 Bab 26 : Terjatuh Dengannya
27 Bab 27 : Telat Masuk Sekolah
28 Bab 28 : Gadis Berkacamata
29 Bab 29 : Polisi Muda
30 Bab 30 : Kekesalan
31 Bab 31 : Nomor Tak Dikenal
32 Bab 32 : Calon Pacarnya
33 Bab 33 : Anak Kecil Yang Pintar
34 Bab 34 : Kain Pertemanan
35 Bab 35 : Pagi Yang Amat Ramai
36 Bab 36 : Perasaan Yang Sebenarnya
37 Bab 37 : Tertolak
38 Bab 38 : Andai Waktu Bisa Terulang
39 Bab 39 : Penghapus Terbang
40 Bab 40 : Permintaan Maaf
41 Bab 41 : Suasana Kantin Sekolah
42 Bab 42 : Ekstrakurikuler
43 Bab 43 : Ekstrakurikuler 2
44 Bab 44 : Kapten
45 Bab 45 : Keseharian Daffa
46 Bab 46 : Hari Yang Mendung
47 Bab 47 : Kelupaan
48 Bab 48 : Perempuan Aneh
49 Bab 49 : Perasaan Yang Mendalam
50 Bab 50 : Kebohongan Belaka
51 Bab 51 : Nasihat Dari Sang Ibu
52 Bab 52 : Seseorang Tak Diundang
53 Bab 53 : Dia Menghilang?
54 Bab 54 : Seorang Pecundang
55 Bab 55 : Jalan Yang Dipilih
56 Bab 56 : Merasa Kehilangan
57 Bab 57 : Momen Berdua
58 Bab 58 : Bercerita Dengan Si Kembar
59 Bab 59 : Siapa Yang Merencanakannya?
60 [PENGUMUMAN]
61 Bab 60 : Akhir Yang Melelahkan
62 Bab 61 : Gadis Yang Tertidur
63 Bab 62 : Suasana Yang Tak Biasa
64 Bab 63 : Saling Menguntungkan
65 Bab 64 : Aturan Yang Merepotkan
66 Bab 65 : Pedesaan
67 Bab 66 : Dua Jagoan Kampung
68 Bab 67 : Membalas Dendam
69 Bab 68 : Teman Lama
70 Bab 69 : Bertemu Dengan Sang Nenek
71 Bab 70 : Pura-pura Berpacaran
72 Bab 71 : Joging Di Sore Hari
73 Bab 72 : Di Kala Senja
74 Bab 73 : Masalah Yang Dihadapi Syifa
75 Bab 74 : Kehadiran Yang Tak Terduga
76 Bab 75 : Perdebatan Yang Cukup Alot
77 Bab 76 : Penyesalan Tante Intan
78 Bab 77 : Merasakan Rasa Pedih
79 Bab 78 : Sangat Gelisah
80 Bab 79 : Dipenuhi Tatapan Yang Aneh
81 Bab 80 : Kedatangan Murid Baru
82 Bab 81 : Tak Lagi Dipandang Rendah
83 Bab 82 : Daffa Sangatlah Serius
84 Bab 83 : Di Ruangan Kelas Yang Nyaman
85 Bab 84 : Menjadi Pusat Perhatian
86 Bab 85 : Perasaan Yang Terpendam
87 Bab 86 : Berdiskusi Mengenai Akhir Pekan
88 Bab 87 : Ungkapan Sang Putri
89 Bab 88 : Teman Tapi Mesra!
90 Bab 89 : Hanya Sekadar Gurauan
91 Bab 90 : Mendapat Undangan Berpesta
92 Bab 91 : Sahabat Atau Pengkhianat?
93 Bab 92 : Tebak-menebak
94 Bab 93 : Mengutarakan Berbagai Pendapat
95 Bab 94 : Cahaya Di Antara Kegelapan
96 Bab 95 : Mata Yang Bergerak Sendiri
97 Bab 96 : Sebuah Sepeda Keranjang
98 Bab 97 : Anda Salah Orang
99 Bab 98 : Tak Ada Batasan
100 Bab 99 : Teman
101 Bab 100 : Pengakuan Syifa
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1 : Prolog (Fix)
2
Bab 2 : Hujan Yang Dingin
3
Bab 3 : Kucing Pengganggu
4
Bab 4 : Ridho & Vira
5
Bab 5 : Nomor Handphone
6
Bab 6 : Pura-Pura Sakit Perut
7
Bab 7 : Pakaian Olahraga
8
Bab 8 : Mendapat Hukuman
9
Bab 9 : Menunjukkan Kemampuan
10
Bab 10 : Mimpi Buruk?
11
Bab 11 : Telat Pulang
12
Bab 12 : Diculik
13
Bab 13 : Pergi Ke Rumah Vira
14
Bab 14 : Mamah Muda
15
Bab 15 : Dinner Bareng
16
Bab 16 : Terjebak Di Kamar
17
Bab 17 : Perjanjian
18
Bab 18 : Pergi Bersama
19
Bab 19 : Saling Sindir
20
Bab 20 : Mendadak Sakit
21
Bab 21 : Masa Lalu Yang Kelam
22
Bab 22 : Kamar Menjadi Berantakan
23
Bab 23 : Kelakuan Tiga Gadis
24
Bab 24 : Terbangun
25
Bab 25 : Menemukan Komik
26
Bab 26 : Terjatuh Dengannya
27
Bab 27 : Telat Masuk Sekolah
28
Bab 28 : Gadis Berkacamata
29
Bab 29 : Polisi Muda
30
Bab 30 : Kekesalan
31
Bab 31 : Nomor Tak Dikenal
32
Bab 32 : Calon Pacarnya
33
Bab 33 : Anak Kecil Yang Pintar
34
Bab 34 : Kain Pertemanan
35
Bab 35 : Pagi Yang Amat Ramai
36
Bab 36 : Perasaan Yang Sebenarnya
37
Bab 37 : Tertolak
38
Bab 38 : Andai Waktu Bisa Terulang
39
Bab 39 : Penghapus Terbang
40
Bab 40 : Permintaan Maaf
41
Bab 41 : Suasana Kantin Sekolah
42
Bab 42 : Ekstrakurikuler
43
Bab 43 : Ekstrakurikuler 2
44
Bab 44 : Kapten
45
Bab 45 : Keseharian Daffa
46
Bab 46 : Hari Yang Mendung
47
Bab 47 : Kelupaan
48
Bab 48 : Perempuan Aneh
49
Bab 49 : Perasaan Yang Mendalam
50
Bab 50 : Kebohongan Belaka
51
Bab 51 : Nasihat Dari Sang Ibu
52
Bab 52 : Seseorang Tak Diundang
53
Bab 53 : Dia Menghilang?
54
Bab 54 : Seorang Pecundang
55
Bab 55 : Jalan Yang Dipilih
56
Bab 56 : Merasa Kehilangan
57
Bab 57 : Momen Berdua
58
Bab 58 : Bercerita Dengan Si Kembar
59
Bab 59 : Siapa Yang Merencanakannya?
60
[PENGUMUMAN]
61
Bab 60 : Akhir Yang Melelahkan
62
Bab 61 : Gadis Yang Tertidur
63
Bab 62 : Suasana Yang Tak Biasa
64
Bab 63 : Saling Menguntungkan
65
Bab 64 : Aturan Yang Merepotkan
66
Bab 65 : Pedesaan
67
Bab 66 : Dua Jagoan Kampung
68
Bab 67 : Membalas Dendam
69
Bab 68 : Teman Lama
70
Bab 69 : Bertemu Dengan Sang Nenek
71
Bab 70 : Pura-pura Berpacaran
72
Bab 71 : Joging Di Sore Hari
73
Bab 72 : Di Kala Senja
74
Bab 73 : Masalah Yang Dihadapi Syifa
75
Bab 74 : Kehadiran Yang Tak Terduga
76
Bab 75 : Perdebatan Yang Cukup Alot
77
Bab 76 : Penyesalan Tante Intan
78
Bab 77 : Merasakan Rasa Pedih
79
Bab 78 : Sangat Gelisah
80
Bab 79 : Dipenuhi Tatapan Yang Aneh
81
Bab 80 : Kedatangan Murid Baru
82
Bab 81 : Tak Lagi Dipandang Rendah
83
Bab 82 : Daffa Sangatlah Serius
84
Bab 83 : Di Ruangan Kelas Yang Nyaman
85
Bab 84 : Menjadi Pusat Perhatian
86
Bab 85 : Perasaan Yang Terpendam
87
Bab 86 : Berdiskusi Mengenai Akhir Pekan
88
Bab 87 : Ungkapan Sang Putri
89
Bab 88 : Teman Tapi Mesra!
90
Bab 89 : Hanya Sekadar Gurauan
91
Bab 90 : Mendapat Undangan Berpesta
92
Bab 91 : Sahabat Atau Pengkhianat?
93
Bab 92 : Tebak-menebak
94
Bab 93 : Mengutarakan Berbagai Pendapat
95
Bab 94 : Cahaya Di Antara Kegelapan
96
Bab 95 : Mata Yang Bergerak Sendiri
97
Bab 96 : Sebuah Sepeda Keranjang
98
Bab 97 : Anda Salah Orang
99
Bab 98 : Tak Ada Batasan
100
Bab 99 : Teman
101
Bab 100 : Pengakuan Syifa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!