Sesampainya di depan rumah. Daffa melepaskan sepatu lalu mengetuk pintu.
Tok tok tok....
"Iya sebentar," ucap ibu lalu membuka pintunya.
"Loh... kok pakaiannya basah semua, kamu pasti hujan-hujanan ya Daf?" Tanya Bu Pipit yang kaget karena anaknya pulang dengan pakaian yang basah kuyup.
"Ya begitulah Bu, ceritanya panjang," jawab Daffa dengan wajah pasrah.
"Ya udah mandi sana, ibu mau tidur dulu," ucap ibu.
"Okeh, bu." Ucap Daffa.
Daffa segera menuju ke kamar mandi lalu melepas pakaiannya.
"Byur, byur, byur...." Suara Daffa sedang mandi.
Setelah beberapa menit Daffa membersihkan seluruh badannya.
Saat ini Daffa berada di jendela kamar yang berada di lantai dua rumahnya.
"Setelah hujan turun, enaknya tuh gini." Ucap Daffa dengan santai.
Duduk di jendela dengan kaki lurus, menggunakan jaket hitam yang hangat dan sedang bermain game sambil menikmati kopi panas yang baru dibuat. Semua itu sedang Daffa lakukan.
Meong, meong, meong....
Suara Miko, kucing peliharaan ibunya Daffa seakan ia berkata "lapar, lapar, lapar...."
"Hus, hus, pergi sana jangan ganggu" ucap Daffa yang sedang fokus main game.
Karena mendengar perkataan Daffa, Miko marah dan berlari kencang menuju jendela lalu melompat ke arah Daffa sambil mengeong keras.
Meoongg...!
namun Miko malah terpental menuju gelas kopi lalu menumpahkannya, dan tumpahan kopi yang panas itu mengenai kaki Daffa.
"Panas, panas, panas!" Teriak Daffa kepanasan.
"Eh, eh, eh... Aaa....!" Teriak Daffa terjatuh dari lantai 2 rumahnya.
Karena tumpahan kopi mengenai kakinya, Daffa pun kaget kepanasan, lalu tubuhnya tidak seimbang dan terjatuh ke halaman rumahnya.
Brukk....
Aduuh....
"Hampir saja salah mendarat." Ucap Daffa sambil menghela napas.
Dengan merintih kesakitan, Daffa berdiri dan mengusap celananya yang basah karena tumpahan kopi lalu berjalan menuju pintu rumah lalu menaiki tangga dan masuk ke kamarnya.
Daffa melepas jaket dan celananya yang basah dan menggantinya dengan celana yang lain, setelah itu ia melakukan olahraga lompat tali di kamarnya.
Kadang-kadang Daffa meluangkan waktunya untuk melakukan olahraga baik di dalam rumah maupun di luar rumah.
Setelah beberapa menit, Daffa melihat Miko kembali ke kamar Daffa dan duduk menghadap Daffa, lalu menjilati kakinya.
"Eh lu lagi, lu lagi pergi sana hus..." Ucap Daffa sambil menghela napas.
"Meong meong, meong meong meong..."
Miko mengeong seakan berkata
"mampus lu, makanya jangan pelit."
Daffa mendecih kesal terhadap Miko.
"Cih... Kenapa ibu harus memelihara kucing sepertinya, walaupun dia betina dan bulunya putih cantik dia hanya mau dielus-elus oleh ibu tidak dengan pria." Ucap Daffa dengan kesal.
1 tahun yang lalu Miko baru dibeli oleh ibu dari toko hewan. Saat Daffa dan ayahnya ingin mengelus Miko mereka malah langsung dicakar.
"Aku coba mengelusnya lah, siapa tau sekarang udah nggak kayak dulu."
Daffa berhenti bermain tali skippingnya lalu mencoba mendekati si kucing dan duduk disampingnya. Kucing tersebut melihat ke arah Daffa karena instingnya berkata Daffa akan mengelusnya.
Dengan cepat, tangan Daffa menuju ke arah Miko namun sayangnya ditangkis oleh Miko. Miko pun marah lalu mencakarnya.
Meoong...! Meong...! Meong...!
"Aduuh, aduuh, Sakitt anjir."
Daffa berlari ke tempat tidur dan menggunakan selimutnya agar Miko tidak mencakarnya lagi.
Miko pun pergi berlari meninggalkan Daffa yang terbaring di kasur.
"Hadeh... Capek sekali hari ini." Ucap Daffa dengan mendengus.
Karena banyak hal yang terjadi di pagi sampai sore hari itu membuat dirinya kelelahan dan mengantuk, lalu ia tertidur lelap di kasur.
5 jam kemudian....
Kini jam 8 malam, hari sudah gelap, ibu sudah tertidur lelap dan ayah masih belum pulang juga dari kantornya.
Daffa merasa lapar karena dari sore ia belum makan karena bertengkar dengan Miko lalu ia tertidur lelap.
Daffa turun ke bawah mencari makanan namun tidak menemukan apa-apa. Ia pun berinisiatif mencari makanan di luar.
Daffa kembali ke kamar lalu memakai jaket dan menuju keluar rumah dengan berjalan.
Berselang beberapa menit kemudian, Daffa berjalan kesana kemari tapi belum menemukan tempat makan yang ia inginkan.
"Yaelah, mana nih tempat makan yang cocok dengan seleraku." Ucap Daffa dengan mendengus kesal karena kebingungan.
Daffa terus berjalan entah kemana, lalu ia melihat ayahnya sedang berjalan pulang bersama rekan kerjanya. Dia menghampiri ayahnya yang sedang mengobrol sambil berjalan bersama rekannya.
"Yahh..." Teriak Daffa lalu menghampiri ayah.
"Daffa? Kamu ngapain ke sini?" Tanya ayah.
"Lagi cari tempat makan Yah, dari sore Daffa belum makan karena sibuk di kamar, terus... Pas Daffa turun ke bawah gak ada makanan." ucap Daffa terus terang kepada ayahnya.
"Gak bilang ke ibu Daf?" Tanya ayah
"Ibu udah tidur duluan," jawab Daffa.
"Oh, yaudah nih ayah kasih uang, tapi inget jangan sampai pulang lebih dari pukul 10, kalau nggak nanti ayah hukum kamu." ucap ayah sambil menngambil uang Rp.20.000 di sakunya.
"Okeh, makasih Yah." Jawab Daffa.
Daffa menerima uang pemberian ayah lalu berterimakasih kepada ayah.
"Kalau mau cari tempat makan yang enak, kamu tinggal lurus... lalu belok kiri terus belok kanan, nah di situ ada restoran yang namanya Chicken Good," Ucap ayah sambil menunjukkan arah jalan dengan tangannya.
"Oh... Okeh Yah, aku pergi dulu." ucap Daffa
Daffa segera berjalan ke arah yang tadi ditunjukkan oleh ayahnya.
Di sisi lain.
Rekan kerja ayahnya Daffa yaitu Jojo yang berada disamping ayah Daffa bertanya kepadanya sambil berjalan pulang.
"Adi, jadi itu anak kamu ya?" Tanya Pak Jojo.
"Iya Jo, dia anak semata wayangku." Jawab ayah.
"Pantas saja mukanya mirip denganmu Adi. Mungkin saja Daffa juga Pintar, bisa olahraga, jago bela diri sepertimu dulu ya, Di?" Tanya Pak Jojo.
"Gak mungkin Jo, karena dari dulu Daffa itu orangnya selalu menyendiri, dan gak mau cari masalah. Dia juga gak pernah ikut Ekstrakulikuler di sekolahnya, padahal sudah aku nasihati tapi dia jawabnya malah gini
'gak mau yah itu terlalu merepotkan, lebih baik olahraga sendiri bebas mau kapan saja'
begitu." Jawab ayah panjang lebar sambil geleng-geleng kepala.
"Ternyata sifat yang diturunkan oleh mu cuma sifat pendiammu saja yah haha...." Ucap Pak Jojo sambil tertawa terbahak-bahak.
Di sisi Daffa.
Daffa terus berjalan di keramaian, karena saat ini ia berada di pinggir jalan utama, motor dan mobil melaju sangat kencang.
"Dimana yah, perasaan udah Deket," ucap Daffa sambil kebingungan.
Saat Daffa sedang mencari restoran Chicken Good, tiba-tiba ada seorang yang menepuk bahunya dari belakang.
"Copeeet, copeeet..." Ucap Daffa karena kaget bahunya ditepuk.
"Eh copet? Copeeet, Copeeet..." Ucap orang yang menepuk bahu Daffa sambil tengak-tengok ke kanan-kiri.
"Eh ini aku lah, Ridho," ucap Ridho sambil menepuk bahunya Daffa lagi, tapi kali ini lebih keras.
"Ehh... Ternyata Ridho yah terus sama... Viraaa...?! Malam-malam begini..?!" Daffa kaget karena bertemu dengan Ridho yang sedang jalan-jalan bersama Vira.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
eN_Altheir
mantaplah
2022-01-13
1
Maheera Indra
jeujak dulu ya.... kalau sempat Singh ke novel aku juga...
2022-01-09
1