Bab 4 : Ridho & Vira

"Sering malah, kamunya aja yang baru tau Daf," ucap Ridho dengan tersenyum membanggakan diri.

"Eh... Kok bisa? Omong-omong bajumu kenapa basah Dho?" Tanya Daffa dengan kebingungan karena Ridho jalan sama cewek tapi bajunya basah.

"Nanti aku ceritain semuanya, yang lebih penting sini sebentar." Jawab Ridho dengan tergesa-gesa.

Ridho menarik tangan Daffa dan menyeretnya menjauhi Vira lalu merangkul dan membisikinya.

"Kamu menyelamatkanku Daf," ucap Ridho dengan menghela nafas.

"Maksudnya?" Ucap Daffa yang bingung karena perkataan Ridho.

"Aku membuat Vira marah karena suatu hal, kalau gak percaya lihat saja mukanya," ucap Ridho.

Mereka berdua pun melihat muka Vira yang sedang marah.

"Cih, apa lihat-lihat!" Bentak Vira.

Ridho dan Daffa membalik muka dan melanjutkan bisikan mereka.

"Itu sih bukan bikin marah lagi, padahal di sekolahan dia murah senyum lho, kalau begitu aku pergi duluan." Ucap Daffa karena merinding melihat muka Vira.

karena tidak mau terlibat dengan masalah mereka. Daffa ingin pergi, namun ditahan oleh Ridho.

"Tunggu Daf, kumohon kali ini aja bantu temenin aku ya," Ridho memohon kepada Daffa sambil menahan tangannya.

"Enggak, enggak, enggak... Dari lihat mukanya aja pasti kamu udah ngapa-ngapain dia kan?" Ucap Daffa sambil menarik tangannya yang ditahan Ridho.

"Hah?! Mana mungkin aku melakukan nya." Jawab Ridho.

"Terus kalau bukan itu apa?" Tanya Daffa tidak percaya dengan perkataan Ridho.

"Nanti aku jelasin, setelah kamu mau nemeninku ke restoran, mau ya?" Tanya Ridho sambil memohon.

"Yaudah, tapi nanti aku minta jawaban tugas tadi pagi sama traktir aku makan di restoran Chicken Good," jawab Daffa dengan terpaksa karena perutnya sudah keroncongan.

"Okeh, aku sama Vira juga niatnya mau makan di restoran Chicken Good," ucap Ridho.

"Eh... Jadi samaan ya." Ucap Daffa

"Gapapa dah ngikut mereka berdua yang penting nilai tugasku bagus." Ucap Daffa dalam hatinya dengan tersenyum licik.

Setelah melakukan negosiasi yang cukup lama, akhirnya mereka berdua mencapai titik terang.

"Ehem, Aku lapar nih bagaimana kalau kita makan di restoran Chicken Good," Ucap Daffa agar Vira juga ikut ke sana.

"Ayo Ra." Ucap Ridho sambil memasang wajah takut.

Dengan muka takut Ridho menghampiri Vira lalu menggapai tangannya, Daffa hanya bisa melongo melihat Ridho dan Vira bergandengan tangan seperti sedang berpacaran dan dirinya seperti nyamuk yang sedang mengganggu mereka berdua. Mereka bertiga pun berjalan menuju restoran Chicken Good.

Berselang beberapa menit, mereka bertiga sampai di depan restoran Chicken Good lalu masuk dan duduk di meja yang kosong.

Vira memanggil pelayan yang sedang bekerja.

"Sini mba...." Ucap Vira dengan keras sambil melambaikan tangannya.

"Baik, kak."

Salah satu pelayan restoran Chicken Good menghampiri mereka bertiga lalu memberikan daftar menu makanan.

"Ini kak daftar menunya," ucap pelayan sambil memberikan daftar menu ke Vira.

"Kalian mau pesan apa?" Tanya Vira

"Aku, yang spesial aja," ucap Daffa yang tidak sabar karena dari tadi perutnya sudah berbunyi.

"Aku ngikut aja," ucap Ridho dengan muka gugup.

"Yaudah kami pesan tiga spesial chicken. Ucap Vira dengan nada kesal.

"Oke, tunggu beberapa menit ya kak." Pelayan tersebut kembali ke tempatnya.

Karena melihat mereka berdua yang sedang mengalihkan muka satu sama lain dan tidak ada yang mau bicara duluan, Daffa mendengus melihat perilaku mereka, lalu dengan terpaksa ia memulai pembicaraan.

"Jadi kalian itu kenapa?" Ucap Daffa.

"Kamu belum tau kan Daf, kalau aku sama Vira berpacaran?" ucap Ridho.

"Ya aku belum tau, tapi... Tidak mengherankan lagi jika kalian berpacaran setelah apa yang kulihat barusan." Ucap Daffa.

"Oke aku jelasin, jadi sebenarnya kami itu udah bersiap-siap buat nonton film bergenre romance di bioskop berdua, tapi pas udah hampir sampai di jalan, aku malah tersandung karna jalanan yang basah terus aku nyebur ke geneangan air, tapi masalahnya tiketnya ikutan basah, terus pas aku pegang malah robek. Nah itu yang membuat Vira marah." Ucap Ridho panjang lebar.

"Gimana gak marah, padahal udah dandan gini malah gak jadi." Ucap Vira.

"Oh... Jadi begitu ya." Ucap Daffa mencoba memahami perkataan mereka berdua.

Saat Daffa ingin membantu mereka, pelayan restoran Chicken Good berjalan ke arah mereka dengan membawa tiga paket spesial chicken.

"Ini tiga paket spesial chickennya kak." Ucap pelayan tersebut sambil menaruh makanan di meja.

"Kita makan dulu aja, Selamat Makan..." Ucap Daffa.

Karena perut sudah keroncongan dari tadi, dengan cepat Daffa melahap semua makanan tersebut tanpa peduli dilihat teman-temannya. Ridho dan Vira melongo melihat cara makan Daffa yang tergesa-gesa.

Setelah beberapa menit.

Daffa bersendawa karena kekenyangan, ia telah menghabiskan semua makanannya tanpa tersisa. Sedangkan Ridho dan Vira masih belum menghabiskan makanan mereka.

"Terus ini gimana Daf?" Ucap Ridho dengan tergesa-gesa ingin cepat menyelesaikan masalahnya.

"Habiskan dulu makanannya." Ucap Daffa sambil membersihkan mulutnya dengan tisu yang ada di meja.

Ridho dan Vira terus melanjutkan makan-makanan mereka, dan setelah mereka berdua menghabiskannya, Ridho bertanya kembali ke Daffa.

"Jadi?" Tanya Ridho yang tidak sabar dengan jawaban Daffa.

"Ya... Mudah tinggal baikan terus masalah selesai," dengan gampangnya Daffa menjawab seperti menyepelekan masalah mereka.

"Hah....?!" Ucap Ridho dan Vira dengan mata yang melebar.

"Mana bisa begitu," ucap Vira dengan wajah kesal.

"Padahal udah nungguin lama-lama, eh jawabannya cuma gitu doang," ucap Ridho Putus asa.

Daffa bingung dengan reaksi mereka atas jawabannya, lalu Daffa memperjelas perkataannya yang tadi barusan ia ucap.

"Ehem... Jadi gini, walaupun aku gak pernah pacaran dan tidak berpengalaman sama sekali, tapi kan katanya kalian udah pacaran dari SMP, masa dengan masalah sepele gitu aja kalian mau cer– eh maksudnya putus, lebih baik kalian baikkan daripada hubungan yang kalian jalani bertahun-tahun putus gitu aja." Ucap Daffa dengan jelas sembari menguap.

"Hm... Gitu ya," ucap Vira.

"Betul juga," ucap Ridho.

"Eh... Udah ngomong panjang lebar mereka cuma bilang begitu," ucap Daffa dalam hatinya.

Ridho mengajukan jari jentiknya kepada Vira dengan tersenyum dan Vira juga mengajukan jari jentiknya kepada Ridho dengan tersenyum, mereka pun berbaikan.

"Argh... Perasaanku gak enak," ucap Daffa dalam hatinya.

"Lain kali jangan diulangi lagi lho," ucap Vira sambil tersenyum manis

"Iya..." Ucap Ridho sambil tersenyum bahagia.

Ridho dan Vira mendekatkan diri lalu berpelukan. Daffa yang kaget melihatnya langsung berbalik badan menghadap ke belakang, namun naas bukannya tembok ternyata belakangnya itu kaca, dan Daffa pun melihat adegan mereka berpelukan.

"Arghh... Sial..." Ucap Daffa dalam hatinya dengan muka kesal sambil menggigit bibirnya.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Vigiani Nurike

Vigiani Nurike

jejak🤩
Salam hangat dari one day in your life y kk🥰

2022-01-13

1

Snowball Power

Snowball Power

Aku mampir. Jika berkenan Mampir juga yuk di novel Aku "MAKNA PERNIKAHAN"

2022-01-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Prolog (Fix)
2 Bab 2 : Hujan Yang Dingin
3 Bab 3 : Kucing Pengganggu
4 Bab 4 : Ridho & Vira
5 Bab 5 : Nomor Handphone
6 Bab 6 : Pura-Pura Sakit Perut
7 Bab 7 : Pakaian Olahraga
8 Bab 8 : Mendapat Hukuman
9 Bab 9 : Menunjukkan Kemampuan
10 Bab 10 : Mimpi Buruk?
11 Bab 11 : Telat Pulang
12 Bab 12 : Diculik
13 Bab 13 : Pergi Ke Rumah Vira
14 Bab 14 : Mamah Muda
15 Bab 15 : Dinner Bareng
16 Bab 16 : Terjebak Di Kamar
17 Bab 17 : Perjanjian
18 Bab 18 : Pergi Bersama
19 Bab 19 : Saling Sindir
20 Bab 20 : Mendadak Sakit
21 Bab 21 : Masa Lalu Yang Kelam
22 Bab 22 : Kamar Menjadi Berantakan
23 Bab 23 : Kelakuan Tiga Gadis
24 Bab 24 : Terbangun
25 Bab 25 : Menemukan Komik
26 Bab 26 : Terjatuh Dengannya
27 Bab 27 : Telat Masuk Sekolah
28 Bab 28 : Gadis Berkacamata
29 Bab 29 : Polisi Muda
30 Bab 30 : Kekesalan
31 Bab 31 : Nomor Tak Dikenal
32 Bab 32 : Calon Pacarnya
33 Bab 33 : Anak Kecil Yang Pintar
34 Bab 34 : Kain Pertemanan
35 Bab 35 : Pagi Yang Amat Ramai
36 Bab 36 : Perasaan Yang Sebenarnya
37 Bab 37 : Tertolak
38 Bab 38 : Andai Waktu Bisa Terulang
39 Bab 39 : Penghapus Terbang
40 Bab 40 : Permintaan Maaf
41 Bab 41 : Suasana Kantin Sekolah
42 Bab 42 : Ekstrakurikuler
43 Bab 43 : Ekstrakurikuler 2
44 Bab 44 : Kapten
45 Bab 45 : Keseharian Daffa
46 Bab 46 : Hari Yang Mendung
47 Bab 47 : Kelupaan
48 Bab 48 : Perempuan Aneh
49 Bab 49 : Perasaan Yang Mendalam
50 Bab 50 : Kebohongan Belaka
51 Bab 51 : Nasihat Dari Sang Ibu
52 Bab 52 : Seseorang Tak Diundang
53 Bab 53 : Dia Menghilang?
54 Bab 54 : Seorang Pecundang
55 Bab 55 : Jalan Yang Dipilih
56 Bab 56 : Merasa Kehilangan
57 Bab 57 : Momen Berdua
58 Bab 58 : Bercerita Dengan Si Kembar
59 Bab 59 : Siapa Yang Merencanakannya?
60 [PENGUMUMAN]
61 Bab 60 : Akhir Yang Melelahkan
62 Bab 61 : Gadis Yang Tertidur
63 Bab 62 : Suasana Yang Tak Biasa
64 Bab 63 : Saling Menguntungkan
65 Bab 64 : Aturan Yang Merepotkan
66 Bab 65 : Pedesaan
67 Bab 66 : Dua Jagoan Kampung
68 Bab 67 : Membalas Dendam
69 Bab 68 : Teman Lama
70 Bab 69 : Bertemu Dengan Sang Nenek
71 Bab 70 : Pura-pura Berpacaran
72 Bab 71 : Joging Di Sore Hari
73 Bab 72 : Di Kala Senja
74 Bab 73 : Masalah Yang Dihadapi Syifa
75 Bab 74 : Kehadiran Yang Tak Terduga
76 Bab 75 : Perdebatan Yang Cukup Alot
77 Bab 76 : Penyesalan Tante Intan
78 Bab 77 : Merasakan Rasa Pedih
79 Bab 78 : Sangat Gelisah
80 Bab 79 : Dipenuhi Tatapan Yang Aneh
81 Bab 80 : Kedatangan Murid Baru
82 Bab 81 : Tak Lagi Dipandang Rendah
83 Bab 82 : Daffa Sangatlah Serius
84 Bab 83 : Di Ruangan Kelas Yang Nyaman
85 Bab 84 : Menjadi Pusat Perhatian
86 Bab 85 : Perasaan Yang Terpendam
87 Bab 86 : Berdiskusi Mengenai Akhir Pekan
88 Bab 87 : Ungkapan Sang Putri
89 Bab 88 : Teman Tapi Mesra!
90 Bab 89 : Hanya Sekadar Gurauan
91 Bab 90 : Mendapat Undangan Berpesta
92 Bab 91 : Sahabat Atau Pengkhianat?
93 Bab 92 : Tebak-menebak
94 Bab 93 : Mengutarakan Berbagai Pendapat
95 Bab 94 : Cahaya Di Antara Kegelapan
96 Bab 95 : Mata Yang Bergerak Sendiri
97 Bab 96 : Sebuah Sepeda Keranjang
98 Bab 97 : Anda Salah Orang
99 Bab 98 : Tak Ada Batasan
100 Bab 99 : Teman
101 Bab 100 : Pengakuan Syifa
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1 : Prolog (Fix)
2
Bab 2 : Hujan Yang Dingin
3
Bab 3 : Kucing Pengganggu
4
Bab 4 : Ridho & Vira
5
Bab 5 : Nomor Handphone
6
Bab 6 : Pura-Pura Sakit Perut
7
Bab 7 : Pakaian Olahraga
8
Bab 8 : Mendapat Hukuman
9
Bab 9 : Menunjukkan Kemampuan
10
Bab 10 : Mimpi Buruk?
11
Bab 11 : Telat Pulang
12
Bab 12 : Diculik
13
Bab 13 : Pergi Ke Rumah Vira
14
Bab 14 : Mamah Muda
15
Bab 15 : Dinner Bareng
16
Bab 16 : Terjebak Di Kamar
17
Bab 17 : Perjanjian
18
Bab 18 : Pergi Bersama
19
Bab 19 : Saling Sindir
20
Bab 20 : Mendadak Sakit
21
Bab 21 : Masa Lalu Yang Kelam
22
Bab 22 : Kamar Menjadi Berantakan
23
Bab 23 : Kelakuan Tiga Gadis
24
Bab 24 : Terbangun
25
Bab 25 : Menemukan Komik
26
Bab 26 : Terjatuh Dengannya
27
Bab 27 : Telat Masuk Sekolah
28
Bab 28 : Gadis Berkacamata
29
Bab 29 : Polisi Muda
30
Bab 30 : Kekesalan
31
Bab 31 : Nomor Tak Dikenal
32
Bab 32 : Calon Pacarnya
33
Bab 33 : Anak Kecil Yang Pintar
34
Bab 34 : Kain Pertemanan
35
Bab 35 : Pagi Yang Amat Ramai
36
Bab 36 : Perasaan Yang Sebenarnya
37
Bab 37 : Tertolak
38
Bab 38 : Andai Waktu Bisa Terulang
39
Bab 39 : Penghapus Terbang
40
Bab 40 : Permintaan Maaf
41
Bab 41 : Suasana Kantin Sekolah
42
Bab 42 : Ekstrakurikuler
43
Bab 43 : Ekstrakurikuler 2
44
Bab 44 : Kapten
45
Bab 45 : Keseharian Daffa
46
Bab 46 : Hari Yang Mendung
47
Bab 47 : Kelupaan
48
Bab 48 : Perempuan Aneh
49
Bab 49 : Perasaan Yang Mendalam
50
Bab 50 : Kebohongan Belaka
51
Bab 51 : Nasihat Dari Sang Ibu
52
Bab 52 : Seseorang Tak Diundang
53
Bab 53 : Dia Menghilang?
54
Bab 54 : Seorang Pecundang
55
Bab 55 : Jalan Yang Dipilih
56
Bab 56 : Merasa Kehilangan
57
Bab 57 : Momen Berdua
58
Bab 58 : Bercerita Dengan Si Kembar
59
Bab 59 : Siapa Yang Merencanakannya?
60
[PENGUMUMAN]
61
Bab 60 : Akhir Yang Melelahkan
62
Bab 61 : Gadis Yang Tertidur
63
Bab 62 : Suasana Yang Tak Biasa
64
Bab 63 : Saling Menguntungkan
65
Bab 64 : Aturan Yang Merepotkan
66
Bab 65 : Pedesaan
67
Bab 66 : Dua Jagoan Kampung
68
Bab 67 : Membalas Dendam
69
Bab 68 : Teman Lama
70
Bab 69 : Bertemu Dengan Sang Nenek
71
Bab 70 : Pura-pura Berpacaran
72
Bab 71 : Joging Di Sore Hari
73
Bab 72 : Di Kala Senja
74
Bab 73 : Masalah Yang Dihadapi Syifa
75
Bab 74 : Kehadiran Yang Tak Terduga
76
Bab 75 : Perdebatan Yang Cukup Alot
77
Bab 76 : Penyesalan Tante Intan
78
Bab 77 : Merasakan Rasa Pedih
79
Bab 78 : Sangat Gelisah
80
Bab 79 : Dipenuhi Tatapan Yang Aneh
81
Bab 80 : Kedatangan Murid Baru
82
Bab 81 : Tak Lagi Dipandang Rendah
83
Bab 82 : Daffa Sangatlah Serius
84
Bab 83 : Di Ruangan Kelas Yang Nyaman
85
Bab 84 : Menjadi Pusat Perhatian
86
Bab 85 : Perasaan Yang Terpendam
87
Bab 86 : Berdiskusi Mengenai Akhir Pekan
88
Bab 87 : Ungkapan Sang Putri
89
Bab 88 : Teman Tapi Mesra!
90
Bab 89 : Hanya Sekadar Gurauan
91
Bab 90 : Mendapat Undangan Berpesta
92
Bab 91 : Sahabat Atau Pengkhianat?
93
Bab 92 : Tebak-menebak
94
Bab 93 : Mengutarakan Berbagai Pendapat
95
Bab 94 : Cahaya Di Antara Kegelapan
96
Bab 95 : Mata Yang Bergerak Sendiri
97
Bab 96 : Sebuah Sepeda Keranjang
98
Bab 97 : Anda Salah Orang
99
Bab 98 : Tak Ada Batasan
100
Bab 99 : Teman
101
Bab 100 : Pengakuan Syifa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!